...༻❀༺...
Mata Ruby bergetar saat menyaksikan adegan ciuman Ryan bersama wanita lain. Dia yang dirundung perasaan marah membara tentu tidak tahan lagi. Lelaki yang sudah dinikahinya tiga bulan lalu itu, terlalu banyak menyimpan rahasia darinya.
"Sarah, hentikan! Ruby masih belum aku beri penjelasan!" Ryan mendorong sosok wanita misterius yang ternyata bernama Sarah. Tautan bibir mereka langsung terlepas. Dahi Ryan mengerut sebal. Dia bergegas menenangkan Ruby yang masih duduk mematung di sebelahnya.
"Ruby, dengarkan dulu. Aku akan jelaskan--".
"MENJAUHLAH DARIKU!" pekikan Ruby menyebabkan ucapan Ryan terpotong. Gadis itu sama sekali tidak rela tangan Ryan menyentuh salah satu bagian tubuhnya. Ruby benar-benar merasa jijik. Namun Ryan tetap saja bersikeras ingin memegangi Ruby. Dia bermaksud memegang dengan lembut, tetapi malah berakhir menjadi sentuhan kasar.
Plak!
Ruby terpaksa melayangkan tamparan ke pipi Ryan. Dia melakukannya, agar Ryan berhenti mengganggu.
Setelah Ryan terdiam, Ruby pun memanfaatkan kesempatan untuk keluar dari mobil. Dia mencoba melarikan diri dari suaminya sendiri. Berlari lurus masuk ke padang rumput yang ada di pinggiran jalan. Tetapi baru berlari sekitar lima langkah, sebuah tembakan mengharuskan larinya terhenti.
Dor!
Tembakan itu hampir mengenai salah satu kaki Ruby. Hanya berhasil menghantam rerumputan hijau yang tak bersalah.
Ruby otomatis mematung. Dia gemetaran sambil memejamkan mata. Kedua tangannya menutup rapat lubang telinganya. Saat itulah Ryan menghampiri Ruby dan menyuruh Sarah menurunkan pistolnya. Dialah orang yang tadi hampir melukai Ruby dengan peluru.
Sarah memutar bola mata malas sembari menyimpan kembali pistolnya dengan terpaksa.
"Kamu tidak apa-apa, Ruby? ayo kita kembali ke mobil. Aku akan jelaskan semuanya kepadamu..." tutur Ryan lembut. Dia memegangi pundak Ruby pelan. Namun Ruby dengan cekatan mendorongnya menjauh.
"Pergilah Ryan! Aku tidak mempercayaimu lagi!" tegas Ruby. Wajahnya memerah padam karena saking marahnya. Gadis itu terlihat berupaya mengatur deru nafasnya yang bergerak dalam tempo cepat.
Ryan dengan sigap mencengkeram erat pergelangan tangan Ruby. Kali ini Ryan menyalangkan mata yang seketika membuat Ruby getir.
"Berhentilah bersikap berlebihan! Jika kau melarikan diri dariku, maka aku jamin kau akan mengalami kehidupan yang sengsara!" pungkas Ryan seraya menarik Ruby sekuat tenaga. Hingga istrinya itu, selangkah lebih dekat darinya.
"Apa kau menyumpahiku?" timpal Ruby, tak percaya.
Ryan yang tidak tahan lagi, terpaksa membawa Ruby masuk ke dalam gendongannya. Dia menggendong Ruby ke atas pundaknya. Membawanya seperti mengangkat sebuah karung beras.
Sementara Ruby sibuk memberontak, karena mencoba terus melakukan perlawanan. Dia menggelepar bak sebuah ikan yang lepas dari air.
Ryan kini berhasil membawa Ruby kembali ke mobil. Akan tetapi Ruby masih saja belum menyerah melakukan perlawanan.
"Oh my God..." Sarah yang menyaksikan sudah gemas sedari tadi. Terbukti dari kenekatannya yang tega meluncurkan peluru ke arah Ruby. Sekarang gadis tersebut mengambil pisau lipat disaku celananya. Kemudian merobek ujung bajunya. Dari situ dia mendapatkan seutas kain. Selanjutnya, Sarah meminta obat bius dari anak buah Ryan yang masih memakai topeng badut.
Tanpa basa-basi, Sarah menumpahkan sedikit cairan bius ke seutas kain. Lalu berjalan mendekati Ryan. Dia menyuruh suaminya menyingkir dahulu.
"Kau mau apa?!" timpal Ryan dengan dahi yang mengerut dalam.
"Tentu saja mengatasi istri barumu ini!" balas Sarah ketus. Dia segera melingkarkan tangannya ke leher Ruby. Lalu menutup hidung dan mulut Ruby dengan seutas kain yang tadi sudah diolesi obat bius.
"Mmmmphhh!" Ruby melakukan aksi protes, dengan cara memukulkan tangannya ke lengan Sarah. Namun sayang, obat bius bekerja lebih cepat dibanding perlawanannya. Ruby perlahan kehilangan kesadaran. Penglihatannya yang samar berubah menjadi gelap.
Sarah merebahkan Ruby dikursi belakang mobil. Kemudian berbalik badan untuk menghadap Ryan.
"Bagaimana caraku? mudah bukan?" ujar Sarah sambil melipat tangan di depan dada. Berlagak angkuh dan percaya diri.
"Mudah, tetapi caramu selalu saja ekstrim!" sahut Ryan. Dia segera menyuruh semua bawahannya untuk kembali masuk ke dalam truk. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju pulau pribadi Ryan yang ada di Hawai.
Ruby perlahan membuka mata. Dia merasakan pusing yang menusuk kepalanya. Bola matanya memindai sekeliling. Ruby berada di sebuah kamar yang mewah. Kasur yang menjadi tempat dirinya telentang terasa empuk dan nyaman. Warna putih dan keemasan menjadi tema kamar tersebut.
"Ugh..." Ruby merubah posisinya menjadi duduk. Dia memegangi bagian kepalanya.
Ruby beringsut ke ujung kasur. Dia berdiri dan berjalan ke arah jendela. Membuka tirai yang masih terututup rapat. Matanya terbelalak saat melihat pemandangan di luar hanya pepohonan dan hamparan laut nan luas.
"What the hell!" Ruby terperangah. Dia mulai gelagapan. Sebab ia tidak tahu posisi dirinya sekarang berada. "Ini pasti ulah Ryan!" gumamnya. Lalu bergegas keluar dari kamar.
Ruby sekali lagi disambut dengan kemewahan. Bagaimana tidak? bangunan tempat dirinya berada sangatlah luas. Masih dengan tema keemasan yang terlihat berkelas. Lukisan dan furniture yang ada tampak unik dan langka. Jelas itu bukanlah barang-barang murahan.
Ruby melangkah pelan menuruni anak tangga. Di ruang tengah dia bertemu dengan seorang wanita bersetelan pelayan.
"Halo Miss, perkenalkan aku adalah Sofia. Tuan sudah menunggumu di pavillion belakang," ucap wanita itu ramah.
"Maksudmu Ryan kan? Cepat antarkan aku kepadanya! Aku ingin memukulinya!" balas Ruby sambil mengarahkan tinjunya ke udara, akibat merasa saking kesalnya.
Sofia lantas memimpin jalan menuju pavillion. Mengantarkan Ruby untuk menemui Ryan.
Dari kejauhan Ruby dapat melihat Ryan sedang berjemur dengan santai bersama Sarah. Menyebabkan pitam Ruby kian memuncak. Alhasil gadis itu melajukan langkahnya. Bahkan melingus melewati Sofia yang jalannya terlalu pelan.
"Ryan!" panggil Ruby dengan langkah menghentak. Dia menggertakkan gigi dan berhenti tepat di hadapan Ryan. Ruby juga tidak lupa menatap sinis ke arah Sarah yang kebetulan duduk di samping Ryan. Sarah terlihat mengenakan bikini berwarna merah menyala. Tubuh moleknya membuat Ruby lekas-lekas mengalihkan pandangannya kembali kepada Ryan.
Ruby sempat terpaku melihat Ryan. Sebab suaminya itu sudah mencukur habis janggut dan kumisnya. Rambutnya pun sudah dicukur menjadi lebih rapi. Kesimpulannya, Ryan lebih tampan dari biasanya. Membuat jantung Ruby secara alami berdebaran.
"Kita dimana?! Dan--" ucapan Ruby terhenti ketika Ryan memeganginya dengan lembut. Lelaki tersebut melepaskan kacamata hitamnya lebih dahulu. Lalu menyuruh Ruby duduk di tempatnya tadi.
"Ruby, apa kau pernah mendengar organisasi mafia The Shadow Holo?" tanya Ryan pelan.
"Pernah... aku mendengarnya dari cerita Harold. Kamu tahu kan dia adalah tunawisma yang sering tidur di dekat--"
"Ruby..." Ryan sengaja memotong kalimat Ruby dan meneruskan, "aku adalah ketua mafia The Shadow Holo!"
Ruby terkejut. Terbukti dari kelopak matanya yang melebar. Dia kini tidak bisa tertawa atau membantah. Sebab pengalaman yang dilaluinya semenjak kabur dari bank, telah membuktikan segalanya. Ruby berusaha mencerna apa yang didengarnya baik-baik. Akan tetapi Ryan malah kembali bersuara. Sebuah kenyataan yang membuat Ruby kaget setengah mati.
"Kenalkan dia Sarah. Istriku juga," ungkap Ryan dengan santainya. Menunjuk ke arah gadis berbikini merah. Sarah sontak merubah posisinya menjadi duduk. Tersenyum ramah untuk menyapa Ruby.
Deg!
Jantung Ruby serasa disambar petir. Andai dia memiliki riwayat penyakit jantung, mungkin nyawanya sudah melayang sekarang. Tetapi kenyataannya, dirinya harus mampu menghadapi fakta yang kini ada di hadapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Lisa Halik
apa tujuan ryan nikahi ruby pada hal ryan sudah punya isteri
2024-02-16
0
Yofada Famy
udah tegang aja dari awal ngebaca ,, seru plus plus dahh
2022-03-16
0
Ilham Risa
Hai kak mampir yuk ke novel aku yang berjudul"suamiku posesif berlebihan "makasih kakak🙏
2022-03-05
0