02.Kasihan Bella

Dengan wajah dingin tampak angkuh, Melvin datang bersama mamahnya ke sebuah restoran. Mereka akan bertemu dengan perempuan yang akan di nikahkan dengan Melvin minggu depan.

"Ku pikir cantiknya melebihi Bella, ternyata kampungan!" ucap Melvin ketika melihat dua orang wanita masuk kedalam ruangan.

"Jaga bicara mu Mel!" sentak mamah Reta.

Kanaya dan ibu Amber duduk saling berhadapan dengan Melvin dan Margareta. Wajah maria tersenyum lebar ketika melihat Melvin yang ternyata sangat tampan di luar dugaannya.

"Oh Naya, lihat calon suami mu ini. Dia sangat tampan!" puji Amber hanya di tanggapi senyuman tipis oleh Naya.

Naya dan Melvin saling berkenalan, tentu saja Melvin akan bersikap sangat acuh dan dingin pada Naya bahkan lelaki ini tidak berniat untuk membuka suaranya.

"Nah, pernikahan kalian akan di laksanakan minggu depan. Itu artinya sebentar lagi kalian akan resmi menjadi pasangan suami istri," mamah Reta menjelaskan.

"Aku tidak ingin ada pesta, hanya pemberkatan di gereja saja!" ujar Melvin.

"Kalau hanya pemberkatan, kenapa harus menunggu minggu depan?" tanya Amber yang sudah tidak sabar melihat Naya dan Melvin menikah.

"Bagaimana kalau dua hari lagi?" mamah Reta memberi ide.

"Kenapa sangat cepat mah?" protes Melvin.

"Semakin cepat semakin bagus!" sahut Amber.

Naya hanya menarik nafas dalam, ketika dirinya ingin mengeluarkan suara, Amber selalu mencubit tangannya di bawah meja. Wanita itu sama sekali tidak mengizinkan Naya untuk bicara apa pun di sana.

"Sudah sepakat dua hari lagi. Kalau begitu silahkan di makan hidangannya!" senyum mamah Reta melebar.

Naya hanya tertunduk diam ketika Melvin menatapnya dengan tajam. Sedangkan Amber terus berkelakar memuji ketampanan Melvin yang untuk pertama kalinya bertemu.

Acara pertemuan selesai, Naya dan Maria pulang ke panti menaiki taxi. Setibanya di panti, Naya lagi-lagi melakukan protes pada ibu panti.

"Apakah tidak ada laki-laki lain yang belum menikah bu? kenapa harus laki-laki yang sudah beristri?" tanya Naya dengan harapan ibu panti mau berubah pikiran.

"Jangan bodoh Naya. Melvin adalah anak tunggal kaya raya. Hidup mu akan terjamin meskipun kau hanya akan menjadi istri kedua. Ingat, masa depan anak panti ada di tangan mu sekarang!"

"Aku tidak ingin menyakiti hati perempuan lain bu. Bagaimana perasaan istri pertamanya jika mengetahui aku adalah orang ketiga dalam rumah tangga mereka?"

"Diam kau Naya!" bentak Amber, "Kau harusnya berterimakasih karena keluarga Alexander memilih mu untuk menjadi bagian dalam keluarga mereka!"

Naya hanya bisa menangis, protes pun percuma. Ingin sekali rasanya Naya pergi sejauh mungkin namun bagaimana nasib anak panti nantinya. Naya tidak ingin hanya karena dirinya banyak anak-anak yang harus ikut menderita. Panti asuhan ini juga masih berada di bawah naungan keluarga Alexander. Naya tak berdaya untuk melawan, terlebih lagi jasa ibu Amber sangat besar dalam hidupnya.

Sedangkan Melvin dan Bella terus tertawa, karena Melvin menceritakan bagaimana rupa perempuan yang akan di nikahi Melvin nantinya. Memang, jika di banding Naya, Bella jauh lebih elegan dan terlihat cantik karena wanita itu hanya sibuk merawat dirinya saja.

Berbeda dengan Naya yang harus setiap hari bekerja untuk membantu kebutuhan anak panti. Bukan apa-apa, Naya pernah ingin pergi hidup mandiri seorang diri namun Amber lagi-lagi mengancamnya. Jadi, jika Naya gajian semua uang akan di pegang langsung oleh Amber.

"Dia lebih pantas menjadi pembantu kita sayang," ucap Melvin.

"Kalau begitu, setelah pindah nanti kita tidak usah mempekerjakan seorang pembantu. Lumayan ngirit pengeluaran!" ujar Bella memberi ide.

"Kau benar sayang. Istri ku ini memang pintar!" puji Melvin.

"Sayang, jika di banding dia kau lebih segalanya dalam hidup ku. Maafkan aku sudah menyakiti mu," Melvin memeluk istrinya, tentu saja ini adalah waktu bagi Bella untuk menunjukkan seolah dirinya adalah wanita paling tersakiti.

Satu hari menjelang pernikahan, hati Naya mulai gelisah. Dadanya terasa sesak merasa bersalah karena sudah membuat hati seorang wanita hancur berkeping-keping.

Naya berdoa di gereja, memohon kepada Tuhan agar hatinya selalu kuat. Dalam mata terpejam air matanya menetes, dada Naya semakin sesak terasa.

"Ayah ibu, lihat anak mu ini. Aku akan menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain. Sudah benarkah keputusan ku ini?" lirih Naya dalam isaknya.

Tiba-tiba seorang anak kecil menghampiri Naya, menyentuh kedua tangan Naya sembari berkata.

"Aku tahu apa yang sedang kau alami kak. Terimakasih atas pengorbanan mu demi aku dan anak-anak yang lain,"

Semakin deras tangis Naya, wanita ini memeluk gadis kecil yang bernama Hellena. Seorang gadis pengidap kanker, yang sengaja di buang orang tuanya beberapa tahun yang lalu.

"Seharusnya kakak kuat demi kalian. Sakit mu jauh lebih sakit di bandingkan dengan kesulitan yang sedang aku alami. Oh Hellena, terimakasih telah memberi ku semangat," ucap Naya lalu menghapus air matanya.

Siang telah berganti malam, sulit sekali rasanya bagi Naya untuk memejamkan mata. Besok adalah hari pernikahan yang sangat tidak di inginkannya. Berbeda dengan Melvin yang sekarang sedang memuaskan istrinya agar Bella merasa yakin jika Melvin hanya mencintai dirinya.

Kicauan burung gereja saling bersahutan, beberapa orang mulai sibuk dengan aktifitas masing-masing. Dengan wajah sayu dan ekspresi sedih, Naya terlihat cantik dengan balutan gaun pengantin berwarna putih pilihan Margareta.

"Kau sangat cantik Naya, aku yakin jika Melvin pasti akan menendang istrinya nanti," ucap Amber.

"Jangan berkata seperti itu bu. Anda seorang perempuan pasti mengerti bagaimana sakitnya di dua kan!" sahut Naya.

Sementara itu, Bella yang sudah berdandan cantik hendak ikut menghadiri acara pernikahan suaminya di protes keras orang sang ibu mertua.

"Mah, Bella istri ku. Dia juga berhak atas kebahagiaan ku!" kata Melvin terus membela istrinya.

"Sampai aku mati sekali pun. Aku tidak akan pernah menganggap dia sebagai menantu ku," ucap mamah Reta dengan tegasnya.

"Biarkan aku mengantar pernikahan suami ku mah!" Bella menunjukkan wajah sedihnya.

"Berhenti memanggil ku mamah!" sentak Margareta, "Jika kau masih ingin bersama anak ku, jangan sesekali memanggil ku dengan sebutan itu."

"Mah, kasihan Bella!" seru Melvin.

"Buka mata mu Melvin, kau telah di butakan cinta oleh perempuan ini," ujar Margareta.

Tiba-tiba Margareta mengeluarkan uang dollar satu gepok lalu melemparkannya pada Bella.

"Pergi berbelanja sana, jangan ganggu kebahagiaan ku!" ujar Margareta.

Sebenarnya Bella sangat senang, di banding menghadiri pernikahan suaminya,Bella lebih memilih pergi bersenang-senang.

"Mah, kenapa tega melakukan ini pada ku?" Bella mengusap air mata yang jatuh.

"Mah, biarkan Bella ikut!"

"Dia ikut atau mamah akan menarik kembali jabatan Presiden Direktur?" mamah Reta memberi dua pilihan.

Melvin sebenarnya ingin menentang sang mamah namun lagi-lagi Bella bisa menyakinkan suaminya bahwa dirinya baik-baik saja.

Terpopuler

Comments

Dyah Oktina

Dyah Oktina

hah...malvin.. punya istri matre.. ngak bakal mau d ajak susah.. jahat pula.. sudah buta matamu krn cinta sama bella

2025-01-13

0

Dyah Oktina

Dyah Oktina

ibu pantinya jahat ya

2025-01-13

0

Bunda Saputri

Bunda Saputri

Air mata buaya nih bella

2021-11-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!