"Jodoh datang dari Allah tidak ada yang tau dengan siapa nantinya kita akan bersanding. Meskipun sudah terikat dengan suatu hubungan dalam pertunangan jika bukan jodoh pasti tidak akan bersama."
Hari ini Faza mendaftarkan dirinya di suatu universitas islam di bidang tarbiyah jurusan PAI. Faza tidak ingin menghabiskan waktunya di rumah saja tanpa ada kegiatan yang bermanfaat. Hitung-hitung sambil nunggu sampai di halalkan begitulah menurut Faza.
Di sisi lain ibu Faza sedang menuntukan waktu untuk bertemu dengan keluarga si pria yang di pilihkan untuk Faza. Ingin mengadakan makan bersama sekaligus memperkenalkan Faza terhadap calonnya yang bernama Iqbal tepatnya Muhammad Iqbal.
Dan setelah berbincang lama dengan si calon besan akhirnya ibu Fatima menemukan waktu yang tepat untuk acara syukuran makan malam bersama. Terdengar pebincangan mereka di telepon dengan penuh kebahagiaan karena perjodohan ini.
"Assalamualaikum." sapa bu Fatima
"Waalikum Salam." jawab bu Ambar si besan
"jeng... bagaimana kalau kita adakan makan bersama. biar anak-anak kita tambah dekat nantinya hitung-hitung syukuran juga."
"iya tuh jeng saya setuju... tinggal kita atur saja waktunya."
"kalau waktu saya terserah jeng Ambar saja kapan."
"bagaimana kalau besok malam? kebetulan anak saya tidak ada kegiatan." meminta persetujuan dari bu Fatima
"siap kalau begitu." sambil menganggukkan kepalanya.
----❤----
Hari ini Faza pulang lebih awal dari kampusnya karena dosen di jam kedua tidak hadir jadi mereka di pulangkan. Faza berinisiatif untuk pergi ke perpustakaan terlebih dahulu untuk membaca novel sekalian mencari novel terbaru untuk di bawa pulang nantinya. Memang hobi Faza adalah membaca terutama novel yang bergenri romansa.
Di saat memasuki perpustakaan di sisi lain ada seseorang yang memandanginya dari kejauhan. Tanpa di sadari oleh Faza pria tersebut kagum akan tingkah Faza yang terkesan ramah dan selalu tersenyum tanpa adanya masalah dalam dirinya. Padahal sebenarnya Faza sendiri mempunyai banyak fikiran aoan perjodohan ibunya makanya dia bawa ke perpustakaan sambil membaca novel agar pikirannya tenang.
setelah di rasa waktunya cukup dan hari semakin sore Faza lanjut pulang dengan menaiki speda matic ke sayangannya. Dan akhirnya Faza sudah sampai di rumahnya dia langsung memasukkan sepedanya ke dalam garasi. lalu memasuki rumahnya dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.
"Assalamualaikum." sambil membuka pintu lalu masuk.
"Waalaikum Salam." terdengar suara jawaban dari dalam yang tak lain adalah ibu Fatima.
lalu Faza menghampiri ibu Fatima dan menjabat tangannya.
"Faza besok malam kamu ada acara tidak? Ibu mau ngenalin kamu sama calon suami yang ibu maksud kemaren sama kamu." fokus pada saluran televisi yang di tonton.
"sekilat itukah ibu yang mau ngenalin Faza sama orang tersebut. kan... Faza belum siap bu... Rasanya Faza masih belum dewasa untuk membina rumah tangga apalagi dengan lelaki yang Faza belum kenal." rengek Faza pada ibunya.
"ya... tidak apa-apa bagus kan... nantinya kamu sekalian belajar dari suami mu cara menjadi istri yang ideal." tersenyum sambil mengangkat satu matanya ke arah Faza.
"iya deh terserah ibu saja Faza manut... Faza mau ke kamar dulu capek banget." pergi menuju kamarnya di lantai dua.
Faza masuk ke kamarnya lalu duduk di tepi ranjangnya dengan hati yang tidak karuan. Di sisi lain dia merasa dirinya masih terlalu dini untuk menikah dan di sisi lain perkataan ibunya tadi membuatnya tidak tega untuk memaksakan ke egoisan dirinya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments