Kemarahan pak Bram

Istri Kecil Tuan Muda

2

Ninda mengikuti langkah wanita yang ada di depan, "Kenapa jantungku berdebar-debar.

Ya Tuhan tolonglah aku. Aku takut sekali." Rintihan hati Nindi, dalam hatinya sangat gusar.

Setelah pintu terbuka, semua mata memandang ke arahnya, Nindi yang cantik jadi pusat perhatian. Nindi jadi salah tingkah. Belum sempat iya melihat suaminya.

Ayahnya sedang sekarat. Dokter yang di sana jadi kaget. Dan meminta semua yang ada untuk keluar. Namun Nindi di larang ayahnya keluar. Tangannya melambai memanggil Nindi.

Nindi dengan berlinang air mata dia pun mendekati ayahnya, , ia terus melihat ayahnya.

Dokter memanggil Nindi dan Faris. Permintaan ayahnya Nindi.Ayahnya memegang tangan Nindi dan juga Faris.

"Nak. Ja.... ga... Nin.......... di. " Ucapan ayah yang terakhir membuat Nindi terkejut, tangannya langsung terkulai. Dan melepaskan tangan mereka berdua.

Nindi histeris, dia memeluk tubuh ayahnya yang diam membisu tak bernyawa.

"Ayah......................... Jangan tinggalkan aku.....,

Aku tidak punya siapa-siapa lagi."

Nindi, Berteriak sekencang nya, yang membuat suasana mencekam dan memliki kan.

Viona mendekati Nindi dan memeluk nya, "Sayang.. Ada kami di sini. Kami keluarga mu nak, jangan sedih lagi. Ikhlaskan ayahmu, agar tenang di sana." mama mertuanya berusaha menghiburnya.

Namun.. Beda dengan Suaminya, ia pergi keluar, dia tidak memperdulikan Nindi yang sedang berduka.

Bram sang papa dari Faris sangat marah, dia pun keluar mengejar anaknya. " Faris! tunggu dulu! " Bram memegang tangan Faris dengan paksa.

"Ada apa pa, kan kewajiban ku sudah selesai, aku kan sudah menikahinya! Sesuai permintaan ayahnya, apalagi? " Faris bicara kesal pada papanya.

Bram memegang krah anaknya. " Apa kau bilang, sudah selesai. Ini baru permulaan. Sekarang kewajiban mu adalah mengurus pemakaman mertuamu, paham.! Bram bicara kasar pada Faris, yang membuat Faris bergidik, ia belum pernah melihat papanya semarah itu.

Ia pun dengan berat hati menyetujuinya. Ia menelpon orang kepercayaannya, " Victor... Tolong kamu siapkan pemakaman." Faris memutuskan telponnya. Yang membuat Bram geleng-geleng kepala.

" Sudah pa, semuanya pasti beres, aku... Ucapan Faris belum selesai sudah potong papanya.

" Sekarang kembali kedalam, dan jangan lupa urus Admin mertuamu. " Bram kembali masuk dengan langkah kecewa.

Dia salah mendidik anak, yang selau memberikan permintaan anaknya, tampa memikirkan akibatnya, sehingga anaknya selalu menggampangkan semua.

Sementara Nindi terus menangis, matanya sudah bengkak, hatinya hancur.. Karena tidak dapat menahan beban pikiran dan perasaannya, Nindi pun pingsan.

Untung di sebelah nya ada adik iparnya. Dan Viona mama mertuanya melihatnya langsung berteriak. Dan meminta Faris mengangkatnya ke kamar sebelah.

Awalnya Faris nggak mau, takut nanti papa nya marah lagi. Dia pun mengangkat tubuh Nindi, istrinya yang kecil itu.

Dengan enteng Faris membawa Nindi ke sebelah. Dia bicara dalam hatinya dengan sebel " Menyusahkan". Untung tidak di dengar mamanya mengikutinya, mamanya membawa kan Minyak Angin. Dan menggosok kan ke hidung Ninda.

Tak lama Nindi pun sadar, dia membuka matanya, " Sakit sekali kepala ku." Ucapnya lirih

Dan melihat sekelilingnya.

Waktu itulah dia melihat seorang laki-laki tampan duduk main HP, "apakah dia suamiku? " Tanya Nindi pelan.

Buk Viona yang di dekatnya pun menjawab, " Benar nak, dia suamimu Faris, Faris ke sini dulu." Mamanya memanggilnya.

Faris yang asyik melihat hp,tidak mendengar ucapan mamanya. Viona kesal. Dia menarik tangan anaknya. Dan merebut HP anaknya.

" Apalagi sih ma, ganggu aja, aku lagi... Viona memotong ucapan Faris. " Lagi apa! Kamu itu sudah punya tanggung jawab sekarang, dan jangan kau abaikan, mama ke sebelah dulu, jaga istrimu. " Perintah Viona tegas.

Faris bersungut-sungut setelah mamanya pergi. Ninda mengalihkan pandangannya keluar. Dia pun bangkit. Dia ingin melihat ayahnya. Dia tidak ingin melihat laki-laki yang bersamanya.

" Hai mau kemana, di sini saja, ayahmu sudah ada yang urus. " Faris menghalangi Nindi. Bukan karena kasihan, dia tidak ingin lagi orangtuanya menyalahkan nya lagi.

" Maaf mas. Aku ingin melihat ayahku. " Nindi berusaha berdiri dan melangkahkan kakinya.

Terpopuler

Comments

Hilman damara

Hilman damara

lanjutkan thoorr

2021-11-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!