SEBELUM BACA
HARAP VOTE TERLEBIH DAHULU !
Agar Author nya semangat, ngegas 🤭🤣
.
.
.
Jari telunjuk yang terus menerus di ketuk kan di atas meja dan lipatan halus di dahi membuat gadis remaja itu terlihat begitu gemas. Ke dua daun telinga nya bertengger dua earphone. Sedangkan di layar Laptop terlihat lelaki bermata biru laut menatap wajah cantik teman satu group nya itu.
"Kau mau apakan dia?" tanya lelaki di seberang sana.
Aurora mengangkat ke dua bahunya acuh sebelum melipat ke dua tangan nya di bawah dada. Jika boleh berkata jujur, Aurora benci mengakui jika ia telah keterlaluan membuat sang Jenderal galak itu mendepak dirinya dari rumah mewah lelaki Dirgantara itu. Hanya karena gadis ini melakukan tindakan kurang ajar bin memalukan. Bagaimana tidak? Ia melakukannya hal yang dapat mencoreng reputasi Bara. Di depan Ibu tiri nya, gadis remaja ini berani-beraninya melecehkan seorang Jenderal tinggi.
Kegilaan yang di lakukan Aurora tidak begitu menyulitkan nya. Bara hanya mengusirnya dari rumah besar miliknya. Mau tidak mau, gadis cantik ini keluar dari rumah. Meski engan.
Jika itu terjadi. Mau di taruh di mana wajah cantik gadis bermata bulan penuh ini?! Sungguh memalukan.
"Menurut mu aku harus apakan dia?" gadis itu malah balik bertanya.
Lelaki di seberang sana terlihat mengusap dagu runcing nya. Tersenyum mesum membuat bulu tubuh gadis ini berdiri ngeri. Jika sudah tersenyum seperti itu. Maka laju kata yang akan meluncurkan akan membuat Aurora pening.
"Jangan mesum! Ini Indonesia bukan Amerika!"
Sontak saja senyum mesum lelaki tampan itu memudar. Ah! Aurora Wijaya benar-benar gadis yang cerdik. Hingga mampu membaca otak kotornya.
"Aku menyerahkan kawan! Kau tau bukan. Otakku hanya ada rencana kotor!"
Aurora terkekeh pelan. Sungguh lucu, bergaul bertahun-tahun dengan Leo membuat Aurora dengan sangat mudah hapal gerak gerik. Bahkan seluruh pikiran lelaki itu sangat mudah ia baca.
"Ah! Sayang sekali. Padahal jika kau bisa memberikan ide yang bagus. Atau bahkan berbaik hati membantu ku, diriku yang cantik ini akan memberikan hadiah besar padamu kawan," seru Aurora dengan nada yang mampu membuat lelaki di layar langsung duduk dengan tegap.
"Hei! Aku punya banyak rencana bagus kawan. Jadi jangan khawatir tidak ada yang tidak bisa aku bantu." Tutur Leo dengan kedipan maut pada Aurora.
"Katakan! Bagaimana cara nya agar aku bisa kembali ke rumah itu lagi tanpa harus membuang harga diriku," tanya Aurora dengan nada antusias.
Aurora Wijaya tidak bisa kalah begitu saja. Di usir dan kembali dengan mengemis bukanlah gayanya. Ia harus membuat Bara sendiri yang mengemis padanya untuk kembali kerumahnya. Dan meminta maaf agar Aurora kembali tanpa menjatuhkan harga dirinya yang begitu besar itu.
"100 Diamond. Berikan aku seratus Diamond, apa kau setuju?"
"Kau mau membunuhku dengan harga mencekik Leo!"
"Tidak ada tawar menawar, girl!"
Aurora diam. Seratus Diamond Game bukanlah harga yang murah. Sedangkan saat ini dia hanya memegang uang dua juta. Harga seratus Diamond adalah tiga juta rupiah. Bibir bawahnya di gigit pelan, manik mata hitam legamnya menatap penuh harap agar sang teman gilanya itu mau menurunkan harga.
Sayang sekali. Leo tak berubah masih sama saja. Keras dan tak pernah goyah jika masalah harga untuk bisa bermain Game online kesukaan nya. Namun itu terlalu mahal untuk Aurora saat ini.
"Leo!" Cicit Aurora dengan wajah memelas.
"Tidak bisa girl. Jika kau tak bisa membayarnya. Ide brilian ini tidak akan bisa kau dapat kan. Kau tau satu kali lempar kau dapat menjatuhkan dua burung sekaligus." Ujar Leo menyakinkan temannya itu. Jika ide yang ia miliki mampu memberikan banyak manfaat.
"Ok!" seru Aurora pada akhirnya,"Tapi bisakah aku mencicil nya. Aku hanya punya dua juta saja saat ini. Jika aku berikan pada mu aku tidak akan makan sebelum bisa balik ke rumah mewah itu Kawan! Dan apa kau tak kasihan pada gadis lemah ini?" lanjut Aurora mencoba membujuk Leo.
Lama diam. Lelaki itu menimbang-nimbang, apakah ia akan memberikan Aurora keringan.
"Baiklah! Kau bisa mencicilnya. Namun akan menjadi lebih mahal. Kau setuju?" Tanya Leo memastikan dengan senyum evil khasnya.
"Oke!"
Ke duanya tersenyum iblis. Mempunyai teman yang brengsek memang akan membuat kita menjadi sama dengan mereka. Karena kulit di tentu kan dengan tempat yang di tinggali. Dan Aurora! Gadis ini sudah pernah tinggal di semua lingkungan. Hingga menjadi gadis bar-bar.
***
"Aurora!" Seruan dan lambaian tangan mengalihkan pandangan gadis yang di panggil.
Gadis remaja itu terlihat begitu anggun. Tidak ada kesan bar-bar kala ia menjelma menjadi gadis yang berpendidikan. Aurora melangkah lebar. Menunduk pelan pada wanita dan pria paruh baya yang telah sampai lebih dulu dari pada dirinya.
"Ayo, duduk Nak!" seru Tuan Dirgantara berwibawa.
Aurora tersenyum lembut. Menarik kursi kayu duduk dengan anggun. Meski menyebalkan, ia harus tetap melakukan nya. Ia tau tata Krama yang baik sebagai seorang Putri dari seorang Jenderal besar Indonesia. Tata Krama yang telah ia buang terpaksa ia pungut kembali. Hanya untuk menjaga apa yang di anggap penting baginya.
"Bibi dan Paman sudah memesan makan untuk mu. Kau masih suka dengan makanan Indonesia kan?" tanya Susi dengan nada lembut penuh ke Ibuan.
"Ya, Bi! Aku masih menyukainya. Maaf baru bisa bertemu dengan Bibi dan Paman hari ini. Dan maaf atas ke gilaanku beberapa bulan yang lalu," papar Aurora dengan nada lembut bahkan ia menyelipkan nada tak enak hati.
Telapak tangan lembut menyentuh punggung tangannya. Aurora menegadah menatap wajah Susi. Wajah dari Ibu lelaki menyebalkan bagi Aurora.
"Tidak masalah Nak. Lagipula, siapa yang tidak gila di saat kehilangan orang yang kita sayangi," ujar Susi memaklumi kelakuan bar-bar Aurora,"Lagipula Bibi sudah menyaksikan pertumbuhan mu dari kecil sampai sekarang sayang. Jadi Bibi tentu tidak akan salah paham padamu," lanjut nya.
Aurora mengulas senyum lembut. Manik mata hitam tajam miliknya menyeduh. Ia bahkan menunduk pelan. Seakan merasakan perasaan yang begitu menyedihkan. Menarik simpati dua orang di depannya.
"Maaf Bi!" seru Aurora lembut,"Sekali lagi maaf," lanjut nya dengan nada yang pecah.
Susi menggeleng pelan."Tidak sayang. Kau tak salah, Bibi dan Paman akan membantu mu. Katakan saja jika kau mempunyai kesulitan." Ujar Susi mengusap pelan punggung tangan Aurora.
Kepala Aurora mengangguk yakin. Diam-diam ia tersenyum tipis, ia berhasil menjalankan rencana pertama. Sebelum rencana berikut nya di laksanakan.
***
"Tidak Ma! Pa! Aku tidak bisa!" tolak Bara keras. Membuat ke dua orang tuanya mendesah kecil.
"Sayang. Kau tau bukan jika Sora butuh figur Ibu agar bisa tumbuh dengan baik. Aurora bisa memberikan nya. Lagipula Aurora adalah adik kandung dari Nana. Ia akan mencintai Sora sepenuh hati. Berbeda dengan Keyla. Dia tidak akan bisa seperti itu pada Sora. Tanpa maksud lain," papar Susi penuh harap.
Bara mengusap kasar wajah tampan nya. Manik mata elang nya terlihat tak suka. Tuan Besar Dirgantara hanya diam tak masuk dalam pembicaraan Ibu dan anak itu. Lelaki tua itu tak tau harus bagaimana. Karena hidup yang di jalani oleh sang Putra adalah hak penuh Bara. Yahya Dirgantara, sangat perduli dengan sang cucu. Namun di sisi lain ia juga peduli dengan putarannya. Keputusan putranya. Beda dengan Susi, wanita itu selalu memakai hati dalam banyak hal.
"Aku tidak akan menikahi Keyla! Jika itu yang Mama khawatir kan!" ulas Bara mencoba agar sang Ibu mengerti.
Susi mengigit bibirnya pelan. Ah! Lihatlah! Wanita memang penuh dengan drama. Bara yakin, jika wanita yang melahirkan nya ini akan menangis. Seperti dulu saat ke inginan nya di tolak.
"Kau mau menjadi Duda selama hidupmu?" tanya Susi dengan nada bergetar.
"Ma!" keluh Bara mulai kehabisan stok kesabaran.
"Susi!" kini giliran sang suami yang menegur.
Bara berdiri dari posisi duduk nya. Melangkah keluar dari ruangan kerja sang Ayah. Ia membuka pintu dengan kasar. Dan menutup nya dengan kasar. Merasa seseorang yang berdiri di jendela beberapa langkah dari posisi ia berdiri Bara menoleh menatap garang gadis cantik yang berdiri di daun jendela.
Yang di tatap bukan nya takut. Malah tersenyum lebar tanpa dosa. Ah! Makan apa, Ibu gadis ini hingga begitu menyebalkan bagi Bara.
"Kau!" Geram Bara menunjuk Aurora.
Bara mendapatkan satu kali kedipan mata dan Fly Kiss dari Aurora. Wah!!! Sungguh Bara tak habis pikir.
Bukan takut malah menggoda. Sial sekali. Bara membalikkan tubuhnya dengan kemarahan yang sudah sampai di ubun-ubun. Aurora malah terkekeh penuh kemenangan.
"Selangkah lagi. Kau akan berdiri bersamaku di atas altar, Jenderal tampan," tutur Aurora sebelum senyum aneh mengembangkan di wajah cantik nya.
TBC
Mohon Vote dan komentarnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Sri Rahayu
seorang jendral besar butuh juga figur istri yg bar bar buat berhadapan dengan musuh yg penuh intrik ,bisa bertanding dengan musuh baik fisik maupun psikis harus tegas dan kuat
2022-06-03
0
Ida Lailamajenun
gass pooll Aurora 💪💪😂😂
2022-04-14
1
Abahgaul
ceritanya bikin penasaran dan dedegaaaan jadi terasa aa flaaaas
2022-04-12
1