"Eh PR pak Soleh udah belum, gue liat dong" Tanya siswa bernama Kelvin itu kepada Ana.
"Gue baru ngerjain"
"Aduh.. Mana mepet lagi waktu nya" Kelvin yang gelisah tidak tertolong karena ga dapet contekan itu merasa gelisah.
"Ya udah, ke yang lain aja, gue masih lama"
"Mereka juga baru ngerjain anjir"
"Ya lu ngerjain juga sono" Titah Ana.
"Ya kalo gue ngerti, udah gue kerjain dari tadi nyet"
"Ya udah diem, biar cepet kelar nih" ucap Ana melanjutkan lagi tugasnya yang belum selesai itu.
Sebenarnya dia tidak lupa, mungkin anak-anak yang lain juga gitu.
Mereka cuma mau ngerjainnya sama-sama soalnya banyak yang ga ngerti, mungkin kerja kelompok lebih tepatnya ya biar gampang walaupun waktunya kepepet banget, yang penting kelar.
Bukan cuma Ana doang yang suka ngasih liat PR atau tugas lainnya ke anak-anak yang belum ngerjain, pokoknya disini itu tidak membedakan mana yang pinter mana yang kurang pinter, pokoknya semua sama karena mereka teman satu kelas.
Beruntung banget Ana dapet temen sekelas yang care banget mana pada asyik lagi, ah pokonya top.
"Gue udah" Teriak siswi bernama Citra itu membuat yang lainnya langsung mendekat kearahnya begitupun dengan Ana.
Sedangkan si Citra, karena dia yang pertama selesai jadi dia tinggal merhatiin situasi di depan pintu, mengantisipasi guru tiba-tiba masuk sebelum teman-temannya selesai mengerjakan.
Kerjasama tim yang bagus bukan.
"Oi.. Cepet Pak Soleh udah di jalan" Citra memberitahu teman-temannya bahwa Pak Soleh sudah terlihat di dalam radius dua puluh meteran.
"Udah udah masuk Cit" titah Desi saat mereka sudah selesai semuanya.
"Selamat pagi, salam sejahtera untuk pertemuan kita kali ini dalam keadaan sehat dan kondisi tubuh yang lengkap" ucap Pak Soleh mengawali pembelajaran.
"Yakali ilang satu pak" timpal Kelvin yang langsung di sambut gelak tawa yang lainnya.
"Maksud bapak takutnya kamu kecelakaan terus copot itu kepala kamu"
"Jangan ke saya juga kali pak nunjuknya" Kelvin jadi takut sendiri apalagi rumor yang beredar bahwa Pak Soleh itu cenayang, takut juga kan.
"Kamu ini, sudah sudah.. Kemarin sampai mana? Kalo ga salah bapak ngasih tugas ya, udah pada selesai"
"Udah" teriak mereka bersamaan dengan penuh semangat dan penekanan membuat Pak Soleh menggelengkan kepalanya.
"Semangat sekali kalian ini ya"
Kalo pelajaran Pak Soleh itu emang enak, udah baik enak juga di ajak ngobrol walaupun untuk masalah tugas dia emang tegas banget, tapi ya minusnya dia kalo nerangin suka kecepetan jadinya enggak ngerti, ga semuanya juga tapi sih.
Pak Soleh itu ngajar pelajaran Matematika, mantep ga tuh.
"Na mau kekantin ga" Tanya Maria.
"Boleh yuk" Ana dan Maria pergi ke kantin karena yang lainnya udah pergi duluan.
Di perjalanan ke kantin mereka berdua di penuhi dengan candaan yang tiada ujungnya, Maria itu udah baik cantik pula orangnya asyik lagi ga heran si dia jadi ketua kelas.
"Ehh liat liat" tunjuk Maria membuat Ana langsung menatap kearah yang dia tunjuk.
Dia cewek kemarin itukan?.
"Emang dia siapa? " Tanya Ana dengan mata yang masih menatap ke arah sana.
"Lo ga tau dia" Maria sedikit terkejut saat melihat Ana yang sepertinya tidak tau apa-apa.
"Gue tau, kemaren dia ngejatuhin hp gue katanya sih mau di ganti"
"Bukan itu, maksud gue lo gatau rumor dia itu"
"Rumor apaan, namanya aja gue gatau" tutur kepolosan Ana yang membuat Maria gemas.
"Ehh dia kesini" Bisik Maria saat melihat gadis itu berjalan mendekat kearah mereka berdua yang sedang duduk di bangku kantin saat ini.
"Mm ini.. Aku mau ganti yang kemarin"
"Maaf ya ngasih di sini"ucapnya lagi yang membuat Ana langsung berdiri dan menerima paper bag kecil yang dia berikan.
"Iya gapapa, makasih ya" ucap Ana dengan tersenyum membuat dia yang melihatnya ikut tersenyum.
"Eh lo udah makan, gabung aja sama kita" mendengar ucapan Ana membuat Maria spontan mencubit paha gadis itu membuatnya langsung mengaduh nyeri.
"Ga usah makasih, aku udah makan" Dia tersenyum pelan dan kemudian pergi.
"Lu kenapa nyubit si! " sewot Ana.
"Sakit anjir" Ana mengelus pahanya yang terasa nyeri itu.
"Lo jangan deket-deket sama dia, bisa abis lu entar"
"Emang dia siapa sih, perasaan dia baik deh ngomong nya juga sopan"
"Bentar kita pesen makan dulu, gue laper, lu pesen apa" Tanya Maria sebelum pembicaraan mereka semakin jauh lagi.
"Samain aja" ucap Ana yang langsung di balas dengan 'Oke' menggunakan isyarat jari nya.
Sembari menunggu Maria, Ana memegang paper bag itu dengan hati yang gembira karena dapet ponsel baru.
"Eh?" Ana mengernyitkan keningnya saat melihat sebuah kertas di dalamnya.
"Apaan nih"
Di sana terdapat tulisan tangan yang membuat Tata semakin bingung.
'JANGAN TERPENGARUH SAMA ALVARO'
"Alvaro?" Ana sedikit bingung, ini apa dan siapa juga? Kenapa dia ngasih ini.
"Itu apaan" ucap Maria yang baru saja datang, membuat Ana langsung menyimpan kertas itu di sakunya.
"Hp baru dong" tunjuk Ana bangga membuat Maria memutarkan bola matanya malas.
"Nih makan" Maria menyodorkan makanan mereka, di sana terdapat salad salmon dan sayur, udah kaya orang lagi diet aja.
"Gimana tadi ceritanya" Tanya Ana lagi, mungkin ini ada kaitannya juga antara secarik kertas dan ceritanya.
"Jadi nama dia itu Lucia, dia itu di jual sama bonyoknya gitu tapi gatau juga sih itu masih katanya"
"Terus terus"
"Nah bonyok nya si Lucia itu katanya punya utang gede sama keluarga Kak Bastian yang waktu itu di ceritain di kelas itu, lu inget kan" Ana mengangguk, dia sudah pernah ketemu dengan Bastian tempo hari.
"Keluarga nya si Lucia ini gabisa bayar hutang karena jumlahnya gede banget, dia udah gabisa bayar ya uang dari mana juga coba, bapaknya aja tukang judi"
"Terus terus"
"Bentar dulu lah anjir gue makan dulu" Ana tersenyum tanpa dosa, dia hanya mendengarkan sembari memakan makanan nya sedari tadi.
"Gue gatau gimana, pokonya si Lucia itu di jual ke bokapnya si Kak Bastian ini dan di kasih duit banyak juga, nah dari situ Kak Bastian suka sama si Lucia ya dia bawalah si Lucia ke rumah yang sering di pake nongkrong sama temannya itu"
"Dia suka di pake rame-rame tau"
"Hah, serius? "
"Iya, sama Kak Alvaro sama Kak Novan juga, masalah inimah udah ga aneh lagi apalagi mereka bertiga suka nunjukin di depan umum, ya maksudnya suka nyium suka pegang pegang gitulah pokonya"
Alvaro?! Berarti bener, Lucia tau sesuatu.
"Ya ga aneh juga sih mereka suka, orang si Lucia cantik kebangetan gitu" tambah Maria yang langsung di setujui Ana.
Emang bener sih, Lucia itu cantik banget di tambah body nya juga bener-bener bagus, definisi bikin cewek insecure pokonya.
"Lu tau dari mana" Aneh aja kenapa Maria bisa tau sedangkan ia sendiri tidak tau.
"Yaelah lu nya aja yang kudet, anak kelas dua mah udah ga aneh lagi sama kelakuan mereka bertiga"
"Emang mereka siapa sih, kenapa gaada guru yang negur apa gimana gitu"
"Bapaknya Kak Novan itu Hakim ibunya juga pengacara, kalo bapaknya Kak Bastian gue kurang tau bonyoknya suka tinggal di Cina soalnya"
"Terus yang Alvaro itu? "
"Kalo Kak Alvaro bonyoknya pengusaha sukses semua di AS, sama kaya bonyoknya Kak Bastian suksesnya di negeri orang"
"Intinya keluarga mereka itu punya peran penting di negara gitu gue ga ngerti, negara aja katanya bisa mereka beli lah apa kabar sekolah segede gini aja bisa-bisa di jadiin kolam ikan sama mereka"
"Emang sekaya itu ya"
"Ya iyalah, pokonya jangan ikut campur urusan mereka apalagi deket-deket sama mereka bertiga, kalo udah kelar pasti tuh hidup"
"Kalo di antara mereka ada yang suka sama cewek-cewek disini gimana? " tanya Ana lagi, ya siapa tau yang di maksud Lucia ini Kak Alvaro suka sama Ana.
"Cuma ada dua kemungkinan, berjuang untuk hidup atau pasrah untuk mati"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Lisa Aulia
anak2 Sultan ternyata....tp nggak ada akhlak semua....
2022-07-13
0
catdoll_11
pas authornya ngejelasin tentang keadaan para siswa dikelas tuh..ternyata nggak jauh beda ama kelas gua...
sama sama suka contekan
xixixixixi
2021-12-20
0
catdoll_11
Enak...bahasanya juga ngalir kayak kehidupan sehari hari nggak dilebih lebihkan juga...
cemungutt author
2021-12-20
0