Diingatkan akan hal itu Aim emosi tingkat tinggi, Aim bergegas mengambil langkah untuk menyusul Shina khawatir Shina akan membeberkan kabar itu kepada kedua orang tuanya. Tapi.. suara lirih menghentikan langkah Aim yang hampir meraih gagang pintu.
"Panas" gumam Kinan sambil mengipaskipaskan tangannya. Aim pun segera berbalik, ternyata dia lupa menyalakan pendingin ruangan.
"Panas" Kinan kembali bergumam, karena tidak tahan tangan Kinan merayap membuka satu persatu kancing baju miliknya, Aiman yang melihat itu segera menghentikannya.
Menahan tangan Kinan yang sedang melepas kancing bajunya "Tunggu! Jangan dibuka nanti kau bisa masuk angin, biar ku pasangkan Ac untukmu" ucap Aim pelan tepat ditelinga Kinan. Aim sengaja menahan Kinan untuk melepas pakaian didepannya Aim Khawatir akan kembali tergugah dan tak terkendali melakukan kesalahan terhadap Kinan yang saat ini tidak sadarkan diri.
"Mmmhhh" Kinan merasa terganggu oleh bisikan Aim. Setelah Kinan berhenti merangsaki pakaiannya Aim berniat menyingkirkan tangannya dari menahan tangan Kinan, tapi entah jin dari kalangan mana keturunan apa abad keberapa yang tiba-tiba menghasut Kinan untuk menahan tangan Aim dan berbalik meminta Aim untuk melepaskan pakaiannya, atau mungkin Kinan memang sedang kepanasan "Tolong buka, panas" ucap Kinan sambil mengarahkan tangan Aim pada kancing yang tepat didada Kinan.
"Tolong lepas dibagian ini, susah" gumam Kinan serak dan sedikit lesu dengan mata tertutup. Tangan Aim yang diarahkan langsung oleh Kinan tanpa sengaja bersentuhan tidak langsung dengan bagian D plus bagian P yang super menggoda milik Kinan langsung terpaku, darahnya seketika berdesir badan tiba-tiba teras panas dan bergetar semua yang ada diatas kepalanya memuncak dan kepala yang lain ikut menegang mendorong hasratnya agar segera tersalurkan.
Tapi Aim segera tersadar, "Tidak Aim, ini tidak benar, kamu tidak bisa melakukan ini kepada dia," ucap Aim sambil menatap wajah Kinan sedalam-dalamnya, tak bisa berbohong lubuk hati Aim mengakui kalau Kinan gadis baik-baik.
Aim segera menjauhkan tangannya dan menarik kembali kepala yang sudah tertunduk dekat dengan bibir Kinan, siap mengikuti nafsunya untuk bermain dengan wanita menawan yang tidak sadar ini.
"Aku tidak bisa" Aim segera berpaling dan memutuskan untuk segera meninggalkan Kinan sebelum dirinya kehilangan kendali.
"Tunggu.." Kinan mencekal tangan Aim "Bantu aku mengusap badan, panas" rintihnya memohon sambil mengarahkan tangan Aim pada tubuhnya Aim sendiri tak bisa menolak, diam-diam fikiran liarnya mendorong Aim mengikuti ***** bejatnya.
"Tolong usap dibagian ini" Kinan terus berusaha mengarahkan tangan Aim keseluruh tubuhnya yang terasa panas, mungkin karena pengaruh alkohol membuat badannya menjadi tak karuan.
"Hei hei hentikan" Aim mencoba mengendalikan dirinya sambil mengendalikan Kinan yang merangsak mengarahkan tangannya pada tubuhnya yang terus menggeliat seperti menantikan sesuatu yang lebih dari sekedar bersentuhan.
"Hei kau sangat lambat" Kinan tiba-tiba merangkul leher Aim dan menarik Aim dalam dekapannya.
"Tolong bantu aku, aku sudah tidak tahan" bisiknya memaksa Aim untuk melakukan sesuatu yang lebih gila terhadapnya.
"Hei hei.. jangan lakukan itu! Hentikan!" Aim mencoba melepaskan diri tetapi Kinan semakin kuat merangkulnya.
Kinan terus menekan tubuh Aim agar lebih lekat dengannya.
Diperhatikan lagi wajah Kinan yang cantik, dari dekat kecantikan itu lebih nampak sempurna, bibir merah yang sedikit tipis terlihat begitu manis hidung mancung kelopak mata yang dihiasi bulu yang melentik sempurna, suara yang sedikit serak terus bergumam menggoda kewarasan Aim.
Diusap lembut rambut yang terurai menutupi dahi Kinan diseret secara pelan menuju telinganya dengan halus, saat Aim menyisir lembut rambutnya, Kinan terdengar terkikik geli wajahnya juga bersemu bahagia mungkin dalam ketidak sadarannya Kinan merasakan perlakuan lembut dari Aim.
"Aku harus pergi" ucap Aim sambil pelan-pelan mencoba melonggarkan lingkaran tangan Kinan dilehernya dan akhirnya berhasil keluar dari kekangan Kinan.
Setelah berhasil terlepas Aim segera ber ingsut turun, tapi..."Payah" suara Kinan sontak mengingatkan Aim pada suara istrinya, dia pernah mengatakan kalau Aim lelaki yang payah karena penyakit impoten yang dimilikinya seketika Aim berhenti dan langsung berbalik dan menindih Kinan, "Jangan salahkan aku karena Kau sendiri yang memintanya" ucap Aim sambil sesekali mengecupi leher Kinan, Kinan mengangguk dalam tidak sadar lalu dengan mudah ter reaksi oleh kecupan lembut Aim yang lembut.
Suasana semakin menghanyutkan keduanya Kinan yang sedang dalam pengaruh alkohol kian dibuat menggila oleh setiap sentuhan yang dilayangkan Aim pada setiap lekukan dan area sensitifnya, begitu juga dengan Aim harum wewangian yang dipakai ditubuh Kinan tercium sangat manis ketika perlahan disusuri tiap jengkalnya, aroma itu menghipnotis Aim hingga tanpa ia sadari dia telah mencumbunya dengan gila.
Pakaian yang menutupi keduanya telah terlepas sejak Aim menyesap dua bintik kecil dibagian dada Kinan keduanya seolah terdorong untuk melepas pakaian masing-masing.
Kini Aim sedang menindih sambil mengecupi bibir Kinan, Kinan yang sudah terangsang sejak awal tampak sudah tidak bisa mengendalikan dirinya lagi.
Ini memang kali pertama untuk Kinan dan sebelumnya tidak ada pengalaman melakukan hal seperti namun entah kenapa malam ini dibawah ambang sadarnya kepada lelaki yang baru dikenalnya Kinan tampak sangat liar dan menuntut berbagai hal untuk memenuhi hasratnya yang jika selangkah lagi dilakukan akan membuatnya terbang bebas memucuki jiwa duniawinya.
Kinan menggeliatkan tubuhnya berharap lawannya segera menancap gas.
Melihat Kinan yang tampak menunggu dengan gelisah membuat Aiman terus saja berfikir mengenai penyakitnya, 'benarkah aku sakit?' masalahnya selama setahun menikah dengan Shina dia tidak pernah melakukan itu, setiap kali hendak melakukannya Aim akan merasa seperti kehilangan tenaga dalam ***** yang menggebu itu segera hilang dan pada akhirnya Aim tidak bisa melakukan kewajibannya sebagai suami.
Selain itu setiap kali hendak mendatangi Shina Aim akan merasa seperti kelelahan hebat dan hilang gairah seksual dan akhirnya miliknya tidak dapat berdiri samasekali. Namun kepada Kinan Aim merasakan perbedaanya miliknya bahkan berdiri dengan tegas menantang untuk bertempur.
Tanpa fikir panjang lagi Aim segera melayangkan pisau dapurnya yang tumpul, "Baiklah sayang, aku hanya perlu membuktikannya" gumam Aim sambil tersenyum licik. Bersamaan dengan itu Kinan menjerit hebat, sesuatu yang terasa robek seiring dengan.... Menerobos masuk dan lalu tenggelam jatuh kedasar sungai mengalir dengan tepi yang terasa hangat hingga terciptalah malam yang membagongkan 😏😏
Lima belas menit kemudian aktifitas Aim berhenti peluncuran cairan disinfektan selesai sudah kini yang tersisa hanya keringat dan bebasahan dari aktifitas itu semua.
Pagi harinya Aim terbangun dari tidurnya yang sangat nyenyak, tampaknya tidur tadi malam lebih tenang dari malam² sebelumnya.
Saat terbangun Aim merasakan sesuatu yang hangat berada di pelukannya melihat seorang perempuan didekapannya Aim tersenyum bangga apalagi saat mengingat pertempuran tadi malam rasanya ingin sekali Aim mengulangnya pagi ini, tetapi pagi ini Aim sedikit sial ketika hendak meneruskan pekerjaan semalam telpon malah berbunyi. Saat melihat Notif Aim baru sadar kalau pagi ini ada pertemuan penting,
Muka Aim seketika berubah kesal saat harus dengan terpaksa meninggalkan perempuannya sebelum ia terbangun dari tidur yang melelahkan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Eny Rihana
👍
2022-03-28
1
Eny Rihana
👍
2022-03-28
0
yumi wie
mampir lagi kakak author, ada kata yang bikin aku tertawa, "membagongkan" 😃😃😃
2022-03-18
0