Istri Kecil Tuan Muda

Istri Kecil Tuan Muda

Istri Kecil Tuan Muda

Istri Kecil Tuan Muda

Ninda seorang gadis remaja yang masih duduk di bangku akhir sekolah menengah. Namun dia terpaksa menikah. Karena permintaan terakhir dari ayahnya yang sekarat. Karena kecelakaan.

#

" Ninda.. Sini nak, ayah mau bicara." Ucap ayahnya terbata-bata. Bicaranya sudah susah, suster yang ada di ruang itu. Sudah melarangnya. Namun ayahnya tetap bersikeras ingin bicara dengan anaknya.

Ninda mendekati ayahnya" Ada apa ayah, ayah istirahat saja dulu, nanti kalau ayah sudah sembuh nanti kita bicara ya ayah." Ninda memegang tangan ayahnya dan diusapnya dengan lembut.

" Nak, umur ayah tidak panjang, ayah ingin kamu menikah." harapan ayahnya pada Nindi.

Ninda menangis tersedu-sedu" Ayah... Aku masih sekolah. Lagi pula aku nikah dengan siapa, siapa yang mau menikahi ku yang masih anak sekolah?." Ninda semakin tersedu-sedu..

Badan berguncang menahan sesak di dadanya.

Setahun yang lalu, ia baru di tinggal ibunya. Masih terasa luka di hatinya, ibu meninggal karena kecelakaan. Sekarang ayah juga kecelakaan. Nasib apa yang sebenarnya dia alami....

" Sayang.. Ayah sudah di tunggu ibumu, jika kamu menikah, ayah tidak akan khawatir lagi meninggalkan mu, mau ya nak.! " Ucap ayahnya memelas, mengharapkan persetujuan anaknya

Dengan terpaksa Ninda menganggukkan kepalanya, dia tidak tau harus bagaimana. Siapa calon suaminya pun dia tidak tau.

Hatinya benar-benar kacau, dia takut kehilangan orang yang di sayangi nya untuk yang kedua kalinya.

Sekarang ia pun harus menikah dengan usia muda, bahkan tamat saja belum. Minggu depan ia akan ujian akhir.

Sangat terasa berat hidupku, siapa yang akan menikahi ku. Ah... Aku benar-benar kacau. Bahkan calon suami sendiri tidak tau, gimana cara menjawab permintaan ayah.

Kalau masih muda, nggak apa-apa, kalau sudah tua gimana?. Tuhan tolonglah hamba mu.... Berilah jalan terbaik akan keputusanku.

Orang-orang yang ada di dalam itu pada sibuk, mengurus pernikahan. Pak KUA pun sudah datang.

Dokter yang merawat ayahnya pun ada sebagai saksi. Ada seorang laki-laki yang seusia ayah yang tidak di kenalnya. Orangnya cukup ramah,

Seorang wanita seusia lelaki itu pun mendekati, dan menyerahkan baju kebaya. Sepertinya mahal juga.

Apakah dia ibu calon mertuaku? . Apakah laki-laki itu calon ku?... Oh tidak! Namun

Wanita itu membawa ku ke sebuah kamar di sebelah kamar ayah di rawat.

Di sana juga sudah ada seorang wanita yang sepertinya seorang MUA.

" Sayang duduk sini ya. Biar di rias dulu sedikit, agar tidak kelihatan pucat." Kata wanita yang membawa ku tadi.

Aku bagai robot yang hanya mengikuti kemana dan apa yang harus dilakukan.

"Ninda, Saya Viona, calon ibu mertuamu, sebentar lagi kamu akan jadi mantu mama yang sebenarnya." Ucapnya lembut memandang Ninda.

Aku berusaha tersenyum, walau sangat sulit sekali. MUA itu tidak terlalu sulit mendandani ku, karena kulit ku cukup bagus kata MUA itu pada Buk Viona yang ada di depanku.

Semuanya sudah siap, aku sendiri pangling juga dengan wajahku sendiri, benarkah aku ini? Sebentar lagi. Statusku bukan anak gadis lagi. Tapi berubah jadi seorang istri seseorang. Yang namanya aku tidak tau. Kata hatiku.

Yang jelas aku di suruh duduk menunggu di ruang itu, aku belum di bolehkan masuk ke ruangan ayah di rawat.

Aku di tinggal dengan seorang gadis muda. Aku tidak tau siapa. Tante Viona sudah pergi ke ruangan sebelah.

"Mbak cantik ya, di dandani sedikit aja udah secantik ini. " Ucap Gadis yang di depan ku.

Aku hanya tersenyum. Dan kembali diam. Suasana benar-benar mencekam sekali.

" Beruntung mas Faris menikahi mbak, masih muda, cantik lagi, oh ya kenalkan aku Vivi adik mas Faris." Vivi mengulurkan tangannya menyalami ku.

Aku kembali tersenyum, "Makasih ya vi pujian nya." Jawab ku ramah.

Pikiran ku kembali merawang, apakah sudah selesai. Ternyata calon suamiku namanya Faris. Oh bagaimana bentuknya ya, apakah dia gendut, pendek, tua?.. i.. ngeri aku mengingatnya.

Terdengar langkah kaki mendekati ruang ini, ada seseorang yang membuka pintu.

Aku makin deg-deg kan.

Oh. Ternyata Buk Viona, "Selamat ya nak. Kamu sudah syah jadi mantu mama, panggil mama ya. Dan ini adik ipar mu." Kata Buk Viona menjelaskan.

Tanganku tersakiti dingin dan kaku. Aku hanya mampu tersenyum, lidahku benar-benar kaku.

"Kita ke sebelah ya. Faris sudah menunggu mu di sebelah." Ajak Buk. Eh mama Viona.

Aku seperti kerbau yang di cocok hidungnya. Ngikut aja langkah mama Viona dan Vivi.

Terpopuler

Comments

Husnel

Husnel

gimana cara lanjut. aku tidak bisa buka akun ku sendiri. maaf. sudah lebih satu bulan tidak nulis. pas buka. aku tidak lagi bisa melanjutkan novel ku ini

2022-08-03

0

Hilman damara

Hilman damara

lanjutkan thoorr seru nih dan tetap semangat oke

2021-11-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!