Sesampai di depan pasar, kebetulan Aditya sedang nongkrong dengan teman - temannya melihat mobil Atika berhenti.
"Kok bisa Mahendra dan Ayahnya bareng Atika" Gumam Aditya yang melihat Mahendra dan Ayahnya turun dari mobil Atika.
Setelah Mahendra dan Pak Tohar turun dari mobil tak lupa berpamitan dan mengucapkan terima kasih kepada Atika.
"Trima kasih, Nak Atika" ucap Pak Tohar
"Trima kasih, Atika." ucap Mahendra
"Sama-sama," ucap Atika sambil menutup pintu mobil dan melambaikan tangannya di balik pintu mobil yang kacanya terbuka.
Setelah itu mobil Atika berlalu menuju ke rumahnya.
Tak lama Aditya menghampiri Mahendra..
"Prok...prok...prok.. prok," tepuk tangan terdengar dari kejauhan.
"Bagus ya, nebeng di mobil bagus sama cewek cantik lagi,,!! laki-laki kok nggak modal banget ya!! Mana bareng ayahnya lagi!!" sinis Aditya ke Mahendra sambil senyum merendahkan.
"Jangan berharap terlalu tinggi penjual roti, seperti istilah bagai pungguk merindukan bulan. Jatuhnya bakal sakit, ha.. ha.. ha." sambung Aditya Lagi dengan nada meledek sambil tertawa.
"Ingat!! Atika itu calon istriku!! jadi kamu jangan pernah mendekatinya lagi. Kalo kamu masih ingin kerja jadi kuli panggul di pasar Ini, lebih baik kamu menjauhi Atika," ucap Aditya memperingatkan Mahendra.
Semua orang tau kalo pasar ini di pegang oleh orang tua Aditya jadi mau tidak mau Mahendra pun harus melaksanakan ancaman Aditya kalo masih pengen kerja di pasar Senen.
"kamu tenang aja Aditya, aku dan Atika hanya sahabatan tidak lebih, aku tau diri juga. Tadi kebetulan ketemu di jalan dan Atika memaksa untuk memberi tumpangan," jelas Mahendra.
Walau sedikit berbohong, tak mungkin dia mengatakan kalo Atika singah di rumahnya.
"Awas aja kamu masih berani dekati Atika, akan aku buat hidupmu menderita " ucap Aditya sambil mengepalkan tangannya di depan wajah Mahendra.
"Nak, Aditya jangan khawatir, Mahendra pasti akan menepati janjinya," ucap Ayahnya Mahendra menenangkan Aditya agar tidak memancing keributan, bisa saja mereka kehilangan mata pencahrian.
"Oke... Aku pegang omonganmu dengan Ayahmu ya, jika aku liat lagi kamu jalan bareng Atika. Jangan salahkan aku, jika kalian sudah tidak bisa kerja di pasar Senen ini lagi." Ancam Aditya sambil pergi meninggalkan Mahendra dan ayahnya.
"Nak, kasihan dengan Ayah alangkah baiknya. kamu jangan dekat - dekat dengan Atika. Tidak perlu cari masalah dengan Aditya," nasehat Pak Tohar, ayahnya Mahendra.
"Bapak akan dukung kamu, jika kamu sudah sukses dan mau meminang Atika itu tak masalah, tapi kalo untuk sekarang ini, alangkah baiknya kamu menghindar dulu " sambung Pak Tohar Mengingatkan Mahendra.
"Baik Ayah.. Mahen tidak akan dekat - dekat Atika, in syaa Allah," ucap Mahendra dengan wajah lesu sebenarnya tak tega karena biar bagaimana pun Atika dan Mahendra berteman baik.
"Ayo Nak, kita kerja lagi mudah - mudahan banyak barang yang datang, biar kita punya uang untuk di kasihkan ke Ibumu nanti" lanjut Pak Tohar.
"Baik, Ayah. Aamiin," ucap Mahendra.
Mereka pun menuju ke dalam pasar buat mencari barang yang bisa di pikul untuk mendapatkan uang demi menyambung hidup.
Panas terik matahari tidak membuat mereka putus asa. Tujuan mereka hanya satu mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan hidup ke depannya nanti.
***
Seorang gadis cantik duduk termenung di dalam kamar sambil membaca novel di aplikasi kesukaannya. Siapa lagi kalo bukan si cantik Atika.
drrtt... drrt... drttt..
Telponnya Atika berdering. Atika segera melihat siapa yang menelponnya. Ketika tau Aditya yang menelponnya, Atika mengabaikannya.Atika malas untuk mengangkatnya biarkan saja Aditya menelponnya terus.
"Males, pasti ngajak bertengkar lagi. Aku udah bosen selalu saja mau menang sendiri, egois biar saja Aditya berfikir aku lagi tidur siang deh " Gumam Atika dengan lirih.
"Breng*sek, mau cari gara - gara sama aku ya, Atika. Baru ketemu penjual roti itu makanya kamu tak mau angkat telponku," emosi Aditya sudah di ubun - ubun, ke tiga panggilannya tak satu pun di angkat Atika.
"Baiklah, aku ke rumahmu aja Atika l!?," Gumam Aditya setelah panggilannya tidak di jawab.
Aditya pun menuju ke rumahnya Atika. Dengan mengendarai motor kesayangannya Aditya menuju ke rumah Atika.
15 menit kemudian sampailah Aditya di depan rumahnya Atika. dia pun segera memencet bel di depan pintu rumah Atika.
Ting tong.. ting tong.. ting tong.. ting tong.
"Siapa sih membunyikan bel seperti itu" kata Bi Sunti yang datang tergopoh - gopoh mendengar bunyi bel yang di tekan berulang kali.
"iya sebentar, bisa sabar sih" ucap Bi Sunti sambil membuka pintu rumahnya Atika sambil menggerutu yang hanya di dengar olehnya sendiri.
Kleek..
"Den Adiyta, mau_"
" Bi... suru Atika turun !!, saya mau bicara sama dia!!" kata Aditya memotong pembicaraan Bi Sunti.
"Salam dulu kek, duduk dulu kek.. ini langsung nyuruh - nyuruh kayak kebelet buang air," gerutu Bi Sunti tapi hanya suara kecilnya dan lirih takutnya Aditya mendengarnya nanti, Bi Sunti takut akan diadukan ke majikannya, nanti Bi Sunti kehilangan pekerjaan lagi bisa bahaya.
Sambil tergopoh - gopoh menuju ke lantai 2, letak kamar Atika di lantai 2.
Bi Sunti berdiri di depan kamarnya Atika.
Tok.. tok.. tok..
"Non, ada tuan Aditya di depan," teriak Bi Sunti dengan suara lantang dari luar kamar Atika.
Kreeekk... Pintu terbuka.
"Bi, tolong bilang aja Atika lagi tidur. Malas Atika bertemu dia," mohon Atika sambil memelas.
"Iya non..nanti Bi Sunti sampein,"
Bi Sunti pun duduk sebentar di samping kamar non Atika biar Aditya menunggu, pikirnya Bi Sunti.😃
5 menit kemudian Bi Sunti turun ke bawah menuju ke ruang tamu, Aditya sedang duduk di sana.
"Maaf Den, saya sudah ketuk - ketuk pintunya tapi non Atika tidak membuka pintunya. Mungkin non Atika lagi tidur siang Den," ucap Bi Sunti dengan ramah Biar Aditya tidak curiga dan bisa mengerti.
"Bi!! kalo Atika sudah bangun. Ingatkan dia untuk mengangkat telepon dari saya. Kalo tidak, saya akan datang ke rumah ini lagi, paham!!!" ucap Aditya dengan tegas penuh amarah.
"Baik Den," sambil mengangguk Bi Sunti berkata.
Aditya pun langsung ke luar dari rumah Atika tanpa ada basa-basi salam atau pun permisi.
Bi Sunti keheranan dengan kelakuan Aditya.
Brmmm.. Brmmm... Brmm..
Motor Adityapun melesat jauh membelah jalan raya yang lenggang sepi dengan lalu lalang kendaraan.
"Ya Allah.. Semoga non Atika tidak berjodoh dengan orang tak tau sopan santun, tidak menghormati orang tua, mana kayak raja kebelet buang air aja," kata Bi Sunti sambil menggeleng - gelengkan kepalanya melihat tingkah laku Aditya.
Setelah itu Bi Sunti menutup pintu rumah dan menuju ke atas lantai 2, ke kamar Atika. Tapi
ternyata Atika sudah bangun, Atika duduk di ruang keluarga sambil menonton TV.
"Bi, orangnya udah pulang, ya" tanya Atika tanpa melihat Bi Sunti karena dia fokus nonton TV.
"Iya, non. Ada pesan katanya kalo non udah bangun suru angkat teleponnya. Kalo den Aditya menelpon, jika non Atika tidak mengangkat telponnya, den Aditya akan datang kembali ke sini,"
"Baiklah, Bi. Trimakasih sudah membantu saya tadi," ucap Atika padahal sebenarnya dia malas banget bicara dengan Aditya.
"Non, mau minum apa biar bibi buatkan" tawar Bi Sunti.
" Boleh, Bi. Tolong bikinkan jus jeruk ya, Jangan banyak esnya" ucap Atika sambil tersenyum ramah.
"Baik, Non" Bi Sunti bergegas ke dapur untuk membuatkan jus jeruk pesanan Atika.
Sambil membuat jus jeruk Bi Sunti mengingat - ngingat sifat Aditya Dan Atika bagai bumi dan langit.
Atika ramah dan sopan sedangkan Aditya kurang sopan santunnya. Apa mereka bakal cocok kalo memang mereka berjodoh, Bi Sunti sudah tau kalo mereka berdua di jodohkan semenjak SMP.
"Ah.. biarin saja itu urusan mereka berdua. hanya kalo boleh meminta jangan jodohkan mereka Ya Allah" Gumam Bi Sunti dalam Hati.
Setelah selesai membuat jus, Bi Sunti membawa nampan dan gelas jus ke lantai 2 untuk sang majikannya non Atika.
Bi Sunti usianya masih sekitar 40'an. Jadi masih kuat untuk bolak - balik naik ke lantai 2 walau sebenarnya capek juga naik turun tangga. 😁😃
TBC....
***Jangan lupa komentar, kritik, saran yang membangun**
***Jangan lupa beri komentar, like, vote dan beri hadiah sedikit buat sang author ya 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Senopati Pajang
ini ada pengulangan yang mubazir, kan di awal kalimat sudah dijelaskan tujuannya itu ke rumah atika, tapi kenapa diulang lagi di ujung kalimat?
2022-03-23
1
•A®MAN°
hi
2022-03-20
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
anggap aja fitness ya bi
2022-03-05
2