Dinding bercat putih itu menjadi sahabat gadis cantik itu beberapa hari ini, setelah ia sadar dari pingsan dan di izinkan pulang ke rumah, sejak hari itu ia tak pernah lagi keluar dari kamarnya.
Dengan tatapan kosong dan mata sembab wajah tirus sang gadis tak dapat menutupi bagaimana tersiksanya ia akibat kejadian yang telah menimpanya beberapa waktu lalu.
Bibir nya yang dulu selalu mudah tersenyum kini tak dapat lagi terbuka, sejak kejadian mengerikan itu tak ada satu patah katapun keluar dari bibir nya.
Betapa hancur nya hati Luna melihat kondisi menyedihkan yang terjadi kepada putri bungsu kesayangannya itu. Secara bergantian antara Brian,Luna, Azka dan juga Khanza selalu menemani dan mengajak Luby untuk kembali berinteraksi kepada mereka namun hal itu masih belum membuahkan hasil.
"Apa yang harus kita lakukan pa? Azka kasihan melihat kondisi Luby saat ini. Bagaimana kalau Luby sampai-----"
Luna langsung memeluk tubuh suaminya, ia merasa tidak lagi memiliki kekuatan untuk menegakan tubuhnya yang sudah tua, ia tak menyangka begitu berat beban yang harus dipikul oleh putri bungsunya itu, putri yang tidak pernah mengeluh kepada dirinya putri nya yang selalu membawa senyum untuk seluruh keluarganya.
"Papa akan menikahkan Luby Az, papa akan mencari seorang laki-laki yang bisa menjaga Luby,"
"Tapi pa, dengan kondisi Luby yang seperti ini apa ada pria yang bersedia menikahi Luby pa?" Az, gak mau nantinya Luby merasakan sakit lebih sakit kedepannya,"
"Kita akan menyeleksinya Az, kamu dan juga papa, kita berdua akan mencari suami yang baik untuk Luby. Yang pasti mau menerima Luby apa adanya. Papa akan memberikan sebagian saham perusahaan kita untuk calon suami Luby kelak"
"Hiks---hiks--- tapi bagaimana Luby bisa menikahi pria yang tidak ia cintai mas, bagaimana kalau kelak pria yang menikahi Luby menyakitinya, Luby kita gadis yang lemah lembut, bahkan ia tidak akan tega untuk membunuh sesekor semut. Aku takut kelak Luby tidak mendapatkan kebahagian di dalam pernikahannya mas." Brian memeluk erat tubuh sang istri yang sudah tampak lebih kurus dari sebelumnya, sambil menyeka air mata Luna Brian dengan intens memandang dalam manik mata istri nya yang tak lagi muda itu.
"Kalau dia menyakit Luby, maka kita akan membawa Luby pulang sayang. Aku melakukan ini untuk Luby sayang, aku tidak mau nanti Luby menjadi cemoohan dunia, aku tidak mau jika Luby sampai hamil, orang-orang yang dulu memujanya akan mengejek kekurangan yang bukan dia lakukan yang. Dan yang pasti aku akan mencari seseorang yang bisa menjaga Luby dengan penuh kasih sayang. Kalau sampai kelak yang menjadi suami Luby menyakiti putri kita seujung kuku saja maka. Aku akan menghancurkan nya hingga ke akar,-akarnya".
Semua melihat ke arah Brian yang berucap dengan penuh penekanan, walau sudah tidak muda lagi namun Brian dengan kekuasaan yang ia miliki bisa saja menghancurkan perusahaan orang yang mencoba untuk menjatuhkan keluarganya.
Setiap pagi seorang psikolog muda tamatan terbaik dari sebuah univ terkemuka dari negara J, menjadi salah satu dokter yang Brian undang untuk membantu proses pengobatan Luby. Pagi ini ia datang dengan membawa sebuah kanvas dan beberapa hasil jepretan yang hasil karya Luby sebelumnya.
Pria tampan berkaca mata itu, dengan penuh kelembutan dan ilmu yang ia miliki dengan sabar terus mengajak Luby untuk berinteraksi, sambil memperlihatkan hasil karya-karya Luby yang dulu sempat Luby buat dari jari jemarinya sendiri.
"Selamat pagi Luby, apa kabar hari ini? " Sampai detik ini Luby masih dengan kebungkaman nya sama sekali ia tidak memberikan respon atas panggilan dokter muda itu,
"Coba lihat saya bawa apa untuk kamu, kira-kira kamu masih ingat dengan beberapa lukisan yang saya bawa?"
Seketika untuk pertama kalinya Luby memberikan respon atas panggilan psikolog muda bernama Aryan itu.
Kedua mata hazelnya mulai melihat ke beberapa lukisan yang saat ini tengah di pegang oleh Aryan.
Melihat respon yang baik dari Luby, Aryan jalan lebih dekat menuju Luby, ia langsung meletakan satu buah lukisan ke tangan Luby yang ia tahu menjadi lukisan yang paling Luby sukai.
Dengan seksama Luby mulai melihat intens lukisan seorang wanita yang tengah tersenyum. Sebuah lukisan yang Luby buat dengan penuh cinta dan menjadi lukisan yang paling berharga untuk dirinya, yaitu lukisan bergambar sang mama tercinta.
Tiba-tiba Luby tersentak, di dalam jiwa nya tengah sakit ia dapat merasakan bahwa hampir satu bulan belakangan ini ia tak pernah lagi melihat senyum sang mama. Hanya ada kesedihan dan air mata setiap kali sang mama berada dekat dengan dirinya.
"Mama" Luby langsung bangkit dari kursinya dan mulai mencari keberadaan sang mama yang sudah sangat ia rindukan itu.
Dan sejak saat itu dengan perlahan kesadaran Luby mulai pulih sedikit demi sedikit. Namun dia menjadi seseorang yang berbeda dari sebelumnya.
Seminggu berlalu hari ini Brian dan keluarganya akan melakukan pertemuan keluarga dengan sang calon suami yang telah ia pilih untuk Luby, ia tidak pernah berpikir untuk menjodohkan anak-anaknya untuk memilih jodoh mereka sendiri namun dengan kejadian yang telah menimpa putri kecilnya membuat ia terpaksa harus memilih seorang pria yang mau menjadi penyelamat untuk kehidupan putrinya kedepannya.
Sudah beberapa pria yang masuk ke dalam daftar seleksi calon menantunya itu yang ia lakukan bersama Azka sang putra sulung, dan akhirnya pilihan jatuh kepada putra tunggal dari rekan bisnis nya yang bernama Gavindra Pradipta seorang pebisnis muda dengan semangat kerja yang tinggi.
Gavin yang memiliki watak yang keras dan kepercayaan diri yang tinggi membuat perusahaan kecil yang ia bangun sendiri bisa berkembang pesat.
Gavin juga dikenal sebagai pemuda yang suka berbagi, terlihat dari beberapa yayasan yang ia buka untuk membantu pendidikan anak-anak kurang mampu yang ada di negara I.
Sedikit banyak sifat yang di miliki Gavin mencerminkan sifat Brian saat masih muda, hal itu yang membuat Brian percaya bahwa Gavin akan sama dengan dirinya dalam menjaga Luby nya.
Setelah penyedilkan yang di lakukan oleh orang bayaran Brian sebelumnya di ketahui bahwa Gavin juga tidak pernah terlihat memiliki pasangan hingga usia nya yang sudah mencapai 34 tahun itu. Hal itu yang membuat Gavin masuk ke dalam daftar calon suami untuk Luby, hingga akhirnya terpilih sebagai sang pemenang.
Dengan menguatkan hati Luby, Luna sang mama masih terus membantu untuk menyeka air mata yang terus jatuh dari mata hazel milik gadis kecilnya itu, ia tahu betapa berat nya beban yang saat ini harus Luby tanggung.
Di usia nya yang masih sangat muda Luby harus menjadi seorang istri dari seseorang yang belum pernah ia kenal sebelumnya, ingin rasanya Luby menolak keinginan sang papa saat itu, namun ia takut itu akan menyakiti hati mamanya hingga iapun terpaksa ikhlas menerima perjodohan yang Brian tentukan untuk dirinya.
Setelah semua keluarga dan calon besan mereka sudah berkumpul di meja makan, barulah Luby keluar dari dalam kamar untuk melihat sang calon suami yang akan di nikahkan dengan dirinya.
Kaki jenjang dengan kulit yang putih bersih, berjalan melewati beberapa tamu yang tengan duduk di sana, rambut panjang hitam tergerai indah, hidung bangir dan bibir ranum berwarna merah muda, menghiasi wajah sang gadis bungsu Brian.
Tampak Gavin yang masih enggan untuk menatap wajah wanita yang akan menjadi istrinya itu. Ia masih terlihat menundukkan kepalanya ke bawah.
"Gav, lihat ke atas jangan buat papi malu!" Sikutan tangan dari sang papi membaut Gavin tersentak, sang papi pun berbisik pelan kepadanya yang membuat akhirnya ia mau mencoba untuk melihat calon istri yang orangtuanya pilih untuk dirinya,
Kedua mata hazel gadis itu terasa menyejukkan hatinya, kedua mata terindah yang belum pernah Gavin temui sebelumnya, dengan komposisi kecantikan bak seorang putri Yunani membuat ia tak mampu memalingkan wajah nya dari keindahan yang saat ini berada di hadapannya.
"Cantik" seketika ruang makan yang tadinya hening dan tampak khidmat berubah ribut dengan gelak tawa yang meluncur saat mendengar mulut Gavin memuji calon istrinya itu.
"Ha---Ha" sebuah senyuman terbit dari bibir gadis cantik itu.
"Lo emang cantik sayang! Tapi Lo itu cuma seonggok sampah di mata gue, Lo itu udah kotor! Sedangkan yang gue cintai itu cuma Maya, gue mau menikahi elo cuma mau buat kedua orang tua gue senang. Sampai kapan pun gue gak akan pernah menganggap Lo istri gue karena yang pantas untuk gue cuma Maya, dan cuma dia yang akan menjadi ibu dari anak-anak gue!"
Tanpa Brian sadari calon menantu yang telah ia pilih saat ini adalah seorang pria yang telah memiliki seorang istri yang telah ia nikahi 1 tahun lalu. Sang istri siri yang menyukai dunia traveling menjadi kan YouTubbee dan insttagrrame sebagai profesinya saat ini.
Ia telah berkeliling dunia sejak menyelesaikan pendidikan di negara J. Dengan hobi yang ia sukai itu membuat Gavin harus bersabar menunggu waktu yang tepat untuk mereka memiliki momongan, karena ia tidak ingin memaksakan kehendaknya kepada sang istri siri tercinta.
Setelah hari itu, maka ditetapkan bahwa hari pernikahan mereka akan di selenggarakan Minggu depan secara private, hal itu mereka lakukan sesuai permintaan dari Luby sendiri.
Pernikahan itu hanya mengundang beberapa keluarga inti saja dan akan di selenggarakan di mansion milik keluarga Subrata dengan sangat sederhana tanpa ada nya pesta. Hal ini sungguh jauh berbeda dengan pernikahan Azka dan Khanza yang mewah dan di lakukan di 2 negara sekali Gus.
Luna yang mendengar permintaan putri bungsunya itu hanya bisa pasrah, begitu sakit perasaanya saat melihat manik mata berwarna coklat milik Luby, ia tak menyangka pernikahan yang sekali seumur hidup itu hanya di selenggarakan sangat sederhana tanpa ada tamu yang akan memberi selamat kepada Luby nya kelak.
Dia teringat bagaimana setiap anak perempuan memiliki mimpi yang indah saat hari pernikahannya tiba. Dari kecil mereka sudah memiliki khayalan ingin menjadi seorang putri di hari sakralnya itu. Bahkan Luna mengingat betapa banyak kesulitan dan cobaan yang dulu pernah menghampirinya.
Namun ia bersyukur bertemu dengan Brian saat itu yang mengahdirkan pernikahan terindah bagi dirinya. Tapi hari ini saat semua kebahagian telah ia raih, Luna tak bisa memberikan pernikahan terindah untuk putri bungsunya itu.
"Semoga Gavin bisa memberikan kebahagian untuk kamu sayang, maafkan mama sayang---maafkan mama"
Bersambung.....💓💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Shesil Dunn
🥰🥰👍
2021-12-02
1
.
🥰🥰🥰🥰🥰
2021-11-21
1