Janji Setia

"Huft.. laper banget ni perut, padahal baru aja jam 5 sore. lebih baik gue stok mie dulu deh biar ngirit dan gak makan di warung terus" keluhku karena keadan ekonomi ditanggal tua.

"tok.. tok.. tok.."

"hmm?? seperti ada yg mengetuk pintu kost ku" gumamku sendiri.

"klek" aku membuka pintu kostku.

"Vivian? ada apa nih sore-sore datang ketempatku?" tanyaku pada Vivian, padahal hatiku merasa sangat senang atas kedatangannya.

"kak Zwan gimana sih, katanya mau ajak Vivian ketempat kemarin malam" Vivian menjelaskan tujuannya padaku.

"Ohh.. maksud Vivian Sky View Caffee ya?" akupun mengerti maksud tujuannya.

"Jadi nama tempatnya Sky View Caffee ya? hehehe.. Vivian pernah dengar nama itu, tempatnya sih kabarnya emang bagus, tapi Vivian gak tau lokasinya, jadi gak pernah kesana deh. ehh.. Vivian gak dipersilakan masuk nih?" tanya Vivian kepadaku.

"Ohh maaf, aku lupa.. yasudah ayo masuk Vivian, tapi maaf tempatnya berantakan. maklum lah, namanya juga cowok tinggal sendirian" aku mencoba memberikan alasan yg masuk akal kepada Vivian.

"Oke deh, dengan senang hati kalau begitu, Vivian masuk sekarang ya.. Assalamu'alaikum" Ucap Vivian saat melangkah memasuki kostku.

"Wa'alaikumsalam, silakan Vivian" aku mempersilakan Vivian untuk masuk.

"Sekali lagi maaf ya kalau tempatku seperti kapal pecah" ucapku sedikit malu karena kostku seperti tidak terawat.

"gapapa kak Zwan, santai aja" dia tidak mempermasalahkannya dan berjalan sambil melihat-lihat seisi kostku.

"yaudah aku mau ke warung sebentar, ada yg mau aku beli. Vivian tunggu disini ya." pintaku pada Vivian agar dia mau menungguku.

"Oke kak, siap. kak Zwan ke warung aja dulu" jawabnya padaku.

"yaudah tunggu sebentar" kataku sambil melangkah keluar menuju warung.

tak lama aku melangkah keluar dari kostku,

"klek" Vivian membuka pintu kamarku yg keadaanya lebih parah daripada ruangan lain.

baju, celana, bahkan pakaian dalamku berserakan diatas kasur karena belum sempat kurapikan setelah kuangkat dari jemuran.

"Hmmm.. dasar cowok pemalas" gumam Vivian melihat semua yg ada dihadapannya.

beberapa menit kemudian aku kembali ke ksotku sambil membawa satu dos mie instan.

"loh, Vivian mana? kok gak ada? padahal mobilnya masih terparkir didepan. apa mungkin dia ketempat Fitri ya? atau mungkin juga dia ke warung bi Leha?" kataku dalam hati mencoba menebak keberadaannya.

"biarlah, aku mau membuat mie instan dulu, sudah sangat lapar nih perut" aku mencoba untuk menghiraukan Vivian sejenak.

Mie yg kubuat pun sudah siap untuk kusantap dan akan kubawa keruang tamu untuk dimakan disana.

"klek" pintu kamarku tiba-tiba terbuka.

dan lihatlah, betapa kagetnya aku melihat Vivian keluar dari kamarku. untung saja mangkuk mie yg kupegang tidak terlepas.

"Vivian dari kamarku kah? Vivian mengantuk?" aku mencoba bertanya pada Vivian sambil berjalan dan duduk di kursi tamu, lalu kumenyantapnya tanpa menawari Vivian karena sudah terlalu lapar.

"gak kok, Vivian baru saja selesai membereskan semua pakaian kak Zwan yg ada dikamar" Vivian menjelaskan apa yg ia lakukan di kamarku.

"uhuk.." seketika aku tersedak mie yg sedang kumakan setelah mendengar perkataan Vivian barusan.

"ehh.. pelan-pelan makannya kak" Vivian khawatir padaku, lalu berjalan kearahku.

"nih minum dulu, biar lega" katanya sambil menyodorkan gelas yg berisi air minum padaku.

tanpa menunggu lama langsung kuminum.

"makanya kalau makan itu nawari dong, jgn makan sendiri" Vivian menyindirku namun dengan suara yg manja.

"maaf Vivian, aku sudah sangat lapar tadi. aku juga tidak tahu kalau Vivian ada dikamarku. kupikir Vivian sedang ketempat Fitri atau bi Leha karena aku melihat Vivian tidak ada diruang tamu" aku memberi alasan pada Vivian.

"yaudah, Vivian mau makan juga? aku buatkan ya?" kataku berbasa-basi.

"gak ah, gak usah. Vivian mau nyicip yg ini aja" sembari merebut sendok dan garpu yg kupegang.

dan.. *a*mmm.. mie pun masuk kemulut Vivian dengan aman.

aku hanya terkejut dan terdiam menyaksikan apa yg dia lakukan barusan.

"hey, kenapa kak Zwan bengong sambil melihat Vivian makan? kak Zwan mau juga? nih Vivian kasih" ucap Vivian dengan santai dan mencoba menyuapiku.

"Aaaa..." kata Vivian seakan menyuruhku membuka mulutku yg secara natural terbuka tanpa perlawanan.

"Aaammm.." lanjutnya ketika mie sudah masuk kedalam mulutku tanpa perlawanan juga.

"bukankah ini berciuman dengan secara tidak langsung?" aku bergumam dalam hati.

"gimana? enak gak aku suapin?" Vivian bertanya seolah menggodaku.

"enak kok, jadi pengen disuapin Vivian terus jadinya" aku menjawab sekenanya.

"boleh aja, tapi untuk sekarang kak Zwan makan sendiri dulu, lain kali Vivian suapin deh" kata Vivian dengan santainya.

"trus kapan dong?" kataku lagi.

"tunggu aja tanggal mainnya" ucapnya membuatku merasa tak karuan.

hari sudah gelap, jam menunjukkan pukul tujuh malam. kami bergegas menuju mobil sedan mewah milik Vivian.

"kak Zwan bisa mengemudikan mobil?" tanya Vivian kepadaku.

"bisa kok, emang kenapa?" aku penasaran dengan maksud pertanyaannya.

"kalau begitu kak Zwan yg bawa ya, kan kak Zwan yg tau dimana tempat SKY VIEW CAFFEE" katanya padaku.

"wah, gak deh. takut ada apa-apa dengan mobilmu, gimana cara aku bertanggung jawab atas mobilmu?" aku berdalih untuk menolak mengemudikan mobilnya.

"udah gapapa, gak akan terjadi apa-apa kok. kalaupun terjadi hal yg tidak diinginkan, ya kak Zwan tinggal bertanggung jawab untuk menjadi milikku sebelum kak Zwan dapat mengganti mobilku. hehehe" Vivian berkata sambil tersenyum.

"ya tuhan, alangkah manisnya senyuman gadis yg ada dihadapanku ini" ucapku dalam hati sambil terpaku melihat senyumnya.

"malah bengong. gimana? mau atau gak?" desak Vivian kepadaku.

"ehh.. iya.. yaudah kalau begitu" tanpa berfikir panjang aku mengiyakan ucapan Vivian.

sepanjang perjalanan menuju SKY VIEW kami terus asik mengobrol. dan tiba-tiba..

"Ciiittttt.. sraak.." suara ban mobil yg kami kendarai mengesot karena remnya kuinjak.

"aduh.. kenapa kak Zwan? kok tiba-tiba berhenti?" tanya Vivian kebingungan.

"itu ada kucing nyebrang jalan sembarangan. hampir aja tertabrak. huft" aku mencoba menjelaskan situasi yg sebenarnya pada Vivian dan menghela nafas.

"sebentar deh, sepertinya bagian depan mobilmu sedikit menyenggol tepi trotoar." akupun langsung turun dan mengecek bagian bemper depan yg sebelah kiri.

"ya tuhan, harus bagaimana aku ini" aku langsung panik.

Vivianpun ikut turun dari mobil dan melihat bagian yg sedikit lecet di bemper mobilnya.

"yaudah gak usah dipikirin, ayo kak kita lanjutkan perjalanan" kata Vivian dengan santainya.

hanya beberapa menit kami sampai ditujuan kami, SKY VIEW CAFFEE.

tak menunggu waktu lama, kami langsung saja menuju lantai paling atas dan di cafe itu, yaitu lantai tiga, dan duduk disebuah meja yg dekat dengan pagar pembatas. sehingga kami dapat dengan leluasa melihat kilauan lampu-lampu di kota kami yg nampak seperti kilauan bintang dilangit. tempat itu memang selalu menjadi tempat Favoritku dan teman-temanku, karena langsung beratapkan langit. sehingga selain melihat lampu yg bak bintang dipermukaan bumi, kita juga disuguhkan keindahan lainnya yg berada diatas kita. jika mata kita memandang kelangit maka akan nampak jelas bintang-bintang dan bulan dimalam hari.

"Vivian.." ucapku dengan pelan.

namun Vivian masih terlihat fokus terhadap apa yg ada disetiap sudut pandangan matanya.

suara riak air sungai yg memanjakan telingapun tak luput dari pendengaran Vivian.

"ini luar biasa, terlihat dengan jelas lampu kota, dan lampu kapal yg berada di laut kota ini pun tak luput dari pandangan kita jika kita berdiri disini" Vivian mengutarakan kekagumannya saat melihat lukisan yg sangat nyata itu.

aku hanya tersenyum puas ketika Vivian mengucapkan kekagumannya itu.

"syukurlah kalau Vivian merasa puas dengan pemandangan disini" kataku merasa lega.

"iya, Vivian senang banget bisa kesini" ungkapnya padaku.

"tapi Vivian, bagaimana dengan mobilmu?" aku memberanikan diri bertanya tentang mobilnya tadi.

"santai aja kak, kan kita udah membuat kesepakatan" katanya dengan santai. seolah bukan masalah untuknya.

"kesepakatan? kesepakatan apa?" tanyaku penasaran.

"loh. kan tadi kak Zwan sudah setuju ketika kita akan naik mobil" dia mencoba untuk mengingatkan ku.

"setuju apanya?" aku masih bingung dengan apa yg Vivian maksud.

"gini loh kak, Vivian jelaskan lagi ya. Vivian kan tadi sebelum berangkat bilang begini, udah gapapa, gak akan terjadi apa-apa kok. kalaupun terjadi hal yg tidak diinginkan, ya kak Zwan tinggal bertanggung jawab untuk menjadi milikku sebelum kak Zwan dapat mengganti mobilku" Vivian mencoba mengingatkanku dengan cara mengulang kalimatnya saat kami akan masuk kedalam mobilnya.

"wah.." aku sontak terkejut..

"kenapa kaget? kakak gak mau ya?" tanya Vivian penasaran.

entah ini keberuntungan karena ada kesempatan untuk menjadikan Vivian sebagai kekasihku, atau entah ini kesialan karena harus menjadi jaminan ganti rugi atas tanggung jawabku terhadap mobilnya.

"gak mau" jawabku singkat.

"hmm.." raut wajah Vivian nampak kecewa atas jawabanku.

"tapi aku mau Vivian menjadi kekasihku" lanjutku mengutarakan keinginanku.

Vivian nampak kaget, wajahnya memerah. dia tidak percaya apa yg baru saja ia dengar.

"coba ulangi lagi apa yg kak Zwan katakan" katanya dengan wajah serius.

"waduh, kenapa ekspresinya seperti ingin menerkamku ya? apa dia marah?" aku berkata dalam hati sambil ketakutan.

"ayo ucapkan lagi" paksanya dengan sedikit teriak.

"tapi aku mau Vivian menjadi kekasihku" kataku mengulang apa yg aku katakan tadi.

"tapi kalau Vi...." kalimatku terpotong oleh Vivian.

"iya Vivian mau, pokoknya Vivian mau. gak boleh ditarik lagi ucapan kak Zwan tadi, titik" katanya ketika memotong ucapanku tadi.

"haa?? serius?? apa aku gak bermimpi??" aku bertanya untuk mengetahui kebenarannya.

"iya kak, serius. kakak gak sedang bermimpi, ni buktinya. Mmuaachh" punggung tanganku dicium olehnya layaknya anak mencium tangan orang tuanya, atau layaknya seorang istri mencium tangan suaminya.

akupun tak dapat menahan rasa bahagiaku, aku beranjak dari kursiku dan menariknya berdiri lalu kupeluk tubuhnya kedalam dekapanku.

Vivian tak hanya diam, dia juga melingkarkan tangannya ditubuhku.

betapa bahagianya malam itu. sampai tak sadar puluhan pasang mata menatap tajam kearah kami, namun tidak aku perdulikan. aku hanya terfokus kepada kekasihku yg ada didalam pelukanku.

"Ehmm.. udah dulu pelukannya, mau pesan apa tu pacar lu.. dari tadi lu gak pesanin apa-apa" Ucap Nay mengganggu momen kebersamaan kami.

aku dan Vivianpun melepaskan pelukan kami.

"ahh ganggu aja lu sapi, gak bisa liat orang senang. gua baru dapat pacar nih" kataku sambil membanggakan diri dihadapan Nay.

"kak Zwan.. dia siapa? kenapa kalian terlihat akrab?" tanya Vivian penasaran.

"Dia salah satu sahabatku semenjak SMA dulu, sekaligus pemilik SKY VIEW CAFFEE. namanya Ryan Smith, panggil aja Nay" aku mencoba menjelaskan pada Vivian.

"Ooh begitu.. tapi kenapa dipanggil Nay?" tanya Vivian penasaran.

"karena nama dia Ryan, simpelnya Yan, jadi kami ucap dengan huruf akhir duluan sehingga kami panggil dengan sebutan Nay" kataku menjelaskan lagi padanya.

"Ooh.. begitu rupanya" ucap Vivian mulai mengerti maksudku.

"kenalin kak Nay, aku pacarnya kak Zwan. namaku Vivian Tina, panggil aja Vivian, wanita tercantik seisi planet ini. hehehe" ucapnya dengan penuh percaya diri.

"cewek lu pede banget ya bor. hahaha.." Nay tertawa lepas.

"iya dong harus pede, kalo gak pede nanti kak Zwan direbut orang" kata Vivian sambil tersenyum bangga dan sekalian membuatku merasa senang.

"terserah kalian, atur aja senyaman kalian" ucap Nay seakan tak memperdulikan urusan kami berdua.

"mau pesan apa ni kalian berdua? biar gue panggil pegawai gue" Nay bertanya dengan sedikit kesal karena melihat aku merangkul pundak Vivian.

"kak Zwan, makannya nanti aja ya, Vivian belum lapar. kita foto-foto aja dulu, anggap aja mengabadikan awal kebersamaan kita" pinta Vivian padaku.

"Oke deh.." aku menyetujui keinginan Vivian.

"Nay tolong fotoin kami dong" pintaku pada Nay.

"hadeh.. gue ini pemilik cafe ini atau photografher kalian sih?" Ucapnya kesal namun tetap mau membantu kami mengambil beberapa foto.

beberapa saat setelah kami selesai foto-foto dan makan, kami terus menebar keromantisan dihadapan Nay.

"Kak Zwan, janji ya bakal setia dan selalu ngejagain Vivian." ucap Vivian penuh harap.

"Iya aku janji bakal setia sama Vivian dan selalu ngejaga Vivian" kataku berjanji pada Vivian.

"Vivian juga janji kok bakalan setia dan gak akan melepaskan kak Zwan sampai kapanpun" ucap Vivian meyakinkanku.

"iya aku percaya sama Vivian" kataku sambil menggenggam tangan Vivian dengan kedua tanganku.

"Sah.." Nay teriak seketika, sampai semua pelanggan yg berada di lantai tiga cafe itu menoleh kearah kami.

"dah.. udah sah.. gak usah tebar janji romantis lagi didepan gue" ucap Nay yg mulai muak karena keromantisan aku dan Vivian.

malam semakin gelap, waktu sudah menunjukan pukul 10 malam, aku harus bergegas pulang agar Vivian tiba kerumahnya tidak sampai jam 11 malam.

"Vivian masih ingat kan janji Vivian beberapa hari yg lalu?" kataku sambil kami berjalan menuju area parkir.

"yg mana kak?" Vivian mencoba untuk memastikan.

"Vivian kan pernah bilang, akan menjelaskan maksud dari perkataan suka ketika aku mengajak Vivian makan berdua" kataku mencoba menjelaskan kepada Vivian agar ingat.

"Ohh itu.. maksud perkataan Vivian itu adalah Vivian suka asalkan bisa bersama kak Zwan" Vivian menjelaskan kepadaku.

"jadi begitu ya" ucapku sambil mencium kening Vivian yg berada di rangkulanku.

hari demi hari, hingga dua minggu telah beralu. semakin hari hubunganku dengan Vivian semakin romantis saja. bahkan tak jarang ciuman kasih sayang saling kami lontarkan, baik itu didalam chat, telepon, panggilan Video, maupun secara langsung.

namun kami tidak akan melangkah lebih jauh daripada itu, karena kami akan menjaga itu sampai saat malam pertama kami jika kami suatu saat sudah menikah.

-Bersambung-

(*Note* mohon maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan kata dan kisahnya kurang menarik, maklum Authornya baru pertamakali membuat novel :D*)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!