Antara Suami Dan Kekasih
"Maaf sayang kamu jadi menungguku terlalu lama" ucap Greesha pada Rafandra.
"Sudahlah, ini juga bukan kali pertama kan" Balas Rafandra tersenyum. Kemudian mobil mereka melaju cepat karena segera bergegas ke kampus
Kampus
"Greesha tunggu" Teriak seorang gadis dari arah parkiran mobil
Greesha berbalik badan dan melambaikan tangannya ke arah gadis itu
"Pagi Yumi" sapa greesha dengan senyum yang lebar
" Yaudah kalian langsung masuk ke kelas , aku juga mau langsung masuk, aku nggak bisa nganter kalian sampai fakultas ekonomi nih, aku buru-buru kelasku udah mau mulai" ucap Rafandra sambil mengelus pundak Greesha
" iya sayang kamu langsung aja, aku sama Yumi bisa sendiri " Balas greesha
akhirnya mereka bertiga berpisah di persimpangan jalan menuju fakultas ekonomi dan Teknik.
Rafandra memang tidak satu jurusan dengan greesha dan Yumi yang mengambil jurusan manajemen bisnis, tapi Rafandra adalah anak jurusan arsitek. Greesha dan Rafandra sudah pacaran selama 2 tahun semenjak awal mereka masuk kuliah.
" Tiap hari diantar jemput ke kampus, tiap hari ketemu, loe sama Rafandra keren sih bisa-bisanya kalian nggak bosen gitu, dan gue liat dari awal pacaran , Rafandra masih tetep romantis terus sama loe" gumam Yumi sambil melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas
" Gue juga heran sih , sama Rafandra itu beda kayak sama para mantan gue yang dulu, nggak pernah sehari pun gue ngerasa bosen sama dia, malahan gue ngerasa makin sayang sama dia, kayaknya gue uda nggak bisa sama yang lain deh selain sama Rafandra " Jawab greesha dengan wajah yang berseri
"Dasar bucin loe" ledek Yumi
Depan rumah Greesha
"Sayang udah sampai rumah kamu, bangun yaa" bisik Rafandra sambil mengelus rambut greesha yang tertidur sepanjang jalan menuju rumah
Rafandra terus memandangi wajah gadis cantik di depannya itu, dalam hati dia bergeming " Aku nggak akan pernah ninggalin kamu, aku akan selalu jagain kamu"
Tak lama Greesha terbangun dan sontak ia terkejut karena dia melihat wajah Rafandra yang begitu dekat dengan wajahnya.
"akhirnya bangun juga" ucap Rafandra lalu menjauhkan wajahnya dari wajah kekasih nya itu
"Ya uda aku masuk dulu ya sayang, besok kita jadi jalan? " tanya Greesha
" Jadi aku jemput jam 10 pagi ya" jawab Rafandra
Didalam rumah Greesha
Greesha menghentikan langkah nya, dia kebingungan melihat papah dan mamahnya merapikan barang-barang dan memasukan nya dalam koper.
"Mamah sama papah mau kemana? Ada kerjaan luar kota? " tanya greesha
"sayang kamu duduk dulu sini ya" ucap mamah greesha
Mereka bertiga duduk di sebuah kursi dan greesha diantara kedua orang tuanya
" Papah bangkrut nak, jadi kita harus pindah dari rumah ini karena papah punya hutang bank dan salah satu jaminan nya adalah rumah ini" ucap papah dengan wajah penuh linangan air mata.
Greesha terdiam, ia tak sanggup berkata apapun lagi, yang di dalam benaknya adalah harus bagaimana kehidupan dia selanjutnya, karena selama ini dia selalu dipenuhi oleh kemewahan. Hatinya hancur, tak terasa air mata nya pun menetes begitu deras. ia masih tak mampu berucap hanya suara isakan tangis yang mampu keluar. Tak pernah terbayangkan dalam hidupnya bahwa hari ini akan datang hari yang begitu buruk bagi ia dan keluarganya.
Setelah greesha mulai terasa tenang, ia kemudian membereskan barang-barang yang akan dia bawa untuk pindah ke rumah barunya. Dalam benaknya terus berfikir bagaimana rumah nya yang baru nanti sebesar ini kah atau lebih kecil, masuk gang sempit atau masuk dalam komplek perumahan. Semakin ia memikirkan semakin sakit pula kepala nya. Greesha bahkan tak sanggup untuk memberi kabar pada Rafandra kekasih nya ataupun pada Yumi sahabat nya. Ia takut akan respon mereka, ia takut apakah mereka masih mau menerima Greesha yang sekarang sudah bukan lagi Greesha anak pengusaha sukses dari keluarga Mahendra itu.
Greesha selama ini selalu hidup dalam kemewahan dan berkecukupan, dan ia selalu menjadi anak manja bagi kedua orangtua nya. dia memang anak tunggal di keluarga Mahendra. iming-iming menjadi penerus usaha keluarga nya pun sekejap hilang begitu saja, pupus dan musnah semua mimpi indah itu. Dia mulai membayangkan bagaimana kehidupan dia kedepannya, sesusah apakah kehidupan nya setelah ini.
"Non Greesha mau saya ambilkan minum? " ucap pembantu nya
"Bibi akan kemana setelah ini? " Greesha berbalik tanya ke pembantu nya itu
"Bibi mau pulang kampung dulu non, disini kan sudah tidak ada pekerjaan" jawab bibi dengan senyum tipisnya
"Bibi kenapa masih bisa tersenyum di keadaan seperti ini? " tanya Greesha penasaran
"Hahahaha" Terdengar gelak tawa dari bibi
"Kenapa bibi malah tertawa? " tanya Greesha dengan penuh heran
"Non kalau memang bibi sudah tidak bisa bekerja di rumah non Greesha berarti memang segini saja rejeki saya disini non, dan mungkin memang ini adalah jalan supaya bibi bisa lebih lama di kampung dan berkumpul dengan keluarga bibi" jawab bibi dengan senyuman
Greesha masih heran dengan pembantu nya itu kenapa dia masih bisa tersenyum saat dia kehilangan pekerjaan nya, bagaimana dengan keluarga nya dikampung, bagaimana dengan biaya sekolah anak-anaknya, apakah itu tidak mengganggu pikirannya.
Greesha kembali menatap semua orang dirumahnya yang sibuk membereskan semua barang-barang mereka. ini begitu menyakitkan, karena mereka tidak bisa membawa perabotan yang mereka miliki, tidak bisa membawa kendaraan-kendaraan yang mereka miliki, semua nya disita oleh bank tanpa tersisa satupun. Mereka hanya bisa membawa baju-baju mereka. Pagi tadi kebahagiaan itu masih ada masih lengkap, tapi sore ini semuanya lenyap tanpa sisa.
"Greesha ayo bereskan barang-barang kamu sayang" ajak Ibu ica mama dari Greesha
"Mah, ini aku cuma mimpi kan mah? Papah nggak bener-bener bangkrut kan? "
"kamu harus terima kenyataan ini ya sayang"
"Apa dari semua harta yang papah punya tidak ada satupun yang tersisa? papah punya villa kan di puncak mah? " tegas Greesha
"Villa itu pun juga sekarang bukan punya kita lagi Greesha" jawab Ibu ica sambil menahan tangisnya
"Tapi kemarin baik-baik saja semua nya, kenapa tiba-tiba Papah bisa bangkrut? "
"Beberapa tahun terakhir perusahaan mulai ada kerugian, walaupun awalnya tidak banyak, tapi semakin lama semakin terasa, dan Papah mulai menambah pinjaman ke Bank agar perusahaan terus bisa beroperasi, tapi sampai beberapa bulan terakhir keadaan semakin memburuk dan perusahaan papah sudah tidak bisa lagi bertahan" cerita bu ica
"kenapa tidak ada yang cerita sama Greesha? " bentak Greesha dengan muka yang memerah
"kami tidak mau kalau kamu jadi kepikiran dan menggangu belajar kamu sayang, karena awalnya kami yakin semua akan kembali baik-baik saja" tegas bu ica kepada Greesha.
Semua kembali diam yang terdengar hanya tangisannya Greesa yang semakin menjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments