Guru Baru

Hari ini Kiara berangkat ke sekolah dengan mengendarai mobil sport nya,  kali ini dia berangkat dengan agak tergesa-gesa karena bangun kesiangan.

 Kiara yang berangkat siang bertambah kesal saat tahu bahwa tempat yang biasa digunakan untuk parkir mobilnya sudah ditempati oleh orang lain. Akhirnya Kiara dengan sangat terpaksa memarkirkan Mobilnya di samping mobil tersebut.

 Kiara yang terlambat segera masuk ke dalam kelasnya, dengan kebiasaanya yang nyelonong saja! Bahkan Kiara tidak memedulikan kalau sudah ada guru baru duduk di depan ruang kelasnya.

 “Kamu, siswa yang baru datang! Segeralah berdiri di depan pojok kelas dan angkat kaki kamu sebelah dengan kedua tangan menjewer telinga kamu!” perintah guru seni budaya yang baru dengan masih menunduk mengambil buku di dalam tasnya.

 “Maaf pak, saya baru terlambat 5 menit! Jalanan macet pak karena tadi ada pawai anak TK!” ucap Kiara ngeles!

 “What pawai anak Tk? Bukannya anak TKnya kamu!” jawab sang guru hingga semua kelas dibuat tertawa dengan jawaban gurunya.

 Kiara yang kesal mau tidak mau mengikuti permintaan gurunya, namun saat dirinya memandang wajah gurunya dirinya sangat terkejut dibuatnya.

 “Astaga,  itu kan kak Agam? Ngapain disini? Menjadi guru kah? Ah…, Kayaknya tidak mungkin. Dia kan menantu miskin yang dicomot oleh kakek Entah dari mana asalnya,” guman Kiara lirih sambil menutup mulutnya karena tidak percaya bertemu lagi dengan Agam.

 “Hai…, kenapa kamu melotot melihat pak Guru? Apa kamu mau ditambah hukumannya?” tanya Agam yang sengaja dilakukan untuk menyiksa Kiara.

 “E…, tidak pak!” jawab Kiara gugup.

 “Baiklah, akan tetapi kamu setiap pelajaran saya wajib mengambil dan mengumpulkan buku tugas teman kamu di ruangan saya,” perintah Agam tegas.

 “Baik pak! Tapi mohon sekarang boleh kembali ke bangku aku ya pak?” tanya Kiara yang sudah merasa pegal dengan hukuman Agam.

 “Tidak boleh, kamu aku dihukum  sampai jam pelajaran selesai!” ucap Agam Tegas hingga membuat semua siswanya melongo karena selama ini tidak ada yang memperlakukan Kiara seperti itu. Kiara dimata guru yang lain termasuk siswa yang berprestasi dan banyak disayangi bapak dan ibu guru. Kalau terlambat 5 menit saja pasti diperbolehkan masuk kalau alasannya tepat.

 “Bener-benar suami tidak ada akhlak,” ucap Kiara lirih namun sedikit terdengar oleh Agam yang berada di dekatnya hingga akhirnya Agam memelototinya. Kiara akhirnya memilih untuk diam hingga bel pergantian pelajaran berbunyi.

 “Kiara, kau bawalah tugas ini di ruangan aku!” perintah pak Agam setelah membereskan buku-bukunya dan berdiri meninggalkan kelasnya.

 Kiara pun yang merasa pegal kakinya langsung duduk di bangku untuk mengambil minum melepaskan rasa haus dan capeknya.

 “ Kiara segera ke ruangan saya! Apa hukumannya mau ditambah lagi?” teriak pak Agam yang ternyata masih berada di dekat pintu dalam ruang kelas.

 “Busyet deh, bener-bener manusia planet yang punya pemancar hingga jaringannya kuat sehingga bisa memonitor setiap gerak-geriku!” ucap Kiara yang kembali berdiri dan mengambil buku tugas temannya untuk dikumpulkan.

 “Kamu sih Kiara, sudah tahu guru baru kamu main batah saja!” ucap sahabatnya Nayla yang prihatin dengan keadaan Kiara.

 “Mana aku tahu kalau dia galak banget! Setahuku dia sangat lemah dan baik!” ucap Kiara yang keceplosan seolah-olah dia tahu sesuatu tentang pak Agam.

 “Kiara, apa kamu mengenalnya?” tanya Nayla sambil mengernyitkan dahinya karena penasaran.

 “Tidak…, maksud aku melihat dari tampangnya dia kelihatan merupakan manusia bertipe lemah dan baik,” ucap Kiara gugup. Kiara bergegas meninggalkan Nayla menuju ruang guru mengumpulkan tugas teman-temannya. Namun ternyata ruang pak Agam ada di ruang sendiri karena pak Agam juga merangkap sebagai pimpinan pengelola yayasan.

 “Tok…, tok…! Permisi pak!” ucap Kiara setelah mengetuk pintu!

 “Masuk!” perintah Agam dingin sedingin es balok dengan kondisi Agam masih duduk mengeluarkan bekal dari rumahnya! Hal itu tidak lepas dari pengamatan Kiara.

 “Ha…, benar-benar pemuda miskin. Ke sekolah saja bawa bekal sendiri, pasti bekal yang dibawanya tidak enak,” gumam Kiara lirih.

 “What apa yang kamu bilang? Dasar gadis manja, memangnya kamu bisa masak, hingga menghina makanan orang! Coba kamu rasakan ini!” teriak Agam kesal. Kiara hanya bengong menatap makanan yang dibawa oleh Agam, ternyata makanan yang dibawa Agam adalah makanan selera orang-orang tajir yang biasa ia makan. Kiara yang lapar sangat menginginkan makanan itu. Tiba-tiba perutnya berbunyi.

 “Krukkk…., krukk…,” Kiara langsung memegangi perutnya karena malu dan berharapAga tidak mendengarnya!

 “Ha…, ha…., kelihatannya ada yang tertarik dengan masakan aku ya? Dasar gadis manja!” ucap Agam sambil membagi makanannya menjadi 2 bagian dan satunya di serahkan untuk Kiara.

 “Apa pak ini?” tanya Kiara setelah menerima makanan dari Agam.

 “Makanlah! Ayo segera dimakan nanti keburu dingin!” perintah Agam kepada Kiara. Karena lapar Kiara menghabiskan makanan tersebut dengan sangat rakus, tanpa berpikir akibat dari segala sesuatunya. Setelah menyantap makanan yang lezat Kiara membereskan tempat makanan tersebut dan memasukkannya kembali ke tempatnya.

 Setelah selesai beberes Kiara pamitan hendak kembali ke kelasnya namun harapannya sirna begitu saja setelah mendengar perintah pak Agam untuk kesekian kalinya.

 “Mau kemana kamu! Itu semua tidak gratis kalau kamu makan di restoran itu semua habis 500 ribu!” ucap Agam dengan lantang.

 “Busyet dach…, benar-benar orang miskin makan begini saja malak orang bayar 500 ribu!” ucap Kiara jengkel sehingga semakin membuat pak Agam panas hati dan naik pitam.

 “Ok! Gadis manja!Tolong besok kamu bawakan bekal seperti ini! Aku ingin tahu apakah kamu bisa?” tanya Agam dengan sangat kesal hingga mencondongkan wajahnya di depan wajah Kiara. Sekali lagi mereka berdua merasakan getar-getar aneh yang tidak mereka sadari.

 “Baik, itu tidak masalah! Bahkan aku bisa membawakan untuk semua orang di sini!” tantang Kiara tanpa memperhatikan resikonya kalau sesungguhnya akan mempersulit dirinya.

 “Baiklah gadis manja! Aku bawakan saja 10 kotak nasi seperti ini dengan jerih payah kamu sendiri!” tantang Agam yang langsung disetujui  oleh Kiara.

 “Baik…, Tidak masalah. Tapi what? 10 bungkus? Bolehkah separuhnya?” tanya Kiara memelas berharap ada belas kasihan dari Agam.

 “Tidak! Itu sudah aku beri batas toleransi! Kalau kamu tidak mau mengerjakan, hukumannya aku tambah, ” jawab Agam tegas.

 “Baik pak! Aku akan melaksanakannya! Tapi konsekuensinya berangkat agak siang ya?” rintih Kiara berharap diberi kelonggaran oleh Agam.

 “Tidak bisa, kamu tetap berangkat pagi! Kalau terlambat nanti aku hukum kembali!” ancam Agam kepada Kiara. Akhirnya mereka berdua sepakat dengan ketentuan-ketentuan yang dituliskan di dalam sebuah kesepakatan bersama. Dan uniknya Kiara tidak melihat sama sekali isi kesepakatan. Agam memanfaatkan peluang tersebut dengan menuliskan kalau Kiara akan menjadi asistennya di sekolah selama tiga bulan ke depan. Agam tersenyum puas karena Kiara tidak membaca isi kesepakatan tersebut sehingga membuka peluang dirinya untuk memberi pelajaran kepada Kiara.

 Keesokan harinya Kiara berangkat ke sekolah dengan wajah yang berantakan karena harus menyiapkan menu masakan yang diminta pak Agam.

 Kiara membuatnya dengan susah payah namun setelah diberikan ke pak Agam tidak dilihat sama sekali dan menyuruhnya untuk diberikan kepada seluruh karyawan yang membersihkan sekolah.

 “Benar-benar manusia planet lain yang menjengkelkan. aku buat susah-susah untuknya, eh suruh memberikan ke orang lain!” gerutu Kiara di dekat Nayla sahabatnya.

 “Siapa yang manusia planet Ara?” tanya Nay kepada sahabatnya.

 “Itu, tuh guru baru kita, menjengkelkan dan menyebalkan!” ucap Kiara yang dibantah oleh Nayla.

 “Astaga...., Ara! dari semua siswi yang sekolah di sini hanya kamu yang bilang kalau pak Agam itu menjengkelkan dan menyebalkan. Lihatlah tampangnya yang cakep dan manis punya karisma sehingga mampu melumpuhkan saraf otak aku sehingga aku tidak bisa bergerak di depannya,” ucap Nayra yang memang sangat menyukai pak Agam.

“Ha…, Nay kayaknya otak kamu bener-bener sowak! Cakep dan manis dari mananya! Cuih…, dia itu manusia planet lain yang nyasar di bumi. Lihatlah bentuk dan modelnya sangat langka!” bisiknya kepada Nayla sehingga tidak fokus pada pelajaran.

 “Langka gimana ya? Buka mata kamu Kiara, dia itu pokoknya idaman semua wanita. Aku dengar dia juga tajir melintir lo? Lihat saja mobil sport yang terparkir di depan, itu mobilnya lo versi terbaru!” ucap Nayra tapi Kaira masih juga tidak percaya.

 “What? Tajir melintir dari mana? Aku tahu dia itu hanya pemuda miskin yang tidak punya apa-apa!” ucap Kiara yang masih tidak percaya, karena selama yang dia tahu dia hanyalah menantu miskin yang dipilih kakeknya untuk menikahi dirinya karena menanatu yang disodorkan kakaknya tidak hadir di pernikahannya.

 “Kiara, tolong sebutkan 3 teknik melukis yang kamu ketahui!” tunjuk Agam karena tahu Kiara sedang tidak fokus mendengarkan pembelajarannya.

 “Baik pak. Teknik Aquarel, Teknik plakat, Teknik spray dan Teknik pointilis pak,” jawab Kiara dengan tegas dan benar.

“Bagus Kiara! Meskipun kamu sudah bisa menguasai materi Seni Budaya yang saya ajarkan aku harap kamu jangan ramai sendiri!” Agam memberi peringatan kepada Kiara dengan sangat jelas hingga semua teman-temannya memandangnya.

 

Terimakasih para pembaca yang setia, atas kontribusi anda dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya. Bagaimana kisah selanjutnya ya? Akankah Agam bisa membuat Kiara menderita? Mari kita simak kisah selanjutnya!

Terpopuler

Comments

George Lovink

George Lovink

Kadang penulis tuh hal yang kecil mereka lupa nanti di kasih tau baru sadar...biàrkan mbak biar mereka belajar mengoreksi tulisan mereka sendiri supaya lain kali kalau menulis tuh diperhatikan...

2023-07-26

0

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

wooow amazing story thor lanjutkan

2023-03-07

0

SEPTi

SEPTi

kok aku kamu harusnya saya kamu kalau di sekolah

2022-06-02

2

lihat semua
Episodes
1 Keras Kepala
2 Setelah Pernikahan
3 Batas Kesabaran
4 Guru Baru
5 Semakin Berat
6 Kakek Danu
7 Penasaran
8 Rencana Agam
9 Tidak Adil
10 Mendekati Kiara
11 Terbelenggu
12 Awal Pertemuan
13 Rencana Mama
14 Ddicukur Kuncung
15 Menungguku
16 Kiara Diculik
17 Fitnah
18 Melarikan Diri
19 Terjebak Kedua Kalinya
20 Dengan Setia
21 Pengorbanan Kiara
22 Manja
23 Terkejut
24 Semakin Terkejut
25 Ciuman Pertama
26 Penyesuaian
27 Bersikap Profesional
28 Bersama Kiara
29 Ketahuan
30 Dendam
31 Keberangkatan Kiara
32 Kemenagan Kiara
33 Semakin lengket
34 Teror
35 Kecurigaan
36 Kejutan
37 Hasil Diagnosa
38 Villa Keluarga
39 Malam Pertama
40 Keindahan Paris
41 Hari Terakhir Kiara
42 Hamil
43 Semakin Gencar
44 Pulang
45 Masuk Sekolah
46 Ngidam
47 Kelulusan
48 Hadiah
49 Daftar Kuliah
50 Stanford University
51 Hilang
52 Kebetulan
53 Masih Tarauma
54 Hukuman Setimpal
55 Pulang
56 Meninggal
57 Pemakaman
58 Wasiat
59 Kolam Renang
60 Cappadocia
61 Check Up Kandungan
62 Terbang ke Turki
63 Naik Balon Udara
64 Cemburu Buta
65 Kalah Cepat
66 Rujak jambu Kristal
67 Syukuran Tujuh Bulanan
68 Sibuk
69 Kebingungan
70 Melukai Kamu
71 Menjemput Neta
72 Nayla Ngambek
73 Bermain ke rumah Kiara
74 Bertemu Prawira
75 Heboh
76 Hari Bahagia
77 Pernikahan
78 Menolong Indri
79 Tulus Mencintaimu
80 Kak Erlita
81 Permintaan Maaf
82 Bertemu Prawira
83 Sangat Manja
84 Tugas Mendadak
85 Katakan Cinta
86 Teringat akan Sesuatu
87 Teringat akan Sesuatu
88 Kangen Berat
89 Bernafas Lega
90 Cucu Kesayangannya
91 Namanya DAffa Maheswara
92 Nayla hamil
93 Terlalu Berlebihan
94 Empat Mata
95 Cukup Melelahkan
96 Mengagumi Kiara
97 Nekad
98 Teman Lama
99 Keluarga yang Harmonis
100 Berlatih Beladiri
101 Bersama Suami
102 Berbagi Pengalaman
103 Dipertemukan Dengannya
104 Semakin Dewasa
105 Si Kunyuk Menyebalkan
106 Keluar dari Penjara
107 Lamaran Adrian
108 Jalan Bareng
109 Pernikahan Dewi
110 Bahagia
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Keras Kepala
2
Setelah Pernikahan
3
Batas Kesabaran
4
Guru Baru
5
Semakin Berat
6
Kakek Danu
7
Penasaran
8
Rencana Agam
9
Tidak Adil
10
Mendekati Kiara
11
Terbelenggu
12
Awal Pertemuan
13
Rencana Mama
14
Ddicukur Kuncung
15
Menungguku
16
Kiara Diculik
17
Fitnah
18
Melarikan Diri
19
Terjebak Kedua Kalinya
20
Dengan Setia
21
Pengorbanan Kiara
22
Manja
23
Terkejut
24
Semakin Terkejut
25
Ciuman Pertama
26
Penyesuaian
27
Bersikap Profesional
28
Bersama Kiara
29
Ketahuan
30
Dendam
31
Keberangkatan Kiara
32
Kemenagan Kiara
33
Semakin lengket
34
Teror
35
Kecurigaan
36
Kejutan
37
Hasil Diagnosa
38
Villa Keluarga
39
Malam Pertama
40
Keindahan Paris
41
Hari Terakhir Kiara
42
Hamil
43
Semakin Gencar
44
Pulang
45
Masuk Sekolah
46
Ngidam
47
Kelulusan
48
Hadiah
49
Daftar Kuliah
50
Stanford University
51
Hilang
52
Kebetulan
53
Masih Tarauma
54
Hukuman Setimpal
55
Pulang
56
Meninggal
57
Pemakaman
58
Wasiat
59
Kolam Renang
60
Cappadocia
61
Check Up Kandungan
62
Terbang ke Turki
63
Naik Balon Udara
64
Cemburu Buta
65
Kalah Cepat
66
Rujak jambu Kristal
67
Syukuran Tujuh Bulanan
68
Sibuk
69
Kebingungan
70
Melukai Kamu
71
Menjemput Neta
72
Nayla Ngambek
73
Bermain ke rumah Kiara
74
Bertemu Prawira
75
Heboh
76
Hari Bahagia
77
Pernikahan
78
Menolong Indri
79
Tulus Mencintaimu
80
Kak Erlita
81
Permintaan Maaf
82
Bertemu Prawira
83
Sangat Manja
84
Tugas Mendadak
85
Katakan Cinta
86
Teringat akan Sesuatu
87
Teringat akan Sesuatu
88
Kangen Berat
89
Bernafas Lega
90
Cucu Kesayangannya
91
Namanya DAffa Maheswara
92
Nayla hamil
93
Terlalu Berlebihan
94
Empat Mata
95
Cukup Melelahkan
96
Mengagumi Kiara
97
Nekad
98
Teman Lama
99
Keluarga yang Harmonis
100
Berlatih Beladiri
101
Bersama Suami
102
Berbagi Pengalaman
103
Dipertemukan Dengannya
104
Semakin Dewasa
105
Si Kunyuk Menyebalkan
106
Keluar dari Penjara
107
Lamaran Adrian
108
Jalan Bareng
109
Pernikahan Dewi
110
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!