Sekretaris Revan adalah sekretaris keluarga Brandon Sinaga yang sudah turun temurun dari ayah Revan yang terdahulu telah mengabdi di keluarga Sinaga setelah ayah dari sekertaris Revan wafat kini digantikan oleh anaknya.
sebagai sekertaris sekaligus tangan kanan tuan muda Bima Sinaga pewaris utama SINAGA GROUP.
Sekertaris Revan sudah di anggap sebagai anak sendiri oleh keluarga tuan Brandon.
Sewaktu kecil Revan dan tuan mudanya Bima tumbuh bersama, Dan umur mereka pun juga selisih satu tahunan.
Sekertaris tampan itu juga memiliki kepribadian yang sangat dingin,cuek, sebelas dua belaslah bersama tuan mudanya, dan dia juga tegas dalam segala hal apalagi hal yang menyangkut tuanya,
dia akan melakukan apapun demi melancarkan semua keinginan tuanya dan semua hal tentang tuan Bima yang harus bisa dikabulkannya supaya selaras dengan keinginan tuanya agar bisa tercapai dengan sempurna.
" Tuan apa ada yang bisa saya bantu? ''
tanya sekertaris Revan kepada tuan mudanya
dengan menundukkan kepalanya, karena melihat atasannya yang sedari tadi senyum-senyum sendiri pasti ada sesuatu hal dalam diri tuan mudanya itu pikir sekertaris Revan.
" kau memang tau Van apa yang sedang aku pikirkan, kau memang bisa di andalkan ''
sahut tuan mudanya itu yang tak lain adalah Bima, sambil menepuk pelan bahu sekertaris Revan dari belakang, dengan dirinya yang masih melihat ke arah jalanan seolah tak terjadi apa-apa saat ini.
" ya tuan muda '' sekertaris Revan menganggukkan kepala menunggu perintah dari tuan nya.
" selidiki tentang gadis kecil yang menuntun sepeda dan berseragam tadi, tapi jangan sampai Hendra tau, kalau kau menyelidiki tentang gadis kecil tadi karena mereka satu sekolah, Kau tahu kan seragam mereka sama aku tidak ingin dia meledekku,dan ingat satu hal, simpan rahasia ini baik-baik jangan sampai kedua orang tua ku tau '' jelas lelaki tampan bertubuh atletis tersebut.
" baik tuan muda saya akan melakukan perintah anda sesuai yang anda minta "
kenapa anda penasaran pada gadis yang masih belia tuan, padahal diluaran sana wanita mengantri ingin menjadi kekasih anda gumam Revan dalam hatinya.
beberapa saat kemudian handphone Bima pun berbunyi menandakan ada panggilan masuk di layar ponselnya, dan telfon itu ternyata dari adiknya yaitu Hendra yang menunggu jemputan yang sedari tadi yang tak kunjung datang.
Bima mengangkat teleponnya kemudian berbicara dengan Hendra diseberang sana.
" ya halo ada apa " ucap Bima dengan gaya angkuhnya.
" kakak dimana sih katanya sekalian jemput aku, katanya kakak habis pertemuan sama clien kakak kata supir tadi pagi " jawab Hendra yang sedikit kesal karena jemputan nya tak kunjung datang sedari tadi itu.
" ya Hen ini kakak sudah hampir sampai disekolah kamu " sahut Bima dengan begitu cueknya dan panggilan pun terputus.
tut
tut
tut
kakak kebiasaan mematikan telfon mendadak, jadi laki-laki kenapa dingin sekali tapi kenapa banyak sekali wanita yang mengejar - ngejar dia ya monolog Hendra.
Ketika teleponnya dimatikan sepihak oleh kakaknya tak berapa lama jemputan Hendra pun datang.
mobil mewah hitam mulai berhenti tak jauh dari gerbang sekolahnya.
perlahan Hendra pun mulai melangkah ke arah mobil mewah yang menjemputnya itu.
JEG GLEK......
bunyi pintu mobil yang di buka sekertaris Revan.
"selamat siang tuan muda Hendra maaf sedikit terlambat menjemput anda karena tadi sedikit ada kendala di jalan " ucap sekertaris Revan ketika membuka kan pintu untuk adik dari atasannya tersebut.
Dan sekertaris Revan langsung menjelaskan alasannya kepada Hendra sambil membungkuk kan sedikit tubuhnya.
" ya sekertaris revan tidak apa-apa " jawab Hendra dan ia langsung membungkukkan badannya saat masuk kedalam mobil.
kemudian sekertaris Revan menutup pintu mobil bagian belakang penumpang setelah Hendra memasukinya,
sekertaris Revan pun memasuki mobil di bagian depan di samping kemudi bersama supir.
Bima tetap saja diam karena memang tidak ada yang perlu di bicarakan, dan memang kakak dari Hendra itu tidak terlalu banyak bicara lebih terkesan cuek,
Dan tentu saja meskipun dia pribadi yang dingin tidak sedikitpun mengurangi kharisma nya sebagai CEO, yang dipuja banyak wanita karena ketampanannya berbeda dengan Hendra yang begitu santai,
Dan saat ini mobil yang ditumpangi mereka pun melaju dengan kecepatan sedang.
beberapa saat kemudian.
mobil pribadi yang mereka tumpangi pun akhirnya sampai di Mansion miliknya.
para pelayan sudah berbaris sangat rapi untuk menyambut kedatangan tuanya, itu adalah rutinitas yang setiap hari mereka lakukan di mansion besar bak istana negeri dongeng itu,
perlahan mereka mulai turun dari mobil hitam mewahnya tersebut.
dan langsung di sambut oleh para pelayan mansion nya.
" selamat datang tuan muda"
ucap seluruh para pelayan kepada tuanya sambil membungkukkan badannya,
sedangkan Bima, Hendra, dan Revan dengan acuhnya mereka tidak menghiraukan sambutan para pelayan ya itu.
dan itu adalah hal yang sudah biasa.
Kini mereka mulai memasuki dalam mansion dan di sambut oleh kepala pelayan laki laki paru baya yang bernama pak Tejo,
ya dia adalah kepala seluruh pelayan di mansion itu dan tugasnya adalah melaporkan seluruh aktivitas dan kejadian yang ada di mansion setiap harinya.
"selamat siang tuan muda"
sapa pak Tejo kepada tuan mudanya dan mereka hanya menjawab dengan anggukkan kepalanya,dan pak Tejo langsung membuka jas Bima dan membawakan tas kerja tuanya menuju kamarnya, dan melaporkan seluruh kegiatan yang ada di mansion nya tanpa di mintai pertanyaan oleh tuanya,
karena pak Tejo sudah mengerti sifat dari tuanya yang tidak banyak bicara alias berwatak dingin.
Pak Tejo kini langsung mengekor dibelakang Bima sedari tadi sambil menjelaskan apa yang dilakukan di mansion nya ini, sedangkan Hendra langsung memasuki kamarnya dan sekertaris Revan langsung berniat berpamitan untuk kembali pulang.
" tuan jika tidak ada lagi yang anda perlukan saya pamit undur diri " ucap asisten Revan sambil menundukkan kepalanya.
" Baiklah sekarang kau pulanglah sekertaris Revan, oh iya jangan lupakan satu hal tentang tugas yang aku berikan kepadamu"
" baik tuan muda saya akan melakukan sesuai yang anda inginkan" sahut sekertaris Revan sambil menundukkan kepalanya
" bagus kau memang bisa di andalkan Van aku percaya padamu " Bima mengembangkan senyumnya yang tidak pernah pudar karena membahas tentang gadis belia yang memporak porandakan hatinya saat ini itu.
" baiklah tuan saya pamit undur diri "
Bima hanya menganggukkan kepalanya saja sebagai jawaban untuk sekertaris Revan.
Sedangkan pak Tejo masi melakukan tugasnya yaitu melayani tuan mudanya, menaruh jas dan tas tuanya yang tadi ia bawa, dan membukakan sepatu tuan Bima kemudian menyiapkan pakaian rumahan untuk tuanya itu.
" semuanya sudah selesai tuan, apa anda ingin saya ambilkan makan siang tuan atau ada lagi yang tuan butuhkan " tanya pak Tejo kepada tuanya.
" pergilah pak Tejo tugasmu sudah selesai,dan aku tadi sudah makan siang setelah bertemu clien kau bekerja dengan baik hari ini pak Tejo sekarang pergilah "
" Terima kasih tuan, kalau begitu saya pamit undur diri tuan muda " ucap pak Tejo sambil menganggukkan kepalanya kemudian pak Tejo membungkuk kan kepalanya dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar tuanya itu.
Berbeda ditempat lain.
akhirnya Zahra yang menuntun sepedanya sedari tadi itu yang sudah tak layak pakai tersebut, kini akhirnya telah sampai di rumahnya dan dia langsung masuk kedalam dengan keadaan dirinya yang saat ini seperti sangat kelelahan.
" assalamualaikum ayah ibu " ucap Zahra yang baru pulang sekolah dengan nafasnya yang masih tak beraturan,
Zahra langsung menuju dapur dan membuka kulkas mengambil air dan langsung ia teguk karena kerongkongannya begitu sangat kering.
" Waalaikum salam " sahut ibu dan ayah Zahra bersamaan mereka berdua memandangi anaknya yang tidak seperti biasanya,
karena kebiasaan Zahra sepulang sekolah pasti dia langsung menyalami tangan kedua orang tuanya, melihat Zahra yang langsung berlari ke dapur kedua orang tuanya heran.
" kenapa ya yah Zahra langsung pergi ke dapur tidak biasanya seperti itu" tanya bu Fatma kepada suaminya.
" mungkin sangking hausnya bu kan siang ini begitu panas cuacanya " jawab apk Anwar.
bu Fatma cuma mengangguk- anggukan kepalanya mendengar jawaban dari suaminya.
kini Zahra telah keluar dari dapur setelah dia mengisi tenggorokannya yang begitu haus itu, kemudian dia menyalami kedua orang tuanya dan langsung duduk disebelah ibu Fatma yang sedang bercengkrama dengan ayahnya diruang keluarga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
Febby Fadila
masih nyiamk alurnya thor.. tp ini bima suka sama zahra de mau jd pedofil 🙊🙊🙊🙊
2024-07-25
0
Fitri Yani
mash mencba memahi alur cerita🙄
2022-02-14
4