Sepanjang jalan menuju kantor Julian memikirkan apa yang di katakan Andika. Apa sebaiknya dia menerima ide itu ya,pkirnya.
Telepon Julian berbunyi,dia lalu mengangkat teleponnya.
"Ya Jhon,ada apa?"tanya Julian.
"Tuan ada tamu di kantor menunggu anda."kata sekretaris Jhon.
"Iya,saya sedang di jalan.Kamu temani dia."kata Julian lagi.
Julianpun melajukan mobilnya dengan cepat,karena di kantor dia sedang di tunggu tamu yang memang sejak dulu di tunggunya.
Sampai di kantor Julian langsung menuju ruangan di mana dia biasa bekerja. Dia berjalan cepat dan sering melirik jam di tangannya. Masuk ke dalam lift dan menutupnya,tak sabar dia menunggu lift itu sampai di lantai delapan di mana kantornya berada.
Dan tiga puluh detik,Julian sampai juga di lantai delapan. Dia membuka pintu lift dan segera menuju ruangan yang berada di ujung gedung itu.
Dia langsung membuka dengan cepat sehingga orang yang di dalam menjadi kaget. Nafas Julian memburu karena dia tadi berlarian menuju ruangannya.
"Tuan Julian apa kabar?"kata orang yang berpakaian rapi itu menyalami Julian.
"Baik,silakan duduk kembali pak detektif."kata Julian.
Lalu detektif itu pun kembali duduk. Dia kemudian mengeluarkan sebuah poto dari amplop besar warna cokelat dan di serahkan pada Julian.
Julian menerima poto itu,dia melihat seorang wanita yang sedang duduk sambil membawa gelas dan di sampingnya ada lelaki yang memegang pinggangnya.
Di poto itu wanita tersebut sangat bahagia berada di pelukan laki-laki di sebelahnya yang sedang memeluknya.
Mata Julian panas,hatinya membara karena marah dan cemburu jadi satu. Dia meremas poto itu dengan kuat sehingga poto itu jadi berbentuk bola tak beraturan.
"Terima kasih pak detektif,kerja anda sangat bagus. Nanti saya transfer uang bayaran anda."kata Julian yang masih di liputi rasa gelisah.
"Apakah tuan tidak mau meneruskan mencari informasi lain tentang wanita dan laki-laki itu?"tanya detektif.
"Tidak nanti saja,kalaupun saya butuh saya akan memanggil anda dan menyelidiki mereka."kata Julian
Dia rasa cukup informasinya mengenai kecurigaannya pada istrinya yang selingkuh. Jika seperti ini,dia akan menerima ide Andika untuk membuat kesepakatan dengan gadis pelayan restoran itu.
Lagi pula sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. Dia membantu gadis itu dan gadis itu akan membantunya kelak.
Baiklah,dia akan menghubungi Andika nanti.
_
Nila sedang duduk termenung di sudut kursi dapur. Dia sedang bingung,tadi pagi dia di datangi lagi oleh debtcolektor itu,meminta pelunasan hutang ayahnya.
Dia tidak bisa membayarnya dalam waktu dekat. Baru dua cicilan dia bayarkan,tapi itu juga hanya bunganya saja kata penagih hutang itu. Makin di undur bayarnya makin besar bunga hutangnya. Lalu dia harus apa dan harus bagaimana.
Mereka mengancam akan mengambil paksa sertifikat rumah yang harganya juga di bawah sembilan puluh juta,hanya menutup sebagian saja. Belum bayar bunganya yang setiap hari membengkak. Entah berapa besar bunganya.
Nila jadi pusing memikirkannya,dia menghembuskan nafas panjang membuang beban berat di hatinya. Namun tetap saja di hatinya belum juga keluar segala yang memberatkan pikirannya.
"Nila,kamu di panggil pak Andika tuh."kata Rania yang mendekat padanya.
Nila mengernyitkan dahi,apa dia berbuat salah lagi?
"Hei,cepat kesana. Pak Andikan menunggu kamu,katanya ada yang penting."kata Rania lagi.
"Oh ya,apakah aku punya kesalahan?"tanya Nila pada Rania.
"Ya sebaiknya kamu tanyakan nanti sama pak Andika,aku tidak tahu tentang itu."kata Rania.
Nila akhirnya pergi menuju ruangan Andika,dia menghela nafas panjang sebelum mengetuk pintu.
Tok tok tok
"Masuk."sahutan dari dalam.
Nila pun mendorong pelan pintu itu dan masuk ke dalam. Dia melihat Andika yang sedang mengobrol dengan seseorang. Nila ingat,seorang laki-laki yang dulu bertemu di restoran sedang bersama Andika. Apakah dia teman pak Andika?pikir Nila dalam hati. Ah ya,dia pak Julian sahabat pak Andika.
"Silakan duduk Nila."kata Andika.
Nila pun duduk di kursi sambil tertunduk. Dia heran Julian duduk dengan Andika ikut melihatnya.
"Nila,seperti ceritamu dulu tentang penagih hutang itu. Apakah mereka masih menagihnya?"tanya Andika.
"Iya pak."jawab Nila singkat.
"Berapa hutang ayahmu itu pada renternir itu?"tanya Andika lagi.
"Sembilan puluh juta pak,itu belum bunganya kata mereka."jawab Nila lagi.
Andika menghela nafas panjang,dia kemudian melirik Julian yang sejak tadi diam mendengarkan penuturan Nila.
"Kamu sudah membayarnya?"
"Baru dua kali cicilan."
"Bisa ketutup hutangnya?"
Nila menggeleng,dia menunduk lagi. Ada rasa sedih dan malu kenapa masalah pribadinya di ketahui oleh bosnya itu.
"Nila,jika ada yang mau membantumu untuk melunasi hutang ayahmu bagaimana?"
Nila mendongak,menatap Andika yang sedang menatapnya balik. Apa yang dia dengar itu benar?
"Apa pak Andika tidak bohong"tanya Nila tidak percaya.
"Tidak."
"Tapi mana ada orang mau membantuku dengan suka rela tanpa imbalan."kata Nila lagi dengan wajah penuh curiga.
"Benar."
"Kalau saya harus menjual tubuhku,maaf saja pak Andika. Biar saya lunasi sendiri hutang ayah saya,permisi pak saya mau kerja lagi."kata Nila bangkit dari duduknya.
"Bagaimana kalau kita buat kesepakatan?"tanya Julian akhirnya.
Dia tidak sabar dengan basa basi Andika pada gadis itu. Nila berhenti,dia kini menatap Julian.
"Kesepakatan?"
"Ya,kita buat kesepakatan yang sama menguntungkan."kata Julian lagi.
Nila berpikir keras,apa maksud dari laki-laki itu.
"Saya tidak mengerti maksud anda pak."
"Nila,duduk lagi. Nanti saya jelaskan maksud dari Julian."kata Andika.
Nila pun menurut,dia juga ingin tahu maksud dari kesepakatan yang di ucapkan Julian.
"Nila,bukannya saya meremehkanmu tidak bisa membayar hutang itu. Tapi ini menurutku,sebaiknya kamu menerima kesepakatan yang Julian tawarkan. Dia akan membantu melunasi hutang ayahmu dan kamu akan membantunya juga. Bagaimana menurutmu?"tanya Andika.
Nila diam,dia berpikir apakah ini saatnya dia untuk menerima bantuan itu. Apakah ini juga doanya yang dia ucapkan dulu di kabulkan Tuhan,tapi dengan cara seperti ini?
"Lalu bantuan apa yang saya berikan pada pak Julian seandainya saya menerima kesepakatan itu?"tanya Nila pada Andika.
Dan ini yang di tunggu Julian dan Andika,mereka tersenyum tipis. Andika menoleh ke arah Julian,Julian pun mengangguk.
"Begini Nila,Julian akan melunasi hutangmu dan memberikan sesuatu hadiah lebih yang nanti di surat perjanjian itu ada hadiah yang bebas kamu minta di akhir perjanjian."
"Pak Andika bisa di perjelas lagi maksudnya apa. Saya harus membantu pak Julian untuk melakukan apa?"tanya Nila yang tidak sabar dengan ucapan Andika yang muter-muter sekitar kesepakatan.
"Menikahlah denganku."ucap Julian tegas.
Tentu saja Nila terkejut,apakah dia salah dengar?
"Menikah? Menikah dengan pak Julian?"tanya Nila meyakinkan dirinya.
"Ya,menikahlah dengan Julian,Nila. Nanti kesepakatan itu akan di buat jika kamu setuju menikah dengan Julian."
"Tapi saya dengar pak Julian sudah punya istri."
"Ya benar,dia sudah punya istri dan nanti kamu akan jadi istri kedua jika mau menerima tawaran ini."
"Pak Andika,saya bukan wanita yang mau menikah karena uang pak. Menjadi istri kedua itu sangat menyakitkan,saya tidak mau."ucap Nila menolak tegas.
"Kenyataannya kamu sedang butuh uang,jangan sok jual mahal."kata Julian,dia kesal dengan ucapan gadis itu.
Nila melirik tajam pada Julian,memang benar dia sedang butuh uang banyak. Tapi apakah harus dengan cara seperti ini,jadi istri kedua. Bagaimana nanti istri pertamanya tahu jika suaminya menikah lagi. Dia yang jadi istri kedua bagaimana nantinya.
"Julian,bisa lo tinggalkan kami berdua?"pinta Andika,dia kesal dengan sahabatnya yang selalu tidak sabar menghadapi orang seperti Nila.
Julian mendengus kasar,dia lalu meranjak pergi meninggalkan Andika dan Nila berbicara empat mata. Dia juga tahu kalau dirinya tidak sabaran.
"Nila,cobalah kamu pikirkan baik-baik. Kesepakatan ini menguntungkanmu dan juga Julian."kata Andika.
"Tapi kenapa pak Andika menawarkannya pada saya?"
"Karena kamu yang sedang butuh uang Nila. Saya kasihan sama kamu,tapi saya tidak bisa membantumu untuk melunasi hutang ayahmu. Jalan satu-satunya kamu menikah dengan Julian,dia juga butuh pertolongan."jelas Andika panjang lebar.
"Memang pak Julian butuh apa sehingga dia harus menikah lagi denganku?"
"Istrinya selingkuh,dia ingin membalas dendam pada istrinya dengan cara menikah lagi denganmu. Saya hanya membantu sahabat dan juga membantu karyawan saya Nila,yang sama-sama membutuhkan bantuanku ku pikir."
Nila diam,dia kembali mencerna ucapan Andika.
"Apakah saya boleh menunda jawabannya pak,saya ingin memikirkannya terlebih dahulu."kata Nila.
"Ya,kamu boleh memikirkannya dulu. Pikirkan hutang ayahmu dan juga keselamatanmu,karena saya dengar mereka akan membawamu pada bos renternir itu kan kalau tidak segera melunasi hutangnya."
Nila mengangguk,dia kembali menunduk dan kembali berpikir.
"Beri saya waktu dua hari pak,lusa nanti saya beri jawabannya."kata Nila.
"Ya ,silakan. Saya akan menunggu jawabanmu,dan saya yakin dengan jawabanmu kamu akan menerima tawaran itu."ucap Andika tersenyum.
Lalu Nila keluar dari ruangan Andika,sedangkan Andika dan Julian bernafas lega. Mereka yakin sekalu Nila akan memberi jawaban yang di tunggu-tunggunya.
_
_
_
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
terima saja Nila daripada hari² datang menagih....bahaya
2024-03-02
1
Nani Mardiani
aku hadir thor, semangattttt.
2023-02-22
0
Sandisalbiah
Nila pastinya dilema karena kedua opsi yg diberikan sama² memberatkan dan beresiko.. harus menghadapi depkoleptor apa menghadapi istri pertama dan cebiran sebagai pelakor tentunya jika dia memilih opsi kedua..
2022-11-13
0