Bab.3 (Apa kamu baik-baik saja?)

[Apa kamu baik-baik saja disana?]

Terdengar samar-samar suara wanita paru baya dari balik telepon. Saat ini seorang pria tinggi, berambut hitam dan wajah blasteran yang sangat mempesona, sedang berdiri di depan jendela besar sebuah unit apartment. Cahaya matahari pagi yang menembus kaca jendela tak membuat mata coklat itu menyipit.

"Aku baik-baik saja, Ma."

[Jika kontrak kerja kamu sudah selesai, pulanglah Mama dan Papa menunggu.]

"Aku baru saja dua hari di kota ini dan Mama sudah menelpon ku hampir setiap waktu."

[Ya, Mama dan Papa tahu, kamu menerima proyek di luar kota karena kamu menghindari perjodohan yang kami atur, iya kan?]

Pria itu diam, tertegun sesaat menatap keluar jendela yang di hiasi pemandangan gedung-gedung pencakar langit. Di usia yang hampir menginjak kepala tiga, kedua orangtua Adrian seperti di buru waktu untuk mencarikannya calon pendamping, lagi.

"Ma, aku harus segera ke lokasi sekarang, akan ku hubungi Mama nanti." Pria itu mematikan panggilan telepon lalu memasukkan ponsel ke saku celananya. Ia menghela nafas yang cukup panjang. Menghindar, begitulah caranya untuk bertahan sejauh ini. Bertahan dengan kesendirian selama sekian tahun.

"Kenapa kamu betah sekali berdiri di sana, kemarilah," sahut seseorang dari arah belakang.

Mendengar suara itu, ia berbalik dari posisinya. Melangkah menuju meja makan minimalis yang tersedia di bagian Pantry. Cukup untuk dua pria single yang sedang tinggal sementara di kota asing. Ia menyunggingkan senyumnya saat melihat sang sahabat sekaligus sang asisten makan sangat lahap dengan penampilan acak-acakan khas bangun tidur.

"Apa yang menelpon Mama kamu?" tanyanya dengan mulut penuh makanan

"Jon, sepertinya aku ketahuan sedang menghindar," ucapnya lalu meneguk segelas air putih yang ada di hadapannya.

"Ck, felling orang tua memang sangat kuat, sampai kapan kamu akan menghindar ... Adrian, lebih baik kamu menikah sesuai permintaan kedua orang tua mu," jelasnya.

Adrian hanya terdiam tanpa menimpali. Selama kurun waktu sembilan tahun, tak banyak yang berubah dari dalam dirinya. Kata 'siap' belum pernah terucap dari dalam hati untuk memulai satu komitmen dengan seseorang, meski hanya untuk singgah mengisi kekosongan ia juga masih enggan, hati seolah tertutup dan terkunci rapat. Apa sosok itu belum juga terlupakan?

Entahlah.

Kadang Adrian mengumpat dirinya sendiri saat hati dan pikiran kembali menggila karena seseorang dari masalalunya yang terus saja datang menghampiri. Masa remaja, menjadi seorang pemimpin rumah tangga, adalah kesalahan terbesarnya. Ia menyesal karena menghacurkan hidupnya sendiri dan hidup seorang gadis yang saat ini tidak lagi ia tahu keberadaannya.

"Rian!" seru Joni seraya menggebrak meja. Membuat lamunan Adrian buyar seketika.

"Kau ini mengagetkan saja!" sahutnya kesal.

"Kamu selalu saja melamun saat aku membicarakan hal ini ... apa kamu belum bisa melupakan wanita itu?" tanya Joni seraya memicingkan matanya.

"Apa maksudmu?"

"Wanita itu ... wanita yang kamu ceritakan saat kita kuliah dulu," ucap Joni lalu memajukan tubuhnya kedepan, "Sang Mantan."

"Kau gila, untuk apa aku mengingatnya lagi," ucap Adrian dengan wajah datarnya.

Joni kembali ke posisinya, melahap makanan yang tersisa kemudian kembali melihat Adrian, "Aku harap kamu benar-benar sudah melupakannya, aku yakin saat ini wanita itu sudah menjadi ibu rumah tangga dengan tiga orang anak, badannya pasti sudah melar dan tidak secantik dulu."

Adrian menyilang kan tangannya ke depan dada, "Kamu lebih cocok menjadi Ibu-ibu tukang gosip, ketimbang menjadi asisten seorang arsitek terkenal ... aku tidak butuh menikah karena aku sudah mempunyai seorang istri."

Joni menghentikan aktivitasnya dan kembali menatap sang sahabat dengan serius, "Apa maksud mu, kau menikah diam-diam, katakan siapa istrimu?"

Adrian terkekeh-kekeh melihat ekspresi wajah Joni yang terlihat begitu tegang. Ia menyondong kan tubuhnya kedepan, "Istriku adalah ... kamu," ucap Adrian lalu beranjak dari tempat duduknya, melangkah menuju pintu keluar apartement.

"Dasar b*ensek, aku masih normal!" seru Joni yang terlihat kesal karena candaan sang sahabat. Mereka selalu melakukan hal bersama, hingga tak jarang muncul gosip jika mereka adalah pasangan sesama jenis.

"Mandilah, aku tunggu kamu di bawah," ucap Adrian tanpa menghentikan langkahnya, ia meraih handel pintu lalu melangkah keluar.

~

Dari dalam unit apartment yang berbeda. Seorang wanita yang di hormati sebagai seorang Dokter bedah ternama di rumah sakit terbesar di pusat kota. Wanita yang selalu tampil sempurna di hadapan semua orang, nyatanya bisa tampil acak-acakan di saat ia hanya sendiri.

"Aku akan berangkat sebentar lagi, ini belum waktu untuk konsultasi kenapa Ibu itu malah datang sepagi ini," ucap Luna seraya melangkah masuk kedalam toilet, ia berdiri di depan wastafel dengan ponsel yang masih menempel di telinga.

[Aku juga tidak tahu, Ibu itu mengamuk ingin bertemu kamu, pokoknya cepatlah datang."

Panggilan telepon itu akhirnya terputus. Luna meletakkan ponsel di samping wastafel. Ia menatap wajahnya dari pantulan cermin. Wajah kurang tidur begitu jelas terlihat. Malam tadi ia pulang dari rumah sakit sekitar pukul dua dini hari karena menangani pasien gawat darurat.

"Lihatlah kantung mata ini ... sepertinya aku harus melakukan operasi kantung mataku sendiri," gumam Luna lalu terkekeh sendiri.

Tak ingin semakin menggila karena bicara dengan pantulan wajah sendiri. Luna segera meraih sikat giginya. Setelah selesai ia melepaskan pakaian tidur dan melangkah cepat menuju shower.

Begitulah perputaran Hidup Luna selama kurang lebih sembilan tahun belakangan, seperti robot yang bekerja tanpa henti. Saat ia merasa lelah dengan dunia, hanya dengan melihat foto kedua orangtuanya, ia bisa kembali bersemangat.

~

Hari ini Luna sampai melewatkan sarapan pagi, karena harus segera pergi ke rumah sakit. Ia tak henti-hentinya menatap angka yang ada di atas tombol lift. Rasanya ia ingin segera sampai di lantai dasar. Salahnya sendiri, kenapa memilih lantai tiga puluh sebagai tempat hunian.

3...2...1

Ting!

Pintu lift itu akhirnya terbuka, dengan langkah cepat Luna berjalan menuju pintu keluar. Tak lupa ia mengeluarkan kunci mobilnya dari dalam tas. Sesampainya di depan, ia tersenyum saat melihat seorang petugas keamanan yang membungkuk hormat kepadanya.

"Selamat pagi Dokter," sapa petugas keamanan itu.

"Selamat pagi pak, maaf saya buru-buru," ucap Luna lalu kembali melangkah menuju basement apartement.

Tak jauh dari sana. Seorang pria sedang berdiri, memandangi Luna yang melangkah memunggunginya, bergerak semakin menjauh dengan langkah terburu-buru. Ya, orang itu adalah Adrian. Ia sedang menunggu Joni untuk turun, namun indra pendengarannya tiba-tiba saja mendengar suara yang begitu tidak asing.

Saat ia berbalik, ia tidak sempat melihat wajah wanita itu. Ia hanya bisa melihat rambut panjang yang terurai ke belakang, postur tubuh tegap, begitu proposional sebagai seorang wanita. Namun bukan itu yang membuatnya terpana, tapi suara sang wanita yang mengingatkannya kepada seseorang.

Adrian berusaha menyingkirkan rasa penasaran dan kembali ke posisi sebelumnya. Adrian pikir ia hanya berhalusinasi karena tadi Joni membahas tentang sang mantan. Dengan kedua tangan yang masuk ke saku celana, ia menatap nanar ke arah depan. Lagi-lagi hati dan pikirannya menggila.

Selama sembilan tahun dan aku masih ingin bertanya, apa kamu baik-baik saja? Ya aku pasti sudah gila, batin Adrian.

Bersambung 💓

Jangan lupa tinggalkan like dan komen di setiap babnya ya readers. Silahkan tinggalkan hadiah dan vote agar author semakin semangat🙏😊

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Dasar anak MAMI(MANJA) 🙄🙄Hidup di bawah kendali ORTU..ckkk

2025-04-03

0

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

1 gedung apartemenkah mereka...semoga ktemu

2024-09-10

0

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

kapan Adrian & Luna ktm

2024-06-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 (Kisah yang tak sampai)
2 Bab.2 (Setelah apa yang telah terlewati)
3 Bab.3 (Apa kamu baik-baik saja?)
4 Bab.4 (Cara rakdir mempertemukan kembali)
5 Bab.05 (Long time no see)
6 Bab.6 (Sisa Rasa)
7 Bab.7 (Pemeran pengganti)
8 Bab.8 (Pertanyaan yang akhirnya tersampaikan)
9 Bab.9 (Aku tidak baik-baik saja)
10 Bab.10 (Melawan restu)
11 Bab.11 (Getaran yang sama)
12 Bab.12 (Cemburu)
13 Bab.13 (Tercengang)
14 Bab.14 (Penyesalan Adrian)
15 Bab.15 (Bersandarlah hanya kepada ku)
16 Bab.16 (Keinginan Mishel)
17 Bab.17 (Dilematika kehidupan)
18 Bab.18 (Sebuah awal)
19 Bab.19 (makan malam)
20 Bab.20 (Cemburu)
21 Bab.21 (Sejauh mana kamu bisa bertahan?)
22 Bab.22 (Khwatir)
23 Bab.23 ( I will always love you)
24 Bab.24 (Joni oh Joni)
25 Bab.25 (Apa kamu siap untuk pulang?)
26 Bab.26 (Antara mimpi dan cinta)
27 Bab.27 (Fist love)
28 Bab.28 (Selangkah lebih dekat)
29 Bab.29 (Mishel mengetahui semuanya)
30 Bab.30(Apa aku boleh mengalahkan mu?)
31 Bab.31 (Di mulai dengan menjadi teman)
32 Bab.32 (Keinginan yang terpendam)
33 Bab.33 (First Kiss)
34 Bab.34 (Hendry dan Adrian)
35 Bab.35 (Cemburu berat)
36 Bab.36 (Kedatangan Ibu)
37 Bab.37 (Hampir saja)
38 Bab.38 (Aku pria normal)
39 Bab.39 (Curhatan hati)
40 Bab.40 (Mishel mengetahui semuanya)
41 Bab.41 (Kisah hidup, tiga sahabat)
42 Bab.42 (Ayo kita mencoba satu kali lagi)
43 Bab.43 (Pacar Mishel, siapa?)
44 Bab.44 (Bertaut)
45 Bab.45 (Memberitahu hendry)
46 Bab.46 (Kejutan)
47 Bab.47 (Ulang Tahun yayasan part.1)
48 Bab.48 (Ulang tahun yayasan part.2)
49 Bab.49 (Ulang tahun perusahaan part.2)
50 Pengumuman.
51 Bab.50 (Tabu)
52 Bab.51 (Semua akan baik-baik saja)
53 Bab.52 (Ancaman)
54 Bab.53 (Permintaan Papa)
55 Bab.54 (Keputusan)
56 Bab.55 (Memberi restu)
57 Bab.56 (Ingin menikah lagi)
58 Bab.57 (Menahan diri)
59 Bab.58 (Ayo Pacaran!)
60 Bab.59 (Kembali lah pada ku lagi)
61 Bab.60 (Pulang bersama mu)
62 Bab.61 (Kisah nyata dan halusinasi)
63 Bab.62 (The last chapter)
64 After One Night Mistake
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab.1 (Kisah yang tak sampai)
2
Bab.2 (Setelah apa yang telah terlewati)
3
Bab.3 (Apa kamu baik-baik saja?)
4
Bab.4 (Cara rakdir mempertemukan kembali)
5
Bab.05 (Long time no see)
6
Bab.6 (Sisa Rasa)
7
Bab.7 (Pemeran pengganti)
8
Bab.8 (Pertanyaan yang akhirnya tersampaikan)
9
Bab.9 (Aku tidak baik-baik saja)
10
Bab.10 (Melawan restu)
11
Bab.11 (Getaran yang sama)
12
Bab.12 (Cemburu)
13
Bab.13 (Tercengang)
14
Bab.14 (Penyesalan Adrian)
15
Bab.15 (Bersandarlah hanya kepada ku)
16
Bab.16 (Keinginan Mishel)
17
Bab.17 (Dilematika kehidupan)
18
Bab.18 (Sebuah awal)
19
Bab.19 (makan malam)
20
Bab.20 (Cemburu)
21
Bab.21 (Sejauh mana kamu bisa bertahan?)
22
Bab.22 (Khwatir)
23
Bab.23 ( I will always love you)
24
Bab.24 (Joni oh Joni)
25
Bab.25 (Apa kamu siap untuk pulang?)
26
Bab.26 (Antara mimpi dan cinta)
27
Bab.27 (Fist love)
28
Bab.28 (Selangkah lebih dekat)
29
Bab.29 (Mishel mengetahui semuanya)
30
Bab.30(Apa aku boleh mengalahkan mu?)
31
Bab.31 (Di mulai dengan menjadi teman)
32
Bab.32 (Keinginan yang terpendam)
33
Bab.33 (First Kiss)
34
Bab.34 (Hendry dan Adrian)
35
Bab.35 (Cemburu berat)
36
Bab.36 (Kedatangan Ibu)
37
Bab.37 (Hampir saja)
38
Bab.38 (Aku pria normal)
39
Bab.39 (Curhatan hati)
40
Bab.40 (Mishel mengetahui semuanya)
41
Bab.41 (Kisah hidup, tiga sahabat)
42
Bab.42 (Ayo kita mencoba satu kali lagi)
43
Bab.43 (Pacar Mishel, siapa?)
44
Bab.44 (Bertaut)
45
Bab.45 (Memberitahu hendry)
46
Bab.46 (Kejutan)
47
Bab.47 (Ulang Tahun yayasan part.1)
48
Bab.48 (Ulang tahun yayasan part.2)
49
Bab.49 (Ulang tahun perusahaan part.2)
50
Pengumuman.
51
Bab.50 (Tabu)
52
Bab.51 (Semua akan baik-baik saja)
53
Bab.52 (Ancaman)
54
Bab.53 (Permintaan Papa)
55
Bab.54 (Keputusan)
56
Bab.55 (Memberi restu)
57
Bab.56 (Ingin menikah lagi)
58
Bab.57 (Menahan diri)
59
Bab.58 (Ayo Pacaran!)
60
Bab.59 (Kembali lah pada ku lagi)
61
Bab.60 (Pulang bersama mu)
62
Bab.61 (Kisah nyata dan halusinasi)
63
Bab.62 (The last chapter)
64
After One Night Mistake

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!