Hari demi hari, hingga dua minggu telah beralu. semakin hari hubunganku dengan Vivian semakin romantis saja. bahkan tak jarang ciuman kasih sayang saling kami lontarkan, baik itu didalam chat, telepon, panggilan Video, maupun secara langsung.
namun kami tidak akan melangkah lebih jauh daripada itu, karena kami akan menjaga itu sampai saat malam pertama kami jika kami suatu saat sudah menikah.
"Hoaamm.." aku baru saja terbangun dari tempat tidurku.
"wahh.. sudah jam 8 pagi" batinku berkata sesaat aku melihat jam kecil yg berada dimeja kecil tepat disamping tempat tidurku.
tanpa banyak yg kulakukan, aku langsung mengambil handuk dan menuju kamar mandi.
beberapa saat akupun sudah selesai dengan urusanku dikamar mandi dan hendak menuju kamarku dengan handuk yg melingkar dipinggangku.
"tok tok tok" seseorang mengetuk pintu rumahku.
"Sayang, buka pintunya" suara Vivian memanggilku agar segera dibukakan pintu.
"hah? ngapain tu calon bini pagi-pagi begini udh mampir kesini" kataku dalam hati dengan rasa senang.
"iya sabar" aku berjalan menuju pintu dan membukanya.
"sayang baru selesai mandi?" kata Vivian sembari berlalu ke dapur dan menaruh sesuatu.
"apa itu sayang?" aku bertanya penasaran dengan apa yg ia bawa.
"udah, buruan pakai baju, Vivian mau masak untuk kak Zwan" timpalnya kepadaku.
"emang Vivian bisa masak?" tanyaku ragu.
"eit.. gini-gini Vivian bisa masak loh. gimana Vivian akan ngerawat kak Zwan kalo Vivian gk bisa masak" jawabnya dengan bangga.
"Orang kaya seperti Vivian masih bisa mikirin masak untuk suami? biasanya kan orang sekelas Vivian selalu mikirin karir dan menyewa jasa pengurus rumah" aku mengungkapkan apa yg aku tahu.
"gak semua wanita berfikir begitu dong kak. bagi Vivian, kak Zwan tetap prioritas" sahutnya sehingga membuatku tersenyum bangga.
"udah buruan pakai pakaianmu kak, jangan ganggu Vivian masak" dia mengusirku dari dapur kostku sendiri.
"yg menyewa kost siapa, yg diusir siapa" kataku dengan pelan seolah keki dan berlalu menuju kamarku.
"yg menyewa kost adalah kekasihku, jadi Vivian punya hak untuk mengusir siapapun dari sini" katanya padaku dengan senyum manis dibibirnya saat aku akan memasuki pintu kamar.
aku menyelesaikan semua urusanku dikamar, dan Vivian menyelesaikan semua urusannya didapur.
setelah aku selesai memakai pakaian, aku yg tak pernah sisiran jika tidak kemana-mana langsung menuju dapur untuk menghampiri kekasihku yg sedang asik memasak sesuatu.
"hmm.." aku memeluk kekasihku dari belakang saat dia sedang menggoreng sesuatu.
"Udah ih sana.. tunggu Vivian diruang tamu aja." sekali lagi dia mengusirku.
"Oke deh, aku tunggu diruang tamu ya?" kataku sambil mencium pipi kanan dan kirinya lalu berjalan menuju kursi ruang tamu.
beberapa menit kemudian..
"Hidangan sudah siap tuan ku.." katanya seolah aku seorang raja dan dia berjalan menuju meja ruang tamu membawa hasil masakannya.
"wahh.. nasi goreng seafood" kataku merespon apa yg aku lihat.
"Ini spesial untuk kak Zwan, kekasihku tercinta" katanya dengan nada genit.
tak sabar, akupun langsung menyantap makanan yg ia hidangkan kepadaku.
"bagaimana rasanya sayang?" kata Vivian dengan penasaran dan memasang wajah cemas.
"enak kok sayang" kataku lalu terus melanjutkan makan ku.
"Syukur deh kalo gitu, lain kali Vivian buatkan masakan lainnya" katanya gembira.
"buat yg enak lagi ya" kataku pada Vivian
"tentu dong, kan Vivian sudah bilang kalau kak Zwan itu akan Vivian prioritaskan" katanya dengan penuh cinta.
karena bosan di kost, sementara pada hari itu aku memang sedang libur bekerja, kami memutuskan untuk pergi ke mall yg berada tidak jauh dari tempatku.
"Sayang, ayo kita lihat itu" dia menunjuk kearah salah satu toko cincin.
"wahhh.. itukan toko cincin sayang, emang mau lamaran?" candaku pada Vivian.
"Yee, emang beli cincin hanya untuk lamaran kah? gak kan? kita bisa beli cincin couple" dia menjelaskan padaku.
"ayo lah" kataku tanpa ada alasan lagi.
kamipun berjalan kearah toko itu.
"ada yg bisa saya bantu mas, mbak?" tanya seorang gadis muda, dia adalah penjaga toko itu.
"ada cincin couple gak?" Vivian bertanya pada penjaga itu.
"ada mbak, tunggu sebentar ya" pinta penjaga toko itu.
"ini mbak, saya perlihatkan beberapa cincin couple" kata penjaga itu sembari mencuri pandang kearahku seakan ingin berkenalan denganku. namun dia tidak sadar kalau mata Vivian sedang memperhatikannya.
"Ohh.. sepertinya semuanya kurang cocok.. kami mau cari tempat lain dulu, nanti kami kembali kesini lagi kalau tidak mendapatkannya ditempat lain" kata Vivian seolah sudah melihat semua cincin itu. dan padahal semua cincin itu baru saja dikeluarkan penjaga toko itu.
"Ayo sayang. kita ketempat lain dulu" ucapan Vivian ketus, dan dia menarik tanganku untuk pergi.
"emang sayang sudah melihat semua cincin tadi?" kataku sembari mengikuti langkahnya.
"gak" jawabnya singkat.
"lah.. terus?" aku bertanya seakan meminta penjelasan darinya.
"Vivian hanya memperhatikan gadis itu" jawab Vivian.
"emangnya Vivian mau beli cincin atau mau beli penjaga tokonya? kok malah perhatikan penjaga tokonya?" kataku sambir bergurau.
"dia melirik kak Zwan terus sih. apa coba maksudnya, ngebuat Vivian jadi jengkel aja" jelas Vivian seakan diselimuti cemburu.
"Hahaha.. yaudah kita cari ditempat lain" aku mengiyakannya agar dapat meredakan kecemburuannya.
lelah rasanya kaki ku mengikuti langkah Vivian kesana kemari, berputar-putar dari toko ke toko, dan akhirnya Vivian mendapatkan apa yg ia inginkan disalah satu toko.
cincin couple yg Vivian pilih tidak terlalu banyak ukiran dan hiasan sehingga cocok jika dipakai oleh seorang laki-laki. bahkan terlihat simpel namun tidak menghilangkan kesan mewah dan romantisnya.
"berapa mbak?" tanyaku pada pegawai toko yg terlihat sudah berumur 35 sampai 40 tahun itu.
"eit.. tunggu dulu.." Vivian menghentikanku..
"Sayang, tolong belikan aku minuman dingin sebentar dong, kaki Vivian sudah lelah banget untuk berjalan, tapi Vivian juga haus banget" katanya padaku.
Akupun langsung mencari tempat yg menjual minuman kaleng karena tidak tega melihat Vivian kelelahan.
setelah aku mendapatkan apa yg aku cari, aku langsung buru-buru kembali ke toko dimana Vivian menunggu.
"sayang, ini minumannya" kataku menyodorkan sebuah minuman kaleng.
"terima kasih kesayanganku" kata Vivian manja.
"berapa mbak harga cincinnya?" kataku sambil menarik dompet di saku celanaku.
"sudah dibayar sama nona cantik ini kok mas" jelas penjaga toko itu padaku.
"Hmmm.." gumamku sambil melirik Vivian dengan sorot mata sedikit tajam.
"Hehehe.. maaf sayang, Vivian gak mau kalau kak Zwan sampai boros cuma karena belikan sesuatu untuk Vivian. Vivian kan sayang banget sama kak Zwan" rayunya padaku agar aku tidak marah dan kesal.
" nona cantik ini perhatian banget ya mas, beruntung loh mas bisa dapetin wanita seperti nona ini" kata penjaga toko itu.
"hehehe.. iya dong. aku kan harus ngertiin pacarku juga" kata Vivian kepada penjaga toko itu, lalu Vivian menggandeng tanganku dan pergi dari toko itu.
Sudah seharian kami habiskan waktu untuk bersama, mulai dari Vivian memasak nasi goreng seafood untukku, membeli cincin couple di mall, makan di restoran yg berada di mall itu, sampai bermain di Fun World (tempat pusat bermain. mulai dari tempat bermain balita bahkan sampai yg tua) yg ada di mall itu.
sampai hari menjelang sore dan kami memutuskan untuk pulang dan beristrahat.
tak butuh waktu lama kami sudah tiba di depan kostku..
seperti biasa, Vivian selalu mencium punggung tanganku sebelum kami berpisah. lalu aku berjalan menuju pintu kost ku.
"Sayang, besok masih libur kerja kan?" Vivian bertanya padaku sesaat aku tiba didepan pintu kostku.
"sabtu dan minggu kan biasanya kak Zwan selalu libur" Vivian melanjutkan ucapannya.
"iya sayang, memangnya kenapa?" ucapku
"jangan kemana-mana ya, besok Vivian jemput. jangan lupa pakai pakaian yg rapi" jelas Vivian kepadaku dan langsung mengendarai mobilnya.
akupun penasaran dan bingung atas apa yg Vivian sampaikan barusan.
"emangnya dia mau ngapain ya besok?" tanyaku dalam hati.
"ahh.. sudahlah.. asalkan bisa membuat dia senang, kemanapun akan aku temani" aku membatin sembari masuk kedalam kostku.
karena kelelahan, setelah aku mandi aku langsung menuju tempat tidurku. tidak lupa ritual yg kulakukan setiap malam sebelum aku tidur. yaitu telponan dengan Vivian, dan setelahnya kami tertidur.
keesokan paginya setelah mandi dan memilih pakaian yg rapi, aku menuju ke warung makan bi Leha.
"hayoo.. kemarin abis jalan sama Vivian ya?" tanya Fitri sedikit usil padaku.
"iya Fit, hehehe" jawabku simpel.
"Moga langgeng ya kak" kata Fitri sambil tersenyum.
Tak lama setelah aku dan Vivian resmi pacaran, Fitri memang sudah mengetahui kalau aku dan Vivian telah pacaran. Vivian sendiri yg menceritakannya saat di kampus mereka.
Jadi wajar saja dia mendoakan kami langgeng seakan dia mengetahui kalau kami sedang pacaran.
"Iya Fit, makasih ya" aku berterimakasih pada Fitri, karena dia juga yg memperkenalkanku pada Vivian.
"ehh.. rapi amat, mau kemana?" tiba-tiba bi Leha datang entah darimana dan bertanya padaku.
"gak tau ni bi, diajak pacarku trus disuruh pakai pakaian rapi" aku menjelaskan pada bi Leha.
"pacar? emang kamu udh ada pacar nak Zwan? kapan kamu dapat pacar?" tanya bi Leha serius.
"udah ada bi, baru sekitar setengah bulan lah bi, pacarku teman kampusnya Fitri" jawabku.
"Teman kampus Fitri? Ohh.. masih semester 1 juga dong kalau begitu." kata bi Leha mengingat Fitri juga baru Semester pertama.
"iya bi, benar" kataku membenarkan ucapan bi Leha.
Saat aku, Fitri, dan bi Leha sedang asik mengobrol, sebuah mobil Sport mewah terparkir didepan rumah makan bi Leha.
"Brummm.." mobil itu berhenti tepat didepan kami.
"What??" Aku, bi Leha, dan Fitri terkejut melihat siapa yg keluar dari mobil Sport mewah buatan para ahli perancang mobil balap F1 itu.
"Halo semuanya.." sapa orang itu pada kami.
-Bersambung-
(*Note* mohon maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan kata dan ceritanya tidak menarik, maklumlah Authornya baru pertamakali membuat novel :D*)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments