Ratu terus memandang ke arah Neil dan kawannya. Tetapi bukan mereka yang gadis ini perhatikan. Melainkan sepasang kekasih yang sedang berjalan mendekat dengan tangan yang saling mengait satu sama lain. Ratu terus menatap Bilal dan Hera yang berlalu dihadapannya. Sempat matanya dan mata Bilal bertemu sejenak. Sebelum Bilal benar-benar pergi dari hadapannya.
Gadis itu merasa kesal melihat kedekatan antara Bilal dan Hera. Tapi ia tahu, bukan haknya untuk cemburu, mengingat dirinya dan Bilal sudah tak memiliki hubungan apapun. Ratu meremas minuman kaleng ditangannya lalu membantingnya dengan keras. Alhasil minuman itu berceceran dan mengotori lantai.
"Lihat aja, beraninya mereka mainin perasaan gue. Jangan lupa, pembalasan selalu lebih kejam" gumam Ratu sambil tersenyum miring.
"Kalian bertiga ngapain masih disini? Bel sudah bunyi, ayo masuk kelas" ucap Gio seraya menggerakkan tangannya menyuruh pergi. Neil dan kedua temannya lalu menaiki tangga menuju kelas mereka.
Seakan tak ingin tertinggal berita, ketiga pemuda itu kembali membuka suara. Liam terkejut bukan main setelah mengetahui jika Bilal dan Ratu sempat memiliki hubungan. Keduanya memang sempat menjadi couple goals di SM. Tak ada yang tak iri dengan hubungan pasangan itu, namun semuanya selesai begitu saja karena sebuah kesalahan.
"Gue pikir Kak Ratu suka sama loe, dia care banget sama loe Neil" celetuk Damar. Liam setuju dengan ucapan Damar, Ratu memang terlihat seperti sedang mendekati Neil. Tetapi itu semua hanya karena kebaikan atau memang ada perasaan, mereka masih belum bisa menentukan. Neil menghentikan perbincangan konyol temannya, dan mengajak mereka untuk segera masuk kedalam kelas.
Ketika bel pulang berbunyi, Ratu, Gio dan Ubay berjalan beriringan menuju parkiran mobil. Ratu duduk diatas kap mesin mobil sembari memainkan game diponselnya. Menunggu Faiq yang tak kunjung datang.
Saat Ratu sedang asik bermain, Neil yang awalnya berada diparkiran motor langsung mendatangi Ratu. Tak perlu waktu lama, sebab parkiran motor berhadapan dengan parkiran mobil. Neil memanggil nama Ratu, kemudian memberikan jaketnya. Hal itu tentu membuat Ratu bertanya-tanya. "Buat nutupin roknya Kak, takut kelihatan, banyak yang nungguin tuh" ucap Neil menjelaskan. Ratu menatap ke arah belakang Neil, mendapati gerombolan cowok mesum disana.
"Kamu manis banget sih, makasih ya, aku mau masuk mobil aja. Hati-hati pulangnya" ujar Ratu. Untung saja Faiq datang saat itu, Ratu melempar kunci mobilnya pada Faiq, berpamitan pada Neil lalu masuk kedalam mobilnya.
Ratu dan Faiq pergi menuju ke tempat les Bahasa Prancis. Faiq kembali meminta Ratu untuk mengantarnya pulang, ia berdalih sebab lesnya selesai lebih cepat daripada latihan Ratu, dan ia akan datang ke tempat latihan Ratu untuk pulang bersama. Ratu menyetujui hal itu kemudian pergi menuju tempat latihan Muay Thai.
"Tumben loe, biasanya kesini dua kali seminggu, kenapa sekarang jadi tiga kali seminggu? Karena galau habis putus? Makanya cari pelarian?" Ocehan itu keluar begitu lancar dari bibir Zayden, senior Ratu di tempat latihan. Ratu hanya menatap sekilas dan terus memukul samsak dihadapannya dengan begitu cepat. Mengingat Bilal kembali memancing amarahnya.
Tiga jam berlalu sudah, Ratu membaringkan tubuhnya di ring tinju sembari menatap langit-langit. Nafasnya naik turun karena kelelahan. Tak ada apapun dalam pikirannya, ia sejenak melupakan apa yang terjadi. Hingga seseorang datang mengagetkan dirinya. Sebuah wajah yang tiba-tiba saja muncul dihadapannya. "Ayo pulang" ajak Faiq seraya menarik tangan Ratu untuk bangun. Ratu meninju lengan atas Faiq sebagai balasan karena telah mengagetkan dirinya.
Ratu bergegas berganti pakaian, berpamitan pada Zayden lalu pulang bersama Faiq. Dalam perjalanan pulang, Ratu menatap ponselnya, memperhatikan foto dirinya dan Bilal. Ia masih tak rela melepaskan Bilal begitu saja, hatinya masih enggan untuk melupa. Jelas sekali terlihat jika Ratu belum bisa move on dari Bilal. Walau kenyataannya Bilal sudah memiliki pengganti dirinya.
"Kenapa loe gak minta maaf aja sama Bilal, terus ajak dia balikan, lagian gue lihat Bilal gak terlalu suka Hera" saran Faiq.
Gadis itu mengatur kursinya agar bisa berbaring tidur. Ia sudah mencoba melakukannya, tetapi Bilal menolak. Sakit hati Ratu saat Bilal menolak bahkan tanpa berpikir. Ratu begitu kemah dihadapan orang yang ia sayangi, sebab itu ia ingin menjadikan Bilal sebagai seseorang yang paling ia benci. Memang belum terjadi, karena rasa cinta itu lebih besar dari kebencian Ratu pada Bilal.
Setelah mengantar Faiq, Ratu pulang kerumah. Ia mendapati Tania sedang mengerjakan PR seorang diri diruang tamu. Gadis itu mencium pucuk kepala Tania dan memeluknya begitu erat. "Aaaahh Kakak bau" rengek Tania seraya mencoba menjauhkan Kakaknya. Ratu tertawa kecil melihat tingkah lucu adik bungsunya itu.
"Kamu ngapain? Laper gak? Mau Kakak belikan sesuatu? Atau Kakak masakin sesuatu? Atau..." ucapan Ratu terpotong karena tangan mungil Tania membungkamnya. Tania memang sudah kelas 1 SMP, tetapi Ratu masih saja menganggapnya seperti anak kecil yang polos dan tidak tahu apapun. "Mau mie ayam sama ceker pedes, beliin yaaa" pinta Tania. Ratu begitu gemas melihat tingkah lucu adiknya.
"Siap nyonya, Kakak mandi dulu ya, yang pinter belajarnya" balas Ratu kemudian pergi ke kamarnya. Membersihkan diri dan berganti pakaian secepat kilat. Setelah siap Ratu berjalan keluar kamar, tetapi langkahnya terhenti saat mendengar suara des*han dari kamar Melvin. Gadis itu langsung membuka kamar Melvin yang tak terkunci, terlihat Melvin dan ketiga temannya sedang menonton film dewasa. Sontak saja mereka terkejut dan berusaha mematikan televisinya. Keempat pemuda itu terlihat begitu gugup seakan mereka telah melakukan pelanggaran hukum yang berat.
"Ratu, kalau mau masuk ketuk pintu dulu dong" ucap Melvin dengan nada sedikit membentak. Ratu menutupi mulutnya menahan tawa, wajah panik para pemuda itu sungguh lucu baginya. "Pelanin dikit dong suaranya, awas aja kalau Tania dengar, gue gak segan-segan buat motong kebanggaan kalian itu" ancam Ratu lalu pergi menutup pintu. Keempat pemuda itu memegangi harta mereka yang paling berharga, sembari membicarakan Ratu yang begitu tega dan kejam.
Ratu berjalan menuju garasi motor, mengeluarkan motor sport merah miliknya. Ratu memang menyukai warna merah, segala sesuatu yang ia inginkan, ia akan mencari warna merah terlebih dahulu sebelum memilih warna lainnya. Gadis itu mengenakan helm merahnya, lalu melajukan motornya keluar rumah. Ratu menuju ke tempat pedagang kaki lima yang sering ia kunjungi, disana ada banyak menu makanan.
Tempat itu tak pernah sepi pengunjung, Ratu harus mengantri beberapa menit untuk mendapatkan pesanan adiknya tercinta. Sambil memainkan ponselnya, Ratu mencoba menstalk akun sosmed Neil. Ia memandangi setiap foto Neil, "Dia terlihat sangat manis" gumam Ratu.
"Kak Ratu" Sapa seseorang. Ratu mendongakkan kepalanya, ia tersenyum lebar menatap Neil yang sedang berdiri dihadapannya. "Apakah pertemuan kita ini disengaja? Ataukah ini takdir? Aku baru saja memikirkan mu dan kau sekarang ada di hadapanku" jawab Ratu. Ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Jangan jadi kek cewek murahan deh Ratu,Kalo kamu kek gitu yg ada Bilal makin menjauh..
2024-05-08
0
Duwi Hariani
aku suka ceritanya
2021-12-29
0
Emma The@
Tenang,Ratu.Ikan dilaut masih banyak
2021-12-22
2