Bab 3

Dengan malu Salsa memalingkan wajahnya, kemudian Liam tersenyum kepadanya, lalu dengan sayang Liam mengusap kepala Salsa. "Ayo, hari sudah semakin malam. Kamu tinggal dimana? aku akan mengantar mu pulang".

"Aahh, tidak usah Liam aku bisa pulang sendiri. Kalau gitu aku duluan yah" Perginya meninggalkan Liam yang masih berdiri disana sambil memegang jantungnya yang sedari tadi berdetak kencang. Setelah ia berada di halte bus, dengan tubuh lemas ia mendudukan diri diatas kursi yang berada disana, "Apakah ini yang disebut jatuh cinta pandangan pertama?".

DDDDRRRTTTT.. DDDRRRTTTT...

"Iya ma" Jawab Salsa.

"Kamu dimana Salsa? ini sudah malam tapi kamu belum kembali pulang kerumah. Apa kamu masih berkeliaran di luar?".

"Maaf ma, ini Salsa sudah mau pulang kerumah".

"Mmmm.. Cepat pulang kerumah, seseorang sudah menunggu mu disini".

"Seseorang? siapa ma?".

"Guru les privat kamu".

"Aarrhhh ma, Salsa enggak butuh guru les privat ma".

"Diam, cepat pulang. Mama menunggu mu 30 menit lagi dari sekarang" Setelah itu Kirana mematikan ponselnya.

Lalu Salsa meremas rambutnya dengan kesal, "Aarrkkhh, aku tidak butuh guru Les. Kenapa mama harus memaksakan itu sih? lihat saja nanti, aku akan membuat dia mengundurkan diri dari pekerjaannya. Hhmmsss" Gumam Salsa segera menaiki bus yang sudah berada di hadapannya.

Setibanya Salsa di rumah, "Selamat malam nona" Ucap pelayan yang berpapasan dengannya.

"Iya malam. Mama dimana?".

"Nyonya ada di ruang tamu nona bersama dengan tuan".

"Mmmmm.. Makasih yah" Senyum Salsa meninggalkan mereka. Lalu Salsa datang menghampiri Kirana yang sedang duduk bersama dengan Malik, "Ck, papa ada disana juga lagi" Semakin kesal Salsa.

Sepasang suami istri itu yang telah melihat kedatangan Salsa, Malik pun langsung menyuruhnya duduk disampingnya. "Kenapa kamu lama sekali pulang? ini sudah jam 7 malam. Sebelumnya papa belum pernah melihat siswa pulang jam segini?".

"Maaf pa, tadi Salsa ada tugas kelompok sama teman Salsa".

"Siapa?".

"Siapa lagi kalau bukan Naura pa".

"Sekarang telpon Naura, kalau dia berkata iya baru papa akan mempercayai mu".

"Baiklah pa" Angguk Salsa terlihat tenang meskipun dalam hatinya berkata sebaliknya. Setelah itu ia menghubungi nomor Naura, "Na please jangan angkat yah. Kalau sampai kamu mengangkatnya tamat sudah hidup ku" Batin Salsa. "Maaf, nomor yang ada tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan".

"Yes.. Akhirnya" Senang Salsa dalam hati. Kemudian ia melihat kearah Malik, "Nomor Naura enggak aktif pa. Oohh iya Salsa lupa pa, tadi kan Naura kehabisan baterai saat kami tugas kelompok".

"Kamu enggak lagi bohongin papa kan".

"Iikkhh papa kok bilang seperti itu sih? mana mungkin Salsa bohongin papa sama mama".

"Ya sudah, kali ini papa dan mama maafin kamu. Tapi lain kali kamu tidak boleh mengulanginya lagi, kalau pun ada tugas kelompok, kamu harus kabari papa dan mama dulu".

"Siap pa" Hormat Salsa bersemangat. "Terus, guru les Salsa mana Pa?".

"Paling sebentar lagi dia datang" Jawab Kirana.

"Mmmmm" Angguk Salsa. "Oohh iya pa, kak Lucas sama kak Dena sudah pulang?".

"Itu kakak kamu sudah pulang" Jawab Malik melihat kearah Lucas yang baru tiba dirumah. "Kamu sudah pulang?".

"Iya pa. Lucas naik dulu".

"Mmmmm" Angguk Malik.

Tidak lama kemudian, Adena juga telah tiba di rumah, "Kak Dena" Senyum Salsa.

Dena tersenyum tipis, "Maaf semuanya, Dena sangat lelah sekali jadi Dena mau langsung istirahat" Ucapnya meninggalkan mereka.

Salsa mendengus kesal melihat semua anggota keluarganya yang selalu super sibuk dengan pekerjaan mereka, hingga ia tidak pernah memiliki waktu untuk bermain bersama dengan mereka. "Pa ma, kalau gitu Salsa juga mandi dulu yah sebelum guru les Salsa datang".

"Iya sayang" Angguk Kirana. "Nanti biar mama yang membawa dia ke kamar kamu".

"Mmmmm" Salsa segera menaiki anak tangga menuju kamarnya. Namun saat ia ingin memasuki kamar Adena datang menghampirinya, "Kaka Dena" Senyum Salsa.

"Mmmmm.. Baru pulang?" Tanyanya melihat Salsa yang masih menggunakan seragam sekolah.

"Heheheh.. Iya kak, tadi ada tugas kelompok di rumah teman Salsa".

"Kamu enggak lagi berbohong kan?".

"Hey.. Ayolah, mana mungkin Salsa membohongi kakak" Jawabnya berbohong.

"Bagus, soal guru les privat kamu itu usulan dari kakak supaya kamu menjadi murid pintar dan guru yang akan mengajari kamu bukanlah sembarangan guru. Jadi jangan macam-macam sama dia atau pun kamu berani mengerjainya".

Salsa tertawa kecil, "Siap kak".

"Mmmmm, sekarang masuklah".

"Iya kak" Angguk Salsa memasuki kamarnya. Setelah itu ia menangis kesal di balik pintu, "Jadi ini ide kak Dena? aarrhh, lalu aku harus bagaimana? aku tidak ingin belajar aku tidak ingin belajar, apalagi gurunya nanti guru killer seperti guru matematika kami. Tidak, aku benar-benar habis".

.

Selesai Salsa membersihkan tubuhnya, sebuah ketukan pintu langsung terdengar di kedua telinganya. "Ck" Dengan malas Salsa menjawabnya.

Ceklek!

"Salsa" Panggil Kirana.

"Salsa disini ma" Jawabnya melihat kearah Kirana dan guru les privatnya yang berada disamping Kirana. "Astaga" Kaget Salsa.

"Ada apa sayang?" Tanya Kirana.

"Hhmmmm? hehehe tidak ma. Jadi dia guru les privat Salsa ma?" Tanyanya melihat guru les privatnya itu yang berpenampilan sedikit cupu menurut Salsa hanya karna ia menggunakan kaca mata.

"Iya sayang, kalau gitu mama tinggal dulu yah. Ingat! jangan berbuat macam-macam".

"Siap ma" Senyum Salsa. Setelah Kirana keluar dari dalam kamarnya, dengan senyum mengembang di wajahnya ia datang mendekatinya, "Liam, aku tau itu kamu" Ucapnya sedikit genit. "Kenapa kamu mau jadi guru les privat aku hhhmm?".

Tetapi Liam bukannya menjawab, ia malah berjalan kearah meja belajar Salsa. "Boleh kita mulai nona?".

"Hey, ada apa dengan mu Liam? santai saja mmmm" Senyumnya kembali melihat wajah tampan Liam. "Kenapa kamu tampan sekali Liam meskipun kamu menggunakan kaca mata seperti ini?".

Liam mendengus melihat kearah Salsa, "Kamu mau belajar atau tidak?".

"Tidak Liam".

"Jadi untuk apa saya datang kemari kalau kamu tidak mau belajar".

"Ck, kamu seriusan benget sih Liam dan satu lagi kamu jangan pakai bahasa formal dong. Aku enggak suka dengar".

"Ya sudah, sekarang kamu buka buku pelajaran kamu dan kasih tau aku dari mana kita memulai duluan".

"Kamu sudah makan belum Liam? soalnya aku belum makan malam".

"Aku sudah makan dari rumah".

"Terus gimana dong? aku lapar sekali Liam".

"Ya sudah, aku akan memberimu waktu 10 menit untuk makan malam. Pergilah".

"Tapi aku enggak mau makan nasi Liam" Senyumnya. "Cukup memandangi mu saja selama 10 menit aku pasti sangat kenyang".

"Salsa aku enggak sedang bercanda yah" Ucap Liam dengan tegas menghentikan Salsa. "Tolong bedakan kita lagi di luar dan berada disini dan aku juga bukan sebaya kamu. Jadi tolong hargai saya sebagai guru kamu".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!