Berbagi Cinta: CEO-KU YANG BODOH
Candy Salsabila, seorang gadis berusia sembilan belas tahun, dan baru saja lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan harus rela menunda kuliahnya karena kekurangan biaya.
Meskipun dari kalangan menengah kebawah, perawakan Candy hampir sempurna. Ia dianugerahi wajah yang manis dengan mata bulat, rambut ikal, dan hidung mancung. Sedangkan ia mempunyai sifat ceria dan suka menolong. Hanya saja kehidupan ekonominya tidak seberuntung teman-temannya.
Kini berbekal ijazah SMK-nya, ia pun mencoba peruntungan untuk bekerja di sebuah perusahaan sebagai office girls. Sebuah pekerjaan yang jauh dari impiannya tetapi tidak ada pilihan lain untuknya.
"Bismillah, Ibu, Bapak, mulai hari ini Candy bekerja, doakan biar pekerjaan hari ini lancar tanpa kendala ... Aamiin," begitulah doa yang dipanjatkan Candy ketika menatap bangunan besar di hadapannya.
Hari ini adalah hari pertamanya bekerja. Beruntung dia ketemu teman kerja yang baik, Luna itulah namanya. Setidaknya ia tidak merasa kesepian di tempat kerjanya.
"Hai, aku Luna patner kerjamu, nama kamu siapa?"
"Candy, panggil saja begitu, Kak."
"Oke, semoga kita bisa menjadi patner yang baik ya," ucap Luna sambil mengulurkan tangannya.
Candy pun menjabat tangan Luna sambil tersenyum.
"Iya, Kak, Aamiin ..."
Candy menampilkan senyuman termanisnya dan sejak hari itu pula mereka berteman.
.
.
Sayangnya di hari pertama bekerja, ia salah masuk ruangan. Tadi pagi ia memang disuruh mengantar minuman ke salah satu petinggi perusahaan. Tetapi karena ia belum hafal setiap ruangan yang ada, ia pun salah masuk ke dalam ruangan CEO.
Tok
Tok
Tok
"Permisi ..."
Ceklek ... pintu ruangan CEO terbuka, Candy melangkahkan kakinya masuk ke dalam.
Kedua orang di dalam ruangan itu terdiam ketika melihatnya masuk. Hawa dingin tiba-tiba menyerang Candy.
"Ma-af Pak, sepertinya saya salah masuk ruangan," ucap Candy sedikit terbata ketika menyadari ada hal yang salah dengan pekerjaan kali ini.
Sorot mata tajam dari seorang lelaki tampan dengan kesempurnaan hampir mendekati angka seratus itu kini terdiam dan menatap dirinya yang masih berada di ambang pintu. Belum lagi sorot mata seorang ibu-ibu yang juga menatapnya tajam.
Candy hanya bisa meringis sambil memamerkan seluruh barisan gigi putih-nya terhadap mereka. Sayangnya tak ada senyum yang terpancar dari keduanya. Sehingga membuat ia semakin ketakutan.
"Maaf saya permisi ..." Candy beringsut mundur beberapa langkah."
"STOP disitu!" Ezza mulai berbicara.
Kedua kaki Candy terasa ngilu akibat tatapan mereka dan instruksi Ezza barusan. Apalagi beberapa saat lalu mereka terdengar sedang bertengkar. Bodohnya, ia tetap masuk ke dalam, ia pun merutuki kebodohannya.
"Apa aku salah dalam berucap ya?" batin Candy.
Candy menjadi semakin bermonolog pada dirinya sendiri. Begitu pula dengan Ezza, sama-sama terdiam dan entah dia sedang berpikir apa, hanya saja pandangan matanya membuatnya semakin risih.
"Cantik banget, siapakah dia?" batin Ezza terus bertanya.
"Ezza ..." gertak ibundanya.
"Yes, Moms ..."
"Jangan melamun, dan kamu ..." ucapnya sambil menatap Candy.
"I-iya Nyonya," jawab Candy tergagap.
"Cepat taruh minumannya disini dan kamu silahkan pergi."
"Ba-baik."
Dengan langkah sedikit tertatih ia pun hampir menumpahkan salah satu cangkir pada Nyonya Hadi.
"Hmm ... mau saya pecat?" terdengar suara berat Nyonya itu.
"Ma-maafkan saya nyonya," ucap Candy sambil menunduk.
"Sudah Bu, maafkan dia."
"Memang siapa dia?" tanya Nyonya Hadi penasaran.
"Lebih baik aku ber-acting sekarang," batin Ezza.
Ezza mulai merapikan pakaiannya.
"Kemarilah, Sayang," ucap Ezza pada Candy.
"Sa-saya, Pak," ucap Candy menunjuk dirinya sambil ketakutan.
"Iya kamu, memang ada siapa lagi selain kamu?"
Mulut Candy masih menganga tak percaya. Sedangkan Ezza dengan langkah panjangnya ia menghampiri Candy. Tanpa permisi, salah satu tangannya meraih pinggang Candy.
Deg, jantung Candy serasa mau copot ketika pinggangnya tersentuh tangan laki-laki itu.
"Daripada di suruh nikah dengan orang lain yang belum pernah ia lihat, mending ia memperdaya salah satu karyawannya," begitu pemikiran Ezza.
Bukannya membuat situasi membaik, keringat dingin malah mengucur di kening Cindy.
"Drama apa lagi ini, Tuhan?" batinnya.
Sedangkan Ezza menyunggingkan senyumnya.
"Moms, Mommy gak perlu repot-repot. Kenalin ini pacar aku sekaligus calon istriku."
"Apa maksud kamu, Nak?"
Keterkejutan Nyonya Hadi makin menjadi ketika anaknya mulai menjelaskan semuanya.
Ternyata tadi sebelum Candy datang, mereka terlibat perdebatan tentang rencana perjodohan Ezza. Beruntung, Candy datang, sehingga Ezza mengambil keputusan untuk memperkenalkan Candy sebagai calon istri Ezza, ketimbang mengikuti perjodohan ibundanya.
"Baiklah Mommy percaya padamu."
"Minggu depan aku akan secara resmi melamarnya."
"Kenapa secepat itu?"
"Karena niat yang baik harus disegerakan," ucap Ezza dengan sebuah kerlingan manis.
Antara percaya atau tidak, Nyonya Hadi mau tidak mau menyetujui rencana putranya. Apalagi Ezza sudah mempersiapkan segalanya bahkan tanggal pernikahan dan gedung juga sudah dipersiapkan olehnya.
Jangan ditanya ekspresi Candy dan detak jantung Candy. Rasanya ia ingin pingsan saja saat itu, tetapi sialnya ia malah terdiam seribu bahasa ketika Ezza menjelaskan semuanya.
"Ya Allah, kenapa aku harus ketemu Pak Boss hari ini?" batinnya seketika menjerit.
.
.
Setelah Nyonya Hadi pergi, Ezza mulai menjelaskan semuanya pada Candy.
"Hei kamu, maaf jika kamu harus terlibat dalam rencanaku kali ini. Aku tidak punya pilihan lain selain menjadikanmu calon istriku."
"Lagipula, kau pasti belum punya pacar, bukan?"
Candy masih terdiam membisu akan semua perkataan Ezza barusan.
"Darimana bapak mengetahui kalau saya belum punya pacar?"
"Tentu saja dari ketegangan yang kamu tunjukkan ketika aku memegang pinggangmu tadi."
"Astaga, nih Pak Boss mesum amat ya?" batinnya.
"Sudah, kamu harusnya bersyukur bisa menikah dengan saya, karena aku pemimpin perusahaan tertinggi di sini."
"Ha-ah, ja-jadi Bapak CEO di sini?"
"Iya," ucap Ezza dengan bangga.
Ia juga baru menyadari kalau Ezza adalah CEO perusahaan dimana ia bekerja.
"Ta-tapi Pak, kita belum saling mengenal."
"Tenang saja, kita bisa saling mengenal saat sudah menikah nanti," ucap Ezza tepat di salah satu telinga Candy.
Tentu saja hal itu membuat Candy merasakan hal aneh menjalar ke tubuhnya. Setelah adu argumen ahirnya Candy setuju.
"Satu lagi, aku akan persiapkan sejumlah uang untuk membiayai seluruh pengobatan ayahmu sampai beliau sembuh."
"Tidak apa-apa kan menjadi egois untuk sesaat," batinnya.
Lagi pula ia sedang membutuhkan biaya banyak untuk pengobatan ayahnya.
"Baiklah saya setuju."
Mungkin dengan cara itu, Tuhan sedang menunjukkan jalannya. Tetapi ia juga tidak mau mempermainkan sebuah pernikahan.
Ditatapnya lelaki tampan di depannya itu dengan sejuta asumsi. Tetapi entah bagaimana, Candy sudah jatuh cinta terhadapnya sejak pandangan pertama.
Candy memang gadis lugu, terlebih ia belum pernah mempunyai pacar, tentu saja Ezza dapat dengan mudah segala informasi tentang calon istri palsunya itu. Bagi Ezza lebih baik begini daripada ia harus dipusingkan dengan perjodohan yang diatur ibunya.
Dengan langkah gontai, Candy keluar dari ruangan CEO, ia pun kembali ke bagian pantry. Luna yang sejak tadi belum mendapati Candy sedikit cemas. Tetapi saat melihat batang hidung temannya itu, ia pun bahagia dan segera menghampirinya.
"Hei, darimana saja sih, kok lama banget baliknya?"
"Kok kamu pucet banget? kamu sakit?"
Luna yang pada dasarnya banyak bicara, membuat Candy seketika pusing. Apalagi banyak sekali pertanyaan yang diajukan padanya.
"Kak Luna bisa diem nggak?"
"Eh ..."
"Biarin aku bercerita."
"Oke."
Candy ahirnya bercerita tentang permintaan CEO-nya barusan. Bukannya sedih, Luna justru menyemangatinya.
"Wihh, asyikkk ahirnya temanku jadi Cinderella dalam semalam ..." ucapnya kegirangan.
.
.
Hari yang ditunggu tiba, Ezza benar-benar memenuhi janjinya. Beberapa hari yang lalu, Candy sudah memberitahukan hal ini pada kedua orangtuanya.
Meskipun kaget dan terkesan mendadak, lamaran dari Ezza diterima baik oleh keluarga Candy. Satu bulan kemudian pernikahan keduanya akan segera dilaksanakan.
.
.
Satu bulan kemudian ....
Hari berbahagia itu ahirnya tiba. Pernikahan dilakukan di kediaman Candy. Pagi itu semuanya terpukau pada kecantikan Candy yang semakin berlipat karena polesan make-up. Tidak dandan saja ia sudah cantik dan manis, terlebih lagi saat ini, oh sungguh Ezza tidak salah memilih istri.
"Kamu benar-benar cantik Candy," ucap Ezza lirih.
Ezza yang awalnya grogi karena akan melakukan ijab qobul, menjadi semakin mantap untuk menikahinya setelah terpukau akan kecantikan Candy.
Setelah semuanya siap, ayah mempelai wanita pun membacakan lafal ijab. Suasana tampak hening seketika, lalu Ayah Candy berucap sambil menjabat tangan Ezza
"Saya nikahkan engkau Rean Ezza Hadi Wijaya bin Hadi Wijaya dengan Candy Salsabila binti Muhammad Gaffar dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan satu set perhiasan emas 18 carat dibayar tunai."
Dengan satu tarikan nafas Ezza mengucap lafal kabul.
"Saya terima nikahnya Candy Salsabila binti Muhammad Gaffar dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan satu set perhiasan emas 18 carat dibayar tunai."
"Bagaimana saksi?" tanya Pak Penghulu.
"Sah," ucap semua hadirin dan para saksi.
"Alhamdulillah," ucapnya.
Lalu mereka membaca doa bersama sama. Setelahnya Candy dibawa untuk duduk di sebelah Ezza dan ikut menandatangi semua dokumen pernikahan.
Pesta pernikahan berlangsung sangat meriah di kediaman Ezza. Banyak kolega bisnis yang datang memenuhi undangan salah satu orang ter-kaya di Indonesia itu.
Meski banyak kasak kusuk yang beredar tetapi kaki tangan Ezza dan Tuan Hadi mampu membungkam mulut mereka. Candy yang awalnya takut, kini ia pun pasrah terhadap takdirnya.
Raut wajah Tuan Hadi Wijaya sangat berseri-seri saat itu, seperti wajah kedua pengantin yang sama-sama bahagia. Tetapi sayangnya ada satu orang yang tidak menyukai hal itu, siapa lagi kalau bukan Nyonya Hadi Wijaya.
.
.
Beberapa bulan kemudian ....
Karena pernikahan mereka adalah pura-pura, di awal pernikahan mereka banyak sekali kecanggungan diantara mereka. Lambat laun, Ezza pun semakin terjebak cinta dengan Candy.
Ketulusan Candy dalam melayani Ezza membuat suaminya itu jatuh cinta padanya. Mungkin inilah yang dinamakan nikmatnya pacaran setelah menikah.
Mereka mencoba saling mencintai satu sama lain, hingga ahirnya Candy dinyatakan hamil. Tentu saja hal itu membuat Tuan Hadi bahagia luar biasa, begitu pula dengan Ezza dan Candy.
.
.
Siang itu ...
"Mas, tatap aku sebentar dong," rengek Candy di ruang kerja Ezza.
Ezza masih sibuk dengan berkas-berkas di tangannya. Karena kesal, Candy buru-buru mendekatinya dan memberinya sebuah kotak kado. Ezza menautkan kedua alisnya karena perlakukan tiba-tiba istrinya.
"Apa ini sayang?"
"Buka dong mas, ihhh, nyebelin!"
Melihat istri kecilnya merajuk, Ezza tersenyum lalu ia mulai merapikan pekerjaannya dan membuka kado itu.
"I-ini?" ucapnya terkejut.
"Surprise ... aku hamil sayang," ucap Candy dengan berbinar.
"Alhamdulillah sayang, ahirnya kamu hamil," ucap Ezza berbinar ketika Candy memberikan tes pack miliknya.
Tak butuh waktu lama, Ezza segera menghadiahi istri kecilnya itu dengan ciuman bertubi-tubi dan memeluknya erat. Sungguh sebuah kado indah tepat di hari kelahirannya, membuat Ezza semakin mencintai Candy.
Kedatangan Candy bagaikan malaikat dalam kehidupan Ezza. Ia mampu merubah sosok Ezza yang dulu sedingin es batu, kini sudah lebih bisa bergaul dengan sesamanya dan lebih menghormati kedua orangtuanya.
Selama kehamilan Candy, ia dilimpahi segala kasih sayang dari suami serta ayah mertuanya. Bagai seorang putri, Candy benar-benar mendapatkan sebuah keberuntungan karena menikah dengan Ezza.
Meski begitu tak sedikit yang mencemooh latar belakang Candy, tetapi hal itu bisa terbungkam oleh kaki tangan Ezza dan ayahnya.
Waktu bergulir dengan cepatnya, sampai ahirnya tibalah Candy untuk melahirkan.
"Mas sakit ..." keluh Candy yang hampir menangis karena kontraksi yang ia rasakan.
Ezza menggenggam tangan istrinya, tak lupa ia mengecup keningnya dan membisikkan doa-doa serta penyemangat untuk Candy.
"Kamu pasti bisa sayang, aku disini menemanimu."
Dengan ditemani suami ahirnya, Candy melahirkan Daffin dengan persalinan normal di salah satu rumah sakit terbaik di Indonesia.
Semua bersuka cita akan kelahiran calon penerus keluarga besar Hadi Wijaya dan perusahaan H&W Group.
Meskipun begitu, restu ibunya belum juga di dapat oleh Candy. Ibu mertunya itu sejak awal pertemuan sampai saat ini, sama sekali tidak merestui pernikahan putra satu-satunya itu.
.
.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
@Kristin
bangus cerita nya Thor 😀
2022-07-23
1
VLav
hai ka, aq mampir ya, mulai baca pelan2, salam dari menikah karena berbohong 🥰
2022-06-23
1
Sulati Cus
belum2 udah bikin emosi
2022-06-04
0