Cinta Yang Sederhana

"wah kalian semua sudah sampai disini? sejak kapan?" aku bertanya pada rombongan yg sedang asik memandang pemandangan alam yg indah bak dalam lukisan.

"sejak doi berada dalam fikiranmu" Didi asal berkata seadanya.

"gue nanya malah dikacangin" Arman berkata dengan kesal. dan Roy hanya tertawa kecil mendengarnya.

"gue cuma lagi mikirin seseorang aja man" aku menjelaskan apa yg ada dalam fikiranku.

"Mikirin siapa emangnya sih bor? lu macam manusia aja bisa mikir" Celoteh Arman dengan santai sambil membuatkan kopi untuk Roy dan Aku.

"jadi gini bor..." belum selesai aku melanjutkan ucapanku tiba-tiba Didi memotong ucapanku.

"jadi gimana.. jadi gimana?" kata Didi sambil mengubah posisi duduknya sehingga menghadap kearahku dengan dagu diatas kepalan tangannya dan memasang wajah yg sok serius tepat dihadapan wajahku seolah benar-benar ingin menyimak.

"jauhin muka lu dari gua" kataku sambil mendorong wajahnya yg hanya berjarak 30 centimeter sehingga menjauh.

"benar-benar romantis ya kalian berdua, baru saja ketemu sudah mau berciuman" sindir Roy dengan senyuman rasa jijik dibibirnya.

"jadi kalian mau mendengarkan atau tidak?" nada bicaraku sedikit tinggi karena kesal.

"sudah, jgn emosi. ini minum kopi dulu biar bisa santai ngobrolnya" begitulah Arman menengahi kami yg sedang bergurau.

Arman adalah tipe orang yg sangat tenang dan bijak sana.

"lah, nay kemana? kok lu yg buat kopi?" kata Roy kepada Arman.

"tuh lagi nelpon dipinggir jalan dekat parkiran" tunjuk Arman dari tempat kami yaitu lantai 3 cafe itu kearah Nay yg sedang menelpon seolah sedang menunggu orang yg berbicara didalam telponnya dipinggir jalan.

Benar saja, tidak sampai 1 menit datanglah 2 mobil sedan mewah berwarna silver metalik dan putih masuk kedalam area parkir.

setelah pintu mobil silver itu terbuka nampak 2 orang wanita berambut hitam kecoklatan panjang sebahu dan memiliki poni yg panjangnya sealis matanya. dan wanita satunya mempunyai rambut bergelombang sepunggungnya.. mereka adalah Sera Arsyad, kekasih Arman. dan Septia Prety Phitaloka, Kekasih Roy.

Sementara dimobil berwarna Putih nampak 2 orang wanita lainnya. yg satu adalah wanita sedikit tomboy bernama Widiya Virginia, kekasih Nay.

satu lagi wanita bertopi bundar berwana putih yg ramah bernama Umayah Indira, kekasih Didi.

"Astaga, sebenarnya apa yg aku lakukan disini" pertanyaan konyol ini terlintas difikiranku sambil memasang wajah lesu.

"mereka semua nampak sedang kencan ganda, bahkan ada empat pasangan super meresahkan yg berada bersamaku" gumamku sendiri karena kesal dan sudah pasti menjadi satu-satunya orang yg paling konyol seperti obat nyamuk diantara mereka.

"maaf ya kalau kami telat, jalanan macet" kata Sera.

"iya nih, ingin sekali rasanya kuberi tinju pengguna motor tadi, tidak tahu jalanan macet apa? sampai menghidupkan klakson motor tepat didekat telingaku" kata widiya kesal atas perjalannya tadi.

Septia dan Umay hanya tersenyum saja menanggapi emosi teman wanitanya itu.

"kenapa gak pulang aja kalian, daripada kesal terkena macet" kataku sedikit jengkel karena kejombloanku sendiri.

"yee. bilang aja kalau kamu iri karena jomblo" begitulah kata Sera sembari mereka duduk disamping pasangannya masing-masing.

"Hadeh" keluhku pelan sambil menenggelamkan wajahku diatas lipatan kedua tanganku yg sedari tadi berada diatas meja.

"Cling" suara pesan di Hp ku tiba-tiba berbunyi.

"wah.. Vivian..!!" aku terkejut ketika pesan itu berasal dari seseorang yg aku tunggu sedari pagi tadi dan langsung saja kubaca.

"Maaf kak Zwan, Vivian baru saja selesai bertemu dosen, dan baru saja selesai jam 11 ini" Vivian menjelaskan alasannya telat membalas pesan.

"iya gapapa kok, Vivian langsung cari kantin trus makan gih" kataku seolah memberi perhatian.

entah mengapa moodku terasa seperti berubah 180 derajat, yg sejak awal merasa badmood sekarang menjadi sangat bahagia. bahkan tidak memperdulikan orang-orang disekitarku lagi.

itu karena fokusku hanya kearah layar Hp ku.

"pengennya sih makan bareng kak Zwan. hehehe" kata Vivian manja.

"wah.. ada apa ini? kenapa jantungku berdebar kencang?" aku bergumam dalam hati.

"nanti ada yg marah kalau aku ajak Vivian makan bareng aku" kataku mencoba untuk tetap tenang.

"siapa yg akan marah? suka-suka Vivian dong mau makan dengan siapapun, apalagi kalau makan dengan kak Zwan, gk perduli orang mau ngomong apapun yg penting Vivian suka" jelas Vivian kepadaku.

"Apa? Suka? suka gimana maksudnya tuh?" aku mulai salah tingkah dan wajahku memerah.

"pokoknya suka, gk boleh tanya alasannya kecuali kalau kak Zwan mau ajak Vivian makan" Vivian semakin membuatku penasaran.

"Gimana kalau besok malam? aku jemput Vivian ditempat Vivian. beritahu saja alamatmu besok malam pasti aku jemput" sambil berharap Vivian mau menerima ajakanku.

"gak usah kak, nanti Vivian yg jemput kakak pakai mobil Vivian, gaboleh nolak, titik" tegas Vivian.

"Oke deal" tanpa berpikir panjang aku mengiyakan perkataan Vivian serta menyudahi pesan chat kami.

"Wooooy..!!" teriak Didi tepat ditelingaku. sontak aku terkejut dan reflek mendorong wajah Didi kearah Roy dan.... cup!! kening Roy dicium Didi tanpa sengaja.

kami yg melihat adegan itu terbelalak melihatnya seolah mata kami akan melompat keluar.

Roy dan Didi pun saling pandang dengan perasaan syok sesaat kejadian itu berlalu.

"Wahahahaha..!!!" Nay sudah tidak tahan lagi untuk menahan tawanya dan disambut tawa oleh kami semua.

hari semakin gelap, nampak lampu-lampu dari gedung dan rumah seperti kilauan bintang kecil. bintang dilangitpun terlihat sama terangnya, seolah kita sedang melihat bintang melalui genangan air yg jernih, atau melihat bintang melalui cermin yg tergeletak dibawah.

suara aliran sungai kecil yg jernih tepat didekat Cafe itu menambah keromantisan disekitar Cafe.

Begitulah indahnya pemandangan malam disini, jadi wajar saja kalau Nay menamai Cafenya SKY VIEW CAFFEE.

Aku mencoba mengambil beberapa foto keindahan yg sedang aku lihat dan mengirimkan beberapa foto itu kepada Vivian.

Tak berselang lama Hp ku berdering, rupanya Vivian melakukan panggilan Video kepadaku, akupun menjauh dari teman-temanku dan menerima panggilan Video itu sambil membelakangi pemandangan yg indah di SKY VIEW CAFFEE itu.

"Assalamu'alaikum Vivian" kataku mengawali percakapan.

"Wah.. itu dimana kak Zwan? Indah Banget, Vivian mau kesana" rengek Vivian dengan manja.

"Vivian kok gak ngejawab salam dari aku?" tanyaku.

"ohh iya maaf khilaf, Wa'alaikumsalam kak Zwan, maaf ya tadi Vivian terpesona sama keindahan yg ada disana" dia menjelaskan alasannya kepadaku.

"itu?" sambil jari telunjukku mengarah kepemandangan indah yg ada dibelakangku.

"bukan, tapi pemandangan indah yg tepat didekat layar Hp kak Zwan" ucapnya membuat wajahku memerah.

ya, pemandangan indah yg dimaksud Vivian adalah wajahku sendiri.

"kok diem sih? yeee.. dipuji kok malah merah seperti tomat wajahnya. hehehehe" Vivian tertawa senang.

"Vivian mau gak kalau besok malam aku ajak kesini?" aku bertanya pada Vivian.

"Mau...!!! tentu sangat mau. kak Zwan beneran ajak Vivian kesana ya besok, awas aja kalau sampai gak kesana" Vivian berkata sambil berteriak kesenangan.

"besok jam tujuh malam kita kesini, aku tunggu di kostku ya?" ucapku padanya.

"Siap.. Vivian pasti ketempat kak Zwan kok besok" Ucapnya seolah berjanji padaku.

"Yaudah kalau begitu aku mau kumpul dengan teman lagi, gak enak kalau aku tinggalin mereka lama-lama, kami kesini sengaja untuk kumpul bareng" aku mencoba menjelaskan alasanku menyudahi panggilan Video kepada Vivian.

"Ohh lagi kumpul sama kawan ya? laki atau cewek? berapa orang? trus ngapain aja disana?" Pertanyaan bertubi-tubi dari Vivian seakan mengintrogasiku.

"sama laki dan cewek, temanku ada 8 orang, 4 laki dan 4 cewek, mereka berpasangan kecuali aku, dan kami hanya berkumpul dan mengobrol sembari melihat pemandangan." aku menjawab semua pertanyaan Vivian tanpa protes.

"Ohh.. mereka berpasangan ya? trus kak Zwan sendiri? sudah jangan sedih, kan ada Vivian. besok kita kesana ya, berdua aja pokoknya" sekali lagi Vivian mencoba menegaskan kepadaku.

"Iya Vivian, janji deh kita berdua aja" akhirnya aku berjanji kepada Vivian.

"Yaudah kalau mau lanjut kumpul dengan temannya, Vivian jg mau istrahat dulu. sudah jam 10 malam." ucapnya kepadaku.

"yaudah, Assalamu'alaikum Vivian"

"*Wa'alaikumsalam kak Zwan sayang"

"tuu...t*" Panggilan Video pun terputus.

"......" aku mematung tanpa berbicara dan bergerak.

"deg.. deg.. deg.. deg.." suara detak jantungku seakan terdengar oleh telingaku sendiri.

"aku tidak bermimpi kan? dan apa yg aku dengar kemarin malam adalah sebuah kenyataan kan?" kataku dalam hati.

aku tidak dapat berfikir jernih. Dunia ini seolah berhenti sejenak ketika Vivian mengucapkan kata SAYANG kepadaku.

"Woy.. ngapain lu ngelamun disitu, ayo kita udh mau pulang nih" suara teriakan Roy mengeluarkanku dari dunia yg terhenti.

"Hmmm.." Didi memperhatikan wajahku dengan seksama.

"kenapa wajah Zwan seperti tomat ya?" Mungkin maksud Didi adalah karena wajahku terlihat memerah.

akupun langsung bergegas turun ke area parkir tanpa menghiraukan mereka.

"hey.." Didi berteriak dan mau mengejarku.

"eit.. sudah cukup, jgn lakukan lagi. cukup Roy saja yg keningnya lu cium" Nay membuat mereka semua tertawa geli sambil berjalan menuju area parkir.

"Astaga, mengapa Vivian selalu membuat wajahku memerah walau hanya dengan ucapannya saja, hampir saja teman-temanku memergoki diriku yg sedang menahan rasa bahagia karena Vivian" ucapku lega karena teman-temanku tidak tahu bahwa aku sedang merahasiakan sesuatu.

sepanjang perjalanan kami saat pulang, aku hanya membayangkan kecantikan Vivian, dan suara lembutnya yg menyejukkan.

"woy sapi, lu bengong mulu dari tadi. lu mau pulang ke kost lu atau mau minep didalam mobil gue? udah sampai di kost lu nih" Roy mulai sewot kepadaku.

"ha? oh.. maaf gua ngantuk banget nih, makanya jadi gak fokus" aku berdalih dengan segala alasan.

"yaelah si sapi, ngantuk kok matanya melotot macam ngeliat cewek seksi" Ucap Roy

"yaudah lah gua langsung cabut ya, udh ngantuk berat" begitulah alasanku menyudahi percakapan kami. aku keluar dari mobil Roy dan masuk ke kost ku.

hari yg melelahkan, penuh kejutan, penuh pertanyaan, dan penuh kekonyolan.

itulah gambaran hari ini.

keesokan harinya setelah aku pulang dari bekerja dan baru selesai mandi.

"Huft.. laper banget ni perut, padahal baru aja jam 5 sore. lebih baik gue stok mie dulu deh biar ngirit dan gak makan di warung terus" keluhku karena keadan ekonomi ditanggal tua.

"tok.. tok.. tok.."

"hmm?? seperti ada yg mengetuk pintu kost ku" gumamku sendiri.

"klek" aku membuka pintu kostku.

".........."

-Bersambung-

(*Note* mohon maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan kata dan ceritanya membosankan, authornya baru belajar menulis novel :D*)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!