Bab 2

Sepulang sekolah, Salsa dan Naura langsung pergi ketempat ia dan Naura berlama-lama disana, "Bang Kardi" Teriak Salsa.

"Mmmmm.. Ada apa kamu kemari?".

"Hehehe.. Seperti biasa bang" Jawab Salsa mendekati kardi yang sedang membaca buku. "Bang, hari ini warnet rame enggak?".

"Lumayan" Hentinya melihat Salsa dan Naura yang sedang tersenyum kepadanya. Kemudian ia menggeleng melihat kertas putih yang berada di tangan Salsa, "Kamu pasti berulah lagi di sekolah" Lalu ia mendengus. "Kali ini berapa bayaran ku?".

"Yeee.. Bang Kardi gitu amat sih" Senyum Salsa merayunNya.

"Abisnya abang bosan tau ke sekolah kamu terus, mana semua guru mu sangat mengenal abang sekali".

"Abang gimana sih? harusnya abang senang dong bisa lihat guru-guru cantik kita. Apalagi ini bang guru BK kita, wih, percaya sama kita bang dia sangat cantik sekali, iya enggak Na?".

"Iya bang Kardi" Angguk Naura.

"Benarkah?".

"Mmmmmm.. Pokoknya kalau sampai bang Kardi jadian sama dia, Salsa yakin hubungan abang sama dia akan langgeng sampai selamanya" Jempol Salsa.

Mendengar perkataan Salsa, Kardi pun langsung tertawa senang, "Baiklah, besok abang akan datang ke sekolah kamu".

"Ok bang thank you dan ini suratnya, besok abang sudah berada disana jam 8 pagi".

"Mmmmm" Angguk Kardi menerima amplop putih tersebut dari tangan Salsa, "Oohh iya, hari ini abang punya pegawai tampan. Kalian mau lihat dia?".

"Mana bang" Kepo Salsa dan Naura.

"Ayo ikut abang" Ajaknya membawa mereka dimana pegawai baru tersebut sedang sibuk melayani para pelanggan di dalam warnet bang Kardi. "Itu dia, kalian lihat?".

"Yang lagi nyapu itu bang?" Tanya Naura.

"Iya".

"Ck, Naura pikir.." Gantungnya ketika Salsa datang menghampiri si pria yang sedang menyapu itu, "Yah, Salsa" Panggilnya.

Dengan senyum mengembang di wajah Salsa ia memanggilnya, "Hay" Sapanya.

Si pria tersebut langsung melihat kearah Salsa yang sudah berada di hadapannya, "Iya nona, ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya ramah.

"Mmmmm, kamu pegawai baru disini?".

"Iya nona".

"Oohhh, kalau gitu kenalin namaku aku Salsa. Kalau kamu?".

"Liam" Balasnya.

"Liam?".

"Iya".

"Nama yang bagus seperti orang ya" Gumam Salsa tersenyum.

"Hhhmmm?".

"Aahh Tidak" Geleng Salsa. "Boleh aku bantu kamu enggak membersihkannya? aku juga pegawai disini".

"Nona yakin?".

"Iya, berikan pada ku" Jawab Nasya menarik sapu yang berada ditangan Liam. "Jadi mulai hari ini kita akan bekerja sama membersihkan warnet ini".

"Iya" Angguk Liam tersenyum senang.

Sedangkan Naura dan Kardi yang baru saja melihat kedekatan Liam dan Salsa hanya bisa menggeleng karena Salsa bukanlah tipikal wanita yang sok akrab dengan seseorang apalagi orang yang tidak ia kenal. Namun kali ini ia terlihat sangat berbeda sekali dari yang sebelumnya, setelah itu Naura dan Kardi pergi meninggalkan mereka berdua.

Ting..

"Ada pesan masuk" Gumam Salsa mengeluarkan ponselnya. "Salsa, aku duluan pulang yah" Isi pesan sang sahabat.

Salsa tersenyum, "Ok, hati-hati di jalan ya Na" Balas Salsa. Kemudian ia melanjutkan pekerjaannya dan sekali-kali ia melihat kearah Liam yang sedang mengantar pesanan para pelanggan mereka, "Wah, aku enggak nyangka akan bertemu dengan dia disini. Tapi, dia tadi ngapain yah berada disekolah? melihat dari postur tubuhnya dia bukanlah seorang siswa" Batin Salsa masih saja memperhatikan Liam.

Hingga padangan mata mereka berdua bertemu, "Astaga, masih di lihat seperti ini saja sudah membuat jantungku berdebar sangat kencang, apalagi melihat senyuman yang sangat manis. OMG-OMG kalau seperti ini aku bisa mati muda ni" Teriak Salsa dalam hati.

Lalu Liam berjalan mendekatinya, "Ada apa Salsa? kenapa kamu melamun seperti ini?".

"Hhmmm?".

"Kamu sedang memikirkan apa?".

"Astaga, jangan sampai aku ketahuan" Batin Salsa. Setelah itu ia tersenyum, "Tidak Liam, aku tidak sedang melamun kok. Kamu sudah selesai?".

"Sedikit lagi, kamu pasti sudah lelah. Kalau gitu kamu duduklah dulu disitu, biar aku saja yang melanjutkannya" Ucapnya meminta sapu yang berada di tangan Salsa.

"I-iya, maaf yah Liam".

"Tidak apa-apa, duduklah".

"Mmmmmm" Angguk Salsa mendudukan diri diatas kursi yang masih kosong disana. Sambil senyum-senyum sendiri Salsa tidak berhenti memperhatikan Liam yang sangat cepat sekali mengerjakan pekerjaan Salsa yang sedari tadi tidak selesai-selesai. "Oohh Tuhan, kenapa dia sangat tampan sekali meskipun hanya menggunakan pakaian seperti itu saja. Liam sudah punya pacar enggak yah?".

"Terus kalau dia belum punya pacar kamu mau apa?".

"Astaga" Kaget Salsa melihat kebelakangnya dimana Kardi yang ikut juga memperhatikan Liam yang sedang bekerja. "Ck, bang Kardi buat orang kaget saja" Kesal Salsa.

"Siapa suruh kamu mengagumi pegawai ku!".

"Abis pegawai abang sangat tampan sih".

"Tampan?".

"Mmmmm".

"Yah, kamu enggak lagi bercanda kan? sejak kapan kamu mengagumi pria seperti dia? semenjak abang mengenal mu, abang benar-benar belum pernah melihat mu seperti ini. Bahkan pria yang jauh lebih tampan dari dia banyak yang menyukai mu tapi kamu selalu mengganggap mereka angin lewat. Tapi, tapi yang ini? aahh" Geleng Kardi melihat Salsa yang masih tersenyum-senyum sendiri melihat Liam.

"Bang Kardi dapat dia dari mana? kenapa enggak dari dulu saja bang Kardi memperkerjakan dia disini".

"Abang juga tidak mengenalnya, dia sendiri yang datang kemari sambil tanya lowongan kerja. Ya sudah abang terima saja".

"Mmmmm" Angguk Salsa. Kemudian ia melihat kerah Kardi, "Mulai hari ini bang Kardi harus memperlakukan dia dengan baik, ok".

"Kok jadi kamu yang ngatur sih? diakan pegawai abang, jadi suka-suka abang dong mau ngapain dia".

"Ck" Kesal Salsa dengan wajah masam. "Awas saja kalau abang berani ngapa-ngapain dia, Salsa yang akan turun tangan menghajar abang".

"Hahaha.. Kamu terlalu seriusan Salsa" Tawa Kardi dengan gemas mengacak rambut panjang Salsa. "Abang juga enggak sejahat itu Salsa, sepertinya dia itu anak yang baik. Kamu belum pulang? ini sudah jam 4 sore".

"Bentar lagi bang, aku mau pulang bersama dengan dia nanti".

"Ya sudah, bantuin lah dia supaya kalian berdua bisa pulang cepat".

"Mmmm" Angguk Salsa membantu Liam kembali.

.

Sore harinya tepat pukul 6 sore menjelang malam, Liam dan Salsa telah bersiap-siap kembali pulang kerumah mereka masing-masing. "Kalau gitu kita berdua pulang dulu yah bang Kardi" Ucap Salsa.

"Iya, hati-hati dijalan".

"Iya bang" Angguk mereka berdua.

Begitu mereka berdua pergi dari sana, Salsa dengan malu-malu, sekali-kali ia mencuri pandang melihat wajah tampan Liam yang sangat ia sukai, dan tampa Salsa sadari Liam juga bisa mengetahuinya kalau dirinya sedang di perhatikan olehnya. Namun saat Salsa sedang asik memperhatikannya, Liam dengan tiba-tiba menghentikan langkah kakinya, "Kenapa kamu melihat ku seperti itu Salsa?".

Terpopuler

Comments

Ratna Anjeli

Ratna Anjeli

Singgah thour

2022-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!