Pertemuan guru baru

Baju yang rapi dengan atasan warna putih dengan bawahan rok hitam, telah membawaku segera masuk ke dalam kelas SMP 1A. Walau terbilang masih baru menjadi guru, harus tetap bersyukur saat murid-murid bisa akrab menyayangiku.

Pikiran yang suntuk telah terobati, oleh canda tawa anak didikku. Walau sering kali merasakan siksaan, namun amarah itu tidak pernah kubawa dalam sekolah. Bagiku rumah kedua yang paling ternyaman adalah sekolah, makanya aku selalu ceria disekolah walau bathin begitu tersiksa.

"Pagi anak-anak!" sapaku pada semua murid.

"Pagi juga, Bu!" jawab kompak semuanya.

"Hari ini kita akan belajar Matematika, maka keluarkanlah buku dan paket kalian," suruhku.

"Baik, Bu."

Hampir dua jam mengajar. Memberikan soal dan cara-cara mengerjakan yang benar mengenai rumus metematika itu bagaimana, akhirnya selesai juga sesi memberi ilmu pada mereka.

Suara ketukan sepatu, telah membawaku untuk keruang guru segera, meredakan rasa lelah habis mengajar.

"Bu Jihan, disuruh kepala sekolah untuk rapat para guru, diruang seperti biasanya. Dimohon untuk hadir diruang rapat segera," suruh Bu Guru olahraga.

"Iya, Bu. Terima kasih atas pemberitahuannya. Saya akan segera kesana sekarang," jawabku santai.

"Oke! Jangan sampai terlambat, ya. Kalau terlambat datang kamu bakalan menyesal, sebab ada guru tampan yang bakal menjadi anggota kita," ucap berbisik Guru olahraga.

"Benarkah itu?" ucapku pura-pura tidak percaya.

"Iya, benar itu. Makanya cepetan kesana."

"Baik, Bu!" jawabku pelan.

Wajah beliau kelihatan sumringah bahagia, seperti akan menemui seorang artis saja. Aku tidak antusias kepo seperti beliau. Bagiku buat apa kita tergiur pada ketampanan seseorang, sedangkan dirumah ada yang lebih tampan.

Ternyata banyak para guru pria dan wanita sudah berkumpul. Aku yang baru saja datang, hanya menyalami tangan dan menyapa membungkukkan badan, sambil tersenyum ramah pada semua orang.

Kepala sekolah yang kami nanti, akhirnya datang juga bersama seorang pemuda, yang mengiringi langkah beliau dari belakang.

Netra sudah takjub pada pemuda itu. Ternyata apa yang dikatakan oleh Bu guru olahraga tadi ada benarnya, bahwa dia sangat tampan dan kelihatan imut sekali wajahnya.

"Baiklah, pasti kalian sudah tahu kenapa saya kumpulkan disini. Wakil kepala sekolah kita sudah pensiun, maka saya akan mengangkat wakil baru, yaitu Pak Satria yang merupakan masih kerabat jauh dengan saya. Pindahan dari sekolah SMP Negeri 2 dan beliau akan resmi menetap disekolahan kita sebagai wakil saya. Selain sebagai wakil, beliau akan membantu mengajar dikelas, dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Saya harap kalian bisa akrab dan membimbing beliau, untuk lebih mengenal baik di sekolahan kita," ucap Kepala sekolah.

"Iya, Pak. Kami pasti akan akrab kok, apalagi Pak Satrianya tampan begitu," ucap centil Ibu Olahraga.

"Hehehe, bisa saja Ibu guru yang satu ini. Terima kasih atas pujiannya. Salam kenal untuk semuanya. Saya harap, kita semua akan semakin akrab. Apabila saya butuh bantuan, semoga kalian bisa membantu dengan hati lapang dan ikhlas," ucap Pak Satria.

"Iya, Pak. Semoga kita akan jadi rekan yang berguna, untuk memberikan ilmu yang terbaik pada anak didik kita," jawab salah satu guru pria.

"Emm, amin."

Aku hanya menatap biasa-biasa saja. Namun beda sama guru-guru perempuan lain, yang kelihatan agresif dan centil pada beliau.

Pak Satria orangnya kelihatan ramah dan supel, hingga banyak guru yang sudah mulai akrab pada beliau. Karena tidak ada rapat yang penting, maka aku langsung melanjutkan pekerjaanku, untuk memberikan nilai pada jawaban yang dikerjakan para murid tadi.

Akhirnya selesai memberikan nilai pada tugas mereka. Bel telah berbunyi, menandakan jam mata pelajaran kedua telah dimulai.

Jadwal hari adalah mengajar di kelas dua juga, dengan pelajaran yang sama yaitu Matematika.

Langkah perlahan-lahan mulai menuju ke kelas, yang jadi pekerjaanku sekarang.

Bhugh, tanpa sengaja bahu sudah menabrak seseorang, ketika netra telah fokus menata buku, yang sudah berantakan saat berada ditangan.

"Maaf ... maafkan saya," Suara seorang pria.

"Tidak apa-apa," jawabku lemah, sambil memunguti buku yang jatuh.

Ternyata yang kutabrak adalah wakil kepala sekolah. Sungguh memalukan sekali, akibat tidak hati-hati berjalan hingga menabrak kasar beliau.

"Ini!" Sebuah buku telah disodorkan Pak Satria.

"Terima kasih, Pak!" ucapku malu-malu.

"Iya, sama-sama. Maaf ya, bukunya jadi kotor begitu, sebab aku menabrak kamu tadi," ucap beliau tak enak hati.

"Iya, Pak. Tidak apa-apa. Mungkin saya tadi yang kurang hati-hati akibat tidak fokus melihat jalan," ucapku merasa bersalah.

"Iya, sama. Tadi saya juga sedang tidak fokus melihat jalan. Fokus saya tadi terbagi, sebab melihat ke sekeliling sekolahan," jelas beliau.

"Oh, begitu. Kalau begitu saya permisi dulu untuk pergi mengajar," pamitku

"Oh, iya. Selamat mengajar kalau begitu. Maaf ya, tadi tidak sengaja," imbuhnya tak enak hati lagi.

"Baik, Pak."

Tidak ingin terjebak mengulur waktu. Langkah mencoba tergesa-gesa pergi, dari hadapan Wakil kepala sekolah. Lagian aku tidak mau ada yang membicarakan kami, perihal lamanya kami saling berbicara barusan.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ🍀⃟ᏽꮲ𐑈•ꪀׁꪱ꯱ׁׅ֒꯱ɑׁ🐅⃫⃟⃤

🍭ͪ ͩ🍀⃟ᏽꮲ𐑈•ꪀׁꪱ꯱ׁׅ֒꯱ɑׁ🐅⃫⃟⃤

wkwkw tim Jihan selingkuh sama satria gasihh

2024-01-23

1

sephine

sephine

Jihan kamu sudah jasi guru yang baik ya
lupakan suamimu lepaskan saja ya

2023-04-01

2

🗿

🗿

hmm bisa jadi jihan berbelok ke satria klu suami nya tiap hari nyiksa trs

2023-03-19

0

lihat semua
Episodes
1 Kekasaran suami
2 Sikap kasar suami
3 Pertemuan guru baru
4 Kepalsuan kemesraan
5 Muak sama obrolan orang tua
6 Mau menumpang kerumah keluarga
7 Kekesalan pada tamu baru
8 Kepergok
9 Mencoba menyelidiki
10 Sadar dari pingsan
11 Mengajak jalan-jalan sepuasnya
12 Dalam keadaan sakit tetap melayani suami
13 Ketahuan
14 Kebuka Semuanya
15 Penyiksaan Yang Bertubi-tubi
16 Hampir Katahuan akibat disiksa
17 Pemaksaan agar mau mengaku
18 Mengantar Berobat
19 Mencoba mencari bukti
20 Pembelaan Bagian 1
21 Pembelaan bagian 2
22 Kesedihan Penyelamat akan pergi
23 Ingin Diajak Menghirup Udara Segar
24 Menikmati panorama pantai berdua
25 Kepergok Selingkuh Berduaan
26 Kabur Dari Rumah
27 Mencari Cara Agar Semua Terungkap
28 Emosi Kemarahan Orangtua Jihan
29 Kemurkaan Pada Anak
30 Berusaha Membujuk Mertua
31 Dia Yang Kekuh Memohon
32 Emosi Yang Memuncak
33 Mendapatkan warisan
34 Ingin meminta hak atas warisan
35 Bingung Cara Mengembalikan Harta
36 Sakit Diselingkuhi.
37 Ingin Bernegosiasi Dengan Mantan
38 Tidak Bisa Berkutik Lagi
39 Tak Kuasa Dia Menyentuhku
40 Terpuruk Dalam Noda
41 Anak Yang Masih Berulah
42 Bingung Dikejar Polisi
43 Merasakan Kesengsaraan Hidup
44 Ketemu Pelindung
45 Mual-mual
46 Kesedihan Akan Hadir Si Kecil
47 Kaget Tahu Dia Hamil
48 Ingin Memilikinya
49 Menawari Menikah
50 Kebingungan Atas Tawarannya.
51 Berkunjung Meminangnya
52 Ingin Tahu Keadaannya
53 Mengajak Periksa Kandungan
54 Pemeriksaan USG
55 Lamaran
56 Senang Diajak Ke Pantai
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Kekasaran suami
2
Sikap kasar suami
3
Pertemuan guru baru
4
Kepalsuan kemesraan
5
Muak sama obrolan orang tua
6
Mau menumpang kerumah keluarga
7
Kekesalan pada tamu baru
8
Kepergok
9
Mencoba menyelidiki
10
Sadar dari pingsan
11
Mengajak jalan-jalan sepuasnya
12
Dalam keadaan sakit tetap melayani suami
13
Ketahuan
14
Kebuka Semuanya
15
Penyiksaan Yang Bertubi-tubi
16
Hampir Katahuan akibat disiksa
17
Pemaksaan agar mau mengaku
18
Mengantar Berobat
19
Mencoba mencari bukti
20
Pembelaan Bagian 1
21
Pembelaan bagian 2
22
Kesedihan Penyelamat akan pergi
23
Ingin Diajak Menghirup Udara Segar
24
Menikmati panorama pantai berdua
25
Kepergok Selingkuh Berduaan
26
Kabur Dari Rumah
27
Mencari Cara Agar Semua Terungkap
28
Emosi Kemarahan Orangtua Jihan
29
Kemurkaan Pada Anak
30
Berusaha Membujuk Mertua
31
Dia Yang Kekuh Memohon
32
Emosi Yang Memuncak
33
Mendapatkan warisan
34
Ingin meminta hak atas warisan
35
Bingung Cara Mengembalikan Harta
36
Sakit Diselingkuhi.
37
Ingin Bernegosiasi Dengan Mantan
38
Tidak Bisa Berkutik Lagi
39
Tak Kuasa Dia Menyentuhku
40
Terpuruk Dalam Noda
41
Anak Yang Masih Berulah
42
Bingung Dikejar Polisi
43
Merasakan Kesengsaraan Hidup
44
Ketemu Pelindung
45
Mual-mual
46
Kesedihan Akan Hadir Si Kecil
47
Kaget Tahu Dia Hamil
48
Ingin Memilikinya
49
Menawari Menikah
50
Kebingungan Atas Tawarannya.
51
Berkunjung Meminangnya
52
Ingin Tahu Keadaannya
53
Mengajak Periksa Kandungan
54
Pemeriksaan USG
55
Lamaran
56
Senang Diajak Ke Pantai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!