Menangis

Chatlea menangis menatap Hendra.

"Aku sangat mencintaimu mas, kita sudah berjanji saling setia satu sama lain, kenapa kamu ingkar mas, hanya karena perempuan penggoda itu kamu menghianati aku?" Ucap Chatlea.

"Dia bukan wanita penggoda, satu lagi jangan katakan kalo kamu istriku. Mulai sekarang, kamu tinggal di sini hanya sebagai pembantu di rumah ini dan pengasuh dari anak-anak." Ucap Hendra dengan lantang.

"Astagfirullah.. mas apa kamu sadar, apa yang kamu ucapkan?" Sentak Chatlea tidak percaya.

"Aku sangat sadar!" Tegas Hendra.

"Aku lulusan S1 terbaik di kampus dan kau mempekerjakan aku sebagai pembantu dan pengasuh? dan kamu akan membawa wanita lain tinggal di rumahku? Begitu komplit dan sempurnanya penderitaan yang kau berikan padaku mas." Chatlea mencibir dirinya sendiri, sungguh malang nasibnya, sudah dimadu dan sekarang di jadikan pembantu oleh suaminya sendiri.

"Kenapa? kamu tidak setuju? kalo tidak setuju kamu boleh pergi sekarang juga." Ucap Hendra.

"Tentu saja aku tidak setuju mas, kamu tega menjadikan aku pembantu di rumahku sendiri? Apa kamu lupa, di rumah ini aku juga berhak karena aku istrimu? Rumah ini ada setelah kita menikah. Jangan harap aku bersedia melayani perempuan itu di rumahku sendiri." Tegas Chatlea.

"Akan aku pastikan kamu tidak akan mendapatkan apapun dari rumah ini." Tegas Hendra.

Chatlea melembutkan suaranya.

"Sebenci itukah dirimu padaku? Sudah tidak adakah rasa sayang mu untuk ku lagi? Apa kamu lupa semua janji manis yang kamu ucapkan saat kita menikah?"

Chatlea menghela napas.

"Baiklah, Aku ingin kau mengingat semuanya sebelum kau benar-benar melupakannya. Aku adalah prioritas mu, kau akan selalu membahagiakan aku, mencintaiku, menyayangiku, kau tidak akan menyakitiku apalagi melukai hatiku, duniaku adalah duniamu, hikss.. hikss.. kau akan menjadi imam yang baik untuk keluarga kita, hanya aku yang akan menjadi ibu dari anak-anak mu, hanya aku yang akan menjadi istrimu sampai kita menua hingga maut memisahkan kita, hikss.. hikss.. hanya ada cerita cinta dan keluarga kecil kita, kau berjanji akan menjadi Daddy yang terbaik untuk anak-anak kita. Kita akan bersama membesarkan anak-anak kita dan menyekolahkan mereka.

Kamu nggak lupa kan?" Tanya Chatlea dengan lembut.

Hendra tertegun, ada sedikit perasaan bersalah di hatinya, namun dia sudah tidak dapat mundur lagi, dia sudah terlanjur berjanji akan menikahi Bella.

"Itu sudah berlalu, jangan mengingatkanku semua itu." Kesal Hendra.

"Seperti itu kah mau mu mas? Kamu juga ingin agar aku melupakan janji-janji itu? Itu impian kita bersama mas. Tidak bisakah kamu meninggalkan perempuan itu, dan memperbaiki rumah tangga kita kembali?" Tanya Chatlea menatap Hendra.

"Tidak bisa, lupakan semuanya, tidak usah mengingatkan ku lagi." Tegas Hendra.

"Semudah itu kau menyuruhku melupakan segalanya? Tidak semudah itu mas, ada anak-anak diantara kita, bukti cinta kita." Ucap Chatlea.

"Aku tidak perduli." Bentak Hendra.

"Hatimu sungguh sekeras batu mas, Jika kau tetap menikahi wanita itu, jangan harap aku akan memaafkan mu. Apalagi jika kamu membawanya ke rumah ini." Tegas Chatlea.

"Aku tetap akan membawanya kesini, persiapkan saja diri mu." Tegas Hendra.

Chatlea tertegun, lalu menarik kopernya masuk kedalam kamar anaknya.

"Hikss... hikss.. hikss.." Chatlea semakin menangis memeluk anak-anaknya.

"Mommy jangan menangis lagi, ayo kita pergi jika Daddy menyakiti Mommy." Ucap Zidan memeluk erat Chatlea.

"Tidak nak, kita harus tinggal bersama Daddy, Daddy butuh kita di sampingnya, Mommy juga nggak punya uang untuk kita pergi." Bujuk Chatlea.

"Tapi Daddy sudah tidak sayang kita lagi Mom. Daddy membenci kita." Ucap Zarah.

"Tidak sayang, Daddy sayang dengan kalian, hanya saja Daddy lagi banyak masalah di kantornya, makanya sikapnya seperti itu." Ucap Chatlea.

Zarah mengambil kotak obat lalu memberikannya pada Zidan.

"Kak Zidan obati Mommy, nanti lukanya infeksi." Ucap Zarah dengan lembut.

"Kalian memang anak-anak Mommy yang pintar dan baik. Lupakan kejadian hari ini, anggap kalian tidak melihatnya, oke?" Pinta Chatlea sambil di olesi obat oleh Zidan.

Mereka saling pandang lalu mengangguk.

"Mom, kalo Zidan ada tabungan, apa mommy mau pergi?" Ucap Zidan.

"Dari mana Zidan dapat uang?" Selidik Chatlea.

"Belum tau Mom, nanti Zidan bantu Mommy cari uangnya. Zidan yang akan menjaga Mommy dan Zarah jika Daddy menyakiti Mommy.

"Hikss.. ia nak, apapun keinginan kalian Mommy akan turuti, tapi untuk pergi kita butuh uang yang banyak nak, nanti Mommy pikirkan. Sekarang kalian tidur, mulai sekarang Mommy akan menemani kalian tidur di sini." Chatlea menyelimuti anak-anaknya lalu ikut berbaring di sampingnya.

"Mom, Zarah mau di bacakan dongeng." Pinta Zarah.

Chatlea mengambil buku dongeng diatas nakas lalu membacanya hingga mereka terlelap.

Setelah anaknya tertidur, ia kembali menangis, tidak pernah terpikirkan olehnya suaminya akan menikahi wanita lain.

"Hikss.. hikss.. ya Allah, aku harus bagaimana? rasanya aku tak sanggup, dadaku sesak, membayangkan nya saja aku tak bisa apalagi menjalaninya. Lebih baik ambil nyawaku saja dari pada melihat suamiku bersama wanita lain. Hikss.. hikss.. bagaimana dengan nasib anak-anak ku? Mereka masih terlalu kecil, hatiku sakit melihat mereka menyaksikan semua ini, ujian yang Engkau berikan ini sangat berat, bagaimana mungkin aku mampu satu atap dan berbagi suami dengan wanita lain. Hikss.. hikss.."

Chatlea menghempaskan napasnya dengan berat.

"Ya Allah jika ini sudah menjadi kehendak mu maka kuatkan hati dan iman ku. Jika ini sudah menjadi takdir ku maka pasrahkan jiwa dan raga ku agar aku ikhlas menerimanya." Lirih Chatlea dalam doanya sambil menangis.

Ia ikut berbaring di samping kedua anaknya lalu menarik selimut, matanya tetap saja tidak bisa terpejam, kata-kata Hendra selalu terngiang-ngiang di kepalanya.

"Ya Allah, apa yang harus aku lakukan? Berikan aku petunjuk Mu agar aku mampu menghadapi cobaan ini." Monolog Chatlea.

Dia berbalik kiri dan kanan lalu memeluk anak-anaknya.

"Kalian sumber kekuatan Mommy, Mommy akan bertahan demi kalian, tapi jika suatu saat kalian menyerah, maka saat itu juga Mommy ikut menyerah. Entah wanita macam apa yang akan Daddy kalian bawa ke rumah ini, kalian harus kuat agar Mommy juga kuat." Lirih Chatlea meneteskan air mata.

Ia berusaha memejamkan matanya kembali.

"Hikss.. hikss.. hiks.." Tangisnya malah semakin pecah.

Setelah puas mengeluarkan air matanya hingga matanya seperti mata panda, Chatlea mengambil ponselnya lalu duduk di tempat tidur.

"Ayo Chatlea, kamu harus bangkit demi anak-anak kamu. Jika kamu diam aja menerima perlakuan Hendra, maka kamu dan anak-anak mu akan menderita. Kamu nggak boleh mengharap apapun lagi dari Hendra." Chatlea menyemangati dirinya sendiri sambil melihat anak-anaknya yang sedang terlelap.

Ia mencoba browsing mencari lowongan kerja dan memasukkan lamarannya.

"Selesai." Ucap Chatlea merenggangkan otot-ototnya.

Setelah mengirim email ke beberapa perusahaan, ia meletakkan ponselnya di atas nakas lalu kembali tidur. Ia berharap kejadian hari ini hanya mimpi buruk baginya.

.

.

.

Bersambung...

Sahabat Author yang baik ❤️

Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

paling gak suka klo pemerannya lemah apa lagi bodoh, berharap karakter pemerannya kuat gak lebay

2025-02-16

0

Bupoh

Bupoh

S1 lulusan terbaik tapi seperti tak berpendidikan,,,ayo lah bangkit lea demi anak2,,,,

2025-02-26

0

Santiani

Santiani

mungkin telah SMA tamat langsung nikah kemudian kuliah /Smile/

2025-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 Ingin Menikah
2 Menangis
3 Mimpi Buruk
4 Bermain
5 Menikah
6 Hancur Tak Bersisa
7 Hari Pertama Kerja
8 Butik
9 Nyonya Baru
10 Queen Butik
11 Menutup Telinga
12 Bertemu Sahabat
13 Dapat Piala
14 Menuduh Selingkuh
15 Mommy Belum Siap
16 Peluk Uncle
17 Aku Disini
18 Detak Jantung
19 Cucu
20 Talak
21 Tidak Mau Kehilangan.
22 Kenangan
23 Jatuh
24 Apartemen
25 Tidak Bisa Masak
26 Hadiah Untuk Mommy
27 Pengacara
28 Semua Milikku
29 Tunggu Aku
30 Membela Mommy
31 Tidak Melawan
32 Pertimbangan.
33 Pamit
34 Pamit 2
35 Surat Gugatan
36 Pergi
37 Terlambat
38 Mempertahankan
39 Merindukan Mu
40 Hamil
41 Kerjain Daddy
42 Bertemu Oma
43 Keluar kota
44 Dua Bulan Kemudian.
45 Tidak Ingin Dekat
46 Penasaran
47 Resmi Bercerai
48 Rahasia Twins
49 Cincin Lamaran
50 Mantan Madu
51 Kartu
52 Pacaran
53 Ke Mansion
54 Keinginan Daddy
55 Restu
56 Tugas Kuliah Kinara
57 Batalkan Perjodohan
58 Pemilik perusahaan
59 Target Lain
60 Cinta Pertama
61 Memilih Janda
62 Tiga bulan kemudian
63 Fitting Baju Pengantin
64 Undangan
65 Tidak Sadar
66 Rumah Sakit
67 Mengusir
68 Nikah
69 Resepsi
70 Lea Terluka
71 Hukuman
72 Sadar
73 Demi Cucu
74 Menceraikan
75 Menuntut hak
76 Menyerahkan Perusahaan
77 Nggak Sabar
78 Kenan Junior
79 Ingin Bertemu Twins
80 Selamat Tinggal
81 Merayu
82 Menerima
83 Kemenangan Twins
84 Trauma
85 Kehancuran Bella
86 Rumah Sakit Jiwa
87 Hamil
88 Ngidam
89 Pernikahan Ririn
90 Belah Duren
91 Masa Kecil Lea
92 Laptop Rusak
93 Meeting dengan Faraz
94 Baju Hamil
95 Menjenguk Bella
96 Main Dengan Cucu
97 Tentang Istriku
98 Adikmu Istriku
99 Baby twins
100 Menjenguk Baby Twins.
101 Bertemu Kak Faraz
102 Sangat menyayangi
103 Bertemu Lila
104 Berkenalan
105 Di Taman
106 Menolak
107 Kado
108 Bandara
109 Restoran Dekat Bandara
110 Mall
111 Pesta Taman
112 Bukan Jodoh
113 Melarikan Diri
114 Antar Makan Siang
115 Bertamu
116 Penawaran
117 Janjian di Cafe
118 Penangkapan Bella
119 Penjara
120 Ririn melahirkan
121 Komentar
122 Baby Audrey
123 Bertemu Calon
124 Bertemu
125 Bayar
126 Jalan ke Mall
127 Pesta Ricky
128 Melamar Lila
129 Bunuh diri
130 Terima Kasih
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Ingin Menikah
2
Menangis
3
Mimpi Buruk
4
Bermain
5
Menikah
6
Hancur Tak Bersisa
7
Hari Pertama Kerja
8
Butik
9
Nyonya Baru
10
Queen Butik
11
Menutup Telinga
12
Bertemu Sahabat
13
Dapat Piala
14
Menuduh Selingkuh
15
Mommy Belum Siap
16
Peluk Uncle
17
Aku Disini
18
Detak Jantung
19
Cucu
20
Talak
21
Tidak Mau Kehilangan.
22
Kenangan
23
Jatuh
24
Apartemen
25
Tidak Bisa Masak
26
Hadiah Untuk Mommy
27
Pengacara
28
Semua Milikku
29
Tunggu Aku
30
Membela Mommy
31
Tidak Melawan
32
Pertimbangan.
33
Pamit
34
Pamit 2
35
Surat Gugatan
36
Pergi
37
Terlambat
38
Mempertahankan
39
Merindukan Mu
40
Hamil
41
Kerjain Daddy
42
Bertemu Oma
43
Keluar kota
44
Dua Bulan Kemudian.
45
Tidak Ingin Dekat
46
Penasaran
47
Resmi Bercerai
48
Rahasia Twins
49
Cincin Lamaran
50
Mantan Madu
51
Kartu
52
Pacaran
53
Ke Mansion
54
Keinginan Daddy
55
Restu
56
Tugas Kuliah Kinara
57
Batalkan Perjodohan
58
Pemilik perusahaan
59
Target Lain
60
Cinta Pertama
61
Memilih Janda
62
Tiga bulan kemudian
63
Fitting Baju Pengantin
64
Undangan
65
Tidak Sadar
66
Rumah Sakit
67
Mengusir
68
Nikah
69
Resepsi
70
Lea Terluka
71
Hukuman
72
Sadar
73
Demi Cucu
74
Menceraikan
75
Menuntut hak
76
Menyerahkan Perusahaan
77
Nggak Sabar
78
Kenan Junior
79
Ingin Bertemu Twins
80
Selamat Tinggal
81
Merayu
82
Menerima
83
Kemenangan Twins
84
Trauma
85
Kehancuran Bella
86
Rumah Sakit Jiwa
87
Hamil
88
Ngidam
89
Pernikahan Ririn
90
Belah Duren
91
Masa Kecil Lea
92
Laptop Rusak
93
Meeting dengan Faraz
94
Baju Hamil
95
Menjenguk Bella
96
Main Dengan Cucu
97
Tentang Istriku
98
Adikmu Istriku
99
Baby twins
100
Menjenguk Baby Twins.
101
Bertemu Kak Faraz
102
Sangat menyayangi
103
Bertemu Lila
104
Berkenalan
105
Di Taman
106
Menolak
107
Kado
108
Bandara
109
Restoran Dekat Bandara
110
Mall
111
Pesta Taman
112
Bukan Jodoh
113
Melarikan Diri
114
Antar Makan Siang
115
Bertamu
116
Penawaran
117
Janjian di Cafe
118
Penangkapan Bella
119
Penjara
120
Ririn melahirkan
121
Komentar
122
Baby Audrey
123
Bertemu Calon
124
Bertemu
125
Bayar
126
Jalan ke Mall
127
Pesta Ricky
128
Melamar Lila
129
Bunuh diri
130
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!