Hanna Pasti Ngerti

Bel sekolah berbunyi lagi yang menandakan waktu pulang sekolah. Jam sudah menunjukkan pukul 3 itu karena masuk sekolah baru Hanna Fullday yang artinya sekolah masuk sampai sore hari dengan jadwal masuk hari Senin sampai Jumat dan liburnya hari Sabtu dan Minggu.

Semua murid berbondong bondong berlarian keluar dari kelas mereka masing masing untuk pulang ke rumah mereka. Begitu juga dengan Hanna yang langsung diajak pulang oleh Dita sama Viona.

Terlihat di halaman sekolah banyak orang tua atau penjemput yang sudah menunggu kepulangan murid murid. Mata Hanna mencari ke sana kemari untuk melihat keberadaan papanya yang menjemput dirinya.

Tidak lama matanya tertuju pada sosok pria dewasa yang masih memakai baju kantor dan Hanna langsung berlari ke arahnya. Begitu juga dengan Dita dan Viona yang berlari menuju orang tua mereka.

Sebenarnya Doni masih belum pulang dari kerjanya tapi karena dia harus menjemput Hanna terlebih dahulu baru nanti dia akan kembali lagi ke kantornya. Mungkin besok dia akan menyuruh istrinya untuk menjemput putri mereka setelah besok dia akan memberitahu jalan yang harus dilalui oleh istrinya untuk mengantar dan menjemput Hanna.

" Papa..." panggil Hanna yang melihat senyuman Doni sambil menyambut kedatangannya.

" Putri papa.. gimana sekolahnya? enak gak sekolah di sini?" tanya Doni yang sudah menggandeng tangan Hanna untuk dia ajak menuju ke mobilnya.

" Suka pa... sekolahannya bagus sekali, Hanna suka sekolah disini" jawab Hanna dengan wajah bahagianya.

Mendengar jawaban putrinya, Doni seketika menghembuskan nafas dengan lega karena anaknya suka dengan sekolah barunya. Karena dia tau jika ada anak anak sering pindah sekolah maka dia akan merasa tidak nyaman karena dia harus bertemu dengan teman baru yang belum dikenalnya. Untung hal itu tidak terjadi pada Hanna, dia justru terlihat bahagia dan senang dengan sekolah barunya.

Begitu sampai di depan mobil, mereka langsung masuk ke dalam dan Doni langsung melajukan mobil ya menembus jalan raya yang terlihat ramai untuk mengantar Hanna pulang ke rumah mereka, baru setelah itu dia akan langsung pergi lagi ke kantornya karena belum waktunya jam pulang kantor.

Untung saja pimpinan perusahaan di kantornya termasuk orang yang baik, maka dia bisa minta lagi ijin sebentar untuk menjemput putrinya. Tapi dia tidak bisa melakukan hal itu setiap harinya dan berharap istrinya besok bisa mulai mengantar dan menjemput Hanna

" Bagaimana teman sekelas Hanna?" tanya Doni lagi saat mereka sudah berada di dalam mobil.

" Semuanya baik pa, dan aku sudah punya teman baik yah" sahut Hanna dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya.

" Oh ya siapa namanya?" tanya Doni balik d

yang ikut tersenyum.

" Namanya Dita sama Viona pa, tadi aku diajak ke kantin sama mereka" beritahu Hanna masih dengan senyum bahagia. " Oh ya pa, tadi di kantin Hanna waktu di kantin dipinjami kartu makanan sama teman Hanna, apa Hanna juga punya kartu kayak gitu pak? katanya Viona kalau makan di kantin harus pake kartu kayak gitu" cerita Hanna.

" Oh iya papa lupa, kata ibu guru kamu kartunya baru jadi besok sayang, jadi besok kamu akan diberi kartu sama guru kelas kamu" sahut Doni yang tadi selesai mengurus semuanya kebutuhan Hanna di sekolahannya.

"Ya udah besok aku mau balikin jajan punya temenku yang aku ambil di kantin pake kartunya" tegas Hanna.

" Iya sayang besok kamu bisa melakukan itu" tangan kiri Doni terulur membelai rambut Hanna dengan tersenyum tipis.

Mobil terus melaju menuju ke rumah mereka, dan tidak lama mobil telah sampai tapi Doni tidak langsung memasukkan mobilnya ke dalam halaman rumah. Dia hanya memarkirkan mobilnya di depan gerbang rumahnya kemudian mengajak Hanna turun dan masuk ke dalam rumah.

Setelah memastikan Hanna di rumah bersama dengan istrinya Doni langsung pergi lagi ke kantornya untuk melanjutkan kerjanya yang tertunda. Kebetulan Doni bekerja di bagian kantornya sehingga dia tidak bekerja seperti karyawan pabrik yang memiliki waktu sip sipan. Setiap hari dia akan masuk jam 8 pagi hingga jam setengah 5 sore.

Sementara itu Vita langsung mengajak Hanna masuk ke dalam kamarnya dan menyuruhnya untuk langsung mandi lalu makan dan beristirahat sebentar.

Karena ini kegiatan belajarnya yang baru dia lakukan di sekolah barunya Hanna benar benar merasa lelah dan setelah makan dia istirahat sebentar. Istirahat yang dimaksud dalam artian bukan tidur tapi merebahkan tubuhnya sejenak sambil menonton TV.

Dengan ditemani mamanya Hanna menceritakan semua kegiatan di sekolahnya. Dari dia berkenalan dengan teman sekelasnya hingga dia berteman baik dengan Dita dan Viona diceritakan semuanya pada Vita.

Vita yang mendengar cerita putri satu satunya tersebut cukup senang karena anaknya tidak mengalami masalah si sekolahnya. Hanna terlihat senang dan bahagia saat berada di sekolahnya. ' Syukurlah sayang, kamu suka dan tidak ada masalah di sekolah kamu. Tadinya mama kepikiran terus karena sekolah itu sekolahan anak anak orang kaya' batin Vita dengan bernafas lega dan tersenyum tipis melihat wajah anaknya yang terlihat ceria.

Malam hari saatnya Hanna belajar bersama mamanya mengerjakan tugas dari sekolahan serta menyiapkan buku untuk pelajaran besok. Setelah membantu Hanna belajar, Vita ke dapur untuk menyiapkan makan malam mereka bertiga dengan sedikit bantuan dari Doni dan Hanna. Begitu makan malam sudah siap mereka langsung menyantapnya bersama.

Kini saatnya Hanna berkumpul bersama dengan mama dan papanya setelah mereka makan malam bersama. Saat ini mereka sedang duduk bersama sambil nonton televisi acara kesukaan Hanna dengan ditemani sajian camilan yang selalu dibuat sendiri oleh Vita.

Vita memang pintar sekali memasak serta membuat kue jajanan. Dulu bahkan dia membuka usaha catering dengan dibantu oleh tetangga dekatnya jika ada pesanan yang banyak. Dan di sana usaha cateringnya sudah lumayan lancar dan ramai, hingga dia dan suaminya bisa menyisihkan beberapa uang untuk ditabung.

Tapi karena dia harus pindah ikut suaminya ke Jakarta, terpaksa usahanya tersebut berhenti terlebih dahulu. Dan dia akan mencoba memulai mencari peluang bisnisnya cateringnya lagi di sana. Tentu saja akan butuh proses serta kesabaran dan banyak usaha yang lebih keras lagi karena di sana saingannya pasti banyak.

Saat seperti inilah mereka semua bisa berkumpul bersama saling bercerita mengenai kegiatan mereka seharian ini. Dengan begitu keluarga kecil mereka selalu bahagia saling menyayangi satu sama lain.

" Sayang mulai besok kamu bisa kan jemput Hanna?" tanya Doni yang saat ini sedang duduk disebelah istrinya. " Kalau berangkatnya Hanna bisa bareng sama aku, tapi pulangnya aku gak enak kalau harus bolak balik ijin buat jemput Hanna" lanjutnya dengan wajah melasnya.

" Iya" sahut Vita mengiyakan dengan ragu ragu, karena sewaktu di Malang dia sudah hapal dengan daerah sana dan dia sudah terbiasa keluar sendiri dengan Hanna. Bahkan dia yang selalu mengantar dan menjemput Hanna di sekolah. Tapi karena di sini dia baru beberapa hari dan masih belum tau daerah tempat tinggal barunya dia masih sedikit ragu mengiyakan permintaan suaminya. Apalagi di Jakarta volume kendaraan sangat banyak hingga menyebabkan banyak kemacetan.

" Kamu gak usah khawatir, di sini jalan pintasnya banyak kok, kamu bisa lewat jalan jalan dalam saja kalau kamu masih ragu. Besok kamu ikut dulu berangkatnya sama aku habis itu aku antar balik lagi biar kamu tau jalannya, baru nanti pulangnya kamu jemput Hanna" kata Doni berusaha menenangkan.

Vita hanya bisa mengangguk bukan karena terpaksa tapi karena dia memang sedikit merasa takut dan khawatir dengan lingkungan di kota besar. Doni mengerti rasa khawatir istrinya makanya mulai besok dia akan mengajak istrinya untuk mengantar Hanna agar istrinya tau jalan menuju ke sekolah Hanna. Dan mungkin untuk beberapa hari ke depan sampai istrinya sudah hafal betul.

Doni merangkul pundak Vita yang duduk di sebelahnya di sofa panjang sambil menonton televisi. Sedangkan Hanna duduk di bawah beralaskan karpet dengan boneka Doraemon kesayangannya dengan mata yang tidak berkedip pada televisi.

" Berarti besok mama ikut anterin Hanna ke sekolah?" tanya Hanna yang mendengar ucapan kedua orang tuanya.

" Iya sayang... biar mama tau jalan menuju ke sekolahmu" sahut Doni mencubit pelan pipi cubby Hanna. " Dan mulai besok mama yang akan jemput kamu di sekolah" lanjutnya.

" Apa gak pa apa nanti aku jemput Hanna pake sepeda motor?" tanya Vita dengan ragu.

" Gak masalah sayang... Hanna pasti ngerti" sahut Doni. " Hanna gak masalah kan kalau mama jemput Hanna pake sepeda motor?" lanjutnya bertanya pada putrinya.

Hanna langsung mengangguk mengiyakan. "Iya pa gak pa pa" sahut Hanna tanpa ragu.

" Tuh kan Hanna aja gak masalah sayang, kamu gak perlu khawatir" kata Doni.

Vita bukannya tidak bersyukur dengan apa yang keluarganya miliki, hanya saja dia takut Hanna malu jika nanti dia jemput hanya membawa sepeda motor bebek saja. Karena di rumah mereka memang hanya ada satu unit mobil yang dipakai kerja suaminya dan satu sepeda motor bebek yang dipakai untuk pergi keluar dengan jarak terdekat saja.

Terpopuler

Comments

💝💝Nana💝💝

💝💝Nana💝💝

semangat kak

2022-03-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!