Belum sempat Oca turun dari sepeda, Dayu menariknya sekuat tenaga. Oca terjatuh sebab tidak bisa menjaga keseimbangannya. Ketika Oca akan bangkit, gerombolan ibu-ibu sudah mengerumuninya.
"Pendatang baru sudah berani menggoda suami orang!"
"Kita arak aja!"
"Kita panggil yang lain biar dia kapok dan viral!"
"Nggak usah nunggu pak Rt. Udah kita adili di sini rame-rame!"
"Tega kamu godain suamiku, ya! Untung saja suamiku tahan godaan. Kalau nggak dia pasti sudah kamu bawa lari."
"Itu fitnah! Semua yang kalian tuduhkan tidak benar! Aku nggak pernah menggoda siapapun!"
Oca mengangkat kepala, melihat semua orang yang yang marah padanya, posisinya yang masih duduk di tanah membuat tubuh dan baju putihnya ternoda debu. Oca hendak bangkit tapi, pundaknya di dorong hingga ia terjatuh lagi.
"Nggak usah ngelak kamu! Pantesan selama ini toko rotimu selalu laris manis. Ternyata main curang. Jangan-jangan main pelet juga!"
Dayu berdiri tepat di depan Oca, menarik sebagian rambut Oca sampai Oca bangkit dari hadapannya.
"Lepasin!" sentak Oca. "Aku diam bukan berarti aku takut. Biarkan aku melihat nenekku dulu, baru setelah itu kita bahas masalah ini. Satu hal yang harus kalian tau adalah semua ini fitnah!"
Oca bergantian menatap satu persatu orang di sana. Namun, ia bisa menebak jika tidak ada seorang pun yang percaya padanya. oca tidak perduli dan memilih pergi dari sana.
"Enak aja mau melarikan diri! Jangan buang-buang waktu. Cepat keluar dari kampung ini."
Dayu dan beberapa orang di sana menarik kedua tangan Oca dan membawanya secara paksa. Oca memberontak tapi tenaganya kalah dibandingkan mereka yang memfitnahnya.
"Biarkan aku bertemu nenekku, sebentar saja!" teriak Oca hiateris, ia menangis teringat nenek yang pasti mencemaskannya.
"Jangan banyak alasan, pergi dari sini!"
Oca di dorong hingga tubuhnya terjatuh di jalanan, ia menjerit melihat mobil warna hitam melaju kencang ke arahnya.
Mobil mewah itu berhenti mendadak dan tepat waktu, beruntung sopir sempat menginjak rem hingga tidak menabrak orang yang tiba-tiba tersungkur di jalan.
"Ada apa?" tanya seorang pria yang duduk di bangku belakang, ia melihat keluar jendela di mana banyak warga berdiri tidak jauh dari mobipnya.
"Maaf, Pak. Ada orang jatuh!" jawab sopir.
"Kau menabrak orang?"
"Nggak, Pak! Kayaknya perempuan itu didorong sama ibu-ibu itu!" jawab sopir yang sempat melihat kejadian dari jauh.
"Sebenarnya ada apa?" Pria ini membuka pintu mobil, tapi belum sempat ia mengeluarkan kakinya, ia terkejut melihat wanita lusuh berdiri di depan mobilnya.
"Oca?"
Rey bergeming di tempatnya, darahnya berdesir hangat melihat wanita yang pernah menolak cinta dan lamarannya di depan banyak orang. Matanya memerah melihat Oca tidak jauh darinya. Oca yang tiba-tiba menghilang kini sudah ia temukan.
"Pergi dari sini! Dasar wanita penggoda!"
Rey terkesiap mendengar teriakan orang-orang di luar mobilnya. Bahkan, sebagian dari mereka mendorong Oca sampai menjauhi mobilnya.
"Wanita penggoda?" Rey bergumam sendiri, sementara ntah sejak kapan supirnya keluar dari mobil.
"Ini fitnah!"
Terikan Oca terdengar memilukan, Oca yang dulu dikenal pemberani kini terlihat tidak berdaya di depan warga sekitar. Mata Rey bertambah perih melihat baju Oca penuh dengan debu. Detik itu juga Rey memutuskan keluar dari mobil dan membelah keramaian.
"Pargi, jangan balik lagi ke kampung ini!"
Dorongan kuat itu hampir membuat Oca terjatuh lagi, beruntung seseorang sigap menahan tubuhnya dari belakang.
Semua orang yang tadinya banyak bicara terdiam dan terkejut melihat pria yang berdiri di belakang Oca. Bahkan, pria itu menutupi pakaian Oca dengan jas hitam yang mengkilap.
Oca pun dibuat terkejut, ia lantas mengangkat kepala dan melihat pria yang sudah merangkulnya.
"Rey?" Oca membeku dan merasa malu bertemu dengan Rey dalam kondisi seperti ini.
Rey menatap Oca sekilas, tidak tersenyum juga tidak bicara sepatah katapun, kemudian ia melihat wajah-wajah orang yang sudah berbuat kasar pada Oca.
"Ada masalah apa?"
Pertanyaan Rey disambut hangat oleh Dayu, ia lantang bicara. "Perempuan ini sudah menggoda suamiku!"
Kening Rey mengkerut melihat Oca. "Menggoda?" Tanpa sadar tangannya mencengkram lengan Oca. Oca melihatnya dan menggelengkan kepala.
"Apa seperti ini cara kalian menyelesaikan masalah? Panggil perangkat desa suruh menemuiku sekarang juga!"
Mendengar perintah Rey membuat air mata Oca tumpah ruah, ia tahu Rey tidak percaya dengan fitnah yang diarahkan padanya, Oca juga tahu kalau Rey selalu bisa menyelesaikan masalah. Oca merasa bersalah sudah menyakiti Rey. Jika dulu ia memermalukan Rey dihadapan orang banyak kini, Rey justru menyelamatkan harga dirinya di depan semua orang.
"Sudah ... jangan menangis." Rey memeluk Oca dan berusaha menenangkannya. "Aku tahu kau tidak seperti itu," imbuhnya lagi.
"Maaf, maafkan aku," jawab Oca masih menangis di pelukan Rey.
Rey tersenyum simpul, ia membelah kerumunan membawa Oca ke toko kue yang sudah berantakan.
Kedatangan Rey di toko kue Oca mengejutkan semua warga, mereka tidak mengira kalau Oca mengenal pengusaha muda yang desas-desusnya sudah membangun sekolah di desa mereka. Bahkan, nenekpun menangis melihat Rey datang dan mendudukkan Oca di sampingnya.
"Nak Rey?"
"Nenek apa kabar?" Rey mencium punggung tangan nenek lalu berjongkok di depan nenek.
Nenek mengelus punggung Rey. "Seperti yang Nak Rey lihat. Kami baik-baik saja."
Rey menghela napas berat, ia tahu semua tidak baik-baik saja, kemudian ia melihat Oca. "Kenapa harus pergi sejauh ini?" tanya Rey.
Suara Rey terdengar pelan di telinga Oca. Tapi, Oca tidak berniat menjawabnya.
Seseorang berbaju hitam datang membisikkan sesuatu di telinga Rey. Kemudian Rey bangkit tanpa mengatakan apapun.
Siang itu juga Rey menemui para perangkat desa dan sebagian warga yang memfitnah Oca. Mereka sudah berkumpul di depan toko kue Oca.
Raut wajah Rey terlihat kaku tanpa senyuman dan basa-basi sedikitpun, Rey berdiri tegak di hadapan semua orang.
"Kalian berharap saya meresmikan bangunan itu? Lalu, pelajaran apa yang kalian harapkan kepada anak-anak kalian nantinya?"
"Pendidikan tidak hanya diterapkan di sekolah. Tapi, juga dilingkungan masyarakat terutama di rumah. Kalau kalian mudah terhasut fitnah yang akan merugikan orang lain. Bukankah anak-anak kalian bisa melakukan hal yang sama?"
Semua orang menunduk tidak mengerti apa yang dikatakan Rey.
Rey menunjuk wanita yang tadi mengatakan kalau Oca sudah menggoda suaminya.
"Apa benar kalau Oca sudah menggoda suamimu?"
Semua orang menatap Dayu.
"Iy-iya," jawab Dayu terbata.
Di dalam toko, Oca dan nenek saling menggenggam tangan. Oca merasa sangat dipermalukan.
"Kau bisa bertanggung jawab atas tuduhan itu?"
Dayu gemetaran.
"Katakan yang sebenarnya atau akan aku robohkan gedung yang belum sempat diresmikan itu. Apa kalian fikir aku akan diam saja setelah apa yang kalian lakukan kepada calon istriku?"
Suara lantang Rey semakin membuat suasana di sana terasa mencekam. Mereka terkejut mendengar pengakuan Rey.
"Ya... aku calon suaminya!" seru Rey lagi.
***
Rey minta dijempolin👍 Dilempar bunga juga mau😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
yanti ryanti
keren babang Rey💝💝💝💝💝💝💝
2022-01-05
0
Prolice Sadarita
mantap reyyy
2021-12-27
0
Cece Jumi
smangat Thor, bunga untukmu
2021-12-23
0