Sebenarnya Aim ingin menunggunya terbangun tapi sepertinya tidak mungkin handphonenya sudah berdering sejak tadi itu artinya ia harus bergegas, "Sayang, maaf aku harus pergi," Aim mengecup pipi perempuan yang masih tertidur lelap, sebelum pergi Aim sempat berbalik lalu menyempatkan diri untuk mengambil beberapa gambar bersama Kinan yang tubuhnya hanya terbalut selimut.
"Jangan khawatir, jika terjadi sesuatu padamu aku pasti bertanggung jawab" bisik Aim sebelum akhirnya mengenakan pakaian lalu pergi meninggalkan Kinan yang masih tertidur pulas.
Sebelum meraih gagang pintu Aim kembali berbalik menatap Kinan dengan senyum bangga.
Satu jam kemudian...
Bruughhhh... Kinan terjatuh bersama gumpalan selimut yang membalutnya. Kinan yang baru tersadar meringis memegang kepalanya yang terbentur, "Aakkkhhh" rintihnya.
Kinan mengerejabkan matanya berulang kali memulihkan sisa kantuk yang masih menggelayang di kelopak matanya, lalu.. "Hah.. aku dimana?" Kinan yang duduk dari terjatuhnya baru menyadari ruangan ini tidak dikenalinya, beberapa saat Kinan terus mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, 'sungguh asing sepertinya ini bukan kamarku' gumam Kinan dalam hati.
Lalu Kinan mengingat ingat kembali alasan kenapa dia bisa ada dikamar tersebut.
Sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal Kinan mencoba mengingat ingat perilaku yang terjadi sebelumnya.
Hal terakhir yang Kinan ingat adalah ketika menenggak alkohol hari ini dia memergoki Dirga bersama Hanna baru keluar dari sebuah klinik/bidan seutas kertas yang dilipat rapi dipegang Hanna, tanpa sengaja Kinan berada ditempat itu dan mendengar percakapan Dirga dan Hanna.
"Dirga..." Mata Hanna menatap Dirga dengan sayu dan penuh harapan.
Seakan mengerti akan maksud Hanna Dirga langsung memeluknya. Pelukan direnggangkan, "Kamu tidak usah khwatir aku akan tanggung jawab kok" Dirga mengusap lembut dengan penuh kasih perut Hanna "Anak ini hasil cinta kita tidak mungkin aku lari meninggalkan cintaku," Dirga lalu mengecup kening Hanna dengan mesra.
Deg . Deg.. deg. Jantung Kinan seperti diremas dan dipecah dua, "Anak? anak siapa yang dirga maksud?" Jerit batin Kinan. "Tidak!" Bantah batin Kinan "Itu, mana mungkin"
Dirga merengkuh mendekatkan lalu berbicara dengan cabang/binit bayi yang ada didalam perut Hanna, "Sayang.. tampaknya mamah meragukan Ayah. Anak ayah jangan khawatir ya! Ayah ada untuk kamu sayang, sehat² disana" kata dirga diakhiri dengan belaian mesra dan kecupan kecil.
karena sangat penasaran Kinan pun keluar dari persembunyiannya "Anak? Ayah? Apa maksudmu Dirga?"
Dirga merasa dikejutkan oleh suara Kinan dan kehadirannya yang datang secara tiba² Hanna pun sama terkejutnya dengan Dirga.
"Kinan" Hanna melotot kearah Kinan lalu beralih kepada Dirga dan akhirnya mereka berdua saling menatap, terkejut.
Hanna dan Dirga telah lama menjalin hubungan dibelakang Kinan, sahabat Hanna. Namun sampai sejauh ini Kinan tidak tau hubungan gelap mereka berdua.
"Tolong jawab aku!" Tekan Kinan. Persahabatan yang dibina sejak kecil kini ternodai, tak pernah terpikir sedikitpun oleh Kinan akhirnya akan seperti ini, meski Dirga maupun Hanna belum memberi kepastian namun dalam hati Kinan telah meyakini kalau Dirga dan Hanna telah menodai kepercayaannya.
Dirga diam membisu sepertinya dia menghadapi situasi yang menyulitkannya, Kinan adalah perempuan yang telah lama menjalin kasih dengannya, Kinan sangat baik, mandiri pekerja keras juga cantik itu sebabnya Dirga tidak ingin kehilangan Kinan, sementara itu Hanna sering bertemu dan bertegur sapa menumbuhkan perasaan suka dihati Dirga hingga terjadilah kesalahan yang tidak pernah diharapkan terjadi oleh siapapun.
Kinan merebut kertas yang dipegang Hanna membaca dan langsung memahami coretan tersebut.
Tangan Kinan gemetar saat kata demi kata Kinan baca dengan teliti, tanpa diminta air mata Kinan menetes deras membasahi tiap baris tulisan dalam selembar kertas bergaris miring 'positif' tersebut, Kinan berulang kali menarik nafasnya membendung air mata agar tidak terus jatuh membasahi pipinya, namun hati terlalu sulit untuk menerima penghianatan sahabat dan cintanya sekaligus.
Kinan mengangkat tangan kiri yang telah tersemat cincin pertunangan dirinya dengan Dirga.,
Meski mencoba menahannya air mata Kinan terus meleleh, "Tiga hari lagi kita menikah Dir ..." Ucap Kinan lirih terluka, "Apa kau lupa? Kemarin Kita baru memesan dekorasi gedung? beberapa hari yang lalu kita mencoba gaun pengantin yang akan kita pakai lusa? Apa kamu sudah lupa kalau beberapa hari yang lalu kita sama² membagikan kartu undangan? Dirga bukankah kau pernah bilang menikahi ku adalah mimpi mu yang akan menjadi nyata, dua tahun kita menjalin hubungan suka duka telah kita jalani aku tidak percaya kamu akan merusak hubungan kita tiga hari sebelum pesta pernikahan" Kinan terisak.
"Kinan," Hanna meraih tangan Kinan untuk memohon maaf atas kekhilafannya namun ditepis Kinan.
"Kinan aku minta maaf! aku Khilaf" Kinan tak menanggapi
"Aku tidak percaya kamu menghianati ku Dir, aku tidak pernah membayangkan kamu melakukan ini dengan sahabatku sendiri saat tidurpun aku tidak pernah berharap akan bermimpi seperti ini.." rintih Kinan.
"Kinan aku minta maaf! Semua ini salahku Dirga tidak bermaksud seperti itu, ini semua salahku, aku yang merayu dia, jangan membenci Dirga Kinan benci saja aku" Hanna mencoba membela Dirga.
"Diam!" Bentak Kinan.. seketika Hanna terdiam, suara Kinan seperti suara petir ditelinganya, selama bersahabat dengan Kinan baru kali ini Hanna mendengar Kinan meninggikan suara kepadanya.
"Sekali lagi aku minta maaf! Kalau kamu mau marah marahi saja aku Aku bersedia menanggung apapun, semua ini salahku apapun yang akan kamu lakukan aku sedia menerimanya, asal jangan libatkan Hanna, dia gadis yang polos tapi aku tidak bisa menahan diriku aku terdorong untuk terus berusaha mendekatinya, dan..." timpal Dirga.
Dirga memelas "Dan aku mohon jangan salahkan Hanna, salahkan saja aku karena akulah penyebab semua ini" tambah Dirga penuh permohonan.
Mendengar Hanna dan Dirga malah saling membela membuat Kinan semakin merasa muak dan jijik pada perilaku keduanya.
Kinan berusaha mengumpulkan ketegarannya... "Apa kalian berdua saling mencintai?" Tanya Kinan, Hanna dan Dirga beradu pandangan seolah sedang meyakinkan perasaan mereka masing².
"Ya" jawab keduanya tanpa ragu.
"Kinan aku minta maaf" Hanna meraih dan menggenggam tangan Kinan, "Sejak dulu aku tau ini salah tapi aku tidak bisa menahan diriku, aku terlanjur mencintai Dirga aku, aku minta maaf aku tidak tau kenapa cinta bisa begitu egois, sebagai sahabat maukah kamu memaafkan ku Kinan?" jelas Hanna.
Dirga ikut meraih sebelah tangan Kinan, "Aku juga minta maaf Kinan, aku tidak bermaksud mengkhianati cinta kita, tidak tau kenapa aku tega melakukan ini, bahkan sampai saat ini aku selalu mencari jawaban tapi aku tidak menemukan alasan itu, alasan kenapa aku mengkhianati cinta kita Kinan."
"Cukup!" Kinan menarik tangannya melepaskan genggaman keduanya dengan kasar, "Kalian berdua tidak perlu lagi mencari-cari jawaban, tanyakan itu pada hati kalian" saat itu juga Kinan melepaskan cincin pertunangannya lalu mengembalikannya kepada Dirga bersama seutas kertas hasil pemeriksaan dokter milik Hanna dengan kasar.
Dirga terkejut, "Kinan kenapa kamu melepaskan cincinmu?" Tanya Dirga sambil melotot tak rela.
"Kita cukup sampai disini Dir.."
Dirga merangkul dan menahan Kinan, "Kinan kamu tidak boleh melakukan ini sayang, kita hampir menikah, lusa kita menikah sayang" Kinan melepas kan rangkulan lalu menampar Dirga.
"Sadar Dirga!... Kamu akan memiliki anak, dan itu dari perempuan berbeda, bukan dari aku yang lusa akan sah menjadi istrimu" teriak Kinan sambil menangis tergugu.
"Kinan ..." Hanna melenguh seraya menggenggam jemari Kinan "Pernikahanmu dengan Dirga harus tetap digelar, apapun yang terjadi, kalian jangan hiraukan aku..."
"Lalu bagai mana dengan anakmu Hanna? Apa kamu akan membiarkan dia lahir tanpa ayah?" Tiba-tiba genggaman Hanna melemah, tak ada perempuan yang mengharapkan itu terjadi pada anak mereka 'lahir tanpa seorang ayah' meskipun hakikatnya ayah itu ada, namun lahirnya seorang anak tanpa status ayah yang jelas tentu menjadi mimpi buruk bagi semua calon ibu.
Kinan mundur beberapa langkah menjauh dari Dirga dan Hanna, "Keputusanku sudah bulat... Aku akhiri hubungan kita disini... aku harap besok atau lusa kita tidak akan bertemu lagi" ucap Kinan dengan masih terisak dan hati terluka... Kinan menatap dalam Hanna dengan semua rasa kecewa yang tersisa, "Han aku serahkan resepsi pernikahanku kepadamu, jadilah pengantin pengganti untuk Dirga.."
"Kinan kamu tidak boleh melakukan ini, aku tidak mungkin menjadi pengantin pengganti, kamu sahabatku aku tidak bisa melakukan ini padamu"
"Sudahlah Han... Didepanku kamu tidak perlu pura-pura polos" Kinan tersenyum miring, mencemooh "Anggap itu hadiah dariku atas penghianatan yang kalian lakukan"
"Akh sial" Kinan menepuk dahinya, dia kesal karena teringat kembali pada penghianatan yang telah Hanna dan Dirga lakukan, dan hatinya kembali terasa sakit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
yumi wie
jadi asyiik bacanya. penghianat yang di alami Kinan, sama persis dengan yang ku alami. pagar makan tanaman.
2022-03-18
4
Noona_Nana
lanjut say masih minyak eh nyimak Ding😁😁😁
2022-01-26
1
LeoRani
entahlah aku bingung
2022-01-04
2