Kartu Makanan

Suara bel berbunyi menandakan anak anak bahwa kegiatan belajar mengajar telah selesai digantikan dengan waktu istirahat. Tentu saja hal itu membuat anak anak yang sedang pusing dengan pelajaran menjadi senang karena akhirnya pelajaran sudah selesai.

Tidak terkecuali kelas baru Hanna yang awalnya tenang karena saat itu mereka sedang pusing dengan pelajaran matematika. Tiba tiba langsung ramai karena suara sorak sorai teman sekelas Hanna setelah mendengar bel berbunyi waktunya istirahat.

Ibu guru yang sudah terbiasa akhirnya mengakhiri pelajaran dengan memberikan tugas rumah untuk muridnya, kemudian beranjak keluar dari kelas menuju ke kantor guru juga untuk beristirahat sebelum nantinya akan mengajar lagi di kelas lainnya.

Teman sekelas Hanna banyak yang berhamburan keluar kelas menuju ke kantin untuk makan. Tiba tiba ada 2 cewek teman di kelasnya datang menghampirinya.

" Hai Hanna, kenalin namaku Dita" kata salah satu teman Hanna yang mengajaknya berkenalan dan mengulurkan tangan kanannya mengajak Hanna berjabat tangan.

Hanna tersenyum " Hanna " Hanna menjabat tangan Dita dengan bahagia dengan menyebutkan namanya kembali. " Kalau kamu siapa?" pandangannya beralih pada cewek yang berdiri di sebelah Dita.

" Hai namaku Viona" sahut cewek yang berdiri disebelah Dita ikut mengulurkan tangan kanannya.

" Aku Hanna" sahut Hanna juga menerima jabatan tangan Viona dengan senyuman manis di wajahnya.

" Ya udah yuk kita ke kantin?" tanya Dita sambil menarik tangan Hanna pelan.

" Ke kantin?" tanya Hanna balik bingung, pasalnya tadi dia tidak minta uang saku pada papanya karena terlalu kepikiran mau bertemu teman baru di kelasnya.

" Hemmm.." Dita menjawab hanya dengan bergumam sambil mengangguk. " Tunggu dulu, kamu belum dapat kartu untuk pengambilan makanan di kantin?" tanya Dita yang mulai penasaran karena Hanna terlihat kebingungan.

" Kartu? kartu apa?" tanya Hanna yang masih belum mengerti maksud dari ucapan teman barunya tersebut.

" Kar...." belum sempat Viona menyahuti pertanyaan Hanna tiba tiba ada yang berteriak di belakang Hanna.

" Kalian berisik banget sih!, sana keluar kalian semua!" suara bentakan dari seorang cowok yang memotong ucapan Viona barusan.

Sontak saja ketiga cewek tersebut langsung terkejut dan melihat ke arah belakang dari tempat duduk Hanna. Dan hal itu membuat mereka semua langsung terdiam pasalnya cowok tersebut terlihat sangat marah karena mendengar suara berisik ketiga cewek di depannya.

Hanna langsung terpaku melihat wajah cowok yang duduk di belakangnya. Meskipun masih kecil Hanna bisa melihat wajah cowok tersebut sangatlah tampan, kulit putih dengan hidung mancungnya yang langsung membuat Hanna terpaku melihatnya.

" Apa lihat lihat!" bentaknya lagi kini bentakan tersebut ditujukan pada Hanna yang otomatis langsung memegang dadanya saking terkejutnya dengan suara lantang cowok tersebut.

" S..so.. sorry..." sahut Hanna dengan suara terbata saking terkejut dan takutnya melihat wajah dingin cowok di belakangnya.

"" Nih... kamu pake kartu makanan punyaku, aku tau kamu pasti belum dikasih kartu makan di kantin kan?" cowok tersebut menyodorkan kartu kecil berbentuk seperti KTP di depan wajah Hanna dengan wajah dinginnya tanpa ekspresi. " Cepet ambil!" bentaknya lagi yang membuat Hanna mau tidak mau langsung mengambil kartu tersebut dan langsung berdiri dari duduknya karena takut akan dimarahi lagi sama cowok tersebut.

" Yuk kita ke kantin dulu..." ajak Viona yang sudah terbiasa melihat sikap dingin teman sekelasnya tersebut.

" Kartunya biar dipake Hanna dulu ya Van?" ijin Dita pada cowok tersebut.

" Hemmm..." gumam cowok tersebut dengan memberi isyarat tangan mengusir ketiga cewek tersebut.

Dita langsung mengajak Hanna dan Viona ke kantin. Begitu sampai di kantin Dita langsung memberitahu Hanna cara menggunakan kartu tersebut untuk mengambil makanan yang diinginkan.

Jadi di sekolah tersebut memang disediakan kartu atas nama siswa tersebut untuk membeli makanan tanpa memakai uang. Dengan menggunakan kartu masing masing siswa yang mengambil makanan di kantin, maka secara otomatis tagihan uangnya akan langsung ditarik secara langsung dari rekening kartu kredit orang tua mereka.

Jadi saat mereka ke sekolah tidak ada yang boleh membawa uang sama sekali, mungkin hanya berjaga jaga para orang tua akan tetap membawakan sejumlah uang pada anaknya hanya seperlunya saja. Dan hal itu memudahkan anak anak melakukan transaksi di kantin tanpa menggunakan uang.

Untuk Hanna karena dia baru masuk hati itu dan pihak sekolah belum membuatkan kartu pengambilan makanan untuk Hanna. Itu disebabkan karena mereka masih harus berkoordinasi dengan pihak orang tua Hanna yang memegang kuasa akan rekening kartu Hanna yang bisa digunakan untuk menarik sejumlah uang yang dipakai untuk membeli makanan putrinya yang ada di kantin ataupun keperluan pembayaran sekolah.

Tadi pagi Hanna juga lupa minta uang saku dari papanya, tapi setelah mengetahui tentang kartu pengambilan makanan di kantin Hanna pikir meskipun tadi dia membawa uang tetap saja tidak bisa digunakan karena pihak kantin tidak menerima pembayaran secara langsung. Dan untungnya tadi teman cowoknya yang duduk dibelakangnya sudah meminjamkan kartu tersebut untuk dia gunakan di kantin sehingga dia bisa ke kantin bersama Dita dan Viona.

Karena Hanna sudah terbiasa sarapan di rumah, kini perutnya masih kenyang karena jam masih menunjukkan angka jam setengah 10 jadi dia masih merasa kenyang. Dan akhirnya semua menemani kedua teman barunya makan di kantin, Hanna hanya mengambil Roti dan sebotol air mineral dari kartu cowok tadi.

" Kamu gak lapar Han?" tanya Viona yang sedang mengunyah bakso kesukaannya. " Kok kamu cuma ambil roti?" lanjutnya masih dengan mengunyah bakso yang ada di dalam mulutnya.

" Aku gak lapar, tadi pagi sebelum berangkat sekolah aku sudah sarapan di rumah" jawab Hanna dengan tersenyum tipis.

Dita membawa nasi kuning di piringnya dan langsung duduk di sebelah Viona. Makanan yang ada di kantin tersebut sangat banyak menunya bahkan kantin tersebut terlihat sangat higienis dan kebersihannya benar benar terjaga. Mungkin juga karena di sekolah tersebut adalah anak anak orang kaya maka segala fasilitas yang ada di sekolah tersebut harus terlihat mewah tapi dan bersih.

Di kantin tersebut benar benar terlihat bersih dan luas seperti ruangan yang lainnya. Bahkan mereka semua terlihat mengantri dengan tertib dan tempat duduk yang cukup banyak sehingga tidak ada murid yang makan sambil berdiri. Sangat berbeda dengan kantin yang ada di sekolahnya dulu yang tempatnya kecil hingga membuat para murid berjubel saat ingin membeli makanan di kantin. Bahkan banyak anak anak yang terpaksa makan dengan berdiri karena tempat duduk yang penuh semua.

" Kenapa kamus cuma ambil roti sama air putih?" tanya Dita yang bingung dengan tindakan Hanna. " Kamu gak perlu takut, kamu mau pake kartunya Vanno untuk beli makanan semua yang ada di kantin ini juga gak masalah Han, karena papanya Vanno itu kaya banget dan dia juga gak bakalan marah kok" kata Dita yang kemudian memasukkan sesendok nasi kuning ke dalam mulutnya.

" Vanno?" tanya Hanna yang penasaran dengan nama Vanno yang disebutkan Dita.

" Hemm... Vanno itu teman kita yang tadi duduk di belakang bangku kamu dan yang minjemin kamu kartu pengambilan makanan di kantin" sahut Viona.

" Iya, kamu gak perlu takut sama dia, karena sifat dia memang kayak gitu dari dulu yang selalu dingin, cuek dan kelihatan sombong. Tapi sebenarnya dia itu anaknya sangat baik kok sama siapa aja" Dita ikut menyahut membenarkan ucapan Viona.

Hanna tidak menjawab hanya mengangguk mengerti setelah dia mengetahui nama teman sekelasnya yang sudah membantunya tersebut, apalagi mendengar cerita pribadinya membuat Hanna akhirnya mengerti.

" Ya sudah kalian cepetan makannya nanti keburu bel masuk bunyi" bujuk Hanna mengalihkan percakapan mereka tentang Vanno.

Tidak lama kemudian mereka telah selesai makan di kantin dan langsung kembali ke dalam kelas. Hanna berjalan menuju ke bangkunya dan dilihatnya temannya yang tadi katanya Dita bernama Vanno tengah duduk dengan kepala telungkup di atas meja seperti orang yang sedang tidur.

Hanna mengurungkan niatnya untuk mengembalikan kartu yang tadi telah dipinjamkan untuknya. Karena dia tidak ingin membangunkan temannya tersebut yang akan mengakibatkan cowok tersebut terbangun dan akan memarahi dirinya.

Hanna langsung duduk di kursinya dengan pelan sambil menunggu teman yang duduk dibelakangnya tersebut bangun dengan sendirinya. Dan tidak lama bel masuk berbunyi menandakan waktunya pelajaran akan dimulai lagi.

Hanna mendengar bangku di belakangnya bergerak dan dia langsung menoleh untuk memastikan. Dan benar saja cowok yang duduk dibelakangnya sudah terbangun dari tidurnya. Hanna sendiri reflek menghadap ke belakang dan menyodorkan kartu pengambilan makanan milik cowok tersebut.

" Makasih sudah meminjamkan kartu ini, nanti kalau kartuku sudah ada aku akan mengembalikan makanan yang sudah aku ambil dari kartumu" katanya dengan suara lirih tanpa berani menatap kedua manik mata elang tersebut.

Vanno menghela nafas panjang. " Kamu pake saja dulu sebelum kartumu diberikan guru" balas Vanno.

" Gak perlu mungkin nanti aku sudah dapat kartuku sendiri" memberikan kartu tersebut di atas tangan Vanno.

Tanpa berkata lagi Vanno langsung meletakkan kartu tersebut di tasnya dengan wajah cuek tanpa menghiraukan Hanna yang masih menatapnya. Sedangkan Hanna hanya bisa mengerutkan kedua alisnya melihat sikap dingin dan cuek Vanno.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!