Tak mau dianggap berdosa pada suaminya, Candy pun menghormati Delima sebagai madunya. Meski hatinya menolak, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, terlebih ibu mertuanya sangat menyayangi Delima ketimbang dirinya.
"Jangan sampai aku mendengar kalau kamu menyakiti istri muda Ezza, PAHAM!!!"
Itulah ucapan yang selalu terngiang-ngiang di benak Candy dari ibu mertuanya. Entah ini sebuah keberuntungan atau petaka untuknya. Sejak kehadiran Delima, Candy terusir dari kamar pribadinya bersama Ezza.
"Karena mulai sekarang aku adalah istri kesayangan mas Ezza, sebaiknya kamu pindah dari kamar ini sekarang!"
"Mas, apa kau juga menginginkan aku pergi?"
"Ya, sebaiknya kamu menyingkir dari hadapanku sekarang!"
"Mas, kau jahat!"
"Kau bilang aku jahat? aku bahkan sudah berbaik hati tidak mengusirmu dari rumah ini."
Meski pilu, Candy ahirnya memilih pergi daripada terus tersakiti oleh suara suami dan juga Delima.
Jangan ditanya dimana letak kamar Candy sekarang. Sebuah kamar dengan ukuran biasa, berada persis tepat di sebelah kamar suami dan madunya itu.
Hampir setiap malam terdengar suara-suara menyayat hati dari kamar Ezza. Le-nguh-an demi le-nguh-an terdengar hampir setiap malam dari balik tembok kamar-nya.
"Kamu luar biasa sayang, owh ... ehhmm ... love you ..." suara serak Delima sengaja dikeraskan agar Candy tersiksa.
"Love you too sayang..."
Sedangkan Ezza tak menghiraukan jeritan ataupun le-nguh-an dari istri mudanya. Baginya semakin istrinya men-jerit, ia semakin bersemangat untuk menabur biji kecebong di rahim Delima. Entah kenapa semakin lama Ezza bukan seperti Ezza yang Candy kenal.
Ia sudah lupa bagaimana menghormati istri pertamanya, mungkin ini bentuk balas dendam untuk penghianatan yang telah di lakukan olehnya beberapa bulan lalu. Meskipun ia tau, ia tidak bersalah atas hal itu.
.
.
Entah kebaikan yang mana yang membuat ia mengetahui bahwa ibu mertuanya-lah yang menjebaknya. Mungkin Tuhan, sedang berbaik hati padanya kali ini. Ponsel yang digunakan ibu mertuanya tak sengaja tertinggal ketika ia keluar bersama Delima.
Bukan bermaksud lancang, tetapi entah kenapa ada dorongan yang membuat dirinya membuka ponsel itu. Kedua matanya terbelalak ketika mendapati setiap rekaman video yang berada di dalamnya.
"Astaghfirullah Bu, se-benci itukah engkau padaku."
.
.
Di saat mereka bisa berbagi kehangatan, ia harus menahan dinginnya malam sendirian di kamar yang sepi itu.
Di sebuah kamar kecil nan dingin, seorang wanita muda sedang bersujud dalam doanya. Kedua matanya telah basah, tapi tak ada suara tangisan terdengar. Ia menangis dalam diamnya. Perih, nyeri dan sesak yang ia rasakan kini sudah mendarah daging di tubuhnya.
Hanya di dalam sujudnya ia menumpahkan segala kepedihan di dalam hatinya. Kini Candy hanya menjaga perasaan anak semata wayangnya dan mencoba melindunginya dari kebenaran yang terjadi dalam rumah tangganya. Candy pun tak pernah membagi kisah pilunya dengan siapapun.
...⚜⚜⚜...
...Tuhan,...
...Cobaan apalagi ini...
...Apa aku tidak berhak bahagia...
...Lalu bagaimana jika aku menyerah...
...Apakah engkau akan menghukum suamiku...
...Atau kau cabut semua keberkahan rezeki kami...
...Meski aku terluka...
...Tapi aku masih bertahan karena ridho-Mu...
...Aku bertahan...
...Karena surgaku ada pada suamiku...
...Tuhan,...
...Kuatkanlah aku dalam menghadapi cobaan ini...
...Demi ikrar suci yang pernah kami ucap...
...Aku akan bertahan demi surga-Mu, Ya Allah...
...Kabulkanlah doaku...
...Aamiin...
.
.
Saat tidak ada Ezza, perlakuan Delima juga berbeda dengannya.
"Cepat bersihkan rumah ini sebelum mas Ezza datang, dan kau jangan sekali-kali melapor pada mas Ezza, mengerti!"
"Kenapa harus aku yang melakukan semua ini, kita kan sama-sama istri mas Ezza, mbak."
Candy masih bersikap sopan meski ia tidak dihormati.
"Owh, berani melawan ya kamu, aku tuh lebih tua dari kamu, harusnya kamu menghormatiku."
"Tapi aku istri pertama mas Ezza, aku lebih berkuasa atasnya dan rumah ini."
Dari arah belakang muncullah ibu mertua mereka.
PROK ... PROK ... PROKKK ....
"Luar biasa, jadi begini kamu memperlakukan madu-mu, Candy."
Gertak Nyonya Hadi sembari mencengkeram erat rambut Candy.
"Argghhh, sa-sakiiittt Bu!" rintih Candy.
Bukannya melepas, ia justru semakin menariknya kuat, sampai beberapa helai rambut Candy jatuh ke lantai karenanya.
"Sudah Ibu bilang, jaga sikapmu pada Delima, tapi kamu berani membantah Ibu, mau aku laporkan pada suami-mu kah?"
Setelah puas mengatai dan menyakiti Candy, dengan senyum kemenangan mereka pergi dan lebih memilih menghambur-hamburkan uang Ezza di sebuah salon ataupun mall.
"Daripada kamu mengotori kuku-kuku cantikmu, sebaiknya kita pergi nyalon yuk..." ajak Nyonya Hadi pada Delima.
"Ayo Bu, aku juga harus merawat diri agar mas Ezza semakin sayang kepadaku."
"Kamu memang menantu kesayangan ibu."
"Terimakasih ibu."
Dengan menenteng tas kremes mereka melenggang pergi meninggalkan Candy yang masih terisak.
Pengasuh Daffin dan beberapa pelayan yang melihat kejadian itu segera menghampiri Nyonya mudanya dan membantunya. Mereka tak berani berkutik ketika ada duo serigala tadi. Tetapi mereka juga tak tinggal diam ketika nyonya mereka tersakiti, buktinya mereka masih peduli menguatkan Candy.
"Nyonya muda yang sabar ya, ada kami disini untuk membantu Nyonya."
"Terimakasih mbak, Bik, aku harap kalian tidak melaporkan apapun pada mas Ezza, ataupun ayah."
"Ta-tapi Nyonya..."
"Akan ada waktunya Bi, apa yang kita tanam akan kita tuai pada ahirnya nanti, aku harap kalian mengerti."
Candy tidak bisa melawan karena dukungan penuh ibu mertuanya pada Delima. Meskipun ia ditindas, Candy tetap menerimanya. Tetapi tidak dengan Daffin, meskipun kecil ia tau mana yang benar dan salah. Untungnya pengasuhnya selalu melindungi Daffin dari tangan Delima ataupun Nyonya Hadi, hal itu pun karena perintah Candy.
.
.
..."Meskipun sudah memiliki istri kedua, akan ada saatnya suami merindukan istri pertamanya."...
...⚜⚜⚜...
Suatu malam yang panjang dan damai....
Suatu malam, Ezza menyelinap ke kamar Candy. Entah kenapa ia merindukan tubuh istri pertamanya itu. Candy yang tengah terlelap pun harus terusik karena hembusan nafas Ezza yang berada di ceruk lehernya.
"M-mass ... hmm ..."
"Syutt ... aku rindu kamu ... bolehkah aku meminta itu ..."
Ia kaget, tetapi instruksi suaminya membuatnya terdiam dan menikmati semua sentuhan lembut darinya.
"Iya mas, aku juga merindukanmu ..."
Diawali dengan mengecup lembut kening dan bibir istrinya itu, ia pun memulai semuanya. Tak lupa ia melafalkan doa sebelum ia meminta haknya pada istri pertamanya itu.
اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
Latin : “Allahumma janibnasyaithana wa janibnisyathanamarazaqna.”
Artinya : Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami.
Perlakuan lembut suaminya membuatnya terbuai, hingga penyatuan keduanya terasa nik-mat hingga mereka bisa melepaskan puncak ke-nik-mat-an itu secara bersama-sama.
"Terimakasih sayang, love you ..."
"Love you too Mas Ezza."
Peluh mengucur membasahi kening mereka. Ezza tersenyum manis setelah melakukan itu padanya, sehingga membuat semburat merah itu muncul pada kedua pipi Candy.
Malam itu ia benar-benar memperlakukan Candy istimewa seperti malam pertamanya dahulu. Bahkan setelah puas, mereka sama-sama terkulai lemas hingga Ezza terlelap di samping Candy.
"Mas, andai aku jodoh yang dipilihkan ibumu untukmu, mungkin semua ini tidak akan terjadi padaku, tetapi apapun perlakuanmu padaku aku tetap mencintaimu."
Setelah melepas beban pikirannya, ia pun mengecup kening suaminya dan ikut terlelap di sampingnya.
Mungkinkah sihir yang digunakan Delima memudar, atau ini hadiah dari doa-doa yang dipanjatkannya setiap malam.
.
.
Sampai suatu saat, ia ahirnya tau alasan dibalik semuanya. Ternyata Delima tidak mau hamil. Sedangkan Ezza merasa dirinya sudah tidak mampu lagi untuk mencetak Ezza junior. Hingga ia mencobanya dengan Candy.
"Mas enggak minta aku hamil cepat-cepat kan?"
"Emang kenapa sayang?"
"Aku ga siap jika tubuhku berubah jadi gendut, belum lagi nanti harus menyusui terus badannya ga bisa balik lagi.. ntar mirip emak-emak gimana?"
"Ya enggak gimana-gimana sayang."
"Aku gak mau mas ninggalin aku, kalau mas mau anak, suruh aja si Candy hamil."
"Hust, kamu kok gitu."
"Habis mas nyebelin, aku ngambek, titik!"
"Ya sudah, mas ga bakal minta apa-apa dari kamu asal kamu tetep bersama mas."
"Oke sayang."
Lalu Delima dengan nyamannya memeluk suaminya itu.
Itulah alasan klasik jika Ezza menanyakan kenapa ia belum hamil. Mungkin mata hati Ezza sudah dibutakan cinta, hingga ia pun tidak mempermasalahkan hal itu, asalkan Delima tidak meninggalkannya ia sudah bahagia. Lagipula Daffin sudah ia miliki.
Minggu-minggu berikutnya, sikap Ezza kembali buruk pada Candy. Bahkan ia tidak segan ringan tangan saat melihat Candy melakukan kesalahan.
Atas permintaan Delima, semua pekerjaan rumah dibebankan pada Candy.
"Candy ..."
"Iya mas, ada apa?"
"Mulai sekarang kamu yang bersihkan rumah, jangan sampai aku mendengar kamu menyuruh Delima mengerjakan pekerjaan rumah, karena tugasnya hanya melayaniku saja. Mengerti!"
"Iya mas."
Baginya titah suaminya melebihi segalanya, meski ia capek, ia melakukan semuanya dengan ikhlas. Sampai suatu saat ketika ia bersih-bersih, tiba-tiba ia pingsan.
Karena keadaan rumah sedikit sepi, hanya ada seorang ART dan seorang sopir. Ia pun diketemukan setelah beberapa menit kemudian.
"Astaghfirullah nyonya... " teriaknya ketika mendapati Candy pingsan.
Dengan bermodal nekad, Mbak Sari membawa majikannya ke rumah sakit dengan bantuan sopir.
.
.
"Maaf Anda siapanya pasien?" tanya suster yang baru keluar dari bilik rawat Candy.
"Saya asisten rumah tangganya Sus."
"Suami pasien kemana?"
Bingung dan panik, ia pun sedikit berbohong pada suster.
"Suami nyonya ada tugas ke luar negeri Sus."
"Ya sudah kalau begitu, Ibu bisa ikut dengan saya sebentar, dokter ingin bicara dengan Anda."
"Ba-baik suster."
"Aduh, nyonya kenapa ya? semoga tidak terjadi apa-apa dengan beliau. Ya Allah lindungi-lah Nyonya Candy... Aamiin."
Begitulah doa yang dipanjatkannya ketika mengekor di belakang suster tersebut.
Beberapa langkah kemudian, tampaklah seorang dokter muda yang tampan. Mungkin tingginya sekitar seratus delapan puluh. Kulitnya putih bersih, hidung mancung, garis rahang yang kuat, serta bibir tipis yang sedang menyunggingkan senyum ramah padanya.
...ommo...
Dokter muda ini sangatlah mirip dengan artis Cha Eun Woo, idola mbak Sari ketika ia melihat musik kesukaannya.
Sepersekian detik, Mbak Sari sempat terpana akan wajah rupawan sang dokter. Tetapi instruksi darinya membuyarkan lamunan indahnya pagi itu.
"Ehemm..."
"Eh..."
"Silahkan duduk Bu."
"Eh, i-iya.Terimakasih dokter."
"Oh ya dengan siapa saya berbicara?"
"Saya Sari dokter, asisten rumah tangga Nyonya Candy, pasien yang berada di brankar tersebut."
"Oke, langsung pada intinya saja ya."
Mbak Sari mengangguk, sesekali ia pun melirik name plate holder sang dokter.
"Oh namanya dokter Richard, nama yang sangat bagus... wkwkwk ," batin Mbak Sari.
Melihat lawan bicaranya tidak fokus, dokter muda itu ber-dehem.
"Ehemm ..."
"Eh iya dokter."
"Bisa saya lanjutkan bicara?"
"Bo-boleh dok."
Richard sudah tidak kaget lagi akan kelakuan pasien-pasiennya. Karena hampir setiap waktu hal seperti ini sering terjadi. Tetapi ia tetap bersikap profesional. Ia pun segera melanjutkan pembicaraan mereka yang sempat terputus.
"E-hemmm, jadi begini pasien sedang dalam keadaan hamil muda, mungkin usianya sekitar enam minggu, tetapi kehamilannya ini sedikit rentan karena masih tahap semester pertama."
"Jangan hawatir, nanti saya akan resepkan beberapa obat dan vitamin untuk pasien dan saya harap dalam jadwal chek up selanjutnya pasien datang ditemani suaminya."
"Ha ..."
"Kok ha-ah, ada yang salah dengan ucapan saya?"
"Eh, ti-tidak dokter."
"Waduh, gimana saya bilang sama Tuan Ezza," batin mbak Sari.
"Ya sudah kalau tidak ada pertanyaan lagi, silahkan Anda menemani pasien di biliknya."
"Terimakasih dokter."
"Sama-sama."
Andai suami nyonya seperti dokter ini, mungkin ia tidak akan menderita seperti saat ini.
"Ya Tuhan, kuatkanlah dan lindungilah Nyonya Candy ... Aamiin."
.
.
Bersambung
.
.
Maaf ya jika update slow karena author juga sedang menunggu dari pihak Editor. Mohon maklum ya..
.
.
Happy Reading semuanya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
ㅤㅤ💖 ᴅ͜͡ ๓ᵕ̈✰͜͡v᭄ ᵕ̈💖
hilih s delima nanti yg bakal ngancurin mu mertua😒
pasti ezza bakal nyesel banget klo tau kebenarannya⛹️⛹️⛹️⛹️⛹️
2022-02-04
0
ARSY ALFAZZA
MasyaAllah ♥️
2021-12-29
0
LUNA HIATUS
ngarep pak dokter berjodoh sm candy
2021-12-28
0