Greesha tertegun melihat Ardiya Bimantara, dia tidak menyangka bahwa pria itu sangat tampan dan berwibawa.
"Pak Bimo, gimana dengan tawaran saya kemarin? " tanya Pak Dio memecah lamunan Greesha.
"Saya sangat menghargai tawaran dari Pak Dio, tapi... "ucap Pak Bimo dengan gelisah.
" Maaf Pak Dio, saya sangat penasaran, kenapa syaratnya saya harus menikah dengan Putra Pak Dio?"ucap Greesha memotong ucapan Pak Bimo.
Pak Dio tersenyum mendengar pertanyaan Greesha. "Lantas, kamu mengharap syaratnya apa? " tanya Pak Dio.
"emmmmm...... ya ya mungkin syarat yang lain, yang penting tidak untuk menikah dengan putra Pak Dio!" jelas Greesha.
"Kenapa kalau menikah dengan anak saya, kamu sudah melihat anak saya kan? dia tepat di depan mu, bukankah dia cukup tampan? " tanya Pak Dio dengan tersenyum dan melirik putranya.
Greesha kemudian melihat Ardiya yang sedari tadi hanya diam. Pak Dio memang benar putranya itu sangat tampan, tapi untuk menikah dan meninggalkan Rafandra itu sangat tidak mungkin.
"Saya sudah punya pacar, jadi saya tidak bisa menikah dengan Putra Pak Dio ini, lagian saya lihat Tuan Ardiya ini sangat tampan, kaya dan berwibawa, pasti banyak gadis yang mengejarnya bukan? lalu kenapa harus dicarikan jodoh dari anak dari seorang pengusaha yang bangkrut ini?" tanya Greesha dengan menaikan sedikit nada suaranya.
"Greesha hati-hati kalau bicara! " tegur Pak Bimo.
"Tidak apa Pak Bimo, Greesha mungkin memang untuk saat ini kamu belum paham. Tapi saya memang tidak bisa banyak menjelaskan, intinya kalau dari Pak Bimo mau menerima tawaran saya, tentunya anak saya Ardiya harus menikah dengan Greesha, " tegas Pak Dio.
Greesha merasa ini sangat tidak adil untuknya karena dia bahkan tidak diberi tahu alasan yang jelas kenapa harus pernikahan yang menjadi syaratnya.
Pak Bimo dan istrinya hanya diam dan sesekali mereka saling memandang, terlihat begitu jelas kesedihan diantara mereka. Dari dalam lubuk hati mereka, mereka tidak ingin mengorbankan Greesha.
"Apa ruginya kamu jika harus menikah dengan aku? " tanya Ardiya kepada Greesha yang seketika memecahkan keheningan.
"Tentu saja banyak, aku punya kekasih dan aku masih kuliah, bahkan aku belum berfikir tentang pernikahan! " jawab Greesha.
"Tapi bukankah nanti setelah menikah ,kehidupan mu akan terjamin, dan akan jauh lebih mewah bahkan dari kehidupan mu yang dulu? " tanya Ardiya sambil memotong steak yang ada di hadapannya.
Greesha begitu kesal mendengar ucapan Ardiya yang terkesan sombong itu, tapi ucapan dia memang benar, hidup nya pasti akan lebih baik bahkan dari kehidupan dia di masa lalu. Ardiya memiliki sebuah perusahaan yang ia dirikan sendiri, dan dia juga pewaris tunggal dari Bimantara Group. "Tapi menikah bukankah harus ada cinta? " tanya Greesha.
Ardiya kemudian meletakkan garpu dan pisau yang ia pegang. Dan menatap tajam Greesha .
"Kamu akan tahu apa itu cinta setelah kamu menikah dengan saya!" ucap Ardiya yang seketika membuat Greesha gugup saat mendengar ucapan itu.
Greesha terdiam dia tidak mengerti dengan ucapan Ardiya. Greesha merasa usahanya untuk meminta bantuan kepada Pak Dio kali ini hanya sia-sia.
"Dasar orang-orang tidak punya hati dan sukanya memanfaatkan keadaan! " ucap Greesha dalam hatinya yang penuh amarah.
Sesampainya dirumah Greesha masih saja diam dan tak berkata sepatah katapun.
"Greesha kamu tidak perlu memikirkan ini semua, kamu tidak perlu menikah dengan anak Pak Dio, Papah akan cari kerja, kamu tenang saja ya! " ucap Pak Bimo sambil mengusap rambut Greesha.
"Iya Pah, " jawab Greesha.
Greesha kemudian masuk ke dalam kamar.
"Aku nggak akan pernah mau menikah dengan lelaki sombong seperti dia! " gumam Greesha sambil melepaskan baju yang ia kenakan.
Keesokan harinya.
Tok... tok... tok
"Greesha.... Greesha.....!!! " panggil Mamah nya Greesha sambil mengetuk pintu kamar Greesha.
Greesha yang mendengar bergegas membuka kamar nya.
"Ada apa mah? " tanya Greesha dengan panik.
"Greesha di depan....!! " ucap Mamahnya sambil menunjuk ke arah pintu.
Greesha kemudian melihat keluar rumah, dan dia sangat terkejut dengan apa yang dilihat nya.
"Mau apa anda kesini?" tanya Greesha dengan nada tinggi.
"Bukankah kamu harus berangkat ke kampus, mari saya antar! " ucap Ardiya.
"Tidak perlu saya bisa naik angkot! " jawab Greesha dengan ketus.
"Yakin kamu akan sampai tepat waktu? sudahlah saya bisa mengantar kamu ke kampus. Saya janji tidak akan berbuat macam-macam! " ucap Ardiya.
Greesha kemudian melihat jam yang ada di pergelangan tangannya, dan jam itu sudah menunjukan pukul 08.30 WIB.
"Sial....30 menit lagi aku ada kelas, mana sempat kalau naik angkot! " gumam Greesha.
"Mari silahkan masuk! " ajak Ardiya.
Greesha memandangi wajah kedua orangtuanya, orangtua Greesha juga nampak bingung.
"Terserah kamu Greesha, " ucap Pak Bimo.
Setelah beberapa saat berfikir , akhirnya dengan sangat terpaksa dia mau menerima tawaran Ardiya.
Sepanjang perjalanan Greesha selalu berdoa dalam hati supaya dia dilindungi dan Ardiya tidak berbuat macam-macam terhadap nya.
"Kamu tidak perlu takut dengan saya, saya akan jaga kamu! " ucap Ardiya memecah keheningan dalam mobil itu.
Greesha hanya diam dan tidak menghiraukan perkataan Ardiya.
"Kamu mau konsep pernikahan kita nanti seperti apa? " tanya Ardiya yang sontak membuat Greesha terkejut.
"Saya tidak pernah mengatakan bahwa saya akan menikah dengan anda bukan? " jawab Greesha dengan sedikit menaikan nada suaranya.
"Kamu pasti akan menikah dengan saya! " ucap Ardiya dengan tersenyum.
Rasanya Greesha ingin memaki orang itu, tapi dia masih berusaha sabar menghadapi Ardiya.
"Aku tidak boleh marah, aku harus mencari cara supaya dia mau membantu keluarga ku tanpa harus menikahinya, " ucap Greesha dalam hati.
Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di kampus Greesha. Saat Greesha hendak turun, ia melihat Ardiya juga akan turun dari mobil.
"Anda mau kemana? " tanya Greesha dengan panik.
"Saya mau membukakan pintu untuk kamu! " ucap Ardiya.
"Tidak perlu, saya bisa sendiri, anda tidak perlu turun. Terimakasih telah mengantar saya! " ucap Greesha.
"Baiklah, nanti sore saya jemput! " ucap Ardiya.
"Hah? Tidak usah, saya bisa pulang sendiri!" jawab Greesha dengan tegas.
"Cepatlah turun, saya mau berangkat ke kantor! " ucap Ardiya.
"Iya, tapi ingat anda tidak perlu menjemput saya nanti, saya akan pulang sendiri! " tegas Greesha.
"Sudahlah cepat turun! " pinta Ardiya tanpa menggubris ucapan Greesha yang memintanya untuk tidak menjemput nya nanti.
Greesha kemudian turun dari mobil Ardiya dengan celingukan, dia berharap Rafandra maupun teman-temannya tidak ada yang melihatnya turun dari mobil Ardiya.
Greesha kemudian bergegas berlari menuju kelas. Sedangkan didalam mobil Ardiya terus memperhatikan Greesha yang berlari dan hilang dalam kerumunan mahasiswa.
"Kamu tidak akan bisa pergi dariku Greesha! " Ucap Ardiya sambil tersenyum dan segera menjalankan mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments