Di sebuah taman belakang yang rindang, terdapat berbagai macam jenis bunga yang bermekaran dengan warna yang beragam. Nampak sangat terawat dan tersusun dengan sedemikian rupa, sebuah kolam buatan dengan air mancur semakin menambah kesan indah taman tersebut.
Tidak jauh dari sana terlihat seorang gadis tengah duduk termenung dengan ditemani suasana sore yang indah. Terukir raut bimbang di wajahnya yang cantik, sesekali ia terlihat menyesap minuman dari gelas mug kesayangannya.
Pikirannya kini melayang teringat kembali akan pembicaraannya dengan sang ayah beberapa waktu lalu. Ia sungguh dilema saat ini, permintaan ayahnya membuat pikirannya benar-benar buntu. Ini adalah permintaan pertama ayahnya selama ia hidup, selama ini sang ayah tidak pernah sekalipun menuntun ataupun berusaha untuk memonopoli kehidupannya. Beliau senantiasa membimbing bahkan beliau lah yang selalu saja memenuhi segala permintaan-permintaannya selama ini.
Namun, haruskah ini?
Sekalinya beliau meminta, permintaan ini bukanlah main-main. Seluruh hidupnya dipertaruhkan sekarang, jika mengenai 'mampu' jelas Arcelia mampu memenuhi hal ini. Tapi.. Bagaimana kehidupannya nanti?
Tapi, untuk menolak pun apa mungkin ia bisa? Apa mungkin ia tega, membuat orang yang begitu ia sayangi dan cintai sepenuh hatinya itu kecewa bahkan mungkin terluka?
Arrgghh.. Padahal ini hanyalah permintaan kecil seorang ayah kepada anaknya, tidak lebih dan tidak juga berlebihan. Seharusnya ia bisa 'kan?
Sebenarnya bukan permintaan sang daddy yang membuat Arcelia dilema dan berat dalam mengambil keputusannya saat ini, melainkan orang yang akan berkaitan dengannya setelah ia menyetujui permintaan ini.
Orang yang nantinya akan terikat dan mengikatnya, orang yang akan secara otomatis memengaruhi dan berperan penting dalam hidupnya nanti.
Ini bukan main-main, ini bukanlah persoalan sepele. Ini hidupnya, masa depannya.
Tuhan.. Tolong aku, apa yang harus ku lakukan kini? Aku benar-benar bingung.
Bagaimana pun juga sebuah pernikahan bukanlah lelucon, bukan sesuatu yang bisa diputuskan dengan mudah, memerlukan sebuah keputusan yang matang untuk dapat menerima dan menghadapi segala konsekuensi yang akan terjadi di masa depan kela. Sebuah pernikahan merupakan sesuatu yang sakral dan tidak bisa untuk dipermainkan dengan begitu saja.
Dan akan ada banyak pihak yang akan ikut terseret disini, bukan hanya antara si pengantin pria dan wanita saja tapi jauh lebih luas dari itu. Belum lagi, akan adanya tangung jawab dan kewajiban yang akan bertambah dalam hidup kedua pengantin itu. Yang tentunya harus dijalani dengan penuh keikhlasan dan juga komitmen.
Ya, itulah kira-kira yang sedikit banyak Arcelia tahu dan yakini selama ini. Meskipun dia juga tidak begitu tahu dan tidak memiliki pengetahuan mengenai hal itu, tapi satu yang pasti dan akan Arcelia pegang bahwa pernikahan bukanlah sebuah permainan dan dia hanya akan dan ingin menikah satu kali seumur hidupnya. Maka dari itu, dia tidak boleh mengambil keputusan yang sembarangan saat ini.
" Sepertinya aku harus melakukan sesuatu! " Gumamnya kemudian beranjak dari tempat duduknya.
✨✨✨✨
" Waw.. Ini tidak pernah ku duga sebelumnya, ini benar-benar sebuah kejutan untukku! " Ujar seorang pria dengan nada sinis dan diiringi tepukan tangannya seolah merasa takjub.
" Ada apa, kau bahkan sampai mendatangiku begini? Bukankah baru beberapa hari lalu kita bertemu hemm, jangan bilang kalau kau merindukanku!? " Lagi ia bicara kini dengan membubuhkan senyum mengejek diakhir kalimatnya.
" Kau tahu jelas apa maksud kedatanganku. Jadi bagaimana menurutmu? " Tandas lawan bicaranya dengan mengabaikan ucapan sang pria.
Tersenyum miring " Ayolah.. Jangan terlalu terburu-buru begini, mari kita nikmati waktu kita berdua. " Pria tersebut dengan sengaja mengulur waktu dan ingin membuat lawannya mereka jengkel.
" Tutup mulutmu! Dan cepat selesaikan ini segera! Aku tahu, kamu pun tak menginginkannya 'kan? Jadi mari kita putuskan ini segera. " Balas seorang wanita dengan sedikit emosi, sepertinya si pria tahu jelas sifat dari lawan bicaranya.
" Hahaha.. Siapa bilang aku tak menginginkannya? Kau tahu? Justru inilah impianku selama ini! Haha.. " Sang pria tertawa dengan sangat lepas dan puasnya, ditambah dengan melihat raut wajah si wanita yang sepertinya sudah mulai naik pitam dan itu justru semakin menghiburnya.
Si wanita tak menyahut, terlihat dadanya mulai naik turun dengan napas yang menderu dan mata yang menatap tajam pada sang lawan bicara didepannya.
Setelah beberapa saat terdiam, hanya menyisakan tawa yang sesekali masih terdengar keluar dari mulut pria tadi. Kini wanita tersebut sudah mulai menguasai dirinya, ditatapnya pria itu dengan jengah. Dia sedang memikirkan cara bagaimana berbicara dengan orang didepannya ini, dia harus segera menyelesaikan ini.
" Huh! Kau benar-benar tidak berubah yah, masih saja sulit untuk diajak bicara serius. Baiklah, sekarang katakan, apa mau mu sebenarnya? " Wanita yang tak lain adalah Arcelia itu akhirnya memilih mengalah dan mencoba berbicara dengan lebih santai.
" Aku tak menginginkan yang lainnya lagi, aku hanya menginginkanmu saja, Lia. Ahhahaha.. " Berucap dengan tawa yang lebih keras dari yang sebelumnya.
" Irsyad.. Ayolah, jangan bercanda! " Arcelia mulai lelah menghadapinya.
" Aku tidak sedang bercanda Lia, lihatlah kesungguhan ku ini. Aku benar-benar mencintaimu Lia.. " Pria yang bernama Irsyad itu pun menampilkan raut serius yang dibuat-buat, setelah itu ia kembali tertawa terbahak. Jelas hal itu membuat Arcelia muak.
" Irsyad!! Bisakah kau serius, ini bukan main-main! " Arcelia berteriak jelas saja ia merasa sangat jengkel pada pria itu, padahal sedari tadi ia sudah berusaha menekan egonya termasuk dengan mendatangi pria ini lebih dulu.
" Aku tidak mau tahu, katakan pada kedua orang tuamu bahwa kau tidak menginginkan pernikahan ini. Dan batalkan rencana ini dari pihak mu! " Tandas Arcelia dengan tegas dan tak mau bertele-tele lagi.
" Kenapa harus dari pihak ku? Kalau aku sih tidak berpikir untuk membatalkan rencana ini, aku justru mendukung penuh keinginan orang tua kita. " Sahut Irsyad dengan santai.
" Kalau kau tak setuju dan mau membatalkannya ya..batalkan saja sendiri. Tentu dengan usahamu sendiri, karena aku tidak akan melakukan hal apapun yang akan membuat rencana ini gagal. " Tambah Irsyad dengan tak kalah tegas.
" Heh.. Apa aku harus percaya, kalau kau benar-benar menginginkan pernikahan ini? " Tanya Arcelia dengan mendengus menatap Irsyad tajam.
" Kau percaya atau tidak, aku akan tetap menjalaninya! " Irsyad tetap dengan kepala batunya.
" Apa tujuanmu dengan terus menjalani perjodohan ini? Coba kau pikir, keuntungan apa yang akan kau dapatkan dari pernikahan ini? Jangankan saling mencintai, kita saja tak pernah memiliki kecocokan. Lihat saja sekarang! Dari dulu pembicaraan apapun yang kita bahas tak pernah memiliki titik temu! " Ucap Arcelia panjang lebar.
" Aku tidak peduli! " Sahut Irsyad tetap tak mau tahu.
" Kamu mungkin tak peduli, tapi aku peduli! Kau pikir yang akan terikat dalam pernikahan ini hanya dirimu?! " Teriak Arcelia yang tersulut emosi mendengar ucapan Irsyad.
" Sudah cukup! Pokoknya aku mau pernikahan ini dibatalkan. Kau berpikirlah dengan benar, jangan hanya asal memberi keputusan! " Dengan jengah Arcelia bangkit dari duduknya.
" Ingat! Berpikir dengan benar! Dasar kepala batu! " Peringat Arcelia sambil mengumpat kesal sebelum akhirnya beranjak pergi, karena bagaimana pun ia tahu perbincangan ini tidak akan pernah berakhir dengan benar.
" Huuhhh.. Apa yang sebenarnya ku harapkan, harusnya aku sudah tahu akan berakhir begini. " Keluhnya sembari memasuki mobilnya.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments