Yang terdalam

"Ay Kamu gk usah mikir macam - macam yah. Positif thinking aja dan selalu menatap ke depan, Oke?" Ujar Devan. Devan seperti mengetahui pikiran dan juga kegelisahan Kanaya setelah mereka bertemu Elvano tadi.

Kanaya mengangguk.

"Nggak apa - apa Ay. Semuanya butuh proses. Kalau kamu butuh aku, "Aku akan selalu senantiasa mendengarkan curhatanmu dari jendela kamarku yang ada di sana!" ujar Devan sambil menunjuk jendela kamarnya yang selalu terlihat setiap kali Kanaya memandang keluar dari jendela kamarnya.

"Makasih Van. Kamu memang sahabatku yang paling baik," ujar Kanaya lalu ia tertawa kecil.

"Ehmmm, Maksudku satu - satunya sahabatku..." koreksi Kanaya.

Devan tertawa.

"Kamu sebenernya bisa punya banyak sahabat kalau kamu mau, Ay! Tapi bagaimana pun aku senang menjadi sahabat terbaikmu," ujar Devan sambil membukakan pintu rumah untuk Kanaya.

"Udah masuk, Ay. Dan jangan lupa istrihat. Aku pulang," ujar Devan sambil berbalik dan melambaikan tangannya.

Kanaya mengangguk dan masuk ke dalam rumah. Ia pun segera berjalan ke arah kamarnya di lantai 2, namun saat akan menaiki tangga, ia mendengar percakapan kedua orang tuanya di ruang keluarga.

"Gimana pah, Apa ada kemajuan," tanya Ratna. Mama Kanaya.

"Ya begitu Mah, Papah sedang berusaha mencari investor yang mau mendanai proyek kita secepatnya. Imbas dari gagalnya proyek yang kemarin itu benar - benar menguras habis uang perusahaan." jawab Rayhan Papa Kanaya.

"Papa sudah coba mendatangi Alvarendra? mungkin mereka tertarik?" tanya Ratna.

"Belum Ma, Papa belum pernah bertemu mereka lagi sejak...." ucapan Rayhan terhenti. Hening.

"Tapi nanti Papa coba. untuk sementara coba berhemat ya Ma, Karena papa terpaksa memakai uang pribadi kita untuk operasional perusahaan bulan ini." ujar Rayhan.

Rayhan tidak berkata apa - apa.

"Sabar yah Mah," ujar Rayhan lagi, sepertinya mencoba menenangkan Ratna.

Kanaya pun perlahan - lahan naik ke atas, ia tidak ingin menganggu kedua orang tuanya ataupun terlihat sedang menguping percakapan mereka.

Kanaya pun baru mengetahuinya jika perusahaan Papahnya sedang mengalami masalah keuangan. Karena Papa dan mamanya tidak pernah bercerita belakangan ini. Padahal sebelum kejadian itu, Papa kerap menceritakan apa yang di lakukannya. Dari menceritakan pekerjaannya dan proyek - proyek yang sedang di garapnya di saat mereka menghambiskan waktu bersama.

Kanaya memang sangat dekat dengan Papanya, Oleh sebab itu sang Papa kerap mengajak Kanaya dalam acara - acara yang di hadirinya Sedangkan kakaknya Devita lebih senang pergi bersama teman - temannya daripada menghadiri acara - acara yang di anggapnya sangat membosankan.

Dalam setiap acara - acara itulah Kanaya mengenal Elvano dan rekan - rekan bisnis Rayhan yang lain.

Kanaya membuka pintu kamarnya perlahan agar tidak menimbulkan suara. kemudian menutupnya dengan sama pelannya. Namun tetap saja sama dan berbunyi ' Klek' dari daun pintu yang di tutup terdengar di tengah heningnya rumah mereka.

"Kanaya? Kamu sudah pulang, sayang?" terdengar suara Ratna yang memanggil Kanaya dari bawah tangga.

"Yah Mah!" Jawab Kanaya setengah berteriak agar Mamahnya itu bisa mendengarnya.

Terdengar langkah kaki menaiki tangga dan mendekati kamarnya.

"Ay, bagaimana hasil skripsinya?" tanya Ratna sambil menimbulkan kepalanya di depan pintu kamar Kanaya.

"Kanaya bisa mengikuti ujian minggu depan, Mah" jawab Kanaya sambil tersenyum.

"Syukurlah" ujar Ratna sambil masuk ke dalam kamar Kanaya.

"Mama senang mendengarnya?" ujar Ratna sambil duduk di samping Kanaya di atas ranjang.

"Iya mah, mudah - mudahan Kanaya bisa segera lulus kuliah, jadi Kanaya juga bisa secepatnya mencari pekerjaan," ujar Kanaya yang teringat pembicaraan kedua orang tuanya di bawah tadi. Ia bertekad tidak ingin membebani kedua orang tuanya dan akan langsung mencari pekerjaan begitu ia lulus kuliah.

"Sudah ada rencana, mau melamar pekerjaan dimana?" tanya Mama Ratna.

"Belum Mah, Nanti secepatnya Kanaya akan langsung cari"

"Ya sudah, istirahatlah. Kamu perlu menyiapkan ujianmu terlebih dahulu," ujar Ratna sambil menepuk pundak Kanaya lembut.

"Kamu sudah makan. Perlu mama buatkan sesuatu?" tanya Ratna sambil menatap anak gadisnya itu.

"Sudah Mah, tadi habis di traktir Devan," jawab Kanaya.

Ratna mengangguk dan beranjak berdiri.

"Mama kebawah dulu ya, Ay. Kalau mau ngemil ada cake coklat kesukaanmu di bawah," ujar Ratna sambil berjalan keluar kamar Kanaya.

"Ya mah..." jawab Kanaya sebelum mamahnya menutup pintu.

Kanaya merebahkan diri di ranjangnya. Hening selama beberapa saat. Ia menatap langit - langit kamarnya sebelum menoleh ke kiri dan melihat fotonya bersama Devita.

Diraih foto dengan figura putih itu di dekapanya di dadanya sambil meringkuk. Dan berkata "Maafin Kanaya, Kak...." gumamnya sambil menutup matanya.

*****

Tak terasa satu bulan telah berlalu dengan cepat, dan Kanaya di nyatakan lulus ujian skripsinya. Ia mendapatkan nilai yang memuaskan dalam ujian itu.

Dan Devan pun sudah lulus dari kursus Advokatnya, sehingga ia bisa menyandang gelar sebagai pengacara.

Devan sedang duduk di sebuah cafe bersama Bagas, salah satu temannya yang dekat sejak kuliah.

"Sudah ada kabar dari Firma hukum Asegaf Star?" tanya Bagas.

Devan tersenyum dan mengangguk.

"Yang bener, Van? jadi kamu dah keterima kerja disana?" tanya Bagas seperti tidak percaya.

"Iya, baru aja gue dapat kabar pagi ini," ujar Devan dengan mata berbinar.

"Waaahhhhh...., Selamat ya Van! kamu itu memang beruntung," ujar Bagas memberikan selamat pada Devan. Karena sudah di terima di sebuah Firma hukum besar.

"Makasih ya, Gas. Gue juga awalnya nggak nyangka, tapi ternyata gue bener - bener di terima." ujar Devan tersenyum lebar. Namun, ia menunduk setelahnya.

"Kenapa? kok kaya nggak happy gitu,?" tanya Bagas yang melihat sebersit kegalauan di mata Devan.

Devan terdiam. Ia tidak tahu apakah akan mengatakan pada Bagas atau tidak. Di sisi lain Devan memang sangat senang bisa di terima di Firma hukum besar itu. Akan tetapi ia berat untuk meninggalkan kota D, apalagi untuk pergi meninggalkan Kanaya.

"Gue tau, Lo pasti mikirin Kanaya ya?" tanya Bagas yang sudah mengenal Kanaya dan mengetahui hubungan Devan dan juga Kanaya. Bagas pun sudah beberapa kali ikut bergabung dan jalan bareng bertiga dengan Devan dan juga Kanaya.

saat mereka jalan bareng bertiga😃

"Gue nggak bisa ninggalin dia, Gas," ujar Devan akhirnya bercerita.

"Kenapa?"

"Karena kejadian tragis yang menimpa Kakaknya itu masih menghantuinya, Gas. Dan kalau gue pergi, gue nggak bisa jagain dia lagi." jawab Devan nada suaranya terdengar khawatir dan lemah.

"Tapi, Kanaya masih ada kedua orang tuanya, Van.". balas Bagas.

"Iya gue tau, tapi tetap aja....." ujar Devan. Dengan menghela napas berat.

"Kalau begitu, Kenapa loe nggak ajak dia aja." tanya Bagas.

Devan menatap Bagas yang duduk di depannya.

"Gue tau, Van. Sebenarnya lo ada perasaan kan, sama Kanaya?"

"Gas...." Devan hendak protes, namun di potong ucapannya oleh Bagas.

" Lo dengerin gue dulu, Van!. Untuk sekarang lo mungkin belum bisa ngakuin perasaan lo ke dia karena dia sahabat lo sejak kecil. Tapi yang namanya perasaan nggak bisa di bohongi, Van." ujar Bagas dan Devan mendengarkan.

"Gue bisa ngomong gini, karena gue tau dan melihat dengan mata kepala gue sendiri. Semua yang lo lakuin untuk Kanaya, kalau bukan untuk cinta, apa namanya?" ujar Bagas lagi. seolah memberikan tamparan keras bagi Devan agar menyadari perasaannya kepada Kanaya.

Devan terdiam. Di lubuk hatinya yang terdalam ia memang mengakui, jika ia memiliki perasaan lebih untuk Kanaya. Ia bahkan merasa sudah jatuh cinta pada Kanaya. Akan tetapi Kanaya hanya menganggapnya dan memperlakukannya sebagi sahabat saja selama ini.

Jangan lupa like komen dan vote.

Terpopuler

Comments

🐾💖ratu_halu🦋🌻

🐾💖ratu_halu🦋🌻

jjur yha thoor gue suka bnget membaca novel klau ada visual kayak gininya tiap perepisodnya gitu. jdi kayak nga bosan gitu. semangat thoor 💪💪💪

2022-06-09

2

Kiyo Hejeski

Kiyo Hejeski

👍👍👍

2022-04-16

0

rara

rara

ayo Devan ungkap kan perasaan mu pada Kanaya, siapa tau gayung bersambut

2022-03-10

2

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan Hari itu,
2 Trauma Kanaya Dan Dukungan Devan.
3 Kebencian Elvano pada kanaya
4 Yang terdalam
5 Calon Elvano
6 Ajakan Devan.
7 Tidak Berani Berharap
8 Ancaman Elvano
9 Aku Tidak Bisa Bersamamu
10 Perintah Elvano
11 Semakin Bersalah Pada Devan
12 Gagal bertemu
13 Pertemuan Devan dan Kanaya
14 Kesedihan Kanaya
15 Merasa Kecewa Dan Sakit Hati
16 Bukankah Aku Ini Istrimu?
17 Sikap Elvano
18 Penampilan Kanaya
19 Sandiwara Elvano
20 Hasutan Maya
21 Rencana Maya
22 Menunggu Elvano
23 Perlakuan semena - semena
24 Meminta Izin Pada Elvano
25 Makian Elvano
26 Hukuman Dan Kebencian
27 Nyonya Pelayan
28 Pulang Bersama Maya
29 Luka Hati
30 Amarah Elvano
31 Sisi Tersembunyi Elvano
32 Merubah Penampilan Kanaya Part 1
33 Merubah penampilan Kanaya Part 2
34 Menyiapkan Sarapan untuk Elvano
35 Ke Kantor Elvano
36 Bertemu lagi
37 Hukuman Untuk Kanaya
38 Sakit Hati dan Sandiwara
39 Bertemu Sahabat Devan
40 Hukuman Cambuk Lagi
41 Alasan Devan
42 Berbahagia untukmu
43 Terbiasa Bersandiwara
44 Ingin Momongan
45 Menganggu Tidurku!
46 Pertengkaran
47 Luka Di Tubuh Kanaya
48 Drama Di Meja Makan Part 1
49 Drama Di Meja Makan Part 2
50 Mengunjungi Orang Tua Kanaya
51 Mengabaikan Elvano
52 Ceraikan Aku
53 Hari Kelabu
54 Aku Ingin Bercerai
55 Maya Biang Keladi
56 Kondisi Kandungan Maya
57 Amukan Elvano
58 Di ujung Maut
59 Rekaman CCTV
60 Kebohongan Maya
61 Rencana Devan Kembali Ke kota D
62 Membawa Pergi Kanaya
63 Amarah Dan Kegusaran Elvano
64 Kedatangan Devan
65 Luapan Kebahagiaan
66 Masakan Kanaya
67 Makan Siang Bersama Devan
68 Seberkas Kesedihan
69 Terbayang Perlakuan Elvano
70 Tidak Terbiasa
71 Usaha Maya
72 Api Cemburu
73 Elvano Merenggutnya
74 Kecemburuan Buta
75 Kemarahan Devan
76 Kanaya Menghilang
77 Janji Devan
78 Kanaya Dan Bella
79 Izin David
80 Pertemuan Devan dan Gilang
81 Baru Menyesalinya
82 Mengikuti Petunjuk
83 Titik Terang
84 Tidak Bisa Mengabaikannya
85 Bertemu Kanaya
86 Berhasilkah
87 Kamu aman Kanaya
88 Penyebab Mimpi Buruk Kanaya
89 Kecurigaan Devan
90 Berterima Kasih
91 Menjemput Kanaya
92 Kedatangan Elvano
93 Rindu Mama
94 Kekesalan Elvano
95 Bukan Salah Kanaya
96 Hasil Medical Check Up Kanaya
97 Pengumuman
98 Pernah Bertemu
99 Bertemu David Dan Rena
100 Pantai
101 Merasa Tidak Pantas
102 Merasa Bersalah
103 Bayangan Kanaya
104 Pengadilan Agama
105 Ruang Mediasi
106 Hasil Mediasi
107 Meminta Bantuan Gilang
108 Rumah Makan
109 Bukti Baru
110 Penyesalan Datang Terlambat
111 Permohonan
112 Harapan Devan
113 Kesepakatan
114 Izin Bella
115 Makan Malam
116 Kanaya Dan Rena
117 Pengakuan Maya ( Terbongkar)
118 Sakitnya Kanaya
119 Tidak Bisa Menerima
120 Mencari Kanaya
121 Di Taman
122 Dokter Kandungan
123 Demi Cumi Saus Padang (Ngidam)
124 Demi AY, Demi!
125 Usaha Devan
126 Tetap Setia
127 Gosip Yang Menganggu
128 Mencari Apartemen
129 4 Syarat
130 Aku Tunggu Kamu
131 Noda Lipstik
132 Ke kantor Devan
133 Bayi Laki - Laki
134 Cemburunya Kanaya
135 Di Kota D
136 Rasa Penasaran
137 Menemui Elvano
138 Bertemu Elvano
139 Dia Anakmu
140 Tekad Elvano
141 Hasutan Monika
142 Penjelasan Devan
143 Menerima Takdir
144 Kejutan Untuk Kanaya
145 Melahirkan
146 Alvaro Samudera
147 Pertemuan Elvano Dan Alvaro
148 Hari Pernikahan
149 Godaan Malam Pertama
150 Aku Tidak Sempurna
151 Ayah Nakal
152 Perubahan Elvano
153 Membeli Pelindung
154 Kebebasan Elvano
155 Bisnis Elvano
156 Keinginan Elvano Bertemu Alvaro
157 Penyelidikan Devan
158 Membeli Hadiah
159 Bersama Kanaya dan Alvaro
160 Kedatangan Elvano Di Rumah Devan
161 Devan Dan Elvano
162 Bertemu Teman Lama
163 Gala Diner
164 Masih Sangat Mencintainya
165 Rencana Pindah Ke kota B
166 Tawanya Begitu Indah
167 Mengantar Kanaya Ke Rumah Sakit
168 Menemani Kanaya
169 Persalinan Kanaya
170 Tingkah Lucu Alvaro
171 Kasih Sayang Ayah
172 Rahasia Elvano Dan Adella
173 Rahasia Keira
174 Kasus Devan
175 Teror Di Kantor Devan
176 Ancaman Di kantor Devan
177 Rasa Tidak Rela
178 Keselamatan Kanaya Dan Anak - anak Part 1
179 Keselamatan Kanaya Dan Anak - anak Part 2
180 Rasa Khawatir
181 Rencana Devan
182 Rindu
183 Devan
184 Berita Televisi
185 Keadaan Devan
186 Kenangan Yang Indah
187 Merelakan
188 Kedatangan Gilang
189 Makan Malam
190 Perasaan Aneh
191 Cemburu
192 Rencana Alvaro
193 Rencana Alvaro dan Clara
194 Menyesal Lagi?
195 Salah Tingkah
196 Membuat Lembaran Baru
197 Pagi Bersama
198 Setelah Ratusan Purnama
199 Cinta Sejak Dulu
200 Salam Perpisahan
201 Ke Rumah Elvano
202 Cinta Untuknya Ada
203 Pengumuman
204 Kejahilan Elvano
205 Melamar Kanaya
206 Pernikahan Kanaya Dan Elvano
207 Private Island
208 Membuat Adik Untuk Clara
209 Alasan Kanaya
210 Perlakuan Manis.
211 Mencintai Sama Besar (End)
212 Extra Part 1 Susu Twins B
213 Extra Part 2 Suara laut
214 Extra Part 03 Nyonya Alvarendra
215 Extra Part 4 Kamu Berhak Bahagia, Kanaya.
216 Bukan Up Tapi....
217 Cerita Baru
218 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Kecelakaan Hari itu,
2
Trauma Kanaya Dan Dukungan Devan.
3
Kebencian Elvano pada kanaya
4
Yang terdalam
5
Calon Elvano
6
Ajakan Devan.
7
Tidak Berani Berharap
8
Ancaman Elvano
9
Aku Tidak Bisa Bersamamu
10
Perintah Elvano
11
Semakin Bersalah Pada Devan
12
Gagal bertemu
13
Pertemuan Devan dan Kanaya
14
Kesedihan Kanaya
15
Merasa Kecewa Dan Sakit Hati
16
Bukankah Aku Ini Istrimu?
17
Sikap Elvano
18
Penampilan Kanaya
19
Sandiwara Elvano
20
Hasutan Maya
21
Rencana Maya
22
Menunggu Elvano
23
Perlakuan semena - semena
24
Meminta Izin Pada Elvano
25
Makian Elvano
26
Hukuman Dan Kebencian
27
Nyonya Pelayan
28
Pulang Bersama Maya
29
Luka Hati
30
Amarah Elvano
31
Sisi Tersembunyi Elvano
32
Merubah Penampilan Kanaya Part 1
33
Merubah penampilan Kanaya Part 2
34
Menyiapkan Sarapan untuk Elvano
35
Ke Kantor Elvano
36
Bertemu lagi
37
Hukuman Untuk Kanaya
38
Sakit Hati dan Sandiwara
39
Bertemu Sahabat Devan
40
Hukuman Cambuk Lagi
41
Alasan Devan
42
Berbahagia untukmu
43
Terbiasa Bersandiwara
44
Ingin Momongan
45
Menganggu Tidurku!
46
Pertengkaran
47
Luka Di Tubuh Kanaya
48
Drama Di Meja Makan Part 1
49
Drama Di Meja Makan Part 2
50
Mengunjungi Orang Tua Kanaya
51
Mengabaikan Elvano
52
Ceraikan Aku
53
Hari Kelabu
54
Aku Ingin Bercerai
55
Maya Biang Keladi
56
Kondisi Kandungan Maya
57
Amukan Elvano
58
Di ujung Maut
59
Rekaman CCTV
60
Kebohongan Maya
61
Rencana Devan Kembali Ke kota D
62
Membawa Pergi Kanaya
63
Amarah Dan Kegusaran Elvano
64
Kedatangan Devan
65
Luapan Kebahagiaan
66
Masakan Kanaya
67
Makan Siang Bersama Devan
68
Seberkas Kesedihan
69
Terbayang Perlakuan Elvano
70
Tidak Terbiasa
71
Usaha Maya
72
Api Cemburu
73
Elvano Merenggutnya
74
Kecemburuan Buta
75
Kemarahan Devan
76
Kanaya Menghilang
77
Janji Devan
78
Kanaya Dan Bella
79
Izin David
80
Pertemuan Devan dan Gilang
81
Baru Menyesalinya
82
Mengikuti Petunjuk
83
Titik Terang
84
Tidak Bisa Mengabaikannya
85
Bertemu Kanaya
86
Berhasilkah
87
Kamu aman Kanaya
88
Penyebab Mimpi Buruk Kanaya
89
Kecurigaan Devan
90
Berterima Kasih
91
Menjemput Kanaya
92
Kedatangan Elvano
93
Rindu Mama
94
Kekesalan Elvano
95
Bukan Salah Kanaya
96
Hasil Medical Check Up Kanaya
97
Pengumuman
98
Pernah Bertemu
99
Bertemu David Dan Rena
100
Pantai
101
Merasa Tidak Pantas
102
Merasa Bersalah
103
Bayangan Kanaya
104
Pengadilan Agama
105
Ruang Mediasi
106
Hasil Mediasi
107
Meminta Bantuan Gilang
108
Rumah Makan
109
Bukti Baru
110
Penyesalan Datang Terlambat
111
Permohonan
112
Harapan Devan
113
Kesepakatan
114
Izin Bella
115
Makan Malam
116
Kanaya Dan Rena
117
Pengakuan Maya ( Terbongkar)
118
Sakitnya Kanaya
119
Tidak Bisa Menerima
120
Mencari Kanaya
121
Di Taman
122
Dokter Kandungan
123
Demi Cumi Saus Padang (Ngidam)
124
Demi AY, Demi!
125
Usaha Devan
126
Tetap Setia
127
Gosip Yang Menganggu
128
Mencari Apartemen
129
4 Syarat
130
Aku Tunggu Kamu
131
Noda Lipstik
132
Ke kantor Devan
133
Bayi Laki - Laki
134
Cemburunya Kanaya
135
Di Kota D
136
Rasa Penasaran
137
Menemui Elvano
138
Bertemu Elvano
139
Dia Anakmu
140
Tekad Elvano
141
Hasutan Monika
142
Penjelasan Devan
143
Menerima Takdir
144
Kejutan Untuk Kanaya
145
Melahirkan
146
Alvaro Samudera
147
Pertemuan Elvano Dan Alvaro
148
Hari Pernikahan
149
Godaan Malam Pertama
150
Aku Tidak Sempurna
151
Ayah Nakal
152
Perubahan Elvano
153
Membeli Pelindung
154
Kebebasan Elvano
155
Bisnis Elvano
156
Keinginan Elvano Bertemu Alvaro
157
Penyelidikan Devan
158
Membeli Hadiah
159
Bersama Kanaya dan Alvaro
160
Kedatangan Elvano Di Rumah Devan
161
Devan Dan Elvano
162
Bertemu Teman Lama
163
Gala Diner
164
Masih Sangat Mencintainya
165
Rencana Pindah Ke kota B
166
Tawanya Begitu Indah
167
Mengantar Kanaya Ke Rumah Sakit
168
Menemani Kanaya
169
Persalinan Kanaya
170
Tingkah Lucu Alvaro
171
Kasih Sayang Ayah
172
Rahasia Elvano Dan Adella
173
Rahasia Keira
174
Kasus Devan
175
Teror Di Kantor Devan
176
Ancaman Di kantor Devan
177
Rasa Tidak Rela
178
Keselamatan Kanaya Dan Anak - anak Part 1
179
Keselamatan Kanaya Dan Anak - anak Part 2
180
Rasa Khawatir
181
Rencana Devan
182
Rindu
183
Devan
184
Berita Televisi
185
Keadaan Devan
186
Kenangan Yang Indah
187
Merelakan
188
Kedatangan Gilang
189
Makan Malam
190
Perasaan Aneh
191
Cemburu
192
Rencana Alvaro
193
Rencana Alvaro dan Clara
194
Menyesal Lagi?
195
Salah Tingkah
196
Membuat Lembaran Baru
197
Pagi Bersama
198
Setelah Ratusan Purnama
199
Cinta Sejak Dulu
200
Salam Perpisahan
201
Ke Rumah Elvano
202
Cinta Untuknya Ada
203
Pengumuman
204
Kejahilan Elvano
205
Melamar Kanaya
206
Pernikahan Kanaya Dan Elvano
207
Private Island
208
Membuat Adik Untuk Clara
209
Alasan Kanaya
210
Perlakuan Manis.
211
Mencintai Sama Besar (End)
212
Extra Part 1 Susu Twins B
213
Extra Part 2 Suara laut
214
Extra Part 03 Nyonya Alvarendra
215
Extra Part 4 Kamu Berhak Bahagia, Kanaya.
216
Bukan Up Tapi....
217
Cerita Baru
218
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!