......................
"Kau suka melihat lihat kutebak?". Suara halus, menawan dan sangat berat terdengar dari telinga bagian kirinya. Menyebabkan gadis cantik itu hampir memutar bola matanya. Harinya baru saja menjadi lebih baik, dan hal terakhir yang ia butuhkan adalah seorang pria hidung belang menggodanya disaat saat tenang ketika ia baru menyelesaikan ujiannya hari ini.
Menahan diri untuk tidak mengusir pria itu menjauh darinya, Lyra menahannya sembari menatap pada gelas yang kini isinya telah tandas, jari lentiknya menelisik ujung gelas kaca itu.
"Well. Ketika kau adalah aku, dengan tujuanmu kemari untuk bersenang senang setelah ujian yang membuatku penat dan kau menyadari bahwa semua temanmu adalah ***** dan meninggalkanmu sendiri sementara ini kali pertama kau pergi ke klub", Responnya dengan menggerutu.
Meluangkan waktu untuk akhirnya melirik pria yang ada disampingnya, Lyra hampir tersedak ludahnya sendiri. Bagaimana tidak? Laki laki yang ada disampingnya benar benar tampan!
Wajah dengan struktur yang sangat rapi seolah Tuhan meluangkan waktu untuk memahatnya sedemikian rupa, rambut hitamnya yang sebagian helainya turun didahinya, mata abu abunya yang membuat Lyra terhipnotis, hingga ketika laki laki itu memberikanya seringai hangat, ia dapat melihat lesung pipi dibagian kiri. Mata Lyra menatapnya kebawah, memperhatikan tubuh laki laki ini yang seksi bagai dosa walaupun hanya dibalut kemeja hitam saja.
Tertangkap basah sedang menatap, wajahnya langsung memerah seolah terbakar sinar matahari sehingga membuat laki laki itu terkekeh geli.
"Jadi Ya, kau bisa bilang aku lebih suka melihat". Entah mengapa, Lyra merasakan ucapannya seperti seorang yang mesum. Terlebih lagi ketika ia melihat laki laki itu menyunggingkan senyum miringnya.
Iapun dengan cepat mengoreksinya.
"Maksudku, menari! bukan exhibitionist!"
Lyra meruntuk pada alkohol yang membuat mulutnya selemas ini. Sementara laki laki itu tertawa kecil sepanjang momen memalukan Lyra, memilih untuk mempertahankan kontak mata mereka. Abu abu dengan coklat.
Di sini dia pikir dia akan menjadi pria tua gendut yang mencari sepotong daging untuk dicicipi, namun di sini malaikat yang paling sempurna duduk di sampingnya. Dari semua wanita cantik di bar, dia memilihnya.
"Tadinya aku ingin mengajakmu menari, namun melihatmu tidak tertarik sepertinya tidak".
Apa laki laki ini sedang menggodanya? Lyra semakin memerah, apalagi ketika ia menyadari bagian tubuhnya yang lembab hanya karena mendengar suaranya.
"Kau benar. Aku sepertinya terlalu mabuk untuk melakukanya, aku akan berakhir mempermalukan diriku sendiri nantinya. Tapi terima kasih tawaranya um...", Lyra terbata menyebut nama yang sama sekali belum diberikan oleh laki laki yang kini tengah tersenyum kecil karena kesulitannya.
Sepertinya laki laki itu sengaja. Terbukti dengan membiarkan Lyra kesulitan dan membiarkan keheningan memenuhi mereka. Apakah laki laki ini menikmatinya menggeliat tak nyaman?
"Alessio, Alessio Romanov. Senang bertemu denganmu". Suaranya hampir tampak seperti cairan emas yang halus dan lembut saat disentuh. Namun, untuk beberapa alasan, namanya terdengar agak familier —seolah-olah dia pernah mendengarnya di radio atau dari televisi ataupun pada suatu titik seseorang membicarakannya didekatnya. Meskipun, ada banyak Alessio di dunia, pasti dia salah. Namun demikian saat pikirannya berpacu, dia dengan cepat menjawab.
"Lyra Estrella. Senang bertemu denganmu"
Tanpa ia duga, Alessio mengambil tangannya dan membawanya ke bibirnya. Kemudian mengecup punggung tangannya, selama itu tidak melepaskan kontak mata mereka.
Darah Lyra berdesir, merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan hadir. Sebuah gairah. Mulutnya sedikit terbuka dan ia yakin wajahnya sudah semerah tomat saat ini.
"Kau terlihat seperti wanita yang sangat pintar".
Lyra tergelak dengan ucapan Alessio. "Well. Aku peraih nilai tertinggi di angkatanku", Ujarnya menyombongkan diri.
Alessio terlihat tertarik. "Kau benar benar cantik, diluar dan didalam".
"Kau terlalu baik, Alessio. Aku yakin kau juga seperti itu". Jawabnya dengan polos dan senyum lembut yang dibalas tawa lepas dari laki laki itu.
"Oh, sayangku. Kau terlalu polos untuk kebaikanmu sendiri". Suara Alessio penuh rayuan manis. Tangannya terulur untuk menyentuh beberapa helai rambut coklat bergelombangnya dan menyelipkanya dibelakang telinga Lyra. Tangannya bertahan untuk sejenak dan ujung jarinya menelusuri garis telinganya. Membuat gadis itu malu malu.
"Sangat sopan, sangat manis, sangat polos. Sangat sempurna. Di mana kamu bersembunyi dariku selama ini, sayangku Lyra?"
Untuk sekali dalam hidupnya, dia tidak tahu bagaimana menjawab. Alessio merespon keheningan dan mata coklat bak rusa betina yang menatapnya polos dengan seringai ketika tangannya turun dari pipinya ke dagunya sekali lagi, menarik kepalanya dengan sangat lembut untuk sepenuhnya melihat ke arahnya.
"Katakan padaku Lyra, How good of a girl are you really, thought?". Kebingungan pasti tercetak jelas di wajah Lyra karena setelahnya, Alessio terkekeh tampan ketika Lyra menjawab.
"Apa maksudmu?".
"Maksudku, seberapa baik dirimu, Lyra? apa kau gadis yang penurut? Apakah kau ingin malam berakhir dengan aku mengantarmu pulang, atau kau lebih suka aku mengantarmu ke tempatku?"
Tiba-tiba, gadis itu terbakar di mana-mana dengan sensasi putus asa menginginkan pelepasan. Jenis pelepasan yang tidak pernah tidak pernah dirasakan dan benar benar awam untuknya.
Tubuhnya terasa panas, seperti terbakar. Rasanya berdenyut-denyut untuk disentuh dan dipuaskan dengan cara yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.
Apakah itu pikiran sadarnya yang membimbingnya atau alkohol? Tapi ketika ia memikirkanya, ia juga menginginkanya —ralat, Lyra membutuhkan ini
Masalahnya adalah, Lyra tidak pernah melakukan hubungan sebelumnya. Entah apa yang dipikiranya hingga di usia sembilan belas tahun ini ia masih menyimpan keperawananya disaat temannya sudah sudah merasakan nikmatnya dunia. lagipula laki laki didepannya terlihat seperti seorang yang sangat berpengalaman.
Tiba-tiba merasa tidak berpengalaman dan malu, Lyra mengeluarkan rengekan kecil bercampur tawa, dengan malu-malu menatap jari-jari mereka yang entah kapan sudah saling tertaut. Namun, tangan Alessio yang menggenggam dagunya menarik wajahnya kembali ke mendekat pada wajah adonis pria itu —tepat di tempat yang diinginkannya.
"Tidak perlu malu, sayang. Biarkan aku memuaskanmu dengan baik malam ini. Biarkan aku menunjukkan betapa kau dihargai dan bagaimana kau pantas diperlakukan seperti wanita cantik dan pintar." Kata-katanya terdengar seperti mimpi, yang hanya bisa dia harapkan untuk dialami di luar novel roman terlarang.
Pria itu mencondongkan tubuh sedikit lebih dekat ke arahnya, melirik ke seluruh wajahnya yang memerah sebelum menatap mata madunya sekali lagi.
"Aku berjanji untuk memuaskanmu lebih baik daripada yang bisa dilakukan pria mana pun, membuatmu keluar lebih keras dari yang bisa dilakukan pria manapun, dan menghilangkan stress pasca ujianmu. Aku akan menunjukkan padamu bagaimana gadis baik seperti dirimu dihargai dengan segala cara yang mungkin, jika kau mengizinkanku . Akan kutunjukkan betapa enaknya kehilangan kendali, Lyra"
"Aku mau kau mengatakanya, baby". Tangan Alessio yang berada di dagunya mencengramnya lebih kuat dan membawa wajahnya satu centi lebih dekat dengan laki laki itu. "Katakan padaku, apa yang kau inginkan?"
Tidak butuh waktu lama bagi Lyra untuk menjawab, "Aku menginginkanmu Alessio, please"
...----------------...
Note : exhibitionism ini adalah suatu kondisi di mana seseorang mendapatkan rangsangan secara seksual dan mencapai kepuasan ketika dia memamerkan area g*nit*lnya ataupun melakukan m*st*rb*si di depan satu hingga banyak orang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Hanifah atun
keren banget kalimatnya dan kata katanya
2021-12-14
0
Hanifah atun
gambarnya bagus banget
2021-12-14
0
Elsa Naila
aq mampir thor
2021-12-01
0