BIR - 4

"Aaa..a.ku tidak tahu, tapi kenapa Kak Ratu memikirkan ku?" Tanya Neil dengan gugup. Ratu tertawa melihat pemuda dihadapannya sedang salah tingkah. Ratu menarik tangan Neil untuk duduk disampingnya. "Kenapa kamu ada disini? Sendiri atau bersama kekasihmu?" Ucap Ratu penasaran. Neil hanya seorang diri disana, karena bosan dirinya memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar dan takdir membawanya sekali lagi bertemu dengan Ratu.

"Sendirian Kak, belum punya pacar hehe" jawab Neil dengan tawanya. Ratu ikut tertawa melihat Neil tertawa. Sekali lagi dirinya memandang Neil sebagai sosok yang sangat manis.

"Neil, apa kamu mau menjadi pacarku?" Ujar Ratu begitu lantang. Neil menatap Ratu dengan terkejut, mulutnya begitu kaku. "Aku akan menjagamu, jika kamu mau menjadi milikku" sambung Ratu.

"Aku bisa menjaga diriku sendiri" balas Neil dengan dingin. Ratu menatap Neil dengan seksama, membuat pemuda itu menjadi tidak nyaman. Untung saja pesanan Ratu sudah selesai, gadis itupun berpamitan pada Neil dan melajukan motornya ke arah rumah.

Tania sudah menunggu Ratu sambil menonton televisi diruang keluarga. Sesekali ia menatap jam sebab Kakaknya tak kunjung pulang kerumah. Saat menunggu Ratu, Tania malah mendapati Afzam yang baru saja pulang dari kantor. "Kamu jam segini kok masih disini? Kenapa gak tidur?" Tanya Afzam ketika melihat Tania yang masih membuka mata padahal jam sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam.

Tak lama setelah Afzam datang, Ratu memasuki rumah dengan bersenandung ria. Ia memberikan pesanan Tania, lalu memeluk Afzam dengan erat. Setelah itu ia berlari menuju kamar Melvin. Rupanya Melvin dan teman-temannya telah selesai menonton tontonan mereka. "Kak, aku mau deketin cowok" ucap Ratu spontan tanpa basa-basi. "Ya deketin aja" jawab Melvin singkat.

Melvin tak terkejut, sebab adiknya itu sedang beberapa kali bergonta-ganti pacar. Ia tahu jika adiknya suka bermain-main dengan api. Hingga akhirnya Ratu terjebak dengan ulahnya sendiri, jatuh cinta pada Bilal namun ditinggal pergi. "Susah Kak, aku barusan ngajak dia pacaran, tapi ditolak. Hanya dalam hitungan detik dia nolak ajakan aku. Parah gak tuh" curhat Ratu sedih. Hal itu terdengar menarik bagi Melvin dan teman-temannya. Para pemuda itupun memutuskan untuk mendengarkan cerita Ratu lebih jauh. Dari awal Ratu bertemu hingga akhirnya menyatakan ajakan untuk berkencan.

"Wah jual mahal nih cowok. Tarik ulur aja, loe keseringan mepet sih" celetuk salah satu teman Melvin. Ratu tidak mengerti arti kalimat yang baru saja ia dengar. Ia mengernyitkan keningnya mencoba memahami dengan seksama. "Pepet dulu terus lepas, cek ombak, biar tahu cara loe deketin dia bener apa salah, kalau dianya gak nyaman malah kacau" jelas teman Melvin lagi. Ratu mengangguk sembari memegang dagunya, ia seakan mengerti harus berbuat apa.

Ponsel Ratu tiba-tiba berbunyi, ia dengan cepat menerima panggilan itu. "Hm.. ada apa?" Ucap Ratu. Setelah mendengar jawaban dari lawan bicaranya, ia beranjak dari tempat tidur Kakaknya dan berlari menuju motornya. Ratu melajukan motornya dengan kencang, menuju tempat yang telah di shareloc oleh temannya itu.

Ratu memarkirkan motornya tak jauh dari kerumunan. Ia melihat ada beberapa pemuda yang sedang berkelahi disana. Ratu langsung saja menerobos kerumunan itu dan mendapati temannya babak belur dikeroyok oleh tiga orang lainnya. Tanpa pikir panjang, gadis itu menghadang tiga pemuda dihadapannya. Mencoba menahan setiap tangkisan yang dilayangkan oleh para pemuda. Walau Ratu memang pandai bela diri, namun tiga lawan satu bukan tandingannya. Beberapa kali ia terkena pukulan. Darah segar mengalir dari hidung Ratu tanpa hambatan. Tetapi ia tidak memiliki alasan untuk menyerah, setelah melihat temannya terkapar tak berdaya.

"Woy woy berhenti" teriak Devan mencoba menghadang bersama keempat temannya. Mereka berlima berdiri melindungi Ratu dan temannya yang sudah tersungkur penuh luka. Karena kalah jumlah, ketiga pemuda itupun pergi kocar-kacir tanpa menoleh sedikitpun.

Setelah pertarungan itu berakhir barulah para penonton ikut campur dan menolong korban yang terluka. Devan dan kawannya mengantar Ratu serta pemuda yang telah terkapar menuju rumah sakit terdekat. Sesampainya disana, barulah Ratu menelepon kawannya.

"Kak, dia siapa?" Tanya Devan sebab ia tak mengenali teman Ratu. "Dev, motor gue disana" ujar Ratu dengan panik. Gadis itu hendak kembali ke TKP, motor itu hanya sebagai alasan untuk menghindari pertanyaan Devan. Abizar dan Vano menghentikan Ratu, mereka menawarkan diri untuk mengambil motor kakak kelasnya itu. Terjadi sedikit perdebatan disana, hingga Ratu mengalah karena adik kelasnya begitu memaksa.

Tak berselang lama, dua orang pemuda datang menghampiri Ratu. Ratu berbincang sejenak dengan kedua pemuda itu, lalu berpamitan pergi kepada mereka. "Kalian ayo pulang" ajak Ratu sembari melambaikan tangannya ke arah Devan dan kawan-kawan. Ratu meminta Devan untuk mengantarnya pulang, serta meminta Abizar dan Vano untuk membawa motornya kebengkel, sebab ban sepeda motornya pasti sekarang sudah kempes. "Kok Kak Ratu mikir gitu?" Tanya Abizar heran. Ratu tak ingin menjelaskan apapun dan menyuruh para pemuda itu diam serta mengikuti perintahnya.

"Thanks Dev" ucap Ratu lalu masuk kedalam rumah besarnya. Gadis itu masuk secara perlahan sambil menutupi wajahnya yang sudah babak belur. Walau telah diberi perawatan, bekas luka itu tak mungkin hilang begitu cepat. Karena tak ingin terkena omelan dari sang Kakak, alhasil dirinya harus ekstra berhati-hati untuk masuk kedalam rumah.

"Darimana?" Tanya seseorang dengan nada dinginnya. Ratu tertegun, langkahnya terhenti dan detak jantungnya berdetak begitu kencang. "Ini sudah jam 12 malam, kamu.. wajah kamu kenapa itu? Bi.. Bibii" teriak pemuda itu sembari memperhatikan wajah adiknya dengan seksama. Afzam mendudukkan adiknya, lalu mengambil kotak P3K yang diberikan oleh salah satu asisten rumah tangganya. Ia mulai mengomeli sembari tangannya sibuk mengobati luka Ratu. Walau Ratu sudah mengatakan jika dirinya sudah diobati, Afzam tak mendengarkan.

Tak bisa dipungkiri, Afzam begitu khawatir melihat luka-luka itu. "Maaf" ucap Ratu lirih. Ratu tak kuasa melihat wajah sang kakak yang menatapnya dengan sedih dan iba. Seolah hal besar tejadi pada diri sang kakak. Tentu saja, kakak mana yang bisa tenang setelah melihat wajah adik perempuannya penuh luka dan darah. "Ada apa Kak?" Teriak Melvin turun dari tangga. Melvin berjalan menghampiri bersama ketiga temannya. Betapa terkejutnya mereka semua melihat Ratu yang babak belur.

Baru saja Ratu terbebas dari omelan Afzam, kini Melvin kembali mengomeli dirinya tanpa henti. Ratu hanya bisa diam mendengar semua ocehan itu. Walau Kakaknya sudah bertanya beberapa kali, ia masih tak memberitahu alasan luka-luka yang terdapat diwajahnya. "Aku mau tidur dulu ya Kak, ngantuk" pinta Ratu lalu bergegas pergi menuju kamarnya.

Afzam terus menatap Ratu dalam diamnya, hingga gadis itu menghilang dari pandangan. "Cari tahu" perintah Afzam pada Melvin.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kenapa Ratu kek cewek murahan sih, ngejar2 cowok,malu maluin aja...🤦🤦

2024-05-08

0

Duwi Hariani

Duwi Hariani

mmpir juga ya kk ke karya ku 🙏terjebak cinta janda muda🙏

2021-12-29

0

Emma The@

Emma The@

Dunia terbalik.Cewek yang nembak cowok duluan 😁

2021-12-22

1

lihat semua
Episodes
1 BIR - 1
2 BIR - 2
3 BIR - 3
4 BIR - 4
5 BIR - 5
6 BIR - 6
7 BIR - 7
8 BIR - 8
9 BIR - 9
10 BIR - 10
11 BIR - 11
12 BIR - 12
13 BIR - 13
14 BIR - 14
15 BIR - 15
16 BIR - 16
17 BIR - 17
18 BIR - 18
19 BIR - 19
20 BIR - 20
21 BIR - 21
22 BIR - 22
23 BIR - 23
24 BIR - 24
25 BIR - 25
26 BIR - 26
27 BIR - 27
28 BIR - 28
29 BIR - 29
30 BIR - 30
31 BIR - 31
32 BIR - 32
33 BIR - 33
34 BIR-34
35 BIR - 35
36 BIR - 36
37 BIR - 37
38 BIR - 38
39 BIR - 39 (!!)
40 BIR - 40
41 BIR - 41 (!!)
42 BIR - 42
43 BIR - 43
44 BIR - 44
45 BIR - 45
46 BIR - 46
47 BIR - 47
48 BIR - 48
49 BIR - 49
50 BIR - 50
51 BIR - 51
52 BIR - 52
53 BIR - 53
54 BIR - 54
55 BIR - 55
56 BIR - 56
57 BIR - 57
58 BIR - 58
59 BIR - 59
60 BIR - 60
61 BIR - 61
62 BIR - 62
63 BIR - 63
64 BIR - 64
65 BIR - 65
66 BIR - 66
67 BIR - 67
68 BIR - 68
69 BIR - 69
70 BIR - 70
71 BIR - 71
72 BIR - 72
73 BIR - 73
74 BIR - 74
75 BIR - 75
76 BIR - 76
77 BIR - 77
78 BIR - 78
79 BIR - 79
80 BIR - 80
81 BIR - 81
82 BIR - 82
83 BIR - 83
84 BIR - 84
85 BIR - 85
86 BIR - 86
87 BIR - 87
88 BIR - 88
89 BIR - 89
90 BIR - 90
91 BIR - 91
92 BIR - 92
93 BIR - 93
94 BIR - 94
95 BIR - 95
96 BIR - 96
Episodes

Updated 96 Episodes

1
BIR - 1
2
BIR - 2
3
BIR - 3
4
BIR - 4
5
BIR - 5
6
BIR - 6
7
BIR - 7
8
BIR - 8
9
BIR - 9
10
BIR - 10
11
BIR - 11
12
BIR - 12
13
BIR - 13
14
BIR - 14
15
BIR - 15
16
BIR - 16
17
BIR - 17
18
BIR - 18
19
BIR - 19
20
BIR - 20
21
BIR - 21
22
BIR - 22
23
BIR - 23
24
BIR - 24
25
BIR - 25
26
BIR - 26
27
BIR - 27
28
BIR - 28
29
BIR - 29
30
BIR - 30
31
BIR - 31
32
BIR - 32
33
BIR - 33
34
BIR-34
35
BIR - 35
36
BIR - 36
37
BIR - 37
38
BIR - 38
39
BIR - 39 (!!)
40
BIR - 40
41
BIR - 41 (!!)
42
BIR - 42
43
BIR - 43
44
BIR - 44
45
BIR - 45
46
BIR - 46
47
BIR - 47
48
BIR - 48
49
BIR - 49
50
BIR - 50
51
BIR - 51
52
BIR - 52
53
BIR - 53
54
BIR - 54
55
BIR - 55
56
BIR - 56
57
BIR - 57
58
BIR - 58
59
BIR - 59
60
BIR - 60
61
BIR - 61
62
BIR - 62
63
BIR - 63
64
BIR - 64
65
BIR - 65
66
BIR - 66
67
BIR - 67
68
BIR - 68
69
BIR - 69
70
BIR - 70
71
BIR - 71
72
BIR - 72
73
BIR - 73
74
BIR - 74
75
BIR - 75
76
BIR - 76
77
BIR - 77
78
BIR - 78
79
BIR - 79
80
BIR - 80
81
BIR - 81
82
BIR - 82
83
BIR - 83
84
BIR - 84
85
BIR - 85
86
BIR - 86
87
BIR - 87
88
BIR - 88
89
BIR - 89
90
BIR - 90
91
BIR - 91
92
BIR - 92
93
BIR - 93
94
BIR - 94
95
BIR - 95
96
BIR - 96

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!