Hari yang sudah ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Seperti yang sudah dijadwalkan sebelumnya, bahwa hari ini Arcelia akan ada pertemuan besar yang sudah sangat dinanti-nanti olehnya. Bahkan dipertemuan ini tak hanya perusahaannya saja yang hadir, beberapa perusahaan besar lainnya pun ikut menghadiri pertemuan ini.
Mereka semua yang hadir tentu dengan mengharapkan satu tujuan yang sama, berlomba-lomba untuk memenangkan kontrak kerja yang akan sangat menguntungkan bagi perusahaan masing-masing.
Maka dari itu, tak heran jika mereka semua sangat berupaya untuk memberikan yang terbaik dari perusahaannya dipertemuan ini. Tak terkecuali perusahaan Alexander Corp yang telah mengerahkan berbagai penawaran brilian yang pastinya akan menggiurkan kliennya, hanya tinggal satu langkah kecil lagi dengan itu sudah dapat dipastikan hari ini adalah kemenangan untuknya.
Seperti yang lain, saat ini Arcelia pun sudah tiba di gedung tempat pertemuan tersebut tentu saja dengan ditemani oleh Devin, sang asisten. Melangkah dengan penuh kepercayaan diri, sebuah senyum manis terlihat terus terukir di bibirnya sejak memasuki gedung ini. Masih terus melangkah sambil menatap sekelilingnya, dimana para pengusaha besar lainnya berkumpul disini saat ini. Beberapa dari mereka terlihat sibuk dengan berbagai persiapan yang mereka miliki, mulai dari yang sibuk dengan persiapan presentasinya sampai dengan yang sibuk merapihkan penampilan dirinya.
Meninggalkan semua kericuhan itu, Arcelia mengarahkan langkahnya memasuki sebuah ruangan yang memang sudah dipersiapkan untuk pertemuan hari ini. Di sana sudah ada beberapa pengusaha yang lebih memilih langsung menunggu di ruangan tersebut, sama seperti dirinya. Dilihatnya jam cantik yang melingkar ditangan kanannya, sekitar tinggal 15 menit lagi pertemuan ini akan dimulai.
" Silahkan Nona. " Devin sudah menarik kursi dan mempersilahkan atasannya itu untuk duduk.
Arcelia mengangguk lalu mendudukkan dirinya di sana.
Seketika matanya tak sengaja bertatapan dengan orang duduk bersebrangan dengannya, memicingkan matanya berupaya menelisik orang itu.
" Dia? Sedang apa dia disini? Hehe.. Sepertinya dia sengaja datang kesini untuk menjemput kekalahannya. " Batin Arcelia dengan senyum miring menatap orang tersebut miris.
Sedangkan orang yang ditatap hanya melihatnya dengan tajam, tanpa menampilkan ekspresi apapun diwajahnya. Tak lama dari itu, ia pun mengalihkan pandangannya.
" Hei.. Senang bertemu denganmu lagi. Apa kau sudah siap, untuk kalah kembali kali ini? " Ejek Arcelia dengan sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan dan diakhiri dengan kekehannya.
Mendengar perkataan yang jelas ia tahu ditujukan untuk dirinya, refleks pria itu menolehkan kembali kepalanya pada wanita cantik didepannya.
Tersenyum tipis, dengan tatapan yang tidak kalah mengejek kemudian berkata.
" Kita lihat saja nanti, siapa sebenarnya yang harus bersiap menerima kekalahan. " Tantang pria itu, lalu menegakkan tubuhnya dengan sedikit membusungkan dadanya.
" Cih.. Sepertinya kau sangat yakin ya, hati-hati takutnya nanti kau malah menangis kecewa. " Ucap Arcelia lagi dengan nada penuh ejekan.
Pria itu pun mendengus.
" Hati-hati untukmu juga Nona, karena terkadang kepercayaan diri pun itu tidak baik jika sudah berlebihan. " Balasnya tak mau kalah.
" Hmm.. Baiklah. " Acuh Arcelia sambil mengendikkan bahunya.
Pembicaraan yang akan lebih cocok disebut bersitegang diantara mereka pun akhirnya berhenti, keduanya kembali menyibukkan diri dengan urusannya masing-masing.
Tak lama setelah itu, ruangan sudah mulai dipenuhi orang. Kursi-kursi yang semula kosong kini sudah terisi penuh tanpa sisa, dalam waktu 5 menit pertemuan itu pun dimulai.
✨✨✨
" Sekali lagi, saya ucapkan selamat kepada anda Nona Arcelia. Saya sangat menantikan proyek kita itu. " Ucap pria paruh baya menyalami Arcelia lagi mengakhiri pertemuan mereka hari ini.
Ya, setelah pertemuan panjang yang memakan waktu sampai berjam-jam di ruangan tadi, hingga akhirnya Arcelia lah yang kembali memenangkan sebuah kontak kerja sama. Membuat berpuluh-puluh pengusaha lainnya menelan kekecewaan karena pulang dengan tangan kosong. Bagaimana tidak, jika tender besar yang selama ini sangat mereka impi-impikan, bahkan mereka sampai rela kurang tidur dan istirahat demi untuk memenangkan tender ini kini harus mereka relakan jatuh ke tangan orang lain.
Padahal mereka sudah berangan-angan akan segala keuntungan yang akan mereka dapatkan, sebuah keuntungan dan keberuntungan yang akan sangat memudahkan hidup mereka beberapa tahun ke depan. Karena dengan tender itu sudah dapat dipastikan perusahaan mereka akan dalam keadaan stabil dan mungkin meraih kejayaan beberapa tahun ke depannya.
" Ya, terima kasih Tuan. Tentu, silahkan dinantikan saya tidak akan mengecewakan anda. Kalau begitu, saya permisi dan sampai jumpa dipertemuan selanjutnya. " Sahut Arcelia berpamitan, sedikit membungkukkan tubuhnya kemudian melenggang pergi dengan anggunnya meninggalkan rekan kerja barunya itu.
" Hufft.. Akhirnya selesai juga Dev! " Ucap Arcelia pada asistennya ketika mereka sudah memasuki mobil dengan menghela napas lelah.
" Iya Nona, saya ucapkan selamat untuk anda Nona. " Sahut Devin kemudian ia pun menyalakan mobil dan mereka meninggalkan tempat itu.
" Oh ya, Daddy pasti sudah sampai kan Dev? " Tanya Arcelia setelah beberapa saat terdiam.
" Sudah Nona, Tuan besar sudah ada di rumah sejak siang tadi. " Devin dengan sigap menjawab.
" Baiklah, kita langsung pulang saja kalau begitu. Jadwal hari ini sudah selesai kan? " Berucap dengan tangan yang sibuk mengotak-atik handphonenya.
Sebenarnya ia hanya iseng bertanya karena jadwalnya untuk hari ini memang menghadiri pertemuan tadi saja, ia memang yang memintanya seperti itu.
" Untuk hari ini sudah semua Nona, anda hanya perlu beristirahat. " Balas Devin masih dengan fokus mengemudi.
Arcelia pun hanya mengangguk anggukan kepalanya tertanda ia mengerti.
Kini ia hanya diam menatap keluar kaca jendela mobil, dengan perasaannya yang bertanya-tanya.
" Apa yang sebenarnya ingin Daddy bicarakan? Kenapa terasa aneh? " Gumam Arcelia dalam hati.
Beberapa hari yang lalu Ayahnya menelpon, dikarena keberadaan sang ayah yang sejak beberapa bulan yang lalu memang berada di luar negeri membuat keduanya hanya bisa berkomunikasi dan berbincang melalui jalur udara. Saling bertukar kabar dan mengungkapkan kerinduannya masing-masing, akan tetapi perbincangan mereka kemarin sedikit berbeda.
Arcelia menjadi cemas, tiba-tiba saja Ayahnya ingin membicarakan hal yang sangat serius. Ya, itu memang wajar tapi dari nada bicara beliau kemarin ada hal lain yang Arcelia tidak tahu apa itu, yang pasti itu membuatnya sangat cemas.
" Huh.. Daddy bahkan langsung pulang hanya untuk membicarakan hal ini. Apa ini mengenai kesehatannya? "
" Tapi.. selama ini hasil laporan kesehatan Daddy semua baik, harusnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan kan? " Hati Arcelia bertanya-tanya dalam kebimbangannya.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
💕Leyka Gallardiev 💕
ceritanya lumayan bagus cuma kok sepi yah 🤔🤔
2022-12-29
2