Trauma Kanaya Dan Dukungan Devan.

"Kak Devitaaaa! Tidakk!" Teriak Kanaya dalam tidurnya.

"Kanaya, bangun sayang! Bangun!" panggil Ratna, mama Kanaya. Yang mencoba membangunkan Kanaya dari tidurnya.

Kanaya terduduk denga kening yang berkeringat. Kedua matanya membelalak dan nafasnya terengah - engah.

"Kanaya!" panggil Ratna, sambil memeluk anak gadisnya yang yang selalu bermimpi buruk sejak kejadian tragis hari itu. Tepatnya 6 bulan yang lalu di taman bermain.

"Ikhlaskan Kanaya, ikhlaskan kepergian kakakmu, dia sudah damai di sana." ujar Ratna sambil meneteskan air mata. Meski ia sendiri merasa berat kehilangan seorang putrinya, tetapi ia tidak ingin kehilangan salah satu putrinya lagi yang sangat di cintainya.

Kepergian Devita yang sangat tragis telah membuat trauma yang sangat mendalam pada diri Kanaya. Ia bahkan selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian itu. Walaupun tidak mudah untuk melupakan kejadian hari itu. Tapi, Kanaya tidak akan pernah lupa kejadian tragis itu akan selalu terus - menerus menghantuinya.

Kanaya melepaskan pelukan mamanya dan mengusap keningnya yang basah karena keringat.

"Kanaya tidak apa - apa, Ma?" ujar Kanaya sambil memaksakan sebuah senyuman yang manis.

Kemudian Kanaya melirik jam yang berada di dinding kamarnya dan beranjak dari ranjang.

"Kanaya baik - baik saja. Sekarang Kanaya mau siap - siap kuliah dulu." ujarnya. lalu bergegas menuju ke kamar mandi.

Ratna memandang punggung anak gadisnya dan menghela napas pelan. Ia pun keluar dari kamar Kanaya dan membiarkannya untuk bersiap - siap pergi untuk kuliah.

Di dalam kamar mandi, Kanaya menatap wajah tirusnya. yang terlihat tidak bersemangat di depan sebuah cermin. Ia pun menghela napas berat sebelum membasuh wajahnya dengan air.

samar - samar di dengarnya suara telpon genggamnya berbunyi, dan ia pun segera keluar ke kamar mandi dan mengambil telepon genggamnya yang ia letakkan di meja.

"Ya, Devan?" jawab Kanaya saat ia mengangkat panggilan telepon dari Devan.

Devan Permana adalah sahabat karibnya sejak kecil. Devan tinggal di sebelah rumah mereka sejak berusia 12 tahun. Walaupun Devan lebih tua dua tahun dari pada Kanaya, namun mereka sangat cocok dan akrab.

Devan sendiri telah bekerja pada sebuah firma hukum. Ia lulus fakultas hukum dua tahun yang lalu dan sedang melanjutkan kursus pendidikan Advokat, agar ia bisa menjadi pengacara yang handal seperti cita - citanya.

"Halo Kelinci Cantikku!" Panggil Devan pada Kanaya.

Kanaya memutar bola matanya malas. Rasanya ia ingin sekali menjitak kepala Devan setiap kali ia memanggilnya dengan sebutan 'Kelinci Cantikku'.

"Ada apa sih, Van?! Aku mau mandi, Nih!" ujar Kanaya dengan nada suara yang terdengar kesal.

"Apa?! Kamu baru mau mandi? Memangnya kamu nggak jadi ketemu dosen hari ini?" tanya Devan heran, karena hari sudah agak siang.

"Jadi, Tapi nanti jam 10 lebih," jawab Kanaya singkat.

"Ya sudah, cepetan mandi. Nanti aku kesana sebentar lagi." ujar Devan.

"Iya, ya sudah ya," ujar Kanaya.

"Bentar, Ay....." panggil Devan

"Apalagi sih, Van?!" tanya Kanaya kesal.

"Menurut kamu, aku bagus pake baju yang warna apa, Ay? Biru atau hitam?" tanya Devan meminta saran.

Kanaya pun membuka kaca jendelanya dan melihat keluar, ke jendela tetangga di sebrang kamarnya.

Dari jendela kamarnya itu, Kanaya melihat Devan sedang memegang 2 buah kaos yang satu berwana biru dan satu kaosnya lagi berwana hitam.

"Hitam" jawab Kanaya langsung lalu menutup percakapan teleponnya dan masuk ke kamar mandi.

Ya..., Devan sering melakukan hal seperti itu karena jendela kamar mereka saling berhadapan yang memungkinkan mereka untuk bisa melihat satu sama lain.

Sebenarnya Devan masih ingin berbicara namun ia berdecak kesal karena melihat Kanaya sudah langsung memutus sambungan teleponnya. Kemudian ia langsung memakai kaos hitam yang sudah di pilihkan oleh Kanaya, dan mulai menyisir rambutnya.

Ya, hari ini Devan sudah berjanji akan mengantar Kanaya pergi ke kampusnya untuk bertemu dengan dosen pembimbing skripsinya.

Sejak kehilangan Devita, kuliah Kanaya sempat terbengkalai. Dan baru sebulan lalu Devan berhasil menyemangati Kanaya untuk kembali kuliah dan menyelesaikan skripsinya. Devan pun tak segan - segan mengantar jemput Kanaya ke kampus di antara jam kerjanya. Semua itu ia lakukan agar Kanaya bisa kembali beraktivitas dan melupakan kejadian tragis yang telah merubah hidup Kanaya.

Ia ingin Kanaya kembali seperti dulu, yang selalu bersemangat dan selalu tersenyum.

Devan tidak perlu mengetuk pintu jika ia masuk rumah keluarga Kanaya. Karena keluarganya sudah sangat mengenalnya. Ia pun sering bertandang kesana, untuk bertemu dengan Kanaya. Rumah Adi Wiguna adalah rumah kedua baginya, begitu pula rumahnya untuk Kanaya.

Devan hanya tinggal berdua dengan ibunya setelah ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu. Dan kehadiran Kanaya yang sering bermain ke rumahnya membuat Bundanya dekat dengan Kanaya.

"Pagi, Om dan Tante" sapa Devan pada kedua orang tua Kanaya.Dengan senyum manisnya.

"Pagi juga Devan. Kanaya masih di atas tuh, Kamu langsung naik aja temui Kanaya." ujar Ibu Kanaya padanya.

"Baik tante, Aku langsung ke atas dulu ya." jawab Devan sambil berjalan setengah berlari ke kamar Kanaya.

Ratna dan Rayhan saling pandang melihat Devan berjalan ke lantai atas. Mereka bersyukur karena ada Devan yang selalu memperhatikan dan menjaga Kanaya, terlebih sejak kepergian Devita. Devan lah yang paling giat memberikan semangat dan membantunya melewati masa - masa duka.

"Kanaya.., Ay!" panggil Devan sambil mengetuk - ngetuk pintu kamar Kanaya.

"Bentar, Van! Kamu jangan masuk dulu!" Teriak Kanaya dari dalam kamar.

Kanaya pun tergesa - gesa memakai pakaiannya. Kemudian membukakan pintu bagi Devan.

"Bentar ya, Van." ujar Kanaya sambil membiarkan pintu kamarnya terbuka dan berbalik ke arah meja rias.

Devan langsung masuk ke dalam kamar Kanaya, dan dengan santainya duduk di ranjang Kanaya.

"Ay..., Kira - kira apakah kamu bisa wisuda bulan depan?" tanya Devan tiba - tiba sambil memperhatikan Kanaya yang sedang memoles make up tipis di wajahnya.

"Ya, mudah - mudahan. Memang kenapa Van?" tanya kanaya. Dan mengernyitkan dahinya sambil melihat Devan dari pantulan cermin di depannya.

Devan merebahkan dirinya di ranjang Kanaya.

"Gak ada apa - apa. Aku juga akan lulus kursus Advokatku bulan depan," ujar Devan.

"Oh, Ya. Bagus itu, Van!" ucap Kanaya sambil tersenyum lebar pada Devan.

Kanaya ikut merasa senang karena Devan bisa lulus Kursus Advokatnya. Itu artinya Devan juga akan melaju selangkah lagi untuk menjadi pengacara seperti Cita - citanya selama ini.

"Iya, dan aku ingin melamar bekerja pada kantor Advokat Asegaf Star (AS). Temanku mengatakan di AS mereka sedang merekrut Advokat baru," ucap Devan. Sambil menoleh ke arah Kanaya.

"Maksudmu Asegaf Star yang terkenal itu?" Tanya Kanaya. Sambil mengernyitkan dahinya.

Devan kemudian duduk dan mengangguk.

" Tapi, Bukankah kantor Advokat itu berada di pusat Kota B?" tanya Kanaya lagi.

"Iya, Ay." jawab Devan singkat.

"Lalu, Kamu akan pindah, Van?" tanya Kanaya sambil membalikkan tubuhnya ke arah Devan. dan terlihat sedikit sedih.

"Belum tentu, Ay. Kan, aku baru mau melamar kerja disitu. Dan aku juga belum tentu di terima, kan?" ujar Devan sambil tersenyum canggung.

"Ayo, Kita berangkat, Ay.!" Ajak Devan sambil bangkit dari ranjang dan berjalan keluar dari kamar Kanaya. Ia tidak ingin membahas dulu mengenai kemungkinan ia akan pindah dari kota D, kota mereka sekarang.

Kanaya mengikuti Devan dan berjalan di belakangnya. Ia masih memikirkan apa yang dikatakan Devan tadi.

Akankah Devan benar - benar akan pindah ke kota B dan meninggalkan Kanaya.?

Nantikan kisah mereka selanjutanya ya...!

Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.

Jangan lupa like, komen dan vote. Kalau berkenan tekan tombol like...like..like

Terpopuler

Comments

🐾💖ratu_halu🦋🌻

🐾💖ratu_halu🦋🌻

awal cerita yg bgus

2022-06-09

0

Christina Hartini

Christina Hartini

nyimak dl Thor 🤭

2022-04-09

0

Ejang Ahadi

Ejang Ahadi

lagi.....

2022-03-25

0

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan Hari itu,
2 Trauma Kanaya Dan Dukungan Devan.
3 Kebencian Elvano pada kanaya
4 Yang terdalam
5 Calon Elvano
6 Ajakan Devan.
7 Tidak Berani Berharap
8 Ancaman Elvano
9 Aku Tidak Bisa Bersamamu
10 Perintah Elvano
11 Semakin Bersalah Pada Devan
12 Gagal bertemu
13 Pertemuan Devan dan Kanaya
14 Kesedihan Kanaya
15 Merasa Kecewa Dan Sakit Hati
16 Bukankah Aku Ini Istrimu?
17 Sikap Elvano
18 Penampilan Kanaya
19 Sandiwara Elvano
20 Hasutan Maya
21 Rencana Maya
22 Menunggu Elvano
23 Perlakuan semena - semena
24 Meminta Izin Pada Elvano
25 Makian Elvano
26 Hukuman Dan Kebencian
27 Nyonya Pelayan
28 Pulang Bersama Maya
29 Luka Hati
30 Amarah Elvano
31 Sisi Tersembunyi Elvano
32 Merubah Penampilan Kanaya Part 1
33 Merubah penampilan Kanaya Part 2
34 Menyiapkan Sarapan untuk Elvano
35 Ke Kantor Elvano
36 Bertemu lagi
37 Hukuman Untuk Kanaya
38 Sakit Hati dan Sandiwara
39 Bertemu Sahabat Devan
40 Hukuman Cambuk Lagi
41 Alasan Devan
42 Berbahagia untukmu
43 Terbiasa Bersandiwara
44 Ingin Momongan
45 Menganggu Tidurku!
46 Pertengkaran
47 Luka Di Tubuh Kanaya
48 Drama Di Meja Makan Part 1
49 Drama Di Meja Makan Part 2
50 Mengunjungi Orang Tua Kanaya
51 Mengabaikan Elvano
52 Ceraikan Aku
53 Hari Kelabu
54 Aku Ingin Bercerai
55 Maya Biang Keladi
56 Kondisi Kandungan Maya
57 Amukan Elvano
58 Di ujung Maut
59 Rekaman CCTV
60 Kebohongan Maya
61 Rencana Devan Kembali Ke kota D
62 Membawa Pergi Kanaya
63 Amarah Dan Kegusaran Elvano
64 Kedatangan Devan
65 Luapan Kebahagiaan
66 Masakan Kanaya
67 Makan Siang Bersama Devan
68 Seberkas Kesedihan
69 Terbayang Perlakuan Elvano
70 Tidak Terbiasa
71 Usaha Maya
72 Api Cemburu
73 Elvano Merenggutnya
74 Kecemburuan Buta
75 Kemarahan Devan
76 Kanaya Menghilang
77 Janji Devan
78 Kanaya Dan Bella
79 Izin David
80 Pertemuan Devan dan Gilang
81 Baru Menyesalinya
82 Mengikuti Petunjuk
83 Titik Terang
84 Tidak Bisa Mengabaikannya
85 Bertemu Kanaya
86 Berhasilkah
87 Kamu aman Kanaya
88 Penyebab Mimpi Buruk Kanaya
89 Kecurigaan Devan
90 Berterima Kasih
91 Menjemput Kanaya
92 Kedatangan Elvano
93 Rindu Mama
94 Kekesalan Elvano
95 Bukan Salah Kanaya
96 Hasil Medical Check Up Kanaya
97 Pengumuman
98 Pernah Bertemu
99 Bertemu David Dan Rena
100 Pantai
101 Merasa Tidak Pantas
102 Merasa Bersalah
103 Bayangan Kanaya
104 Pengadilan Agama
105 Ruang Mediasi
106 Hasil Mediasi
107 Meminta Bantuan Gilang
108 Rumah Makan
109 Bukti Baru
110 Penyesalan Datang Terlambat
111 Permohonan
112 Harapan Devan
113 Kesepakatan
114 Izin Bella
115 Makan Malam
116 Kanaya Dan Rena
117 Pengakuan Maya ( Terbongkar)
118 Sakitnya Kanaya
119 Tidak Bisa Menerima
120 Mencari Kanaya
121 Di Taman
122 Dokter Kandungan
123 Demi Cumi Saus Padang (Ngidam)
124 Demi AY, Demi!
125 Usaha Devan
126 Tetap Setia
127 Gosip Yang Menganggu
128 Mencari Apartemen
129 4 Syarat
130 Aku Tunggu Kamu
131 Noda Lipstik
132 Ke kantor Devan
133 Bayi Laki - Laki
134 Cemburunya Kanaya
135 Di Kota D
136 Rasa Penasaran
137 Menemui Elvano
138 Bertemu Elvano
139 Dia Anakmu
140 Tekad Elvano
141 Hasutan Monika
142 Penjelasan Devan
143 Menerima Takdir
144 Kejutan Untuk Kanaya
145 Melahirkan
146 Alvaro Samudera
147 Pertemuan Elvano Dan Alvaro
148 Hari Pernikahan
149 Godaan Malam Pertama
150 Aku Tidak Sempurna
151 Ayah Nakal
152 Perubahan Elvano
153 Membeli Pelindung
154 Kebebasan Elvano
155 Bisnis Elvano
156 Keinginan Elvano Bertemu Alvaro
157 Penyelidikan Devan
158 Membeli Hadiah
159 Bersama Kanaya dan Alvaro
160 Kedatangan Elvano Di Rumah Devan
161 Devan Dan Elvano
162 Bertemu Teman Lama
163 Gala Diner
164 Masih Sangat Mencintainya
165 Rencana Pindah Ke kota B
166 Tawanya Begitu Indah
167 Mengantar Kanaya Ke Rumah Sakit
168 Menemani Kanaya
169 Persalinan Kanaya
170 Tingkah Lucu Alvaro
171 Kasih Sayang Ayah
172 Rahasia Elvano Dan Adella
173 Rahasia Keira
174 Kasus Devan
175 Teror Di Kantor Devan
176 Ancaman Di kantor Devan
177 Rasa Tidak Rela
178 Keselamatan Kanaya Dan Anak - anak Part 1
179 Keselamatan Kanaya Dan Anak - anak Part 2
180 Rasa Khawatir
181 Rencana Devan
182 Rindu
183 Devan
184 Berita Televisi
185 Keadaan Devan
186 Kenangan Yang Indah
187 Merelakan
188 Kedatangan Gilang
189 Makan Malam
190 Perasaan Aneh
191 Cemburu
192 Rencana Alvaro
193 Rencana Alvaro dan Clara
194 Menyesal Lagi?
195 Salah Tingkah
196 Membuat Lembaran Baru
197 Pagi Bersama
198 Setelah Ratusan Purnama
199 Cinta Sejak Dulu
200 Salam Perpisahan
201 Ke Rumah Elvano
202 Cinta Untuknya Ada
203 Pengumuman
204 Kejahilan Elvano
205 Melamar Kanaya
206 Pernikahan Kanaya Dan Elvano
207 Private Island
208 Membuat Adik Untuk Clara
209 Alasan Kanaya
210 Perlakuan Manis.
211 Mencintai Sama Besar (End)
212 Extra Part 1 Susu Twins B
213 Extra Part 2 Suara laut
214 Extra Part 03 Nyonya Alvarendra
215 Extra Part 4 Kamu Berhak Bahagia, Kanaya.
216 Bukan Up Tapi....
217 Cerita Baru
218 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Kecelakaan Hari itu,
2
Trauma Kanaya Dan Dukungan Devan.
3
Kebencian Elvano pada kanaya
4
Yang terdalam
5
Calon Elvano
6
Ajakan Devan.
7
Tidak Berani Berharap
8
Ancaman Elvano
9
Aku Tidak Bisa Bersamamu
10
Perintah Elvano
11
Semakin Bersalah Pada Devan
12
Gagal bertemu
13
Pertemuan Devan dan Kanaya
14
Kesedihan Kanaya
15
Merasa Kecewa Dan Sakit Hati
16
Bukankah Aku Ini Istrimu?
17
Sikap Elvano
18
Penampilan Kanaya
19
Sandiwara Elvano
20
Hasutan Maya
21
Rencana Maya
22
Menunggu Elvano
23
Perlakuan semena - semena
24
Meminta Izin Pada Elvano
25
Makian Elvano
26
Hukuman Dan Kebencian
27
Nyonya Pelayan
28
Pulang Bersama Maya
29
Luka Hati
30
Amarah Elvano
31
Sisi Tersembunyi Elvano
32
Merubah Penampilan Kanaya Part 1
33
Merubah penampilan Kanaya Part 2
34
Menyiapkan Sarapan untuk Elvano
35
Ke Kantor Elvano
36
Bertemu lagi
37
Hukuman Untuk Kanaya
38
Sakit Hati dan Sandiwara
39
Bertemu Sahabat Devan
40
Hukuman Cambuk Lagi
41
Alasan Devan
42
Berbahagia untukmu
43
Terbiasa Bersandiwara
44
Ingin Momongan
45
Menganggu Tidurku!
46
Pertengkaran
47
Luka Di Tubuh Kanaya
48
Drama Di Meja Makan Part 1
49
Drama Di Meja Makan Part 2
50
Mengunjungi Orang Tua Kanaya
51
Mengabaikan Elvano
52
Ceraikan Aku
53
Hari Kelabu
54
Aku Ingin Bercerai
55
Maya Biang Keladi
56
Kondisi Kandungan Maya
57
Amukan Elvano
58
Di ujung Maut
59
Rekaman CCTV
60
Kebohongan Maya
61
Rencana Devan Kembali Ke kota D
62
Membawa Pergi Kanaya
63
Amarah Dan Kegusaran Elvano
64
Kedatangan Devan
65
Luapan Kebahagiaan
66
Masakan Kanaya
67
Makan Siang Bersama Devan
68
Seberkas Kesedihan
69
Terbayang Perlakuan Elvano
70
Tidak Terbiasa
71
Usaha Maya
72
Api Cemburu
73
Elvano Merenggutnya
74
Kecemburuan Buta
75
Kemarahan Devan
76
Kanaya Menghilang
77
Janji Devan
78
Kanaya Dan Bella
79
Izin David
80
Pertemuan Devan dan Gilang
81
Baru Menyesalinya
82
Mengikuti Petunjuk
83
Titik Terang
84
Tidak Bisa Mengabaikannya
85
Bertemu Kanaya
86
Berhasilkah
87
Kamu aman Kanaya
88
Penyebab Mimpi Buruk Kanaya
89
Kecurigaan Devan
90
Berterima Kasih
91
Menjemput Kanaya
92
Kedatangan Elvano
93
Rindu Mama
94
Kekesalan Elvano
95
Bukan Salah Kanaya
96
Hasil Medical Check Up Kanaya
97
Pengumuman
98
Pernah Bertemu
99
Bertemu David Dan Rena
100
Pantai
101
Merasa Tidak Pantas
102
Merasa Bersalah
103
Bayangan Kanaya
104
Pengadilan Agama
105
Ruang Mediasi
106
Hasil Mediasi
107
Meminta Bantuan Gilang
108
Rumah Makan
109
Bukti Baru
110
Penyesalan Datang Terlambat
111
Permohonan
112
Harapan Devan
113
Kesepakatan
114
Izin Bella
115
Makan Malam
116
Kanaya Dan Rena
117
Pengakuan Maya ( Terbongkar)
118
Sakitnya Kanaya
119
Tidak Bisa Menerima
120
Mencari Kanaya
121
Di Taman
122
Dokter Kandungan
123
Demi Cumi Saus Padang (Ngidam)
124
Demi AY, Demi!
125
Usaha Devan
126
Tetap Setia
127
Gosip Yang Menganggu
128
Mencari Apartemen
129
4 Syarat
130
Aku Tunggu Kamu
131
Noda Lipstik
132
Ke kantor Devan
133
Bayi Laki - Laki
134
Cemburunya Kanaya
135
Di Kota D
136
Rasa Penasaran
137
Menemui Elvano
138
Bertemu Elvano
139
Dia Anakmu
140
Tekad Elvano
141
Hasutan Monika
142
Penjelasan Devan
143
Menerima Takdir
144
Kejutan Untuk Kanaya
145
Melahirkan
146
Alvaro Samudera
147
Pertemuan Elvano Dan Alvaro
148
Hari Pernikahan
149
Godaan Malam Pertama
150
Aku Tidak Sempurna
151
Ayah Nakal
152
Perubahan Elvano
153
Membeli Pelindung
154
Kebebasan Elvano
155
Bisnis Elvano
156
Keinginan Elvano Bertemu Alvaro
157
Penyelidikan Devan
158
Membeli Hadiah
159
Bersama Kanaya dan Alvaro
160
Kedatangan Elvano Di Rumah Devan
161
Devan Dan Elvano
162
Bertemu Teman Lama
163
Gala Diner
164
Masih Sangat Mencintainya
165
Rencana Pindah Ke kota B
166
Tawanya Begitu Indah
167
Mengantar Kanaya Ke Rumah Sakit
168
Menemani Kanaya
169
Persalinan Kanaya
170
Tingkah Lucu Alvaro
171
Kasih Sayang Ayah
172
Rahasia Elvano Dan Adella
173
Rahasia Keira
174
Kasus Devan
175
Teror Di Kantor Devan
176
Ancaman Di kantor Devan
177
Rasa Tidak Rela
178
Keselamatan Kanaya Dan Anak - anak Part 1
179
Keselamatan Kanaya Dan Anak - anak Part 2
180
Rasa Khawatir
181
Rencana Devan
182
Rindu
183
Devan
184
Berita Televisi
185
Keadaan Devan
186
Kenangan Yang Indah
187
Merelakan
188
Kedatangan Gilang
189
Makan Malam
190
Perasaan Aneh
191
Cemburu
192
Rencana Alvaro
193
Rencana Alvaro dan Clara
194
Menyesal Lagi?
195
Salah Tingkah
196
Membuat Lembaran Baru
197
Pagi Bersama
198
Setelah Ratusan Purnama
199
Cinta Sejak Dulu
200
Salam Perpisahan
201
Ke Rumah Elvano
202
Cinta Untuknya Ada
203
Pengumuman
204
Kejahilan Elvano
205
Melamar Kanaya
206
Pernikahan Kanaya Dan Elvano
207
Private Island
208
Membuat Adik Untuk Clara
209
Alasan Kanaya
210
Perlakuan Manis.
211
Mencintai Sama Besar (End)
212
Extra Part 1 Susu Twins B
213
Extra Part 2 Suara laut
214
Extra Part 03 Nyonya Alvarendra
215
Extra Part 4 Kamu Berhak Bahagia, Kanaya.
216
Bukan Up Tapi....
217
Cerita Baru
218
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!