Pernikahan karena balas budi terhadap kakek Danu telah terjadi. Kiara dengan sangat terpaksa menerima pernikahan tersebut, meskipun dia sesungguhnya tidak mengharapkan menikah muda. Kiara masih tercatat sebagai siswa kelas 12 SMA Putra Harapan di sebuah sekolah swasta bonafit di daerah tersebut.
Kiara berada di dalam sebuah kamar dengan Agam yang telah resmi menjadi suaminya meskipun terpaksa. Kiara yang cantik dan lemah lembut tidak ingin dirinya langsung menyerahkan mahkotanya untuk suaminya.
“Gila, alangkah malangnya nasibku ini lepas dari mulut Harimau masuk juga nih ke mulut Buaya, tampang sih lumayan tapi masa depan tidak jelas. Ada-ada Si kakek, dapat orang seperti ini dari mana?” gumamnya lirih sambil naik ke pembaringan setelah mengganti bajunya. Demikian pula Agam yang sudah berganti baju hendak bergerak cepat mencoba tidur di samping istrinya.
“Kakak mau ngapain? Sana tidur di bawah, atau tidur di sofa situ!” ucap Kiara yang melotot tidak suka dengan Agam.
“Tapi aku kan suami kamu, harusnya aku tidur di samping kamu!”ucap Agam membela dirinya.
“Suami pengganti tepatnya. Dan itu semua karena permintaan kakek. Kalau aku suruh milih aku pasti akan memilih tidak jadi menikah daripada menikah dengan kamu. Sebenarnya aku masih suka sendiri. Aku menikah dengan calon suami sebelum kamu juga karena kakak aku!” ungkap Kiara yang sebenarnya dirinya belum ingin menikah dan masih suka bermain dengan teman-temannya.
“Benar-benar ABG labil dan kurang ajar, kalau tidak cantik pasti aku sudah menendangnya,” ucap Agam sambil membawa bantal dan selimut menuju sofa.
Agam selanjutnya karena capek tidur hingga terbangun di pagi hari. Agam bergegas membersihkan dirinya dan berlanjut sholat subuh. Agam meskipun anak yang tidak patuh terhadap orang tuanya karena perbedaan profesi tapi untuk sholat tetap nomor satu. Agam tidak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Agam masih melihat Kiara tertidur dengan nyenyak sehingga Agam turun tangan untuk membangunkannya.
“Hai…, adik gadis. Ayo bangun segera melaksanakan salat subuh. Waktu sudah menunjukkan jam 6.30 wib,” Agam yang yang sedikit mengusap tangan Kiara dengan lembut. Namun tiba-tiba Kiara dengan spontan membanting tubuh Agam hingga Agam tertindih di bawahnya.
“Pemuda miskin, sekali lagi hubungan kita hanya sebatas di atas kertas, ingat dan camkan itu!” ancam Kiara yang ternyata jago ilmu beladiri yang meskipun dia sebenarnya merupakan gadis yang lemah lembut.
“Hai…, adik gadis! Meskipun bagaimana prosesnya tapi aku tetap suamimu. Dan ingatlah jangan pernah durhaka kepada suamimu kalau kamu ingin masuk surga!” gertak Agam kepada Kiara yang sempat membuat Kiara takut.
Kiara pelan-pelan melepaskan suaminya dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah melakukan aktivitas paginya Kiara langsung mengganti bajunya dengan pakaian sekolahnya. Kiara melihat sekeliling ruang kamarnya tidak menemukan suaminya.
“Aku yakin, Pemuda miskin itu pasti sedang dikerjai oleh kak Riki dan si Erlita perempuan gatal itu!” gumam Kiara lirih sambil menghela nafasnya pajang. Kiara sendiri juga suka ditindas oleh kakak dan kakak iparnya. Meskipun Kiara punya ilmu beladiri tidak pernah melawan apa yang dilakukan oleh kakaknya.
Kiara setelah siap, bergegas untuk turun menuju dapur. Disitu dilihatnya Agam sedang dibentak oleh kakaknya Riki karena masakan Agam tidak enak.
“Ha…, masakan apa ini! Rasanya kayak comberan!” bentak Riki karena memang sengaja dia lakukan untuk menindas Agam.
“Aku rasa ini cukup enak kakak ipar! Aku sudah mencicipinya sebelum aku sajikan. Dan menurutku layak untuk dimakan.
“Bruk…,” Agam terjatuh tersungkur karena saat kembali hendak mencoba masakan di meja tiba-tiba kaki Riki dijulurkan nya.
“Jangan panggil aku kakak ipar!Pernikahan ini terjadi karena kakek dan kamu dijadikan suami pengganti keluargaku untuk menutupi aib keluarga karena calon suaminya tidak datang!” Teriak Riki dengan sangat keras, namun Agam yang tidak bisa berbuat apa-apa berusaha bangkit dari jatuhnya.
“Dan satu lagi jangan harap kamu akan hidup enak menjadi menantu keluarga kaya di daerah ini. Ingatlah, kamu tinggal tidak gratis. Pekerjaan kamu di sini memasak, membersihkan rumah dan mengantar Kiara pergi ke sekolah. Satu lagi jangan harap kamu bisa menyentuh Kiara meskipun kamu suaminya. Kiara tidak pantas untuk kamu. Aku berharap setelah kematian kakek kamu harus menceraikan Kiara! Aku yakin kakek tua itu umurnya tidak panjang karena sudah sakit-sakitan!” ucap Riki yang ternyata tidak sejalan dengan cucunya.
Sedangkan Kiara yang sudah berada di ruang makan hanya terdiam dan langsung duduk untuk mengambil makanan tersebut. Kiara cuek tidak membela ataupun menyuruh kakaknya untuk menghentikan perbuatannya. Agam sebagai suaminya juga merasa sangat kecewa dengan sikap Kiara.
Setelah selesai makan, Kiara tidak memberi kesempatan kepada Agam untuk sarapan. Kiara melemparkan kunci mobilnya kepada Agam.
“Hai…, pemuda miskin. Ayo antarkan aku sekolah!” ucap Kiara memberi perintah kepada suaminya.
“Maaf, adik gadis aku tidak bisa menyetir!” ucap Agam merendah karena sebenarnya tidak ingin identitas dirinya diketahui oleh semua orang.
“Dasar pemuda miskin! Itu kunci motor menggantung di garasi, segera antarkan adikku ke sekolah sebelum terlambat!” perintah Riki yang jengkel dengan sikap Agam.
“Bener-bener pemuda miskin kak! Darimana si tua bangka itu dapat pemuda seperti itu!” ucap Erlita istri Riki dengan kasar.
“Benar-benar keluarga yang tidak ada akhlak, memperlakukan orang tua seperti itu. Kasihan kakek Danu punya cucu tidak bermoral dan tidak berperikemanusiaan,” gumam Agam lirih dan terus berjalan menuju garasi.
Agam mengambil motor matic yang ditunjukkan oleh Kiara kemudian Agam segera menyalakan mesin motornya dan mengantar Kiara menuju sekolahnya.
“Adik gadis labil sekolahnya di mana?” tanya agam di sela-sela bunyi kendaraan yang berising membelah jalan raya.
“SMA Putra Harapan, dari sini lurus terus lampu merah belok kiri. Kira-kira 12 meter sudah sampai di sekolah aku. Kakak turunkan aku di depan pintu gerbang,” ucap Kiara yang tanpa sengaja saat memberi petunjuk dirinya agak mendekatkan tubuhnya ke tubuh Agam agar mudah di dengarnya. Namun tiba-tiba dirinya merasakan ada sesuatu sengatan aneh yang menjalar di sekujur tubuhnya. Begitupun dengan Agam yang ternyata belum pernah merasakan sentuhan dengan seorang cewek karena terlalu sibuk dengan aktivitasnya.
“SMA Putra Harapan? Kita sudah sampai, ayo kamu segera turun!” perintah Agam kepada Kiara dan dengan tergesa-gesa Agam segera melajukan kendaraannya untuk pergi meninggalkan Kiara.
Kiara yang jengkel dengan ulah Agam langsung berteriak kencang.
“Nanti jemput aku sekitar jam15.30 wib di depan sekolah juga ya?”
“Ok…,” teriak Agam juga sambil mengacungkan jempolnya. Agam sedikit bernafas lega karena telah jauh dari sekolah yang dirintis oleh mamanya. Dan Ternyata mamanya merupakan kepala sekolah di situ. Sekilas tadi Agam melihat mamanya diantar oleh Varel. Agam segera menghindari agar tidak bertemu dengan mereka. Begitulah untuk selanjutanya Agam selalu memakai masker untuk menutup mukanya setiap antar jemput Kiara.
Terimakasih para pembaca yang setia, atas kontribusi anda dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya. Bagaimana kisah selanjutnya ya? Akankah Agam bisa hidup bahagia? Mari kita simak kisah selanjutnya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
keluarga yang selalu merendahkan orang lain .... hadeeh ... sabar Agam ... lanjutin sandiwara mu yg pura-pura miskin itu
2023-10-12
0
ayub tambunan
cerita yang tidak masuk akal tukan solat tpi melawan sama orang tua gimana ceritanya ini
2023-08-07
0
Imam Sutoto Suro
good job thor lanjutkan
2023-03-07
0