Menikah

Keesokan harinya Chatlea terbangun ia mulai melakukan aktifitasnya seperti biasa.

Setelah menyiapkan sarapan, ia berjalan menuju kamarnya.

"Tok.. tok.. tok.."

Chatlea mengetuk pintu kamarnya.

"Mas, makanan sudah siap." Panggil Chatlea.

Tidak ada sahutan.

"Mas." Panggil Chatlea kembali.

Karena tidak ada sahutan, Chatlea mulai berpikir Hendra tidak pulang.

"Hikss.. hikss.. apa kamu benar-benar menikahi wanita itu mas?" Cemas Chatlea.

Chatlea memutar kenop pintu kemudian masuk ke dalam. Hatinya mulai gelisah mengingat kata-kata Hendra. Tubuhnya lemas, tangannya dingin dan kakinya sudah gemetar.

Ia menutup mulutnya seolah tidak percaya. Penglihatannya mulai buram ingin segera berpegangan namun tidak ada tempat untuk bertumpu. Pandangannya kosong dan buram.

"Brukhhh."

Chatlea terjatuh di lantai.

"Mommy." Teriak Zidan, dia sedang mencari Chatlea untuk sarapan sedangkan Zarah menunggu di meja makan.

"Hikss.. Mommy bangun, hikss.. Mommy! Panggil Zidan.

Zidan segera berdiri kemudian berlari memanggil Zarah.

"Zarah Mommy pingsan, cepat ambilkan obat di kamar." Teriak Zidan.

Zarah segera berdiri kemudian berlari menuju kamarnya mengambil kotak obat.

"Ini kak." Zarah menyerahkan kotak obat.

"Mommy, hikss.. Mommy bangun jangan tinggalin Zarah."

Zidan mengambil minyak kayu putih kemudian mendekatkan di hidup Chatlea.

"Hikss.. hikss.. hikss.. Mommy ayo bangun." Zarah menggoyangkan lengan Chatlea.

"Gosok telapak tangan Mommy biar hangat." Perintah Zidan.

Zarah melakukan perintah Zidan sambil menangis.

"Hikss.. Mommy bangun." Panggil Zarah.

Perlahan-lahan Chatlea membuka matanya. Ia kasihan melihat anak-anaknya sedang menangis.

"Maafkan Mommy sayang, Mommy buat kalian khawatir." Gumam Cathlea.

"Kenapa Mommy bisa pingsan?" Tanya Zidan.

"Mungkin karena Mommy kurang istirahat sayang. Kalian jangan khawatir, Mommy baik-baik aja." Ucap Chatlea kemudian memeluk anak-anaknya.

"Daddy sudah berangkat Mom?" Tanya Zidan.

"Daddy keluar kota sayang, ada pekerjaan yang harus di selesaikan di sana." Chatlea berbohong agar anaknya Tidak bertanya lagi.

Zidan dan Zarah saling melirik.

"Ayo kita sarapan, mulai hari ini Mommy yang akan antar kalian ke sekolah." Ucap Chatlea.

"Kenapa bukan Daddy?" Tanya Zidan.

"Daddy kan di luar kota." Cathlea berjalan menuju meja makan bersama anak-anaknya.

Setelah sarapan Chatlea memesan taksi online lalu mengantar Chatlea dan Zidan ke sekolahnya. Setelah sampai di sekolah mereka di sapa oleh kepala sekolah.

Disinilah Zidan dan Zarah sekolah, di salah satu sekolah international elementary school.

Awalnya Chatlea ingin menyekolahkan anaknya di TK namun semua TK menolaknya karena mereka terlalu pintar, jadi Chatlea mendaftar kan mereka di Sekolah dasar yang biasa, namun di tolak kembali karena umur mereka belum cukup. Akhirnya Chatlea meminta Ririn mencarikan sekolah untuk anak-anaknya, dan kebetulan Ibu Ririn adalah kepala sekolah yayasan itu, jadi Ririn meminta ibunya untuk menerima mereka sekolah di sana.

"Good morning Zidan, Zarah, Chatlea boleh kita bicara sebentar?" Sapa Ibu Ratna kelapa sekolahnya Zidan.

Ibu Ratna sudah menganggap Chatlea anak sendiri seperti Ririn, karena saat kuliah Chatlea sering ke rumah Ririn mengerjakan tugas-tugasnya.

"Good morning Miss." Sapa Zidan dan Zarah.

"Boleh Bu. Zidan, Zarah kalian masuk kelas ya?" Ucap Chatlea.

Ibu Ratna dan Chatlea berjalan menuju kantor kepala sekolah, kemudian duduk berdampingan di sofa.

"Begini nak Lea, kamu jangan tersinggung ya nak, Ibu tahu kamu kaya dan banyak uang, tapi di sekolah ini juga ada aturannya." Ibu Ratna ragu-ragu untuk bicara.

Chatlea mulai cemas, mungkin kepala sekolah akan menagih uang sekolah anak-anaknya yang menunggak 3 bulan.

"Saya akan segera membayar uang sekolah mereka Bu." Ucap Chatlea.

"Bukan itu nak, aturan di sekolah ini, kami memberikan bea siswa untuk anak-anak yang berprestasi. Nah kebetulan Zarah dan Zidan masuk diantaranya, Ibu sangat bangga dengan anak-anak mu, mereka sangat pintar, IQ nya diatas rata-rata bahkan gurunya saja kewalahan saat memberinya tugas, semua tugas di kerjakan dengan cepat tanpa ada kesalahan. Apa kamu nggak keberatan kalau saya memasukkan mereka ke daftar anak yang menerima bea siswa?" Tanya ibu Ratna.

"Masya Allah Bu! Alhamdulillah... Lea mau Bu." Chatlea meneteskan air mata karena terharu.

Ibu Ratna mengerutkan keningnya.

"Kenapa sikapmu seperti ini nak? apa kamu ada masalah dengan keuangan mu?" Selidik ibu Ratna.

"Jujur saja, ia Bu. Tapi dengan adanya bea siswa ini saya merasa lega akan pendidikan anak-anak saya, terima kasih banyak Bu." Chatlea menghapus air matanya.

"Jika kamu ada masalah, bicaralah dengan Ibu atau Ririn jangan di simpan sendiri. Ibu sudah mengaggap kamu seperti anak ibu sendiri.

"Ia Bu, semenjak Lea kenal ibu, Lea selalu merasa ibu Lea ada di sisi Lea. Terima kasih." Cathlea memeluk Ibu Ratna penuh kasih sayang.

Setelah melepas pelukannya, ibu Ratna berdiri dan mengambil berkas-berkas yang harus Chatlea tanda tangani.

"Baca dulu nak, lalu tanda tangan, setelah ini anak-anak mu akan mendapatkan pendidikan yang terbaik dari sekolah ini tanpa harus membebani pikiran mu." Ucap Ibu Ratna.

Chatlea membacanya setelah itu tanda tangan.

"Terima kasih Bu, Lea nggak tahu bagaimana harus membalasnya." Ucap Chatlea.

"Husss, jangan bicara seperti itu, mereka juga cucu-cucu Ibu, jadi sudah sepantasnya Ibu memberikan apa yang mereka harus dapatkan." Ucap Ibu Ratna.

"Baiklah Bu, saya pulang dulu masih banyak yang harus Lea kerjakan." Ucap Chatlea.

"Hati-hati di jalan ya nak." ucap ibu Ratna.

Chatlea berjalan keluar dari ruangan kepala sekolah.

"Terima kasih ya Allah, hari ini Engkau memberiku rejeki untuk anak-anakku." Gumam Chatlea meneteskan air mata.

"Sekarang aku harus cari kerja, lalu menjemput mereka kembali." Monolog Chatlea sambil melangkahkan kakinya.

Ia mencari pekerjaan di Cafe dan beberapa toko yang ada di pinggir jalan. Tapi sampai saat anak-anaknya pulang pun ia belum juga mendapatkan pekerjaan. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali menjemput anak-anaknya.

"Mommy!" Teriak Zidan dan Zarah saat melihat Chatlea di depan kelasnya.

Chatlea memeluk anak-anaknya.

"Ia sayang, bagaimana sekolahnya?" Tanya Chatlea.

"Baik, Mom." Jawab keduanya.

"Ayo, kita pulang!" Ucap Chatlea memegang mereka di tangan kiri dan kanan.

Setelah memesan taksi online, mereka pulang menuju rumah. Beberapa menit kemudian akhirnya mereka sampai di rumah, anak-anak langsung masuk ke dalam kamar, sedangkan Chatlea menuju dapur membuatkan makanan untuk makan siang.

Chatlea berjalan menuju kamar.

"Zidan, Zarah, ayo kita makan, makanan sudah siap." Ucapnya.

Zidan dan Zarah beranjak menuju meja makan, mereka menikmati makanan tanpa ada yang berbicara.

"Mom, Zidan mau telpon Daddy, Zidan rindu." Ucap Zidan setelah mereka makan.

"Sebentar sayang." Chatlea mengambil ponselnya lalu menghubungi Hendra.

"Speaker Mom, aku juga mau ngomong." Ucap Zarah.

Chatlea menekan loud speaker di ponselnya.

"Halo, jangan menelpon ku lagi, aku akan menikah." Bentak Hendra.

"Daddy." Serentak Zidan dan Zarah

Chatlea tertegun, Air matanya tumpah seketika.

"Daddy akan menikah?" Tanya Zidan.

"Kak, menikah itu apa?" Tanya Zarah pada Zidan.

"Kita punya Mommy baru." Jawab Zidan.

"Ia nak, kalian punya Mommy baru namanya Mommy Bella." Ucap Hendra.

"No Dad! Kami sudah punya Mommy." Tegas Zidan.

"Dimana Mommy kalian?" Tanya Hendra.

"Ada di samping kami." Jawab Zidan.

"Berikan ponselnya pada Mommy." Ucap Hendra.

Chatlea berjalan ke kamar meninggalkan Zidan dan Zarah.

"Halo mas, aku mohon jangan menikah, hissttt.. hisstt.." Ucap Chatlea.

"Tidak bisa, setelah ini jangan coba-coba menelpon ku lagi." Sentak Hendra.

"Kenapa mas? hikss.. hikss... kami butuh mas di sini, mereka sedang merindukan mu mas, sudah 2 hari kamu nggak pulang." Ucap Chatlea.

"Karena aku nggak mau di ganggu saat bersama istriku." Tegas Hendra lalu menutup telponnya.

"Mas" Chatlea masih ingin bicara.

"Tut.. Tut.. Tut.." Sambungan telepon terputus.

.

.

.

Bersambung...

Sahabat Author yang baik ❤️

Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Dewi Dama

Dewi Dama

kenapa juga sihh...jadi istri gk punya harga diri...suami udh gk suka masih...aja...mohon2

2024-06-13

0

Neneng Liauw

Neneng Liauw

huh jdi istri kok cengeng banget seh bukan nya berjuang dgn tegar demi anak.
ini bisanya cuma mewek mulu.

2023-12-30

0

Budyparyanti

Budyparyanti

huhf....nywbelin bgt ea hendra....suantu saat qm bakal nyesel dagh nyakitin hati kelurga km sendiri dan lebih memillih ular betina itu

2023-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 Ingin Menikah
2 Menangis
3 Mimpi Buruk
4 Bermain
5 Menikah
6 Hancur Tak Bersisa
7 Hari Pertama Kerja
8 Butik
9 Nyonya Baru
10 Queen Butik
11 Menutup Telinga
12 Bertemu Sahabat
13 Dapat Piala
14 Menuduh Selingkuh
15 Mommy Belum Siap
16 Peluk Uncle
17 Aku Disini
18 Detak Jantung
19 Cucu
20 Talak
21 Tidak Mau Kehilangan.
22 Kenangan
23 Jatuh
24 Apartemen
25 Tidak Bisa Masak
26 Hadiah Untuk Mommy
27 Pengacara
28 Semua Milikku
29 Tunggu Aku
30 Membela Mommy
31 Tidak Melawan
32 Pertimbangan.
33 Pamit
34 Pamit 2
35 Surat Gugatan
36 Pergi
37 Terlambat
38 Mempertahankan
39 Merindukan Mu
40 Hamil
41 Kerjain Daddy
42 Bertemu Oma
43 Keluar kota
44 Dua Bulan Kemudian.
45 Tidak Ingin Dekat
46 Penasaran
47 Resmi Bercerai
48 Rahasia Twins
49 Cincin Lamaran
50 Mantan Madu
51 Kartu
52 Pacaran
53 Ke Mansion
54 Keinginan Daddy
55 Restu
56 Tugas Kuliah Kinara
57 Batalkan Perjodohan
58 Pemilik perusahaan
59 Target Lain
60 Cinta Pertama
61 Memilih Janda
62 Tiga bulan kemudian
63 Fitting Baju Pengantin
64 Undangan
65 Tidak Sadar
66 Rumah Sakit
67 Mengusir
68 Nikah
69 Resepsi
70 Lea Terluka
71 Hukuman
72 Sadar
73 Demi Cucu
74 Menceraikan
75 Menuntut hak
76 Menyerahkan Perusahaan
77 Nggak Sabar
78 Kenan Junior
79 Ingin Bertemu Twins
80 Selamat Tinggal
81 Merayu
82 Menerima
83 Kemenangan Twins
84 Trauma
85 Kehancuran Bella
86 Rumah Sakit Jiwa
87 Hamil
88 Ngidam
89 Pernikahan Ririn
90 Belah Duren
91 Masa Kecil Lea
92 Laptop Rusak
93 Meeting dengan Faraz
94 Baju Hamil
95 Menjenguk Bella
96 Main Dengan Cucu
97 Tentang Istriku
98 Adikmu Istriku
99 Baby twins
100 Menjenguk Baby Twins.
101 Bertemu Kak Faraz
102 Sangat menyayangi
103 Bertemu Lila
104 Berkenalan
105 Di Taman
106 Menolak
107 Kado
108 Bandara
109 Restoran Dekat Bandara
110 Mall
111 Pesta Taman
112 Bukan Jodoh
113 Melarikan Diri
114 Antar Makan Siang
115 Bertamu
116 Penawaran
117 Janjian di Cafe
118 Penangkapan Bella
119 Penjara
120 Ririn melahirkan
121 Komentar
122 Baby Audrey
123 Bertemu Calon
124 Bertemu
125 Bayar
126 Jalan ke Mall
127 Pesta Ricky
128 Melamar Lila
129 Bunuh diri
130 Terima Kasih
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Ingin Menikah
2
Menangis
3
Mimpi Buruk
4
Bermain
5
Menikah
6
Hancur Tak Bersisa
7
Hari Pertama Kerja
8
Butik
9
Nyonya Baru
10
Queen Butik
11
Menutup Telinga
12
Bertemu Sahabat
13
Dapat Piala
14
Menuduh Selingkuh
15
Mommy Belum Siap
16
Peluk Uncle
17
Aku Disini
18
Detak Jantung
19
Cucu
20
Talak
21
Tidak Mau Kehilangan.
22
Kenangan
23
Jatuh
24
Apartemen
25
Tidak Bisa Masak
26
Hadiah Untuk Mommy
27
Pengacara
28
Semua Milikku
29
Tunggu Aku
30
Membela Mommy
31
Tidak Melawan
32
Pertimbangan.
33
Pamit
34
Pamit 2
35
Surat Gugatan
36
Pergi
37
Terlambat
38
Mempertahankan
39
Merindukan Mu
40
Hamil
41
Kerjain Daddy
42
Bertemu Oma
43
Keluar kota
44
Dua Bulan Kemudian.
45
Tidak Ingin Dekat
46
Penasaran
47
Resmi Bercerai
48
Rahasia Twins
49
Cincin Lamaran
50
Mantan Madu
51
Kartu
52
Pacaran
53
Ke Mansion
54
Keinginan Daddy
55
Restu
56
Tugas Kuliah Kinara
57
Batalkan Perjodohan
58
Pemilik perusahaan
59
Target Lain
60
Cinta Pertama
61
Memilih Janda
62
Tiga bulan kemudian
63
Fitting Baju Pengantin
64
Undangan
65
Tidak Sadar
66
Rumah Sakit
67
Mengusir
68
Nikah
69
Resepsi
70
Lea Terluka
71
Hukuman
72
Sadar
73
Demi Cucu
74
Menceraikan
75
Menuntut hak
76
Menyerahkan Perusahaan
77
Nggak Sabar
78
Kenan Junior
79
Ingin Bertemu Twins
80
Selamat Tinggal
81
Merayu
82
Menerima
83
Kemenangan Twins
84
Trauma
85
Kehancuran Bella
86
Rumah Sakit Jiwa
87
Hamil
88
Ngidam
89
Pernikahan Ririn
90
Belah Duren
91
Masa Kecil Lea
92
Laptop Rusak
93
Meeting dengan Faraz
94
Baju Hamil
95
Menjenguk Bella
96
Main Dengan Cucu
97
Tentang Istriku
98
Adikmu Istriku
99
Baby twins
100
Menjenguk Baby Twins.
101
Bertemu Kak Faraz
102
Sangat menyayangi
103
Bertemu Lila
104
Berkenalan
105
Di Taman
106
Menolak
107
Kado
108
Bandara
109
Restoran Dekat Bandara
110
Mall
111
Pesta Taman
112
Bukan Jodoh
113
Melarikan Diri
114
Antar Makan Siang
115
Bertamu
116
Penawaran
117
Janjian di Cafe
118
Penangkapan Bella
119
Penjara
120
Ririn melahirkan
121
Komentar
122
Baby Audrey
123
Bertemu Calon
124
Bertemu
125
Bayar
126
Jalan ke Mall
127
Pesta Ricky
128
Melamar Lila
129
Bunuh diri
130
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!