Bab 3 (Menyebalkan)

MOHON VOTE SEBELUM BACA

.

.

.

Suapan demi suapan di terima oleh anak perempuan cantik itu. Senyum lebar terlihat jelas. Sora Dirgantara lebih terlihat ceria dan hidup beberapa Minggu ini. Manik mata tajam masih memperhatikan wajah ceria sang putri yang duduk di samping kanan nya. Bersamaan dengan gadis remaja.

"Aku sudah kenyang Bi!" tutur Sora kala sendok berisi makanan di sodorkan padanya.

"Satu suap lagi saja." Pinta Aurora dengan wajah yang di buat seimut-imut mungkin.

Terdengar helaan napas terpaksa. Sora membuka mulutnya menerima suapan terakhir. Aurora tersenyum lalu mengusap sudut bibir Sora dengan Ibu jarinya. Gadis remaja itu terlihat begitu telaten mengurusi Sora. Dari mengurusi perlengkapan sekolah, memberikan makan, menemani kegiatan sehari-hari Sora. Dari pada terlihat seperti seorang remaja pada umumnya. Aurora lebih terlihat seperti seorang Ibu yang penuh perhatian dan kasih sayang.

"Rara! Antar kan Sora ke sekolah," titah Bara membuat Aurora dan Sora serentak menatap ke arah Bara.

"Aku yang akan mengantarkan nya ke sekolah," protes Aurora dengan nada tak suka.

"Tidak. Hari ini Rara akan mengantarkan Sora. Kau dan aku ada yang harus di bicarakan," tutur Bara menatap Aurora dengan manik mata tajam dan nada tegas.

"Apa yang harus kita bicarakan?" tanya Aurora tak suka.

"Bibi! Sudahlah. Aku akan berangkat dengan Pengasuh!" ujar Sora menengahi,"Daddy pasti memiliki hal penting yang ingin Dad bicarakan dengan Bibi," lanjut Sora pelan.

Aurora hanya mengangguk pelan. Sora mengecup pipi kanan Aurora sebelum mengecup pipi Bara. Anak perempuan itu melangkah di ikuti oleh pengasuhnya. Sedangkan Aurora menatap lambat makanan yang tidak ia sentuh. Dari awal makan ia hanya menyuapi Sora.

"Makanlah. Setelah itu temui aku di ruangan kerja," ujar Bara sebelum berdiri dari posisi duduknya.

Lelaki itu melangkah meninggalkan kan ruangan makan. Aurora menyandarkan tubuhnya senyaman mungkin di kursi kayu. Selama berada di rumah Bara. Gadis ini tak pernah banyak kata. Terkesan menghindar dari Bara.

Ia takut Bara akan bertanya sampai kapan ia akan berada di rumahnya. Dan tentang kuliah yang ia tinggalkan di Amerika. Jari jemari panjang nya mengetuk perlahan meja makan. Dahinya mengerut halus, ia harus menyiapkan banyak jawaban untuk setiap pertanyaan yang akan di lemparkan oleh Mantan kakak Ipar nya itu. Dan mengeluarkan banyak ide hanya untuk bisa bertahan di sisi Sora. Anak itu harus selalu bersamanya apapun yang terjadi. Ia harus menjaga Sora dengan sangat baik.

Menganti kan figur Ibu untuk Sora. Meski rasanya akan berbeda. Namun setidaknya ia benar-benar tulus. Sangat tulus pada Sora. Jika para wanita di luar sana mendekati Sora untuk bisa bersama dengan Bara Dirgantara. Maka Aurora malah mendekati Bara hanya untuk bisa mendapatkan Sora. Hanya agar ia bisa bersama Sora.

"Jika tidak bisa menanganinya. Aku terpaksa melakukan rencana cadangan," menolog nya.

****

TOK !

TOK !

TOK !

"Masuk!" seru Bara dengan lantang.

Bunyi decitan pintu kayu mengalun secara perlahan. Gadis remaja bermata bulat itu masuk ke dalam ruangan. Bara Dirgantara, lelaki itu duduk dengan santai di kursi menatap Aurora dengan pandangan tajam nya.

Gadis  itu menutup perlahan pintu ruangan. Membalik tubuh nya menghadap Bara. Gadis itu tersenyum lembut. Melangkah anggun mendekati Bara. Manik mata tajam itu masih menatap gerak gerik Aurora. Gadis itu duduk di Sofa tanpa di minta oleh sang tuan rumah. Tersenyum sangat manis, kelewatan manis malah di depan Bara.

"Ada apa Kakak Ipar memanggil ku ke sini?" tanya Aurora dengan nada pelan.

"Berapa lama kau akan terus di sini?" tanya Bara dengan nada datar.

Benar bukan? Itu pertanyaan dari lelaki di depan nya ini. Aurora memasang senyum sebelum menjawab pertanyaan Bara.

"Aku akan di sini cukup lama Kak," jawab Aurora.

Bara menyandarkan punggung kokoh nya di kursi menatap adik dari istri nya itu dengan pandangan tak terbaca.

"Lalu bagaimana dengan kuliahmu?"

"Aku sudah mengurus surat pindah ke sini."

"Apakah Papamu setuju?"

"Tidak perlu persetujuan dari dia. Lagipula dia tak akan peduli mau aku tetap kuliah atau apapun itu," papar Aurora dengan nada tak suka.

Aurora selalu lost kontrol kala membicarakan sang Ayah. Awalnya ia berniat berbicara dengan nada manis dan juga selembut mungkin seperti gadis pada umumnya. Bukan gadis bar-bar yang begitu ganas. Sialan, sekali Bara Dirgantara mengungkit persetujuan dari Tuan Wijaya.

Bara melipat ke dua tangannya di depan dada. Menatap Aurora dengan intens. Ia tau jika Aurora Wijaya dan Rian Wijaya memiliki hubungan yang buruk. Tak jarang ke duanya sering berselisih kata dan bertengkar hebat. Aurora dengan emosi yang meledak-ledak. Dan Rian Wijaya dengan ke egoisan nya. Ayah dan anak sangat mirip. Sama-sama keras kepala. Itulah yang seringkali di keluhkan oleh Nana.

Istri nya selalu pusing menempatkan diri. Membela salah satu tidak akan berguna. Akan memperkeruh keadaan, hingga Nana akan memiliki menjadi penengah saja. Tidak membela sang Ayah ataupun sang adik.

"Bagaimana pun dia adalah Papamu. Kau tak ingin Kakakmu merasa sedih bukan? Karena biasanya dialah yang akan menjadi penyampaian pesan antara kau dan Ayah mertua. Tapi sekarang tidak ada Kakakmu lagi. Jadi dewasalah, Aurora Wijaya!" papar Bara dengan nada berat dan berwibawa. Ia ingin Aurora tidak kekanak-kanakan lagi.

Kepala Aurora berasap. Ia tak suka dengan orang yang memaksakan pendapat nya pada dirinya. Karena yang menjalani nya adalah dirinya. Orang lain tau apa? Kebencian seperti apa yang ia pikul.

"Ck! Ternyata, pikiran seorang Jendral besar sama saja," decis Aurora membuat dahi Bara mengerut.

"Apa maksudmu?"

"Tidak ada," balas Aurora ketus,"Aku akan di sini, jangan berharap aku akan pergi dari sini. Lagipula aku tidak akan menempel padamu. Kau bebas bekerja dan tidak pulang berhari-hari dan berbulan-bulan. Aku akan menjaga Sora dengan baik tanpa membebani mu. Jadi, Jendral Dirgantara anda tidak perlu merasa terganggu," lanjut nya dengan nada dingin.

"Berbicara dengan anak kecil memang sulit," cibir Bara.

Ke dua tangan Aurora mengepal.

Ia berdiri dari posisi duduk nya langsung melangkah mendekati Bara. Berdiri tepat di depan Bara dengan mata menajam.

"Tuan. Aku bukannya tidak dewasa. Orang tua saja yang pikirannya kolot seperti Anda tidak akan mengerti sudut pandang anak muda seperti ku," ujar Aurora dengan nada sinis.

"Apa?!!!" Teriak Bara keras. Lelaki itu sontak berdiri menatap marah Aurora.

"Kenapa?" tanya Aurora dengan nada remeh,"Jendral Dirgantara marah saat aku katakan tua dan kolot. Anda pikir hanya anda yang bisa memberikan sindirian menyebalkan itu," lanjut Aurora dengan nada menantang.

"Kau!" teriak Bara murka.

Daun telinga Aurora bergerak pelan. Ia merasa ada seseorang yang datang. Dan dapat ia mendengar suara tanya dari seseorang.

BRAK !

BRUK !

Pintu terbuka dengan keras bersamaan dengan kekurang ajaran Aurora. Gadis itu mendorong tubuh nya dan Bara ke tempat duduk lelaki itu. Posisi yang seksual yang akan membuat orang-orang salah paham.

Aurora menggakangi Bara. Gaun nya tersingkapnya cukup tinggi. Jangan lupakan wajah cantik itu bersembunyi di balik leher kokoh Bara. Ke dua tangan Aurora bekerja. Tangan kanan membuka kancing baju Bara dengan gerakan sigap dan tak terbaca. Sedangkan satu lagi menahan tengkuk Bara.

Dua wanita cantik di ambang pintu terpekik tertahan. Jangan tanyakan kondisi Bara! Lelaki itu syok, sungguh sangat. Gerakan Aurora benar-benar tidak bisa terbaca. Bara Dirgantara sangat hebat dalam merancang rencana dan membaca gerak lawan. Namun untuk ke dua kalinya ia terkecoh dengan gerakan Aurora. Gadis itu sudah dua kali membuat ia merasa tak berkutik.

"Oh! Ada Tante Jena dan Kakak Keyla!" sapa Aurora dengan nada di buat-buat syok.

Keyla mengerang marah. Sedangkan wanita tua itu menatap tak percaya. Sebelum Bara mendorong nya, Aurora lebih dahulu turun dari paha Bara. Kapten Dirgantara itu terlihat mengontrol ekspresi wajahnya. Diam-diam Aurora tersenyum menyeringai ke arah ke dua wanita di ambang pintu. Ibu tiri dan Kakak tirinya.

"Siapa bilang kalian akan mendapatkan Bara. Langkahi dulu mayat ku sebelum mau merebut dan membuat Sora ku menderita,"

Hati kecil Aurora bersorak kemenangan.

**TBC

Vote+ comen ..

Jangan lupa...🤣🤣🤣**

Terpopuler

Comments

Theodora Messakh

Theodora Messakh

Keren sekali Aurora, pepet terus sampe dapet daripada si nenek lampir Kayla yg deket...bakalan menderita si Sora

2023-05-02

0

Nizaam Adinda ilham

Nizaam Adinda ilham

gue suka gaya loh aurora

2022-08-30

0

~``Miss you

~``Miss you

kiyaaaa mataaap the best laah

2022-08-10

0

lihat semua
Episodes
1 Pengelan Cerita dan Visual Tokoh Novel
2 Bab 1 (Duka)
3 Bab 2 (Bukan Kamu!)
4 Bab 3 (Menyebalkan)
5 Bab 4 (Rencana untuk Bara)
6 Bab 5 (Kesempatan dan Kesepakatan)
7 Bab 6 (Pelatihan Gila!)
8 Bab 7 (Godaan Yang Gagal)
9 Bab 8 (Bertemu lagi dengan Dia!)
10 Bab 9 ( Pertanyaan Yang mendebarkan)
11 Bab 10 (Gaun pengantin)
12 Bab 11 (Paksaan Menikah)
13 Bab 12 (Bar-bar)
14 Bab 13 (Teror)
15 Bab 14 (Pembalasan Dendam Bara)
16 Bab 15 (Pesta Penutupan)
17 Bab 16 (Hari Pernikahan)
18 Bab 17 (After Wedding)
19 Bab 18 (Sweet Honeymoon)
20 Bab 19 (Mine)
21 Bab 20 (Mimpi Buruk)
22 Bab 21 (Bara mesum)
23 Bab 22 (Pertanyaan Yang Sulit)
24 Bab 23 (Cemburu karena nya!)
25 Bab 24 (Ketakutan Yang Tersembunyi)
26 Bab 25 (Persona)
27 Bab 26 (Rahasia Di Balik Rahasia)
28 Bab 27 (Kaulah Dunia Ku)
29 Bab 28 (Malam Itu......)
30 Bab 29 (Your are my Queen)
31 Bab 30 (Rahasia Yang Terkunci)
32 Bab 31 (Kepanikannya di Pagi Hari)
33 Bab 32 (Dia akan menjadi milik Ku!)
34 Bab 33 (Rahasia kematian)
35 Bab 34 (Peringatan)
36 Bab 35 (Sensitif)
37 36 (Dua garis merah)
38 Bab 37 (Ngidam)
39 Bab 38 (Misteri lama yang belum terpecahkan)
40 Bab 39 (Kotak Pandora yang terbuka)
41 Bab 40 (Kecewa)
42 Bab 41 (Rapuh)
43 Bab 42 (Kehancuran baru)
44 Bab 43 (Berita Buruk)
45 Bab 44 (Pertemuan Yang Mengharukan)
46 Bab 45 (Paket Teror)
47 Bab 46 (Tertangkap)
48 Bab 47 (Rahasia dan pertemuan)
49 Bab 48 (Hukuman mu)
50 Bab 49 (END)
51 Promosi Cerita Baru
52 Promosi
53 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Pengelan Cerita dan Visual Tokoh Novel
2
Bab 1 (Duka)
3
Bab 2 (Bukan Kamu!)
4
Bab 3 (Menyebalkan)
5
Bab 4 (Rencana untuk Bara)
6
Bab 5 (Kesempatan dan Kesepakatan)
7
Bab 6 (Pelatihan Gila!)
8
Bab 7 (Godaan Yang Gagal)
9
Bab 8 (Bertemu lagi dengan Dia!)
10
Bab 9 ( Pertanyaan Yang mendebarkan)
11
Bab 10 (Gaun pengantin)
12
Bab 11 (Paksaan Menikah)
13
Bab 12 (Bar-bar)
14
Bab 13 (Teror)
15
Bab 14 (Pembalasan Dendam Bara)
16
Bab 15 (Pesta Penutupan)
17
Bab 16 (Hari Pernikahan)
18
Bab 17 (After Wedding)
19
Bab 18 (Sweet Honeymoon)
20
Bab 19 (Mine)
21
Bab 20 (Mimpi Buruk)
22
Bab 21 (Bara mesum)
23
Bab 22 (Pertanyaan Yang Sulit)
24
Bab 23 (Cemburu karena nya!)
25
Bab 24 (Ketakutan Yang Tersembunyi)
26
Bab 25 (Persona)
27
Bab 26 (Rahasia Di Balik Rahasia)
28
Bab 27 (Kaulah Dunia Ku)
29
Bab 28 (Malam Itu......)
30
Bab 29 (Your are my Queen)
31
Bab 30 (Rahasia Yang Terkunci)
32
Bab 31 (Kepanikannya di Pagi Hari)
33
Bab 32 (Dia akan menjadi milik Ku!)
34
Bab 33 (Rahasia kematian)
35
Bab 34 (Peringatan)
36
Bab 35 (Sensitif)
37
36 (Dua garis merah)
38
Bab 37 (Ngidam)
39
Bab 38 (Misteri lama yang belum terpecahkan)
40
Bab 39 (Kotak Pandora yang terbuka)
41
Bab 40 (Kecewa)
42
Bab 41 (Rapuh)
43
Bab 42 (Kehancuran baru)
44
Bab 43 (Berita Buruk)
45
Bab 44 (Pertemuan Yang Mengharukan)
46
Bab 45 (Paket Teror)
47
Bab 46 (Tertangkap)
48
Bab 47 (Rahasia dan pertemuan)
49
Bab 48 (Hukuman mu)
50
Bab 49 (END)
51
Promosi Cerita Baru
52
Promosi
53
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!