Nila baru pulang dari kerjanya, tiba di depan rumah dia melihat ada tiga orang laki-laki yang sedang menunggunya. Dia heran siapa ketiga laki-laki itu yang mondar-mandir di depan rumahnya. Wajah mereka sangat menyeramkan, seperti penagih hutang pikir Nila.
Dia kemudian terus melangkah perlahan untuk masuk ke dalam rumahnya. Dan benar saja, dia di tahan dan di tarik lengan kanannya oleh salah satu laki-laki tersebut.
"Kamu anaknya pak Sudrajat kan?" tanya laki-laki yang masih menarik lengannya dengan kuat.
"Kenapa memangnya kalau saya anak pak Sudrajat? Ayah saya punya salah apa?" tanya Nola sedikit meninggi karena dia heran ada apa dengan mereka dengan ayahnya yang sudah tiada.
Nila meringis kesakitan, dia menarik lengannya yang di pegang kuat oleh laki-laki tadi. Satu orang maju menghampiri Nila.
"Ayahmu punya hutang sama bos kami!" ucap laki-laki yang maju ke arahnya sambil melotot.
Nila ngeri melihat mata yang hampir keluar itu. Dia mundur ke belakang karena nafas laki-laki itu hampir menimpa wajahnya dan bau aroma tidak sedap.
"Memang almarhum ayah saya punya hutang berapa?"tanya Nila.
"Dia punya hutang jutaan rupiah. Jadi kapan kamu mau membayar hutang ayahmu hah?!"teriak laki-laki yang melotot itu.
"Tapi ayah saya sudah meninggal,jadi sudah tidak ada sangkutannya lagi."ucap Nila lagi.
"Kata siapa? Ada kamu yang harus melunasi hutangnya?"
"Ya sudah,berapa hutang ayah saya. Saya akan cicil setiap bulan."
"Sembilan puluh juta, itu belum bunganya. Dan kamu akan membayarnya secepatnya."kata laki-laki tadi.
"Iya,besok saya gajian. Jadi saya besok mulai mencicil hutangnya."kata Nila memberi solusi.
"Baik,kami akan datang lagi kemari. Awas kamu jangan coba-coba berbohong!"
Setelah berbicara seperti itu pada Nila, ketiga orang tersebut pergi. tapi salah satu dari mereka menengok ke arah Nila yang masih syok dengan kedatangan mereka.
Huft.
Lega Nila dengan kepergian mereka, dia kemudian masuk ke dalam rumahnya. Hari sudah sangat sore, dia memang pulang lebih cepat karena hari ini dia tidak enak badan. Andika sang bos juga membolehkan Nila pulang cepat yang biasanya pulang jam sembilan malam sesuai jam tutup restoran.
_
Dan benar saja, Nila dapat gajian dia langsung membayar sebagian besar uang gajinya. Tapi si penagih hutang itu kembali mengancam agar secepatnya melunasinya, karena bos mereka menginginkan cepat di lunasi.
Bagaimana mau cepat di lunasi, sedangkan uang yang Nila dapat hanya dari gaji di restorannya saja. Tidak ada tambahan lain lagi,dia juga bingung. Baru saja minggu kemain setelah dapat gaji ketiga deptcolektor itu datang lagi ke rumah untuk menagih hutang.
"Pak,saya kan sudah bilang saya bayar hutang kalau dapat gajian. Baru juga minggu kemarin saya dapat gajian dan audah saya bayarkan, kok sekarang sudah nagih lagi sih."ucap Nila kesal pada ketiga laki-laki tersebut.
"Heh! Utang ayahmu itu belum seberapa dengan gaji yang kemarin kamu bayar. Kemarin hanya bayar bunganya saja,jadi kapan kamu mau bayar lagi hah?"
" Ya nanti pak, bulan depan. Kan saya gajian bulan depan, pasti saya bayar."
"Kalau nunggu bulan depan kelamaan. Atau kamu gadaikan saja surat-surat rumah untuk membayar hutang ayahmu."
"Nanti saya mau tinggal di mana?"tanya Nila bingung.
Dia sebenarnya risih harus di tagih terus. Dia sudah mengirit pengeluarana untuk bayar hutang dengan kebutuhannya sehari-hari.
"Kami tidak mau tahu, yang jelas kamu secepatnya membayar hutangnya minggu depan. Kalau tidak, rumah ini kami sita."ancam mereka.
Nila diam,dia bingung dan pusing. Kenapa ayahnya bisa punya hutang begitu banyak, buat apa hutang uang banyak seperti itu. Apakah ayahnya dulu pernah bermain judi?
Tapi setahu Nila ayahnya tidak pernah pergi keluar kalau malam hari. Atau jangan-jangan waktu Nila sekolah dan biaya untuk bayar sekolah dari hutang ke renternir itu.
Nila semakin pusing,dia tidak tahu harus bagaimana dengan membayar hutang tersebut.
Lalu ketiga laki-laki debtcolektor tersebut pulang, mereka mengancam akan balik lagi jika belum ada kepastian kapan bisa bayar hutangnya lagi.
Setelah mereka pergi,tetangga sebelah rumah Nila menghampiri Nila yang masih kebingungan.
"Nila, mereka debtcolektor ya?"tanya tetangga Nila itu.
"Iya bu, mereka menagih hutang ayah. Aku tidak tahu kalau ayah punya hutang pada renternir itu."jawab Nila,dia sedih dan bingung.
"Sabar ya Nila, kalau debtcolektor tuh memang seperti itu. Nakut-nakutin aja bisanya, nanti juga berhenti sendiri."
"Mau berhenti bagaimana bu, lha wong hutangnya banyak banget. Mereka pasti nagih lagi,mana uang aku sudah habis."ucap Nila sedih.
Dia pusing, untuk makan sehari-hari saja harus di cukup-cukupi. Untunngnya dia punya sepeda yang bisa membawanya pergi ke restoran,walau dia harus mengayuh sepeda sejauh tiga kilo meter dari rumah ke restoran.
Sebelum dia di tagih bayar hutang oleh renternir itu, setiap hari dia berangkat naik angkot jika pergi kerja. Tapi sekarang harus bersepeda pulang dan pergi ke tempat kerja.
Kadang teman-temannya menawarkan untuk bonceng di motornya, tapi Nila sering menolaknya karena dia sendiri bingung nanti berangkat kerja harus pakai apa esok harinya.
_
Sore ini Nila mendapat jadwal sift sampai malam,dia berangkat dari jam sebelas siang tadi. Jadi di rumah sebelum berangkat bisa membuat kue-kue untuk di titipkan di warung makanan di warung tetangga.
Lumayan buat menambah uang makannya dan bisa di sisihkan sedikit untuk menambah cicilan hutang walau tidak seberapa.
Hutang sembilan puluh juta,dari mana dia dapat uang sebanyak itu. Bayar cicilan baru satu kali, dan itu pun tidak banyak. Sampai kapan akan lunas?
Mungkinkah akan datang keajaiban ada orang yang mau melunasi hutangnya. Tapi siapa orangnya yang mau, kalaupun mau pasti minta imbalan tidaklah mudah untuk dia berikan.
"Tak apalah jika ada yang mau bayarin hutang ayah , asal tidak minta yang berlebihan. Mau bekerja jadi pembantu sekalipun tidak apa."gumam Nila.
Entah apa yang dia keluhkan, tapi barangkali mungkin Tuhan mendengar ucapan dia.
Di tengah lamunannya, Nila mendengar ada orang-orang yang berteriak memanggil namanya dengan keras. Hingga semua yang ada di depan parkiran restoran melihat aneh tiga orang yang memanggil Nila dengan lantang.
Melina memghampiri Nila yang sedang mencuci piring.
"Nila, itu ada orang yang manggil kamu di depan."kata Melina.
"Siapa?"tanya Nila heran.
"Ngga tahu,mereka teriak-teriak panggil nama kamu dan mereka bilang kamu harus bayar hutang. Memang kamu punya hutang sama mereka?"tanya Melina aneh.
"Mereka bertiga?"
"Iya,dan mereka teriak-teriak panggil kamu suruh bayar hutang. Kamu punya hutang apa?" Melina mengulang pertanyaannya lagi.
Tanpa menjawab pertanyaan Melina, Nila keluar dari pintu belakang menuju parkiran menemui ketiga debtcolektor itu. Dia berjalan cepat menghampiri ketiganya.
"Pak,kenapa kalian ke restoran?"tanya Nila yang heran kenapa mereka tahu tempat kerjanya.
"Kamu sudah janji mau bayar hutang sekarang. Jadi kami datang untuk menagihnya. Cepat kamu bayar!"kata laki-laki tersebut dengan keras.
"Kan saya bilang itu tiga hari lagi."ucap Nila agak berbisik, dia takut banyak yang tahu apa lagi teman-temannya juga pak Andika.
Dia akan sangat malu, benar-benar debtcolektor itu membuat Nila tambah pusing.
"Kamu janji hari ini, makanya janji harus di tepati."
"Bapak yang harus tepat waktu,saya janji itu tiga hari lagi. Kenapa bapak datang lagi, apa lagi datang kesini."
"Orang miskin seperti kamu biasanya hanya mencari alasan saja kalau mau bayar hutang, jadi kami datang ke tempat kerjamu. Bila perlu kami akan lapor ke bosmu kalau kamu tidak bisa bayar hutang!"
"Tidak ada urusannya dengan bos saya. Sebaiknya bapak-bapak pergi saja, tidak akan ada hasilnya. Uang saya belum cukup,tunggu tiga hari lagi."Nila memohon pada mereka.
"Kamu bisa membayar secara lunas dengan menjual tubuhmu pada juragan kami."ucap laki-laki berkumis yang sejak pertama bertemu selalu memperhatikan Nila dengan mata nakalnya.
"Saya bukan pelacur ya,bapak jangan sembarangan kalau bicara."kini suara Nila meninggi.
Dia sungguh di rendahkan oleh para debtcolektor tersebut. Dan lihatlah,teman satunya lagi juga tertawa sinis. Lalu dia mendekat pada Nila,Nila mundur. Dia melihat sekeliling dan ternyata sudah banyak yang datang melihat perdebatan Nila dan para debtcolektor itu.
"Kamu bisa melunasi dengan tubuhmu, juragan kami akan senang."
"Udah bawa aja gadis itu. Lumayan nanti setelah juragan selesai,bisa buat kita. Hahaha..."
"Nila."panggil Melina sambil berlari.
Dia mendekat pada Nila yang sedang ketakutan karena laki-laki yang berkumis tebal itu mendekat.
Melina mendekap tubuh Nila,tapi dia di dorong oleh laki-laki berkumis tebal.
Dan satu mobil masuk ke area parkiran,orang di dalam mobil itu melihat kejadian tersebut. Dia menghentikan mobilnya dan langsung turun menghampiri orang-orang itu.
Sebelum Nila di tarik oleh mereka, tangan laki-laki itu menepis tangan laki-laki berkumis dan menepisnya kasar.
"Jangan kasar sama perempuan!"
_
_
_
*********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
penolong buat Nila....sabar Nila
2024-03-02
1
Mbah Edhok
semoga ada yang menolong
2022-10-31
0
zahra
hai kak. aku mampir nihhh
semangat berkarya. mari saling mendukung yuk kak
2021-12-26
0