06:00
Pagi ini Gavin sudah bangun dan memilih untuk segera pergi ke kamar mandi hanya untuk sekedar membasuh muka dan menyikat giginya, rencana nya pagi ini ia akan langsung kembali ke rumahnya dengan membawa Luby ikut bersamanya.
Hanya butuh waktu 10 menit Gavin telah siap dengan ritual bebersih tanpa mandi yang baru pertama kali ia lakukan, karena tak terbiasa dengan kamar milik Luby, Zaky memutuskan untuk mandi di rumahnya sendiri.
Sejak awal Gavin memang memilih untuk tinggal di rumah yang ia beli sendiri, hal ini ia lakukan agar ia bisa bebas tinggal bersama Maya sang istri siri, namun karena pernikahan yang tak terduga antara ia dan Luby, maka mau tak mau Gavin akan membawa Luby untuk tinggal di kediamannya bersama Maya sementara waktu sampai kembalinya Maya ke negara I.
Selain itu Gavin yang dari remaja tak terbiasa di atur oleh kedua orang tuanya lebih nyaman memilih untuk hidup mandiri. Apa lagi sejak ia terpaksa harus menikahi Luby yang tak lain anak orang berpengaruh di negara I, membuat ia memilih untuk secepatnya pergi dari kediaman keluarga Subrata. Karena bisa dipastikan sebagai menantu dari salah seorang pengusaha sukses, sedikit banyak Brian akan berusaha untuk mencampuri segala urusannya kedepannya.
"H--- dasar cewe manja, masa jam segini masih tidur!! " Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dari jarak yang tak terlalu jauh Gavin masih memperhatikan posisi tidur Luby yang sedari malam tak berubah, ia pun memilih untuk mencari secarik kertas dan pulpen di atas meja belajar milik Luby.
Gavin langsung menulis sebuah memo untuk Luby, tak lupa ia meninggalkan alamat rumah nya dan meminta Luby untuk segera menyusulnya dengan membawa beberapa potong pakaiannya.
Setelah meninggalkan alamat rumah nya kepada Luby melalui secarik kertas, Gavin langsung bersiap turun kebawah, ia juga telah membekali dirinya dalam menghadapi sang mertua yang terkenal sedikit dingin dan angkuh yang tak lebih jauh bersifat sama dengan dirinya.
"Huft--- aku harus bisa keluar dari rumah ini secepatnya," Sesaat hendak keluar kamar wajah Gavin kembali murung saat mengingat senyum sang istri siri yang sangat ia cintai, ia merasa sangat bersalah karena telah menghadirkan orang ketiga di antara dirinya dan Maya.
"Maaf kan aku May, tak seharusnya aku mengkhianati kamu. Tapi yakin lah aku melakukan semua ini demi kita, demi mendapatkan izin dari papi dan mami."
Untuk itu ia tidak ingin terlampau jauh mengkhianati cinta Maya, maka Gavin berjanji di dalam hatinya bahwa ia tidak akan mengganggap Luby sebagai istri nya sampai kapan pun, ia tak mau sedikit pun menaruh rasa terhadap istri keduanya Luby, bahkan pria berwatak keras itu sudah memikirkan bagaimana nanti ia akan menceraikan Luby secepatnya. ia berpikir semakin lama ia berada di kediaman Luby maka semakin lama pula ia nantinya harus bepura-pura di depan kedua orang tua Luby.
***
07:30
Sambil meng**geliatkan badannya Luby yang semalaman tak dapat tidur akhirnya harus terlambat bangun di pagi ini akibat baru bisa memejamkan matanya pada pukul 05:00 pagi ini.
Luby mulai duduk di sofa tempat ia tidur semalam sambil melihat-lihat sekitarnya, dia ingat semalaman dia tak dapat tidur akibat memikirkan masa depan nya yang harus menikahi pria beristri. Luby sama sekali tak pernah menduga menjadi perusak rumah tangga wanita lainnya, namun saat ini ia terpaksa menjadi orang ketiga. Semalaman otaknya bekerja keras bagaimana ia harus menjalankan hidup bersama pria beristri yang sama sekali tidak mencintainya,
"Sebaiknya aku memilih untuk berpisah dengan Gavin secepatnya, aku gak mau kehadiran aku akan membuat hati wanita lain terluka." Sambil memakai sandal rumah berbentuk kepala singa, Luby memilih untuk segara mandi dan mencari keberadaan Gavin untuk membicarakan keputusannya.
Dengan memakai celana berbahan jeans serta sebuah kemeja wanita berwarna soft pink Luby mulai keluar dari dalam kamarnya, namun tanpa sengaja ia melihat secarik kertas yang terletak di atas meja belajarnya.
Sambil berdiri Luby membaca isi pesan yang Gavin tinggalkan untuk dirinya,
"Huft--- dia minta aku untuk tinggal di rumah nya dan istrinya? mana mungkin! secepatnya aku harus menemui nya, dan menyelesaikan urusan ini secepatnya"
Luby langsung berjalan keluar dari dalam kamar nya, terlihat di meja makan sang mama tengah merapikan meja makan,
"Luby? kamu bangun kesiangan sayang? suami kamu baru saja pergi ke kantor, katanya dia ada meeting penting yang harus ia hadiri pagi ini"
"Iya ma, maaf Luby bangun telat" Luby langsung memeluk tubuh Luna dengan erat,
"Kamu kenapa sayang?" Luna menatap mata sang putri dengan intens, dan mulai mencari tahu permasalahan yang terjadi antara Luby dan Gavin. " Apa ada masalah di antara kamu dan Gavin?"
"Tid--ak ma, Luby baik-baik aja. Luby kangen aja sama mama, karena semalam yang Luby peluk bukan mama" Sebuah senyuman palsu seketika muncul di bibirnya,
"Aduh anak mama, udah mulai peluk-peluk ya cerita nya,"
"Haha--- memang papa sama Mama aja yang bisa sayang-sayangan,"
"Mama senang akhirnya anak mama bisa tersenyum kaya dulu lagi, berjanji sama mama ya sayang, jangan sedih lagi! kamu harus tersenyum By,"
Luby langsung mengaguk-anggukan kepalanya sambil menahan air mata yang mulai tak tertahankan. Luna langsung memeluk Luby dengan erat, air mata pun mulai membasahi pipi nya.
Cukup lama kedua ibu dan anak itu saling bercerita, hingga Luby mulai tersadar akan tujuannya mendatangai Luna,
"Ma, kaya nya Luby harus jalan sekarang, takut nanti kesiangan"
"Memang kamu mau kemana sayang, kamu belum masuk kuliah kan?"
"Belum kok ma, Luby cuma mau mampir ke rumah kak Gavin sebentar, Luby mau lihat-lihat tempat tinggal kak Gavin ma"
Mendengar ucapan Luna membuat seketika tubuh Luna lunglai, ia merasa tidak sanggup harus kehilangan sang putri bungsu secepat ini.
"Apa Gavin tidak mau tinggal di sini By?"
"Aduh mama jangan sedih gitu dong? Luby cuma main aja ke sana, Luby gak akan ninggalin papa dan mama kok" Sembari mengusap wajah sang mama, Luby kembali memeluk tubuh Luna.
"Mama gak bisa kalau kamu tinggal By, mama pasti kesepian" Luna kembali menangis, ia merasa begitu terpukul saat melihat gerak gerik Luby yang akan meninggalkannya.
"Ma, please jangan seperti ini, kalau mama mau, Luby akan meninggalkan kak Gavin ma"
Saat merasa ada kesempatan untuk berpisah dengan Gavin, Luby yang tak ingin membuat sang mama bersedih mulai mencari celah dalam percakapan nya bersama Luna,
"Jangan mengucapkan kata itu nak! jangan pernah sayang, " Luna langsung menggeleng-geleng kan kepalanya, tampak raut penyesalan di wajah nya ketika mendengar sang putri yang baru saja menikah memilih untuk berpisah dengan sang suami demi dirinya.
"Mama gak akan membatasi kamu dan Gavin, kalau Gavin mengajak Luby untuk tinggal bersamanya Luby harus ikut. Maaf kan mama yang egois By, pokoknya mama gak mau dengar Luby berkata begitu lagi, mama izinin Luby untuk ikut kemana pun Gavin pergi sayang"
Akhirnya tangis Luby yang sejak tadi ia tahan mulai keluar membasahi pipinya,
"Luby dengar mama kan? Luby harus janji jangan minta pisah sama Gavin ya sayang?"
Luna yang tak mengetahui permasalahan yang tengah terjadi antara Luby dan Gavin, membuat Luby semakin tersudut, karena yang Luna tahu saat ini sang putri sudah bahagia dengan kehidupan nya yang baru bersama Gavin.
Luby yang tak dapat berucap hanya mampu menggigit bibir nya yang bergetar, ingin rasanya saat ini ia menceritakan kebenaran yang terjadi antara ia dan Gavin. Namun saat hati dan pikiran Luby hanya tertuju untuk kebahagian papa dan mama nya, maka dengan berat hati akhirnya Luby menganggukan kepalanya tanda menyetujui permintaan Luna.
Bersambung....✍️✍️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Marlyne Lia Lyne
kadang aneh ya untuk buat ortu bahagia mengorbankan perasaan apa salahnya cerita kan bisa ambl sikap. daripada sakit nya nanti setelah kejadian yg akan buat hancur hati anknya. pasti ortu akan bahagia klw lihat anknya bahagia tp klw perjodohan nya akan buat anknya hancur lebih baik sakit di awal daripada sakit sesudahnya.. masih banyak kejadian seperti itu.. belom tentu jg apa yg ortu kira baik ternyata malah buruk
2022-08-20
1
.
lanjut thor
2021-11-21
2
.
🥰🥰🥰🥰
2021-11-21
2