Bab 4

Salsa langsung terdiam melihat wajah serius Liam. "Ka-kalau gitu mari kita mulai" Ucapnya membuka mata pelajaran mereka.

"Kamu enggak jadi makan?".

"Tidak" Geleng Salsa.

"Ya sudah kalau kamu enggak mau, nanti jangan pas dipertengahan pelajaran kamu minta makan, aku tidak akan memberi mu izin" Setelah itu Liam mengeluarkan buku panduannya juga. "Aku mau bertanya, apa mata pelajaran mu besok?".

"Kimia".

"Itu saja?".

"Ekonomi, dan bahasa indonesia yang baik dan yang benar" Jawabnya tampa melihat kearah Liam yang sedang bertanya kepadanya.

"Baiklah sekarang buka buka pelajaran kimia mu. Kamu punya tugas?".

"Ada, inih" Berinya dihadapan Liam.

"Sekarang kamu kemari".

"Kamu saja yang kemari" Ucapnya dengan ketus.

Tampa ingin berdebat lebih panjang dengan Salsa, ia pun akhirnya mengalah. Setelah ia duduk disamping Salsa, Liam dengan telaten mengajari Salsa sampai-sampai ia benar-benar paham dengan apa yang baru saja Liam ajarkan. Namun otak bebal Salsa bukannya menerima materi yang baru saja Liam berikan kepadanya, Salsa malah menganggap suara Liam pengantar musik tidur.

"Hhooaammm" Uapnya. "Aahh, maaf. Silahkan di lanjut lagi" Ucap Salsa melihat wajah kesal Liam. "Rasain, siapa suruh kamu membuat aku sakit hati" Ucapnya dalam hati.

Kemudian Liam melanjutkannya lagi dan tampa ia sadari Salsa telah tertidur pulas. Hampir 20 menit lamanya Liam berkoar-koar baru ia tersadar saat ia mendengar suara dengkuran Salsa yang lagi tidur. Lalu ia tersenyum melihat wajah letih Salsa mengingat mereka yang bekerja keras saat di warnet. "Tidurlah, kali ini aku akan memakluminya" Ucap Liam mengerjakan semua tugas Salsa.

.

Pagi harinya seperti biasa Salsa selalu harus dibangunkan oleh beberapa pelayan, baru ia terbangun, tetapi kali ini ia bangun sendiri tampa bantuan pelayan. "Eemmkkhh" Gumam Salsa merentangkan kedua tangannya. "Astaga, aku kok bisa barada disini?" Kaget Salsa mengingat ia yang berada di meja belajarnya. "Apa mungkin Liam yang mengangkat ku kemari?".

Tok.. Tok..

Ceklek!.

Karina tersenyum, "Tumben putri mama bangun sendiri, biasa..

"Ma" Potong Salsa.

"Iya sayang".

"Mmmm.. Itu ma, semalam yang mindahin Salsa ketempat tidur siapa ma?".

Karina mengerutkan keningnya, "Siapa lagi kalau bukan kamu sendiri".

"Iikkhh.. Salsa serius ma".

"Mama juga serius, emang kenapa?".

"Heheheh.. Semalam Salsa tampa sadar ketiduran ma. Terus, bagaimana dengan guru Salsa?".

"Yah dia langsung pulang begitu kamu tidur".

"Mmmmm".

"Makanya lain kali enggak boleh seperti itu, kamu juga harus menghargai dia dong sebagai guru kamu. Mama saja yang melihat dia kasihan".

"Maaf ma, Salsa juga tidak sengaja".

"Ya sudah, sana mandi gih. Mama juga sebentar lagi mau berangkat kerja".

"Iya ma" Angguk Salsa tersenyum.

.

Sesampainya Salsa di sekolahnya, Naura yang menunggunya di depan kelas langsung merangkulnya. "Pagi Salsa".

"Pagi" Balasnya sedikit kurang bersahabat.

"Loh, ada apa dengan mu? apa gara-gara karna aku tidak menjawab panggilan mu".

"Bukan" Geleng Salsa.

"Terus?".

"Karna aku ingin tidu..

"Yah" Bentak Naura sangat kuat.

"Yah.. Naura, kamu membuat jantung orang mau copot saja" Kagetnya.

"Siapa suruh dipikiran mu hanya tidur dan tidur saja. Kenapa enggak sekalian saja kamu bilang mati".

"Ck, sorry Na. Aahh iya, bang Kardi udah datang apa belum?".

"Sepertinya bang kardi belum datang, ini masih jam 7 lewat 15 menit".

"Mmmmm.. Tugas kimia kamu sudah siap apa belum Na?".

"Kamu pasti belum siap kan?" Tebak Naura.

"Iya, bagi aku dong Na, sebentar lagi guru kimia kita masuk".

"Iya, duduklah dulu" Ucap Naura mengeluarkan buku pelajaran kimianya, lalu ia memberikan kepada Salsa. "Ini, jangan pakai lama lagi".

"Ok" Angguk Salsa mengeluarkan buku kimianya juga, namun saat ia membuka bukunya. "Hhhmmm? kapan aku mengerjakannya? perasaan aku..

"Ada apa Salsa?".

"Ini Na, tugas kimia kita aku sudah selesai. Tapi seingat ku, aku belum ada ngerjainnya".

"Coba lihat" Ucapnya mengambil milik Salsa, setelah itu Naura mencocokan miliknya dengan milik Salsa. Kemudian ia melihat Salsa, "Siapa yang ngerjain milik mu ini Sal?".

"Enggak tau Na, aku juga terkejut melihat ini. Aahh, aku baru ingat Na".

"Mmmm.. Kamu ingat apa?".

"Aku yakin ini pasti Liam yang ngerjain. Iya aku yakin itu".

"Liam? Liam siapa Salsa?".

"Itu Na, Liam pegawai baru yang di warnetnya bang Kardi. Dia jadi guru les privat aku".

"Apa? kamu serius?".

"Mmmmm".

"Ba-bagaimana bisa dia jadi guru les privat kamu Sal?".

"Itu dia yang sempat membuat aku terkejut Na, tapi ya sudahlah, aku malahan sangat senang sekali kalau Liam lah yang menjadi guru les privat aku. Aahh iya, aku lupa lagi ngucapin terima kasih sama kak Dena".

"Emang kenapa dengan kak Dena?".

"Ide itu dari kak Dena Na, dia yang sudah menyewa Liam menjadi guru privat ku".

"Oohh, terus kalau gitu kenapa dia mau kerja di warnet bang Kardi?".

"Aku juga enggak tau Na, sampingan kali".

"Mungkin saja" Angguk Naura.

.

Hari ini Liam kembali mendatangi sekolah Salsa, seperti biasa ia mendudukan diri diatas kursi panjang yang berada di taman. Kemudian ia menyambar ponselnya sambil mencek notifikasi masuk kedalam ponselnya. "Kenapa mereka lama sekali membalasnya?" Gumam Liam.

"Liam".

Liam tersenyum, "Ayah sudah istirahat?" Tanyanya.

"Mmmmm" Angguknya mendudukan diri di samping Liam. "Bagaimana dengan lamaran kamu? apa perusahaan SEGI group sudah menerimanya?".

"Belum ayah" Jawabnya. "Tapi ayah tenang saja, begitu masa pencobaan Liam berhasil, Liam akan bekerja di SEGI group. Jadi ayah tidak usah khawatir".

Sang ayah tersenyum, "Ayah mempercayai mu nak, dan kamu juga harus lebih semangat lagi".

"Iya ayah. Liam juga harus berangkat kerja dulu, ini makan siang ayah tadi ibu menitipnya".

"Terima kasih nak".

"Iya ayah" Angguknya meninggalkan sang ayah.

Meskipun Liam dan kedua orang tuannya tinggal di dalam satu kota, Liam tidak tinggal bersama dengan mereka sejak Liam mulai masuk kuliah hingga ia lulus kuliah, karena ia lebih memilih untuk hidup mandiri supaya ia tidak membebani mereka. Namun Liam sekali dalam satu minggu ia selalu mendatangi rumahnya.

Saat Liam ingin meninggalkan sekolah ia malah berpapasan dengan Kardi yang baru keluar dari ruangan sang guru BK. "Bang Kardi sedang apa kemari?" Tanyanya.

"Lalu bagaimana dengan mu? kenapa kamu datang dari sana?".

"Aahh, ayah saya bekerja disana bang".

"Proyek itu?".

"Iya bang".

"Oohhh, terus kamu mau kemana?".

"Rencana tadi mau langsung ke warnet bang".

"Mmmm.. Kalau gitu kita ke kantin dulu sebentar, tadi pagi pas datang kemari abang belum sempat sarapan dari rumah. Ayo nanti abang yang bayarin".

"Iya bang" Ikutnya berjalan kearah kantin sekolah Salsa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!