gadis belia idaman kakak beradik

" tumben sekali anak ibu pulang sekolah langsung ke dapur biasanya langsung menyalami ayah dan ibu dulu " ucap bu Fatma

yang tengah bercengkrama dengan sang suami sambil kedua tangan nya merapikan pakaian laundry pelanggan nya saat ini.

" ibu tau kenapa Zahra pulang sekolah langsung pergi ke dapur itu alasannya ada di depan bu " sahut Zahra sambil menunjuk arah depan teras rumah sederhana nya.

Sedangkan bu Fatma langsung mengikuti arah pandang sang putri yang tengah menunjuk arah depan,

kemudian bu Fatma pun segera melangkah kan kakinya ke depan dengan rasa was - was nya dalam hati,

apa sebenarnya yang membuat anaknya seperti itu pikir nya.

Sesaat setelah sampai nya di teras depan rumah, dengan segera bu Fatma yang merasa sedikit kaget itu pun langsung menutup mulut dengan kedua tangannya, melihat keadaan sepeda sang anak yang sudah tak layak pakai itu.

" ya Allah ayah lihat ini apa yang sebenarnya terjadi Za kenapa ban sepeda kamu bisa robek - robek seperti ini nak " bu Fatma tetap saja menutup mulutnya karena begitu terkejut nya.

" astaga kenapa bisa seperti i ni Za " ucap pak Anwar setelah dirinya keluar dari dalam rumah menuju teras depan karena panggilan sang istri.

" iya ayah seperti biasa ini adalah kelakuan teman - teman sekolah Zahra yah, yang suka membuli dan jahat sama Zahra biasalah yah

sekolah Zahra kan sekolah elit pasti mereka tidak suka sama Zahra, kerena Zahra miskin makanya mereka jahat sama Zahra "

sahut Zahra kepada sang ayah sambil menundukkan kepalanya pelan seolah dirinya merasa paling menyedihkan.

Gadis berparas ayu itu sangat bersedih sesekali kedua matanya seperti menahan lelehan air mata yang sepertinya ingin sekali merembes keluar, meratapi keseharian yang selalu menjadi bulan bulanan teman sekolah elit nya.

" kenapa teman kamu sangat keterlaluan sekali sih Za kamu punya salah sama anak orang kaya itu nak " tanya bu Fatma sambil menyentuh pundak sang putri.

" Zahra juga tidak tau bu, Zahra tak pernah membuat masalah pada mereka, mungkin saja mereka merasa jijik karena padaku karena aku miskin" ucapnya lirih.

" nak jangan bilang seperti itu mungkin mereka tidak suka sama kamu karena kamu ada keistimewaannya yang tidak bisa mereka miliki, karena itu mereka iri sama kamu "

" Kamu harus semangat Zahra sebentar lagi kan kamu sudah lulus " ucap bu Fatma seolah-olah ingin menyemangati sang anak perempuannya.

" ya benar nak yang dikatakan ibumu kamu harus semangat tunjukkan kepada mereka semua kalau kamu beda dari anak - anak lainya" sahut bapak paruh baya yang gak lain adalah ayah Zahra.

" semangat Zahra ayo semangat " bu Fatma menyemangati anaknya.

" ya ibuku tersayang Zahra akan selalu semangat kan sebentar lagi Zahra lulus " jawab Zahra sambil mengembangkan senyum manisnya.

" nah begitu dong anak ibu, iya kan yah " pak Anwar membalas ucapan istri nya dengan acungan dua jempolnya sambil tersenyum menampakkan gigi putihnya itu.

" Oh iya bu adik kemana kok tidak kelihatan dari tadi bu " tanya zahra kepada ibunya karena sedari tadi zahra tak melihat sosok adiknya sama sekali.

" Oh tadi adik kamu bilang mau belajar kelompok Za, kemarin pagi ibu sama ayah memberi semangat dia biar seperti kamu dan dia senang sekali Za, ibu berharap Theo adik kamu bisa pintar dan meneruskan sekolahnya dengan benar dan tidak main - main lagi " sahut bu fatma sambil tersenyum membayangkan anak lelaki satu - satunya.

" Oh gitu ya bu semoga aja ya bu adik bisa aamiin serius dalam sekolahnya aamiin" .

*

*

*

Di sisi lain tepat nya di mansion keluarga SINAGA orang terkaya nomor satu itu.

sepasang kakak beradik itu kini tengah mondar mandir tidak jelas entah apa yang ada di pikiran mereka saat ini.

Hendra yang sedari tadi bengong entah apa yang ada di pikirannya, dia seperti orang linglung bahkan dia senyum - senyum sendiri.

tok...

tok..

tok...

suara ketukan pintu dari luar kamar.

" masuk " ucap Hendra singkat kemudian menghentikan aksi mondar mandir nya.

" apa tuan muda akan makan siang di kamar tuan, saya akan mengambilkannya untuk tuan muda " ucap pak Tejo.

" tidak usah pak Tejo aku belum lapar saat ini '' jawab Hendra santai.

" baiklah tuan muda kalau anda sudah lapar panggil saya, dan saya akan mengantarkan makanan ke kamar tuan muda, kalau begitu saya pamit undur diri dulu tuan "

kemudian pak Tejo pun membungkukkan separuh tubuhnya di hadapan sang tuan, setelah itu bergegas keluar dari dalam kamar sang atasan.

setelah kepergian pak Tejo.

Ah....pak tejo menggangguku saja,

Hendra.. Hendra.. Hendra.... kemana kamu dari dulu kenapa kamu baru sadar gadis sebaik Zahra kamu sia - siakan, dia sangat cantik apalagi jika di pandang dari dekat hehehe....

Matanya yang bulat alisnya yang tebal dan bibirnya yang mungil berwarna pink astaga Hendra apa yang kau bayangkan, monolog Hendra yang sesekali mengembangkan senyumnya mengingat Zahra.

Dengan dirinya yang kembali mondar mandir tak jelas seperti pria tampan yang tengah ling lung.

Dia cantik dan juga sangat baik Hen dia gadis yang polos, ayo sadar Hendra sadar kenapa kamu lebih percaya omongan Erina yang tak pernah terbukti kebenarannya monolog lagi.

Di lain kamar.

Tetapi masih berada di satu atap keluarga SINAGA seseorang pria tampan yang juga merasakan dirinya seperti pria linglung.

Senyum - senyum tak jelas dan tidak tau arah lamunannya kemana hanya dirinyalah yang tau.

Ya pria berparas tampan itu adalah tuan muda Bima yang tak lain adalah kakak dari Hendra.

yang kini tengah sibuk mengingat pertemuannya tadi dengan sosok gadis belia di perempatan jalan.

TAP... TAP... TAP...

TAP... TAP... TAP...

langkah mondar mandir nya.

Astaga kenapa aku membayangkan gadis belia itu berlebihan seperti ini ya,apa ini??

ini bukan aku yang biasanya ada apa dengan diriku ya Tuhan monolognya.

Bima kembali bingung dengan pikirannya sendiri saat ini.

Dia adalah gadis yang sangat cantik, imut, polos serta menggemaskan, AKKH...sial kenapa aku sepertinya sangat tertarik pada gadis itu ya hehehe....sepertinya aku harus mendapatkannya.

ah ya aku harus menghubungi sekertaris Revan monolognya lagi dan lagi.

Dengan segera Bima langsung mengambil ponsel nya yang tengah berada di atas nakas.

yang letaknya disisi tempat tidur king size nya itu, tak lama kemudian Bima menghubungi sekertaris Revan.

Sesaat panggilan pun terhubung.

Bima mulai berucap.

" Halo " ucap Bima ketika sambungan telfon telah diangkat oleh bawahannya tersebut.

" ya halo tuan muda " sahut sekertaris Revan dari sebrang sana.

" apakah kau sudah mencari tahu tentang gadis itu Van " tanya Bima kepada sekertaris kepercayaannya itu.

" ya tuan muda saya baru saja akan menghubungi anda " sahut sekertaris Revan.

" Bagaimana, cepat jangan terlalu banyak basa basi aku tidak suka kepada orang yang terlalu banyak omong apakah kau mau ku potong gaji mu bulan ini hah. . . cepat katakan " ucap Bima ketika mendengar sekertaris Revan seperti bertele-tele dengan dirinya yang merasa seperti orang tak sabaran.

" ya baik tuan muda "

astaga kenapa anda menjadi seperti ini tuan gara gara gadis belia itu, padahal di belakang anda sudah banyak wanita-wanita yang mengantri ingin menjadi istri anda, kenapa jadi begini gumam sekertaris Revan diseberang telfon sana.

Sekertaris Revan pun kembali melanjutkan pembicaraannya setelah tadi sedikit mengatai sang atasan di dalam hati.

" gadis itu bernama Fatimah Azahra tuan umurnya 18 tahun dia berasal dari keluarga sederhana, dan dia dua bersaudara, adiknya laki-laki yang masih duduk di bangku SMP dan gadis itu bersekolah di sekolah elit yang sama dengan tuan muda Hendra tuan,

dia bersekolah di sana karena dia mendapat beasiswa kepintarannya dan kedua orang tuanya membuka usaha laundry kecil - kecilan dirumahnya, rumah gadis itu berada di pinggiran kota tepatnya di jalan XX "

jelas sekertaris Revan dengan sedetail detailnya.

" pantau terus gadis itu Van aku sangat menginginkannya " ucap pria tampan berahang tegas tersebut sambil menampakkan senyum sumringah diwajahnya yang seolah olah tak mau sirna dari wajah tampannya itu saat ini.

" baik tuan muda saya akan melakukan nya sesuai keinginan anda" jawab sekertaris Revan dengan mantap.

" bagus Van lakukan yang terbaik, aku percaya padamu, karena kau bisa di andalkan dalam segala hal, tenang aku akan menaikan gaji mu dua kali lipat mulai saat ini "

" Terima kasih tuan muda " ucap sekertaris Revan di sebrang sana dengan kedua mata berbinar binar senang.

akhirnya tuan muda tidak memotong gajiku malahan menaikan gajiku dua kali lipat gumam Revan dalam hatinya

Revan merasa kegirangan perihal gajinya yang dinaikkan itu.

tak lama kemudian Bima mengakhiri teleponnya karena di rasa sudah tidak ada lagi yang di bicarakan.

tut... tut... tut....

Terpopuler

Comments

Febby Fadila

Febby Fadila

waaaa kakak beradik mencintai wanita yg sama

2024-07-25

0

Ela Permatasari

Ela Permatasari

hhm....
sepertinya agak bau bau cinta segitiga

lanjutkan thor 💪💪💪

2022-04-08

2

Nur Aini

Nur Aini

seru...semangat Thor mantul ceritanya baca part ini ikut senyum senyum sendiri

2022-03-20

2

lihat semua
Episodes
1 tentang Zahra
2 rencana untuk Zahra.
3 di kerjai, pertemuan pertama.
4 mulai mengincarnya
5 gadis belia idaman kakak beradik
6 menanyakan informasi
7 menatapnya dari dekat
8 episode 08
9 episode 09
10 episode 10
11 episode 11
12 episode 12
13 episode 13
14 episode 14
15 episode 15
16 episode 16
17 episode 17
18 episode 18
19 episode 19
20 episode 20
21 episode 21
22 episode 22
23 episode 23
24 episode 24
25 episode 25
26 episode 26
27 episode 27
28 episode 28
29 episode 29
30 episode 30
31 episode 31
32 episode 32
33 episode 33
34 episode 34
35 episode 35
36 episode 36
37 episode 37
38 episode 38
39 episode 39
40 episode 40
41 episode 41
42 episode 42
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45
46 episode 46
47 episode 47
48 episode 48
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 episode 53
54 episode 54
55 episode 55
56 episode 56
57 episode 57
58 episode 58
59 episode 59
60 episode 60
61 episode 61
62 episode 62
63 episode 63
64 episode 64
65 episode 65
66 episode 66
67 episode 67
68 episode 68
69 episode 69
70 episode 70
71 episode 71
72 episode 72
73 episode 73
74 episode 74
75 episode 75
76 episode 76
77 episode 77
78 episode 78
79 episode 79
80 episode 80
81 episode 81
82 episode 82
83 episode 83
84 episode 84
85 episode 85
86 episode 86
87 episode 87
88 episode 88
89 episode 89
90 episode 90
91 episode 91
92 episode 92
93 episode 93
94 episode 94
95 episode 95
96 episode 96
97 episode 97
98 episode 98
99 episode 99
100 episode 100
101 episode 101
102 episode 102
103 episode 103
104 episode 104
105 episode 105
106 episode 106
107 episode 107
108 episode 108
109 episode 109
110 episode 110
111 episode 111
112 episode 112
113 episode 113
114 episode 114
115 episode 115
116 episode 116
117 episode 117
118 episode 118
119 episode 119
120 episode 120
121 episodeg 121
122 episode 122
123 episode 123
124 episode 124
125 episode 125
126 episode 126
127 episode 127
128 episode 128
129 episode 129
130 perhatian Bima.
131 Mansion dan kantor
132 Adinda dan Revan
133 perdebatan kecil
134 perdebatan kecil lagi
135 antara atasan dan bawahan
136 obrolan di meja makan
137 gaun merah maron
138 perusahaan
139 mulai akrab
140 pindah ke apartemen
141 apartemen Revan
142 suami istri
143 ultah perusahaan
144 ultah perusahaan I
145 ultah perusahaan II
146 ultah perusahaan III
147 selesai acara
148 Zahra demam
149 Zahra demam II
150 saling diam
151 saling diam II
152 Adinda sakit
153 meminum obat
154 pertengkaran
155 Zahra terjatuh
156 rumah sakit
157 rumah sakit dan kantor
158 kencan yang batal
159 menjenguk istri bos
160 pernyataan cinta
161 status pacar
162 Zahra mulai sadar
163 putri kecil ku
164 Baby Sheina
165 bersama kekasih baru
166 ciuman di kantor
167 susu milik Sheina
168 cucu pertama
169 pertengkaran
170 will you marry me Dinda
171 kedekatan keduanya
172 gila karena cinta
173 ingin menjodohkan sedari kecil
174 ruangan dingin menjadi panas
175 mendiamkan Adinda
176 berakhir dengan pelukan
177 ijab qobul
178 Rumah baru ,mobil baru & pengantin baru
179 Lingerie merah
180 acara romantis yang gagal
181 pengantin baru
182 pengantin baru I
183 Gara gara berendam
184 Drama pengantin baru I
185 Drama pengantin baru II
186 Drama pengantin baru III
187 Video call dari atasan
188 gara gara ponsel berdering
189 mimisan lagi
190 drama apa lagi
191 pergi ke restoran
192 Restoran
193 sepulang dari restoran
194 bercinta di pagi hari
195 gara gara perdebatan kecil
196 Dinda kritis
197 Detak jantung Adinda
198 Adinda mulai tersadar
199 Memulai rencana Dinda
200 akhir dari drama
201 drama perut lapar
202 Istirahat
203 pasangan yang sama menyebalkan
204 singa jantan dan singa betina
205 pergi ke mall
206 tes kehamilan
207 memilih jalan masing masing
208 menggapai hati Adinda kembali
209 kebahagiaan keduanya
210 Dua minggu berlalu
211 kehilangan jatah malam
212 percintaan di sore hari
213 berduaan
214 sembilan bulan
215 persalinan Adinda
216 Dua puluh tahun berlalu
217 Barra dan Sheina
218 Pertemuan di perusahaan
219 CEO dan sekertaris baru
220 Hari kedua di perusahaan
221 gara gara rem
222 pertemuan dengan kolega bisnis
223 ciuman ke dua
224 Perjodohan
225 perjanjian
226 Pernikahan
227 Apartemen
228 pagi kedua pasangan suami istri
229 Sehelai kertas perjanjian
230 jalan jalan
231 di gendong ke dua kali nya
232 pelukan yang terasa nyaman
233 Saling terpesona
234 pacar baru dan rencana kencan
235 Kedatangan sang papa
236 Sheina sakit
237 Sheina tersadar
238 tiba tiba bulan madu
239 Vila,Bali
240 acara makan malam
241 Ciuman paksa
242 Perasaan yang mulai berubah
243 sampai di vila
244 mendekati nya
245 Mengunci kamar Sheina
246 merasa bersalah
247 Dan terjadi lagi
248 Haruskah menerima takdir perjodohan
249 Sepulang dari Bali
250 Kamar di kunci
251 perasaan tak enak
252 menjadi ibu dari anak anak ku
253 membuka hati untuk Barra
254 mulai memahami satu sama lain
255 bingung ingin menjelaskan
256 datang bulan
257 keluar kota
258 penyakit serius
259 kedatangan Barra
260 terjadilah yang harus terjadi
261 kebahagiaan dan kesakitan
262 pergi tanpa supir
263 mendiamkan sang istri
264 rekaman video
265 Kemarahan Barra
266 Mengambil keputusan
267 leukemia
268 merasa sangat bersalah
269 Keadaan Sheina memprihatinkan
270 Rumah sakit
271 Luar negri
272 mencari keberadaan Sheina
273 Keadaan yang mulai membaik
274 kembali menyatu, episode terakhir
Episodes

Updated 274 Episodes

1
tentang Zahra
2
rencana untuk Zahra.
3
di kerjai, pertemuan pertama.
4
mulai mengincarnya
5
gadis belia idaman kakak beradik
6
menanyakan informasi
7
menatapnya dari dekat
8
episode 08
9
episode 09
10
episode 10
11
episode 11
12
episode 12
13
episode 13
14
episode 14
15
episode 15
16
episode 16
17
episode 17
18
episode 18
19
episode 19
20
episode 20
21
episode 21
22
episode 22
23
episode 23
24
episode 24
25
episode 25
26
episode 26
27
episode 27
28
episode 28
29
episode 29
30
episode 30
31
episode 31
32
episode 32
33
episode 33
34
episode 34
35
episode 35
36
episode 36
37
episode 37
38
episode 38
39
episode 39
40
episode 40
41
episode 41
42
episode 42
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45
46
episode 46
47
episode 47
48
episode 48
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
episode 53
54
episode 54
55
episode 55
56
episode 56
57
episode 57
58
episode 58
59
episode 59
60
episode 60
61
episode 61
62
episode 62
63
episode 63
64
episode 64
65
episode 65
66
episode 66
67
episode 67
68
episode 68
69
episode 69
70
episode 70
71
episode 71
72
episode 72
73
episode 73
74
episode 74
75
episode 75
76
episode 76
77
episode 77
78
episode 78
79
episode 79
80
episode 80
81
episode 81
82
episode 82
83
episode 83
84
episode 84
85
episode 85
86
episode 86
87
episode 87
88
episode 88
89
episode 89
90
episode 90
91
episode 91
92
episode 92
93
episode 93
94
episode 94
95
episode 95
96
episode 96
97
episode 97
98
episode 98
99
episode 99
100
episode 100
101
episode 101
102
episode 102
103
episode 103
104
episode 104
105
episode 105
106
episode 106
107
episode 107
108
episode 108
109
episode 109
110
episode 110
111
episode 111
112
episode 112
113
episode 113
114
episode 114
115
episode 115
116
episode 116
117
episode 117
118
episode 118
119
episode 119
120
episode 120
121
episodeg 121
122
episode 122
123
episode 123
124
episode 124
125
episode 125
126
episode 126
127
episode 127
128
episode 128
129
episode 129
130
perhatian Bima.
131
Mansion dan kantor
132
Adinda dan Revan
133
perdebatan kecil
134
perdebatan kecil lagi
135
antara atasan dan bawahan
136
obrolan di meja makan
137
gaun merah maron
138
perusahaan
139
mulai akrab
140
pindah ke apartemen
141
apartemen Revan
142
suami istri
143
ultah perusahaan
144
ultah perusahaan I
145
ultah perusahaan II
146
ultah perusahaan III
147
selesai acara
148
Zahra demam
149
Zahra demam II
150
saling diam
151
saling diam II
152
Adinda sakit
153
meminum obat
154
pertengkaran
155
Zahra terjatuh
156
rumah sakit
157
rumah sakit dan kantor
158
kencan yang batal
159
menjenguk istri bos
160
pernyataan cinta
161
status pacar
162
Zahra mulai sadar
163
putri kecil ku
164
Baby Sheina
165
bersama kekasih baru
166
ciuman di kantor
167
susu milik Sheina
168
cucu pertama
169
pertengkaran
170
will you marry me Dinda
171
kedekatan keduanya
172
gila karena cinta
173
ingin menjodohkan sedari kecil
174
ruangan dingin menjadi panas
175
mendiamkan Adinda
176
berakhir dengan pelukan
177
ijab qobul
178
Rumah baru ,mobil baru & pengantin baru
179
Lingerie merah
180
acara romantis yang gagal
181
pengantin baru
182
pengantin baru I
183
Gara gara berendam
184
Drama pengantin baru I
185
Drama pengantin baru II
186
Drama pengantin baru III
187
Video call dari atasan
188
gara gara ponsel berdering
189
mimisan lagi
190
drama apa lagi
191
pergi ke restoran
192
Restoran
193
sepulang dari restoran
194
bercinta di pagi hari
195
gara gara perdebatan kecil
196
Dinda kritis
197
Detak jantung Adinda
198
Adinda mulai tersadar
199
Memulai rencana Dinda
200
akhir dari drama
201
drama perut lapar
202
Istirahat
203
pasangan yang sama menyebalkan
204
singa jantan dan singa betina
205
pergi ke mall
206
tes kehamilan
207
memilih jalan masing masing
208
menggapai hati Adinda kembali
209
kebahagiaan keduanya
210
Dua minggu berlalu
211
kehilangan jatah malam
212
percintaan di sore hari
213
berduaan
214
sembilan bulan
215
persalinan Adinda
216
Dua puluh tahun berlalu
217
Barra dan Sheina
218
Pertemuan di perusahaan
219
CEO dan sekertaris baru
220
Hari kedua di perusahaan
221
gara gara rem
222
pertemuan dengan kolega bisnis
223
ciuman ke dua
224
Perjodohan
225
perjanjian
226
Pernikahan
227
Apartemen
228
pagi kedua pasangan suami istri
229
Sehelai kertas perjanjian
230
jalan jalan
231
di gendong ke dua kali nya
232
pelukan yang terasa nyaman
233
Saling terpesona
234
pacar baru dan rencana kencan
235
Kedatangan sang papa
236
Sheina sakit
237
Sheina tersadar
238
tiba tiba bulan madu
239
Vila,Bali
240
acara makan malam
241
Ciuman paksa
242
Perasaan yang mulai berubah
243
sampai di vila
244
mendekati nya
245
Mengunci kamar Sheina
246
merasa bersalah
247
Dan terjadi lagi
248
Haruskah menerima takdir perjodohan
249
Sepulang dari Bali
250
Kamar di kunci
251
perasaan tak enak
252
menjadi ibu dari anak anak ku
253
membuka hati untuk Barra
254
mulai memahami satu sama lain
255
bingung ingin menjelaskan
256
datang bulan
257
keluar kota
258
penyakit serius
259
kedatangan Barra
260
terjadilah yang harus terjadi
261
kebahagiaan dan kesakitan
262
pergi tanpa supir
263
mendiamkan sang istri
264
rekaman video
265
Kemarahan Barra
266
Mengambil keputusan
267
leukemia
268
merasa sangat bersalah
269
Keadaan Sheina memprihatinkan
270
Rumah sakit
271
Luar negri
272
mencari keberadaan Sheina
273
Keadaan yang mulai membaik
274
kembali menyatu, episode terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!