MAHENDRA

MAHENDRA

Mahendra dan kebaikan Atika

Pantang mundur untuk kehidupan Mahendra, Mahendra harus berjuang mencari rupiah untuk kehidupannya. walaupun Mahendra punya kedua orang tua, tapi Mahendra tak ingin membebani kedua orang tuanya.

Pagi ini, cuaca sangat cerah. Burung - burung saling bersahutan, menandakan fajar tlah menyingsing.

Seorang perjaka tangguh, sedang mencuci baju dan akhirnya selesai juga untuk pekerjaan rutinitas di pagi hari.

"Mahen...apakah sudah selesai mencucinya?," tanya Ibunya Mahendra yang bernama ibu Nanda.

"Sedikit lagi selesai bu," ucap Mahendra dengan Lembut.

"Setelah selesai menjemur jangan lupa sarapan Nak, ibu sudah masak Nasi Goreng Kesukaanmu," ucap ibunya Mahen.

"Iya bu.. tapi Mahen mandi dulu, biar setelah sarapan langsung ke sekolah," ucap Mahendra.

"Iya cepat nak...nanti kamu terlambat ke sekolah," ucap ibu Nanda.

"iya bu.. sebentar lagi beres," Ucap Mahen yang sedang menjemur pakaiannya.

Ibu Nanda pun bergegas masuk ke dalam rumah untuk mencuci peralatan Masak, hanya nasi goreng yang biasa dimakan untuk sarapan.

Pak Tohar merupakan ayah dari Mahendra, yang hanya bekerja sebagai buruh kuli panggul di pasar. Hanya pekerjaan itu yang Pak Tohar mampu untuk melakukannya, penghasilannya pun tak seberapa. Hanya untuk mampu mencukupi biaya sehari - hari untuk makan.

Saat ini Mahendra duduk di bangku kelas 12 atau kelas 3 SMA. Mahendra yang baru saja melakukan rutinitas paginya, Mahendra segera bersiap - siap mandi dan segera berangkat sekolah.

Mahendra merupakan siswa teladan, karna keteladanannya ini. Mahendra mendapatkan beasiswa, sehingga dapat bersekolah di sekolah favorit. Mahendra tak perlu mengeluarkan biaya untuk sekolah, karna setiap 6 bulan sekali mendapatkan beasiswa.

Mahendra memiliki keinginan setelah lulus sekolah ingin kuliah, tapi itu tidak mungkin terjadi. Karna pekerjaan orang tua Mahen yang hanya buruh kuli panggul dan buruh cuci, hal itu yang membuat Mahen mengurungkan niat.

Mungkin lulus sekolah, Mahen harus bekerja dan mengubur semua keinginan dan cita - cita yang Mahen inginkan.

Mahendra tak pernah mengeluh dengan kehidupannya, selama masih bisa makan dan bernafas bersama orang tuanya. Mahen menjadi anak yang harus kehilangan masa mudanya, di sekolah berjualan roti yang Mahen ambil dari warung bu Romlah. Setelah pulang sekolah, Mahen harus membantu sang ayah menjadi kuli panggul di pasar.

Mahen ingin sekali membantu mencari yang untuk biaya sehari - hari di toko atau minimarket, hanya saja Mahen belum lulus sekolah dan belum ada ijazah.

"Bu...Mahen berangkat ya," ucap Mahen sambil mencium tangan ibunya dengan Ta'jim.

"Hati - hati di jalan ya nak... Kamu pergi ke warung bu Romlah lagi?" tanya Ibu.

"Iya bu... Allhamdulilah dagangan yang kemarin habis terjual tanpa sisa, jadi sekarang Mahen mau ambil roti lagi untuk di dagangkan di sekolah," ucap Mahen.

"Ibu akan selalu mendoakanmu, agar daganganmu selalu habis dan bisa mengumpulkan uang, untuk membeli apa yang Mahen mau," ucap ibunya Mahen sambil mengecup kening anaknya.

"Aamiin bu... Makasih untuk doanya ya bu. Mahen berangkat, Assalamu'alaikum," ucap Mahen.

"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh," ucap Ibu.

Jarak dari rumah ke sekolah tidak terlalu jauh, cukup dengan berjalan kaki. Itung - itung Mahen berolah raga jalan pagi.

Sebelum ke sekolah, Mahendra singgah di warung bu Romlah untuk mengambil roti untuk di dagangkan di sekolahnya. Setiap hari Mahendra membawa 20 roti, keuntungan dari 1 roti hanya seribu. Tapi Mahen sangat senang melakukan hal ini, keuntungan dari roti bisa Mahen gunakan untuk keperluan sekolah atau diberikan untuk ibunya.

"Assalamu'alaikum Bu Romlah," ucap Mahendra setelah sampai di rumah Ibu Romlah

"Waalaikum salam nak Mahendra, ini saya sudah siapkan 21 roti, jual saja 20 dan sisanya untuk kamu ya," ucap Bu Romlah

"Terima kasih bu Romlah, ibu selalu melebihkan roti untuk saya," ucap Mahendra

"Gak apa - apa nak...Ibu tidak bisa memberikan lebih, karena memang hanya itu keuntungannya nak," ucap Ibu Romlah.

"Dapat keuntungan dari penjualan roti aja, Mahen sudah bahagia bu. Dan Ibu selalu memberikan roti untuk Mahen juga. Mahen berangkat ya bu, Assalamu'alaikum," ucap Mahen.

"Walaikumsalam nak... Semoga apa yang kamu cita - citakan tercapai dan menjadi orang sukses," ucap Ibu Romlah.

Sesampainya di kelas, ternyata sudah ada Tejo yang merupakan sahabat Mahendra dari awal masuk SMA.

"Mahen... Apakah kamu sudah menyelesaikan PR?" tanya Tejo.

"Allhamdulilah sudah... Saya mengerjakan hingga jam 11 malam, karna soalnya cukup rumit," ucap Mahendra.

"Aku liat yang no 5 dong, aku bingung caranya," ucap Tejo.

"Nih... tapi jangan di liat semuanya," ucap Mahen sambil menyodorkan buku PR.

"Terima kasih Mahen, kamu memang sahabatku yang terbaik deh," ucap Tejo.

Tak lama kemudian, bel masuk pun berbunyi. Ibu Sari pun masuk ke dalam kelas.

" Assalamualaikum anak - anak," ucap Ibu Sari.

"Walaikumsalam bu," jawab seluruh murid dengan serentak.

"Keluarkan tugas yang kemarin saya beri dan kumpulkan di meja," ucap Ibu Sari.

"Baik bu," ucap seluruh murid sambil mengumpulkan tugas ke depan.

Bel istirahat pun berbunyi, menandakan pelajaran pertama berakhir. Seluruh siswa pun berhamburan pergi ke kantin.

Seperti biasa Mahen menjajakan dagangannya kepada teman - teman dan gurunya.

"Hey Mahendra... Nasibmu malang sekali, sampai berjualan disekolah. Kurang ya uang dari orang tuamu?," ucap Aditya yang mengolok Mahendra.

Mahendra tidak pernah ambil pusing dengan semua ucapan Aditya yang merasa dirinya paling kaya di sekolah ini. Selama pihak sekolah tidak melarang Mahendra untuk berjualan, Mahendra akan tetap berjualan.

"Cukup Aditya! kamu itu kaya anak kecil saja, aku sudah lapar ini," ucap Atika yang seolah - olah membela Mahendra.

Sebenarnya Atika malas untuk berpacaran dengan seorang Aditya yang merasa dirinya paling kaya dan sombong. Hanya saja Atika terpaksa menerima Aditya, agar tidak di mempermalukan di hadapan teman - temannya.

Orang tua Atika dan orang tua Aditya merupakan partner bisnis, sehingga mereka menjodohkan anak - anak mereka sejak duduk di bangku SMP.

"Selalu saja kamu membela si tukang roti, apa kamu suka sama dia?" tanya Aditya dengan ketus.

"Gak usah banyak ngomong, kamu gak tau kalau aku itu lapar. Aku mau makan bukan dengar kamu marah - marah," ucap Atika sambil menarik Aditya.

Bagi Atika Mahen itu merupakan sosok pria yang pekerja keras, pinter, baik hati dan tidak sombong. Hanya saja Atika tak mampu mengatakannya, karna takut Aditya marah.

"Bisa gak sih, kalau gak narik aku!" Ucap Aditya.

Atika tidak memperdulikan omongan Aditya yang marah - marah karna seorang Mahendra.

"Awas aja kalau kamu sampai suka sama Mahendra si tukang roti itu, akan ku buat kau menderita hingga bertekuk lutut mohon ampun," gumam Aditya dalam hati.

Mahendra hanya menggelengkan kepala, setelah melihat kelakuan sepasang kekasih yang tidak ada romantis - romantisnya saat berpacaran.

"Mahen... Aku mau roti 2 dong," ucap Tejo.

"Saya kira kamu udah ke kantin tadi," ucap Mahen sambil mengernyitkan alis.

"Saya ke kamar mandi, maklum panggilan alam," ucap Tejo sambil tersenyum.

"Jangan bilang... tadi ada bau - bau busuk itu dari kamu ya, Jo," ucap Mahen sambil menepuk pundak Tejo.

"Sssttt... Jangan keras - keras, nanti yang lain dengar," ucap Tejo.

"Emang anak gak punya akhlaq kamu, main buang gas tanpa permisi. Satu kelas mencium bau busuk dan hampir muntah," ucap Mahendra sambil tertawa.

"Perutku sakit... gak tau kenapa mendadak sakit, makanya tadi langsung ke kamar mandi. Bisa gawat kalau saya ke kantin dan buang gas disana, bisa pingsan semua," ucap Tejo sambil tersenyum.

Mahendra dan Tejo pun tertawa dengan pembahasan buang gas yang wangi sekali, hingga ingin muntah dan pingsan. Tejo merupakan anak orang kaya, tapi Tejo mau berteman dengan siapa saja.

"Mahen... aku mau rotinya 2," ucap salah satu temannya.

"Aku 3 roti," ucap adik kelasnya.

"Mahen... Ibu mau 2 ya," ucap salah satu guru.

"Mahen... Aku mau 3 ya," ucap satu teman sekelasnya.

Tak terasa dagangan Mahen pun tersisa 2 roti dan bel istirahat pun berbunyi. Yang menandakan jam pelajaran selanjutnya akan dimulai.

Begitulah aktifitas dari kegiatan rutin sehari - hari yang Mahen lakukan di sekolah, setelah pulang sekolah Mahen melanjutkan menjadi kuli panggul hingga sore hari bersama ayahnya di pasar.

Akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi, yang menandakan pelajaran sudah berakhir. Seluruh murid bersiap - siap untuk pulang ke rumah. Mahen pun akan segera pergi ke pasar untuk membantu ayahnya bekerja.

Jam pulang sekolah sudah selesai, seperti biasa Mahendra akan pulang dengan berjalan

kaki...

"Mahendra," panggil wanita yang pasti Mahendra sudah tau siapa suara wanita itu.

"Atika, ada apa...?!" ucap Mahendra sambil mendekati Atika.

"Apa roti jualanmu sudah habis?" tanya Atika

"Alhamdulillah, tersisa 2 lagi Tika" jawab Mahendra.

"hmm.. sini kasih saya aja Dra, saya suka roti isi coklatnya buat pengganjal perut malam hari,"

"Kembaliannya di ambil aja" ucap Atika sambil menyodorkan uang 50rb'an kepada Mahendra.

"Harganya hanya 10rb, ini kembaliannya 40rb. sisanya terlalu banyak " ucap Mahendra sambil menyodorkan uang sisa kembalian.

"Kita kan sahabat Dra, anggap aja rezeki kamu hari ini" kata Atika sambil memelas.

"Iya Tika, aku tau kita sahabat, tapi,,bukan sekali ini saja kamu beli roti terus ngasih uang lebih padaku,"

"Jika aku memang butuh uang mending aku kerja tanpa harus ngambil uang sama kamu,"

"Aku tau aku orang tak punya tapi bukan berarti aku harus ngemis nerima uang kembalian kamu terus, Tik,"

"Maaf Atika. kamu memang orang baik, justru itu saya tak ingin mengambil keuntungan terus dengan kebaikanmu. Jangan marah ya?" Senyum Mahendra seketika bikin Atika luluh juga dengan penjelasan Mahendra.

"Baiklah,"

" Atika kau begitu cantik dan baik hati sungguh beruntungnya Aditya," Gumam Mahendra dalam hati.

Sedangkan dalam hati Atika "Mahendra, aku semakin lama semakin kagum atas kelakuanmu, kamu pekerja keras, rendah hati tanpa malu dengan keadaanmu saat ini"

"Dra,pu..lang ba...reng yuck" ajak Atika dengan ragu-ragu.

"Nggak usah Atika, rumahku dekat kok " tolak Mahendra dengan Halus.

"Kamu selalu begitu, setiap saya ajak pulang bareng kamu selalu menolak " ucap Atika sambil mengerucutkan bibirnya.

Mahendra tersenyum...

"Bukan begitu Atika, saya tak enak hati dengan Aditya. Bagaimana kalo Dia melihat kamu dan aku jalan barengan," ucap Mahendra.

"Aditya nggak ada. Dia udah balik dari tadi, dia bolos mata pelajaran terakhir tak tau Dia nongkrong dimana. Saya pun tak peduli,"

"hmmm," gumam Mahendra

"Ayolah Mahendra,saya sudah ratusan kali mengajak kamu jalan bareng dan sekali ini saja jangan menolak," ucap Atika dengan wajah sedihnya.

Mahendra pun mulai berfikir, mau tak mau Mahendra pun mengiyakan karena memang sudah berkali-kali Atika sering mengajak Mahendra pulang bareng tapi Mahendra selalu menolaknya.

"Ayo.." ucap Atika.

Mahendra pun membuka pintu mobilnya Atika dan menyuruh Atika masuk lebih dulu.

Dimobil pun Atika dan Mahendra bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing.

Kehidupan mereka Bagaikan Bumi Dan Langit..

Ketika Atika tidak pernah bekerja karena banyak asisten rumah tangga sebaliknya Mahendra seolah tak pernah merasakan santai atau berkumpul dengan teman-temannya setelah pulang sekolah.

30 Menit kemudian.

"Atika, saya turun di sini aja ya?,"

"Tuh, rumah saya yang kecil mungil" ucap Mahendra sambil menunjukan rumahnya yang kelihatan dari jalan raya.

"Apa kamu mau singgah sebentar di rumahku?"

Ajak Mahendra lagi karena tak enak sudah beri tumpangan gratis tapi tak menyuruh Atika untuk singgah walau hanya sebentar.

"Apa tak merepotkan?!," tanya Atika.

"Untuk sahabatku tak ada yang merepotkan bagiku," jawab Mahendra.

"Ayo..!?" ajak Mahendra sambil membuka pintu mobil.

TBC....

**** Jangan lupa komentar, kritik, saran, like, vote, dan beri hadiah ya readers yang baik hati dan tidak sombong🙏

Terpopuler

Comments

Mbr Tarigan

Mbr Tarigan

pendamping untuk Paris

2022-04-02

0

Febrian Saputra IG: Fetra7

Febrian Saputra IG: Fetra7

saling mampir kak😁

2022-03-31

1

L

L

aku juga mampir thor

2022-03-27

1

lihat semua
Episodes
1 Mahendra dan kebaikan Atika
2 Visual dan Kebaikan Atika 2
3 Kemarahan Aditya
4 Menghindar
5 Belajar Bersama
6 Sakit Hati
7 Berbeda
8 Melewatinya
9 Pertemuan
10 perkelahian
11 2 keluarga
12 Hari Libur
13 Pekerjaan Baru
14 Hasil Kelulusan
15 Pengambilan Formulir
16 Perpisahan
17 Ke Toko Y
18 Beda Tempat
19 Awal Yang Baik
20 Bab.20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Pengumuman..
33 Bab. 32
34 Bab. 33
35 Bab. 34
36 Pengumuman
37 Bab. 35
38 Bab. 36
39 Bab. 37
40 Bab. 38
41 Bab. 39
42 Bab. 40
43 Bab. 41
44 Bab. 42
45 Bab. 43
46 Bab. 44
47 Bab. 45
48 Bab. 46
49 Bab. 47
50 Bab. 48
51 Bab. 49
52 Bab. 50
53 Bab. 51
54 Bab. 52
55 Bab. 53
56 Bab. 54
57 Bab.55. S2 Mahendra dan Atika
58 Bab. 56
59 Bab. 56
60 Bab. 57
61 Bab. 58
62 Bab. 59
63 Bab. 60
64 Bab. 61
65 Bab. 62
66 Bab. 63
67 Bab. 64
68 Bab. 65
69 Bab. 66
70 Bab. 67
71 Bab. 68
72 Bab. 69
73 Bab. 70
74 Bab. 71
75 Bab. 72
76 Bab. 73
77 Bab. 74
78 Bab. 75
79 Bab. 76
80 Bab. 77
81 Extra part. 1
82 Extra part 2
83 Ekstra part. 3
84 Extra Part. 4
85 Extra Part 5
86 Mahendra Season 3 A3(Aarash,Aariz,Arsyla)
87 Bab. 87 Sinopsis (A3)
88 TAMAT
89 Bab. 89. Di sini Kehidupan Mahendra dan Atika ya..
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 Bab. 97 Pengumuman
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Mahendra dan kebaikan Atika
2
Visual dan Kebaikan Atika 2
3
Kemarahan Aditya
4
Menghindar
5
Belajar Bersama
6
Sakit Hati
7
Berbeda
8
Melewatinya
9
Pertemuan
10
perkelahian
11
2 keluarga
12
Hari Libur
13
Pekerjaan Baru
14
Hasil Kelulusan
15
Pengambilan Formulir
16
Perpisahan
17
Ke Toko Y
18
Beda Tempat
19
Awal Yang Baik
20
Bab.20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Pengumuman..
33
Bab. 32
34
Bab. 33
35
Bab. 34
36
Pengumuman
37
Bab. 35
38
Bab. 36
39
Bab. 37
40
Bab. 38
41
Bab. 39
42
Bab. 40
43
Bab. 41
44
Bab. 42
45
Bab. 43
46
Bab. 44
47
Bab. 45
48
Bab. 46
49
Bab. 47
50
Bab. 48
51
Bab. 49
52
Bab. 50
53
Bab. 51
54
Bab. 52
55
Bab. 53
56
Bab. 54
57
Bab.55. S2 Mahendra dan Atika
58
Bab. 56
59
Bab. 56
60
Bab. 57
61
Bab. 58
62
Bab. 59
63
Bab. 60
64
Bab. 61
65
Bab. 62
66
Bab. 63
67
Bab. 64
68
Bab. 65
69
Bab. 66
70
Bab. 67
71
Bab. 68
72
Bab. 69
73
Bab. 70
74
Bab. 71
75
Bab. 72
76
Bab. 73
77
Bab. 74
78
Bab. 75
79
Bab. 76
80
Bab. 77
81
Extra part. 1
82
Extra part 2
83
Ekstra part. 3
84
Extra Part. 4
85
Extra Part 5
86
Mahendra Season 3 A3(Aarash,Aariz,Arsyla)
87
Bab. 87 Sinopsis (A3)
88
TAMAT
89
Bab. 89. Di sini Kehidupan Mahendra dan Atika ya..
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
Bab. 97 Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!