Chapter 3

2 tahun sebelum perjodohan Faza

Hari ini merupakan liburan pondok ramadhan banyak dari santri yang antusias dalam liburannya. Berbagai liburan sudah mereka rencanakan sebelumnya di jauh hari mulai dari mudik, liburan ke pantai dan masih banyak lagi. Sama halnya dengan Faza yang di setiap tahunnya akan pergi mudik ke rumah neneknya yang berada di Jember kecamatan Sumber Baru.

Selama liburan bulan puasa Faza hanya di rumah saja tanpa adanya kegiatan di luar rumah. Hanya tadarus dan memperdalam ilmunya dengan mutola'ah kitab yang pernah di ajarkan di pesantren dan mengulangi kata demi kata yang gurunya ajarkan terhadapnya.

----❤----

Hingga akhirnya hari yang di tunggu telah tiba, hari lebaran di mana mereka akan saling bermaaf-maafkan saling bersilaturahmi akan hari yang begitu besar bagi umat muslim seluruh duni.

Ke esokan hari raya seperti biasa keluarga Faza akan berangkat mudik ke tempat kelahiran ibunya. Senang bukan main... itulah yang Faza rasakan karena selama berada di rumah neneknya akan selalu ada kunjungan tiap harinya ke rumah family mereka. Bahkan ada yang tidak di kunjungi karena waktu Faza di sana hanya seminggu saja.

Sesampainya di Jember ke esokan harinya mengawali dengan kunjungan pertama, kali ini si Ayah yang mengajak silaturahmi ke familynya terlebih dahulu di karenakan tempatnya yang tidak jauh dan juga strategis karena ada di pinggir jalan raya. Hal yang di senangi Faza saat ke rumah bibinya ini adalah karena si bibik banyak mempunyai acsesoris cantik yang nantinya bakal Faza minta darinya. Pasti si bibik itu akan memberikannya tanpa bantahan apapun.

"Assalamualaikum..." Ayah Faza bapak Anwar yang bersuara di ikuti yang lain.

"Waalaikum Salam... Ma Sya Allah, lama tidak bertemu si Faza sudah besar saja cantik juga." sambil memegang pipi cabi Faza.

Sambil menyalami tangan bibinya Faza tersipu malu mendengarkan ucapan ibu Ainun.

"Iya jeng tinggal di nikahin saja kalau ada calonnya." timpal ibu Fatima sambil terkekeh pelan.

semua yang ada di sana tertawa ria mendengar ucapan ibu Fatima. Pak Anwar, Faza, ibu beserta adiknya di persilahkan duduk dengan di suguhi makanan ringan beserta minumnya. Mereka sudah menyambut kedatangan mereka semua sebelumnya karena pak Anwar mengabarinya terlebih dahuly jika ingin mampir kerumah bu Ainun.

Saat sedang menikmati hidangan tiba-tiba datang sosok pria muda dan juga tampan menghampiri Ayah dan ibu Faza. Sedangkan Faza sendiri merasa kagum akan pria yang nerada di depannya tersebut. Siapakah dia apakah anaknya bibik kenapa saya belum pernah melihat dia sebelumnya. Bermacam pertanyaan yang ada di dalam hatinya.

"Assalamualaikum... Tante." sambil menyalami ibu Fatima

"Waalaikum Salam... Duh calon mantu ibu sudah besar tambah ganteng lagi... beda jauh sama yang dulu pas ke rumah, iya kan Yah?" sambil menyenggol pak Anwar.

"Eh... iya ya bu' beda tambah dewasa kalau sekarang. Bagaimana kabar mu nak, apa saja kegiatan mu sekarang?"

"Alhamdulillah baik Om. sekarang saya masih meneruskan kuliah sambil ngajar juga di pesantren."

Di sisi lain Faza berpura-pura tidak menghiraukan percakapan mereka. Tapi sebenarnya dia sangatlah paham akan perkataan ibunya yang menyebutkan bahwa pria itu adalah calon mantunya.

"Tidak mungkin orang yang ibu sebut adalah aku." gumamnya

"Ah... jangan GR kamu Faza, mana mungkin juga dia bakal jadi suami mu sedangkan keadaan mu seperti ini tidak cocok menjadi pasangan pria tampan itu."

Faza tetap hanyut dalam dunia khayalnya tersebut hingga panggilan ibunya membuyarkan lamunannya.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!