" Author minta maaf ya readers semua kalo visualnya mungkin kurang cocok buat kalian.
Boleh kok kalian berimajinasi dengan visualnya kalian sendiri author tak keberatan author malah senang kalian bakal suka dan punya imajinasi sendiri"
~~ Happy Reading~~
Visual Mahendra
Mahendra
Anak yang baik hati, pekerja keras, murah senyum, rendah hati dan suka membantu orang tuanya.
Atika Trihasanah
Anak yang manis, cantik, soleha, gampang akrab dengan siapa saja dan pastinya tidak sombong.
Suka membantu Mahendra kapan saja bahkan sangat mengagumi Mahendra.
Adiyta Saputra
Sebenarnya Aditya anak yang baik tapi karena kurang kasih sayang orangtua jadi tumbuh menjadi anak pembangkang,suka cari gara-gara, arogan, sombong.
Readers semua untuk visual yang lain kalian silahkan berImajinasi sendiri soalnya author tidak ada foto untuk rekomendasi gambar yang lain, yang kalian inginkan.
Author minta maaf kalo visualnya kurang srek,jelek dan tidak sesuai dengan keinginan kalian,apalagi author ngambil visual orang Indonesia bukan orang barat Atau opa opa Korea ya...
karena memang author tidak punya fotonya.😁😃
Boleh kok kalian punya imajinasi sendiri sesuai dengan keinginan kalian loh.
Mau siapapun visualnya... author hanya berpesan jangan lupa komentar, like, vote, boleh beri hadiah pasti author senang banget dan menjadi motivasi author untuk Berkarya lagi.
Kalo misalnya mau ngebully boleh asal sifatnya membangun.
Dan author minta pendapat kalian, apa kekurangan tulisan auuthor.
Pokoknya author akan terima kritik, saran dan komentar kalian yang sifatnya membangun.
Jangan ngebuly author yang karyanya kurang bagus karena memang author baru belajar menulis😃
Semangat Membaca Ya...
Tak perlu TENAR, asal rezeki LANCAR,
Tak perlu HEBAT, tapi BERMANFAAT.
nggak harus KAYA, tapi bisa berkarya
Saya doa kan yang sudah kasih kritik,saran komentar,like,vote,memberi Hadiah untuk bergabung Membaca Novel bersama Author Vin Vitri di sehatkan, di lancarkan dalam setiap urusan nya ,di mudahkan ,di beri Rizki yang melimpah... AaMIN Yaa Rabbalalamiin
Author lanjuuttt novel Mahendra ya readers semuanya...
*************
Atika pun segera turun dari mobil sambil tersenyum.
"Tapi jangan di hina rumahku ya, pasti tak sebagus rumah yang kau tempati," ucap Mahendra karena memang Mahendra tau, kehidupan Atika sangat jauh berbeda Dengan Mahendra.
"Manusia itu sama derajatnya, mau rumahmu bagus atau tidak aku tetap Ingin ke rumahmu dan bersahabat denganmu," ucap Atika sambil berjalan menuju rumahnya Mahendra.
"Kamu begitu baik Atika, kamu mau berteman denganku. Walau kau tau bagaimana keadaan kehidupanku," ucap Mahendra
"Aku malah kagum sama kamu Dra, kamu tak pernah malu dengan keadaanmu sekarang ini. Di tambah lagi kamu berrbakti pada kedua orang tuamu tanpa pamrih dan pantang menyerah" ucap Atika.
"Assalamu'alaikum" ucap Mahendra bareng Atika.
Dan mereka tersenyum bersama karena sadar berkata bersamaan.
"Waalaikumsalam" jawab Ibu Nanda dari dalam rumah.
Seketika pintu rumah terbuka dan tampak wanita paruh baya Ibunya Mahendra.
Mahendra langsung salim dengan Ibunya dan di ikuti Atika.
"Mahen, ini siapa nak ?" tanya Ibunya Mahendra.
"Perkenalkan Bu, ini Atika yang sering saya ceritain ke Ibu. Ituloh Bu. anak yang sering ngeborong roti saya.. kalo roti saya tak habis terjual" jawab Mahendra sambil tersenyum melirik Atika.
"Saya Atika Bu, sahabatnya Mahendra" ucap Atika sambil mengadahkan tangannya di Depan Dada.
"Nak Atika cantik sekali, udah cantik baik lagi.."
"Apa nak Atika tak malu, bersahabat dengan Mahendra yang hanya anak seorang kuli panggul di pasar" kata Ibu sambil membelai pucuk kepala Atika yang tertutup hijab.
Atika yang di belai pun merasakan kasih sayang layaknya seorang Ibu yang sampai sekarang tak pernah Atika rasakan.
Jangankan membelai bercengkrama bareng aja Ibunya Atika tak pernah sempat karena kesibukannya di kantor.
"Duduk dulu_ nak Atika" ucap Ibu Nanda,ibunya Mahendra.
"Trima kasih Bu, Ibu baik banget" jawab Atika sambil duduk di kursi. kursi yang di duduki Atika terlihat sudah tak layak di gunakan.
Tapi mau bagaimana lagi, jangankan untuk beli kursi, untuk makan sehari-hari saja masih susah. Kadang kasbon di warung tetangganya.
"Atika, kamu duduk dulu ya?"
"Saya mau ganti baju dulu sebentar" ujar Mahendra.
Atika pun hanya mengganggukkan kepala.
"Ibu masih sakit?," tanya Atika yang memang dia tadi sudah dengar dari Mahendra kalo Ibunya Mahendra sakit, Sehingga mau tidak mau Mahendra harus membantu sang ayah.
"Biasa nak_ penyakit rematik Ibu tak kunjung sembuh padahal sudah berobat. Kerjapun tak pernah terlalu capek, tapi sakitnya Ibu tak mau sembuh!" ucap Ibunya Mahendra
"Apa Ibu sudah pernah konsumsi obat herbal, Bu. Saya dengar obat herbal sangat mujarab" kata Atika dengan lembut.
"Nak..., Ibu sudah coba segala macam obat dari herbal sampai Dokter pun tetap tidak sembuh-sembuh, makanya Mahendra yang mencuci baju kami nak... karena Ibu tidak bisa terlalu lama berendam di air dingin, sedikit saja pasti kambuh lagi,"
"Atika hanya bisa berdo'a semoga Ibu cepat sembuh ya," ucap Atika sambil memeluk Ibunya Mahendra.
"Aamiin yaa rabbal'alamiin" ucap Atika bareng Ibunya Mahendra.
Tak lama Mahendra datang menghampiri Ibunya dan Atika yang sedang berpelukan.
"Hmm.. rasanya ada saingan aku nih, Bu," ucap Mahendra mendekati keduanya.
Pelukannya Ibu dan Atika pun terlepas, Atika sambil tersenyum.
"Atika, makan siang di sini dulu, Ibu akan siapkan ya...Nak. kamu duduk dulu dengan Mahendra, Ibu mau ke dapur"
"Tak usah repot-repot, Bu" ucap Atika.
"Nggak repot nak. Kalo hanya untuk makan siang aja. pasti kalian sudah lapar seharian belajar,"
Ibu pun berlalu ke dalam rumah menuju dapur menyiapkan makan siang bareng Atika dan Mahendra.
Mereka sambil menunggu kedatangan Ayahnya Mahendra.
Pak Tohar pasti akan pulang jika hari sudah siang untuk makan siang bareng.
"Assalamualaikum" terdengar suara salam dari luar rumah.
"Waalaikumsalam " jawab Atika bareng Mahendra.
"Loh! Ada tamu Toh,nak" Pak Tohar pun masuk kerumah.
Mahendra pun langsung berdiri menyambut Ayahnya sambil menyalim tangan yang memang selalu dilakukannya.
Atika pun menirukan perbuatan Mahendra,Atika merasa kesederhanaan keluarga Mahendra sangat menyentuh hatinya.
Walau serba kekurangan tapi kebersamaan antara anggota keluarga membuat hati Atika tentram dan bahagia.
Atika sampai lupa kalo sopirnya Pak Sule sedang menunggunya.
"Ayo nak, kita makan siang bareng, Ibu sudah siapkan,"
"Alhamdulillah Ayah juga sudah pulang," ucap Ibu Nanda sambil salim dengan Pak Tohar.
"Iya Bu.. pasar sepi mungkin lagi pandemi jadi pembeli kadang lewat aplikasi. Jadi kerja Ayah berkurang"
"Ini Ayah hanya dapat 20rb saja hari Ini" ucap Pak Tohar sembari memberikan uang 20 rb'an.
"Alhamdulillah. Semoga sebentar lagi dapat berkah.Rezeki Ayah berlipat ganda."
Ibu Nanda mendo'akan sambil menerima uang
20'rb memang sedikit tapi senang bisa dapat karena kadang Pak Tohar tidak dapat uang sama sekali, makanya Ibu Nanda bahagia walau terima uang segitu.
Atika yang melihat Ibu bahagia begitu terharu, uang segitu saja banyak syukurnya....
Berbeda dari kehidupan keluarga Atika uang berjuta - juta bahkan milyaran malah membuat lupa diri.
"Ayo.. nak Atika, Mahen, dan ayah kita sama sama makin siang dulu." ajak Ibu.
Mereka pun menuju ke ruang makan.
Ayah duduk di samping Ibu dan Mahen duduk di samping Atika.
Bagai keluarga yang harmonis dan ini membuat Atika senang bisa berkunjung di rumahnya Mahen.
Sebelum makan Mereka berdo'a dulu di pimpin oleh ayahnya Mahendra, mereka pun makan tanpa ada yang berkata.
Setelah selesai makan siang, semua keluarga Mahendra berkumpul di ruang tamu.
"Makanannya Ibu enak banget, nanti Atika minta di ajarin ya,bu?" Atika berkata sambil duduk di kursi tamu.
"Boleh nak, kapan saja kamu punya waktu asal tidak mengganggu jadwal sekolahmu dan belajarmu.Nak Atika boleh kok datang ke sini," ucap Ibunya Mahendra
"Alhamdulillah, Atika bisa belajar memasak karena di rumah mamanya Atika melarang Atika untuk mengerjakan pekerjaan rumah padahal Atika ingin menjadi istri yang baik yang bisa memasak" senyum Atika merekah mendengar Ibunya Mahendra mau mengajarkan Atika memasak.
"c**alon istri yang baik dan sempurna, siapa pun jadi suamimu pasti bahagia banget, udah cantik, sholeha, dan mau memasak untuk suami tercinta " gumam Mahendra di dalam hati.
"A**pa boleh Ya Allah, hamba meminta supaya Atika menjadi istriku nanti," Mahendra pun tersenyum mengingat dan membayangkannya jika Atika menjadi Istrinya.
"Mahen, kamu kok senyum-senyum sendiri. Jangan bilang kamu bakal ngerjain saya. saat belajar memasak nanti," ucap Atika pada Mahendra yang merasa heran kok Mahendra senyum - senyum kepadanya.
"Tidak Atika, aku hanya heran. Di luar sana banyak cewek yang malah senang, tak mau bekerja di dapur... ehhh, malah kamu maunya sering di dapur" kata Mahendra sambil garuk-garuk kepalanya yang tak gatal. Tak mungkin dia ngasih tau yang jujur kalo sebenernya dia sedang membayangkan Atika menjadi istrinya.
Ketika sedang bercengkarama di ruang tengah selesai makan siang terdengarlah suara azan Dzuhur.
"Ayo, kita sholat dzuhur dulu," ucap Ayah Mahendra.
"Tapi Atika tidak bawa mukena bu, apa bisa Atika minjem mukena Ibu.. ya," ucap Atika ke Ibu Mahendra
"Iya ..Nak, bisa kebetulan mukenanya Ibu ada lebihnya"
"Alhamdulillah."
Mereka pun melaksanakan Sholat Berjamaah, Ayah Mahendra menjadi imam.
Seketika desiran aneh datang di kalbunya Atika, sungguh keluarga bahagia dan sempurna.
Tak perlu mewah untuk bahagia
asal di syukuri semuanya pasti akan terasa berkahnya.
Setelah selesai Sholat Dzuhur.. Ayah Dan Mahendra siap - siap untuk kerja, seperti biasa menjadi kuli panggul di pasar senen.
"Ya, udah nak Atika, Ayah tinggal dulu yah... Ayah mau lanjut kerja lagi" ucap Ayah.
"Kita bareng aja Pak, kebetulan satu arah dengan rumahnya Atika," Atika menawarkan kepada Ayahnya Mahendra.
"Apa tidak merepotkan nak?," tanya Ibu Mahendra.
"Tidak, Bu. Kebetulan kan searah jadi tidak ada salahnya jalannya bareng - bareng saja," ucap Atika lagi.
"Trimakasih ya, nak Atika kamu baik banget dengan keluarga saya" sambung Mahendra.
"Ya, sama-sama. sayapun senang banget bisa berkumpul dan bercengkrama dengan keuargamu Mahendra. Serasa saya berada di tengah-tengah keluargaku sendiri" jawab Atika sambil bergelayut manja dilengan Ibunya Mahendra.
"Duh, serasa punya anak cewek atau bisa dibilang mantu aja kali ya... tapi kan bukan pacarnya Mahendra hanya sahabat. Semoga berjodoh. berdo'a aja dengan Mahendra" gumam Ibunya Mahendra dalam hati sambil sesekali mengelus pucuk kepala Atika.
"Ibu, Ayah berangkat dulu ya" kata Ayah sambil menyodorkan tangannya untuk di salim ibunya Mahendra..
"Mahen Juga Bu, mau berangkat" Mahendra pun berkata sambil salim dengan Ibunya.
Berlanjut dengan Atika "Atika pamit dulu ya,Bu. Trimakasih sudah mengizinkan Atika Makan siang disini, Bu. Mana makanannya enak banget lagi" ucap Atika salim kepada Ibunya Mahendra
"Sama-sama nak, sering-sering main kesini," kata Ibunya Mahendra sambil cipika-cipiki dengan Atika.
"Assalamu'alaikum," Atika, Mahendra, Dan Pak Tohar berkata bareng-bareng sambil berlalu
"Waalaikumsalam," jawab Ibu Nanda, ibunya Mahendra.
Ibu Nanda menutup pintunya dan langsung menuju ke kamar mengistirahatkan tubuhnya yang seharian ini cukup melelahkan.
30 menit berselang terdengar suara dengkuran pertanda sang pemilik tubuh sudah tertidur pulas.
TBC...
**Jangan lupa kritik, saran, like, komentar,vote, dan berihadiah ya readers.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
🐈ˢᵏ🎀Vin Vitri🌹
trima kasih atas dukungannya ya dek
2022-04-10
0
Sunarti Army
suka kok thoor visualnya...🤭😊😊😊✌️👏👏👏
2022-04-08
1
Boy Ferri
awal2 bab blom kena jln cerita nya,mudah2an Bagoes ya thor...lanjot an semangat
2022-03-31
0