......................
Suara tembakkan terdengar memekakan telinga. Diikuti dengan jeritan dan tumbangnya pria berkulit hitam yang tengah diikat dengan tidak berdayanya di tengah ruangan.
"Kita mempunyai masalah".
Laki laki itu dengan santainya memadamkan rokok yang tengah ia sesap. Mata abu abunya sama sekali tidak teralihkan pada sosok mayat yang tergeletak mengenaskan ditengah ruangan.
Alessio Nikolai Romanov, satu satunya heir dari salah satu Russian Bratva dan juga paling utama. Keluarga Romanov merupakan King dari perkumpulan Mafia Rusia paling berpengaruh yang disebut Bratva.
Laki laki ini masih berusia dua puluh empat tahun. Artinya, umurnya masih terlalu muda untuk menggantikan ayahnya sebagai Pakhan/Capo Dei Capi (Don) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Mereka yang dijuluki Pakhan artinya adalah bos dari segala bos. Merekalah yang memegang kendali dalam organisasi sekaligus pembuat keputusan akhir.
Jika mengingat itu, rasanya Alessio ingin berdecih saja. Umurnya memang masih muda. Namun itu sama sekali tidak mempengaruhi skill dan kemampuanya dalam memimpin.
"Katakan padaku". Ujarnya, dengan suara dingin pada Theodore Romanov, yang merupakan saudara tanpa hubungan darah sekaligus tangan kanan, second in command dan juga underboss Alessio.
Keluarga Theodore selalu melayani Romanov dari generasi ke generasi. Moyang mereka sudah bergabung dengan Bratva dan selalu menjadi second in command dari Romanov Family yang notabenya adalah keluarga kasta tertinggi dari Mafia Rusia menjadikan mereka sangat ditakuti setelah Pakhan dan pewarisnya. Hal itulah juga yang membuat Romanov family memberikan nama belakang mereka pada keluarga Theodore. Karena mereka adalah satu.
"Aku sudah menyelidikinya, kebakaran di club kemarin adalah ulah dari mata mata yang dikirimkan oleh Italia". Ujar Theo dengan suara kasar yang sama sekali tidak disukai oleh Alessio, karena itu tandanya sesuatu yang buruk telah terjadi.
"Siapa?". Tanya Alessio. Kali ini memusatkanya pada Theo sepenuhnya.
"Orang suruhan Alberto Moretti". Alessio mengeratkan cengkramanya pada gagang kursi hingga buku jarinya memutih. Wajahnya nampak tanpa ekspresi, namun Theo dapat melihat kemarahan besar dibalik mata abu abu yang sekarang segelap awan badai itu.
The Italian dan Russian memang bermusuhan sejak banyak dekade lalu. Namun untuk Romanov dan Moretti, permusuhan mereka sangat dalam dan tak berakar.
Fakta bahwa Moretti kali ini telah berani mengusik daerah kekuasaan Romanov dengan membakar salah satu klub milik mereka membuat Alessio semakin murka.
"Sudah saatnya kita kembali ke London".
"Alessio, kau yakin? bagaimana dengan Asteria?"
"Bagaimana dengan dia?".
Theo terdiam. Kemudian menghela nafas kasar, "Alessio. Tidak peduli seberapa aku membencinya, dia adalah istrimu"
Alessio tertawa, "Aku tidak tahu apa maksudmu, Theo. Wanita itu adalah alat negoisasi ayahku"
Asteria Romanova, atau sebelumnya dikenal sebagai Asteria Mikhailov**a* adalah wanita berusia dua puluh empat tahun yang menyandang status sebagai istrinya. Pernikahan mereka didasarkan atas kerjasama Romanov dan Mikhailov yang juga merupakan anggota Bratva. Alessio sama sekali tidak mencintai istrinya, walaupun itu sama sekali tidak memberhentikanya untuk sesekali memuaskan hasratnya dengan istrinya. Karena salah satu alasanya adalah, ayahnya akan curiga jika Alessio tidak kembali pada Mansion mereka dalam jangka panjang. Dan ketika Alessio dirumah, Asteria akan melakukan apa saja untuk membawa suaminya itu ke ranjangnya*.
"Terserah kau saja, Brengsek". Bukanya marah, Alessio malah tertawa mendengar umpatan Theo. Mereka memang bisa dikategorikan "brother" karena ikatan yang mereka miliki sangat kuat dan begitu juga dengan loyalitas Theo pada Alessio.
"Siapkan pesawatku, kita akan pergi ke London malam ini"
...----------------...
Penerbangan dari Moskow ke London memakan waktu empat jam. Sesampainya disana, Alessio tidak membuang waktu dan langsung menuju pada tempat yang ia tuju yaitu Kore.
Kore atau nama lain dari Persephone atau dewi musim semi merupakan nama dari salah satu klub yang dimiliki Romanov. Yang kebetulan merupkan klub termewah dan paling elite di London. Selain itu, klub ini juga kerap kali digunakan sebagai tempat pertemuan kalangan atas untuk mendiskusikan bisnis dan lain lain.
Mengendarai Bugatti La Voiture Noire warna hitam miliknya, Alessio menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak? mobil yang dinaikinya adalah mobil dengan predikat mobil termahal didunia dengan harga fantastis yaitu 192 miliar.
Alessio pun memasuki klub. Para pengawal langsung menunduk melihat kedatangan sang tuan muda. Alessio tidak repot repot untuk ke lantai dansa, karena kemudian laki laki itu langsung menuju lantai atas.
Tibalah ia dilantai VVIP yang dibangun dari kaca tembus pandang, mereka yang didalan dapat melihat aktivitas yang diluar. Namun mereka yang berada di luar tidak dapat melihat aktivitas yang ada didalam.
Ruangan dijaga oleh empat orang pengawal yang langsung membukakan pintu ketika Alessio hendak masuk. Mata abu itu menyapu ke sekeliling ruangan dan tersenyum puas ketika orang orang kepercayaanya telah sampai.
"Alessio, wow! kau tidak berubah ya, setelah sekian lama".
"Jangan mendramatisir, Viktor. Kita baru saja bertemu seminggu yang lalu".
Laki laki itu, Viktor Romanov juga merupakan salah satu "brother" dari Alessio. Laki laki berambut sandy blonde ini direkrut oleh Alessio semenjak mereka bersekolah di satu fakultas yang sama karena kecerdikannya.. Hingga kemudian menjadikanya keluarga dengan nama Romanov. Viktor adalah yang mereka andalkan ketika mengurus dokumen dokumen penting.
Viktor memberika gestur terluka pada dada bagian kirinya, "Ouch. Kukira kau merindukanku. Tak apalah, ada Aleksei disini". Ujarnya mengedip pada laki laki berperawakan tinggi dengan rambut hitam dan bekas luks dibagian alis kirinya.
Aleksei Romanov. Si Killing Machine (Pembunuh berdarah dingin) yang hampir tak pernah tersenyum sama sekali. Alessio menemukanya saat tengah menyergap salah satu markas Italia dan menemukanya tengah disiksa oleh orang orang Alberto. Alessio menolong laki laki itu dan menawarinya masuk dan langsung disetujui oleh Aleksei. Aleksei bertugas sebagai pengeksekusi diantara mereka.
Mereka berempat sangat dekat satu sama lain. Mereka juga mengandalkan satu sama lain. Sebagai bagaimana "saudara" pada umumnya. Loyalitas mereka pada Alessio pun tak main main.
"Sudahlah, ayo kita bahas tentang Alberto". Theo menengahi ketika melihat tatapan tajam Aleksei pada Viktor.
Viktor pun berdeham, kemudian dengan raut serius ia bersuara. "Anak buahku berhasil masuk kedalam salah satu bisnis underground Alberto. Mungkin diperlukan waktu sekitar seminggu untuknya bisa menggali informasi".
Alessio mengangguk puas dengan jawaban Viktor. Satu dari satu mereka pun mulai melapor pada Alessio. Percakapan dan diskusi pun terjadi.
Selang satu jam, diskusi pun selesai. Alessio berdiri dan melepas kemejanya dan memberikanya pada seorang pelayan, menyisakanya hanya dengan kemeja hitam yang digulung sampai siku.
"Kalian bersenang senanglah. Aku akan keluar" Ujarnya yang diangguki oleh ketiganya.
Alessio pun keluar dari ruangan dan menuju balkon. Ia dapat melihat lautan manusia yang menari di lantai dansa, tak ada satupun diantara mereka yang menarik perhatianya, hingga kemudian tatapanya terpaku pada gadis yang tengah duduk di bar seorang diri.
Sejenak Alessio terpana melihat kecantikkan gadis itu. Dari atas sini, ia bisa melihat rambut coklat bergelombangnya yang menuruni punggungnya tak ayal membuat Alessio ingin menyisir rambut itu dengan jemarinya. Kulit putih nan mulus yang membuatnya ingin meninggalkan jejak merah disana. Dan jangan lupa pada bibir merah yang meminta untuk dicumbu habis habisan.
Gadis itu memakai dress merah mini yang menunjukkan lekuk tubuh indahnya yang akan membuat seluruh pria mengeluarkan air liur ketika melihatnya, apalagi pemandangan pahanya yang terekpos membuat Alessio ingin paha itu menjepitnya diantara tubuhnya. Dan juga belahan dada yang membuat sesuatu yang keras bangkit dari dirinya. Alessio mengumpat!
****! Dia sungguh cantik dan seksi sekali! Benar benar seperti malaikat penggoda dengan wajah polosnya itu!
Sebelum Alessio menyadari, kakinya sudah terlebih dahulu mengambil langkah mendekati gadis itu. Jarang ada wanita yang bisa membuatnya tertarik sedemikian rupa, namun gadis ini? Alessio dapat melihat sesuatu yang berbeda dalam dirinya dan hal itu membuatnya tertantang.
Persetan! Gadis itu akan menjadi miliknya malam ini! Ia akan memastika bibir seksi itu akan meneriakkan namanya dalam nikmat sebelum fajar menyingsing.
Alessio tersenyum miring
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Emma The@
Bagus ceritanya.Lanjut Thor
2021-12-18
0
Emma The@
Bagus ceritanya.Lanjut Thor
2021-12-18
0
Hanifah atun
suka
2021-12-14
0