Pengakuan Rey membuat semua orang terkejut. Terutama Oca dan nenek. Jika Oca gemetran karena khawatir Rey akan semakin memerburuk keadaan, maka lain halnya dengan nenek.
Nenek tersenyum sekaligus haru mendengarnya. Dari awal firasat nenek sudah yakin kalau Rey adalah pria yang cocok untuk menjadi pendamping Oca. Tapi, Oca malah menolak tawaran untuk menikah dengan Rey.
Oca berdiri dan ingin keluar untuk meluruskan hubungan yang sebenarnya dengan Rey, ia tidak mau akan menimbulkan fitnah lain di kampung. Tapi, nenek melarangnya. Akhirnya Oca duduk di tempat semula.
***
"Dayu, ceritakan yang sebenarnya," desak salah satu warga yang ada di sana.
Semua orang khawatir Rey akan menghentikan bantuan yang selama ini diberikan termasuk gedung sekolah itu.
Giliran Dayu yang merasa dihakimi, tubuhnya gemetaran ditambah lagi menahan sesak buang air kecil.
"Se-sebenarnya...sebenarnya aku cuma ngarang cerita." Dayu menjawab sambil menundukkan kepala. Sudah tidak ada jalan untuknya mengelak atau melarikan diri.
Dayu iri melihat kesuksesan Oca. Bahkan semua warga menyukai dan memuji kue buatan Oca. Sementara sangat sedikit orang yang menyukai kue buatannya. Ketika suaminya pergi ke luar kota Dayu pun mulai mengarang cerita seolah-olah Oca merebut dan menyembunyikan suaminya.
Semua orang terkejut dan merasa menyesal sudah termakan fitnah dayu. Sementara Rey mengepalkan tangan di dalam saku celananya. Kalau bukan seorang wanita sudah pasti akan dihabisi sekarang juga.
Raut wajah Rey tampak lebih kaku dari sebelumnya, tapi ia masih bersyukur datang di waktu yang tepat jika tidak ntah apa yang akan terjadi kepada Oca dan nenek. Tanpa bicara lagi, Rey masuk ke dalam toko, menggandeng Oca dan mengajaknya ke luar.
"Minta maaf!" Suara Rey terdengar lantang. "Aku mau kalian semua minta maaf kepada calon istriku!"
Oca melihat Rey dan menggelengkan kepala. "Nggak perlu, Rey," tolaknya.
Rey menoleh. "Mereka nggak akan bisa lolos sebelum minta maaf sama kamu, Ca!" tegas Rey lagi.
"Minta maaf atau aku robohkan gedung itu!" teriak Rey lantang di hadapan semua orang.
Dug!!
Dayu berlutut dan minta maaf pada Oca, bukan cuma takut gedung dirobohkan. Dayu takut diamuk warga dan diusir karena sudah memfitnah dan membuat kericuhan di kampung.
"Tolong maafkan aku, Ca. Aku sudah memfitnah kamu." Dayu menunduk dan menangis, memohon supaya Oca mau memaafkannya.
Bukan cuma Dayu, kata maaf pun terdengar dari warga sekitar.
"Kasus ini akan diproses supaya kalian semua jera!"
Ancaman Rey membuat semua orang gemetaran, karena seumur hidup mereka tidak pernah berhubungan dengan hukum. Tapi, hari ini mereka terancam dipidana.
"Sudahlah Rey jangan diperpanjang!"
"Mereka harus dikasih pelajaran!"
"Aku nggak apa-apa, semua ini membuang waktuku, aku cuma mau fokus sama kesehatan nenek!"
Oca mengakhiri perdebatannya dengan Rey, ia masuk ke toko di mana nenek masih memerhatikan mereka.
Rey menghela napas berat, seberat melepaskan orang-orang yang sudah menyakiti Oca.
"Pergilah! Jangan lakukan ini sama orang lain. Kalian paham?" teriak Rey dan menyusul Oca sebelum warga membubarkan diri .
"Terima kasih, Pak "
"Terima kasih."
"Terima kasih!"
***
Rey memerintahkan orang-orangnya membersihkan serpihan kaca yang berserak di toko, kemudian ia melewati pintu kecil yang terletak di sudut ruangan. Ternyata selama ini Oca tinggal di dalamnya. Ruangan minimalis namun tertata dengan rapi.
"Duduk di sini, Nak Rey." Nenek menepuk kursi kecil di sampingnya. "Tunggu sebentar, Oca masih masak."
Rey menurut. "Sudah lama tinggal di sini, Nek?"
"Ya, semenjak Oca menolak lamaranmu waktu itu. Maaf ya, kamu pasti sakit hati."
Rey tersenyum dan meraih tangan nenek. "Nggak apa-apa, Nek. Sudah berlalu."
"Hmmm sebenarnya, bukan kemauan Oca nolak lamaranmu waktu itu. Tapi, ya mau gimana lagi. Kenyataannya nggak akan merubah kenyataan."
"Bukan kemauan Oca?" tanya Rey penasaran.
"Dari kecil orang tua Oca bercerai. Semenjak itu dia tinggal sama nenek. Semenjak Oca kehilangan kasih sayang dari orang tuanya dia jadi trauma dan nggak mau menikah."
"Oh, jadi karena itu." Rey mengangguk paham, ia yang awalnya membenci alasan Oca menolak lamarannya karena menganggapnya pria tidak normal kini menjadi lega.
"Kalau tidak trauma, apa Oca mau menerima lamaraku, Nek?"
Nenek mengangguk. "Nenek yakin kamu bisa melindungi Oca. Nenek rasa umur nenek udah nggak lama lagi. Kalau boleh nenek nitip Oca sama kamu." Nenek bicara sambil memegang dadanya yang terasa semakin sesak bahkan, untuk bernafaspun sudah semakin sulit.
"Nenek jangan khawatir. Kalau perlu hari ini juga Rey akan menikahi Oca. Biar nenek dan warga sekitar menjadi saksinya," ucap Rey, wajahnya serius dan mantap dengan pilihannya.
"Kamu bicara apa, Rey?" sentak Oca tiba-tiba, ia yang baru selesai mandi tidak sengaja mendengar pembicaraan nenek dan Rey.
Rey beranjak dan mendekati Oca. "Aku serius, Ca. Aku akan menikahimu."
"Kamu gila? Kamu pikir karena sudah menolongku kamu bisa seenaknya, begitu?"
"Bukan itu maksudku,Ca." Rey meraih tangan Oca. "Perasaanku nggak pernah berubah. Selama ini aku berusaha melupakan kamu tapi, aku nggak bisa."
"Tapi aku sudah pernah menghinamu dan aku yakin kamu nggak pernah melupakan penghinaan itu!"
"Kita tidak pernah memulai hubungan apapun, Ca. Hubungan kita dimulai setelah aku menyebut namamu dalam ikatan suci pernikahan, setelah itu barulah kita mulai hubungan yang baru, aku janji akan menghapus kenangan buruk yang selama ini menghantuimu."
Rey dan Oca berhenti berdebat setelah mendengar rintihan nenek yang menahan sesak di dada. Nenek sudah bersandar di sofa.
Oca mendekati Nenek.
"Nenek kenapa?" Oca panik dan menangis.
"Kita bawa ke rumah sakit!" Rey pun sama paniknya dengan Oca.
Nenek mengeleng lemah, ia menyatukan tangan Oca dan Rey.
"Kalian menikahlah, kabulkan permintaan nenek yang terakhir kalinya...."
"Nenek nggak boleh ngomong gitu," jawab Oca.
Rey melihat Oca dan meletakkan telapak tangannya di kepala Oca.
"Aku berjanji untuk menikahimu hari ini juga, Ca!" Raut wajah Rey terlihat serius, suaranya terdengar lantang di telinga Oca membuat mata gadis ini membola melihatnya.
***
Penyakit komplikasi dan faktor usia membuat kondisi nenek semakin lemah. Petugas medis yang didatangkan dari kota sudah berusaha melakukan yang terbaik. Hasilnya hanya Tuhan yang tahu.
Karena terkendala dokumen dan waktu yang sangat mendesak. Pernikahan Rey dan Oca diadakan tertutup dan secara siri bahkan, Rey tidak sempat mengabarkan ke seluruh keluarganya.
Tepat pukul 20.00 waktu setempat Rey menyebut nama Oca dalam akad yang disaksikan nenek dan sebagian perangkat desa.
Kini, Rey dan Oca resmi menyandang status sebagai suami dan istri yang sah.
Jantung Oca berpacu sangat cepat ketika Rey mengecup keningnya.
"Oca, aku masih mencintaimu," bisik Rey di telinga Oca.
***
Nikahan di Novel gampang ya hihihihi. Sabar bebs, cuma nupel
Yok jempolin jangan tunggu malam pertama😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Ririn Setiyawati
ini lanjut g thor?
2022-01-04
0
Ranze_Shuun😊☺️
ia benar pernikahan di novel GAMPANG bngt ..... apalagi kalau soal MENYAKITI & CERAI
2021-12-21
0
Nur Fadillah
kisah nya pada patah hati thorrr bikin maraton terus nihh othorr hatinya
2021-12-15
0