Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam akhirnya Greesha dan keluarga nya telah sampai di sebuah rumah. Greesha turun dari taxi dan seketika badannya terasa lemas, air matanya kembali menetes. matanya tertuju pada sebuah rumah kecil dengan cat yang sudah mulai rusak, teras yang kecil. Di depan rumah itu terlihat ada 1 pohon yang dia pun tak tahu itu pohon apa. Orang tua greesha perlahan menggandeng Greesha dan membawanya berjalan menuju rumah itu. langkah Greesha begitu berat ia berharap ini semua cuma mimpi buruk. tapi lagi lagi ia harus menerima kenyataan bahwa semua ini nyata, ini lah kehidupan baru Greesha.
Malam ini begitu sunyi, tiada suara TV ataupun suara pembantu nya yang mondar mandir mengambilkan makanan untuk nya. ia hanya mampu duduk terpaku di sebuah kursi kayu diujung ruangan.
"Greesha makan dulu" Ajak mamah greesha
Greesha melirik kearah meja makan, ia melihat mamahnya telah menyiapkan makan malam, tak seperti biasanya, makanan dengan berbagai macam lauk dan buah-buahan tertata rapi di meja makan, kali ini hanya terlihat nasi putih dan telur dadar saja. begitu miris ia memikirkan nasibnya kali ini. Saat ia beranjak dari kursi, Handphone nya bergetar dan terlihat ada yang menelfon nya, siapa lagi kalau bukan Rafandra, entah sudah berapa puluh kali Rafandra menghubungi Greesha tapi tak sekalipun Greesha mengangkat telfon itu. ia masih belum bisa menjelaskan apapun ke Rafandra. Dia takut jika Rafandra tak bisa menerima keadaanya yang sekarang.
Makan malam telah selesai, walau makan malam ini begitu sederhana Greesha cukup menikmatinya.
"masakan mamah enak" sanjung greesha pada mamahnya
" sudah lama sekali mamah tidak masak untuk kita ya greesha " sambung Pak bimo
"iya pah, sudah lama" tambah greesha
"Papah besok akan bertemu dengan salah seorang rekan bisnis papah , dia tau keadaan kita sekarang, dia bilang dia bisa membantu" ucap pak bima kepada anak dan istri nya
"benarkah pah? siapa orang baik itu? " jawab greesha dengan penuh semangat
" Dia adalah Pak Dio Bimantara , pemilik dari Bimantara Grup " jawab Pak bima dengan raut wajah bahagia
" Semoga dia bisa membantu Keluarga kita ya pah"ucap Bu Ica sambil memegang tangan anak dan suaminya.
Hati Greesha begitu lega dan dia merasakan ada harapan baru untuknya dan keluarganya. Dia yakin bahwa orang yang bernama Dio Bimantara itu bisa membantu keluarga nya.
"Baiklah aku tunggu sampai Papa benar-benar dibantu oleh orang itu, lalu aku bisa kembali ke kehidupan ku yang dulu, barulah aku akan menceritakan ini semua pada Rafandra" ucap Greesha dalam hati
"Greesha bagaimana dengan Rafandra, apakah dia sudah tahu tentang ini? " celetuk Pak Bimo
"Belum pah, aku belum mau memberitahu nya, nanti saja kalau semua keadaan ini sudah membaik" ucap greesha.
"Lalu bagaimana kalau dia tiba-tiba ke rumah kita yang dulu? " sambung ibu ica
Greesha pun terkejut dengan pertanyaan mamah nya itu, dia bahkan lupa tidak memikirkan masalah itu.
"Astaga mah pah, aku harus bagaimana, aku tidak mau Rafandra tahu dengan keadaan ku sekarang, aku masih belum mau cerita" Greesha gelisah dan semakin panik saat dia ingat bahwa besok dia ada janji dengan Rafandra. Greesha mencoba berfikir, dimainkan jari-jarinya diatas meja makannya yang terbuat dari kayu sehingga menimbulkan suara yang cukup bising bagi mamah dan papahnya.
"Sudah tenang, difikirkan baik-baik" ucap Bu ica menenangkan Greesha
"Mah pah kuliahku gimana? " Tanya Greesha, bahkan untuk masalah kuliah pun dia baru saja terfikir kan
"Kamu bisa kuliah seperti biasa sayang, uang kuliah mu semester ini kan sudah mamah bayar, nanti kita cari uang lagi untuk semester depan" ucap Ibu ica
"Bukan cuma itu mah masalahnya" jawab Greesha panik
"Lalu apa lagi? " Tanya Pak Bimo kebingungan
"Rafandra tiap hari selalu jemput aku untuk kuliah, aku harus gimana? " tanya greesha
"Ya sudah kamu tinggal berangkat sendiri saja, bilang ke Rafandra tak perlu dijemput" jawab Pak Bimo.
"Lalu naik apa aku ke kampus" tanya greesha menegaskan
"Angkot" Jawab Pak Bimo dan Ibu ica bebarengan
Greesha pun mendadak lemas sekujur tubuhnya mendengar jawaban kedua orang tuanya. ini adalah jawaban yang sangat tidak ia harapkan dari kedua orangtuanya. tapi mau bagaimana lagi keadaan nya saat ini sudah berbeda.
Dengan rasa keputus asaan Greesha meraih handphone nya, kemudian dia membuka chat dari Rafandra, dan ia mulai mengetik pesan untuk Rafandra.
"Sayang besok kita nggak jadi pergi ya, aku mendadak diajak pergi sama mamah papah ku ke rumah saudara ku" dan setelah yakin dengan pesan itu dengan begitu berat ia menekan tombol "send".
Greesha perlahan mulai memejamkan matanya, ia ingin segera tidur dan berharap ketika ia bangun semua kembali seperti semula. Tapi begitu susahnya dia untuk terlelap dalam tidurnya, karena tempat tidur nya pun terasa keras, kamar yang pengap dan panas karena tidak ada pendingin udara. Tidak ada lilin aroma terapi, lagi lagi ia ingin menangis tapi terasa sudah sangat lelah mata nya menagis, sudah membengkak juga mata Greesha.
Pagi telah tiba
Terlihat ada 10 panggilan tak terjawab dari Rafandra, Greesha pun masih belum berani mengangkat telfon dari Rafandra. Greesha berharap Rafandra percaya dengan pesannya tadi malam yang mengatakan dia akan pergi ke rumah saudaranya.
Greesha melihat papanya memakai baju rapi dan tengah terburu buru.
"Papah mau pergi sekarang? " tanya Greesha.
"iya Papah mau pergi, kamu dirumah saja dengan mamah ya, doakan Papah ya" ucap Pak Bima sambil memegang kedua tangan Greesha
"Pasti Greesha doakan pah" jawab Greesha dengan senyum yang lebar
Greesha merasa ada angin segar untuk keluarga nya, dia sangat berharap teman bisnis Papahnya itu benar bisa membantu mereka.
Di Heaven Cafe
"selamat pagi Pak Bimo" ucap seorang lelaki paruh baya dengan setelah jas berwarna abu-abu
"Selamat pagi Pak Dio" Jawab Pak Bimo dengan semangat
"Kita langsung saja ke pembahasan nya ya pak, saya sudah mendengar semua kabar tentang perusahaan Pak Bima dan Keluarga Pak Bimo sekarang"
"iya Pak, jadi Pak Dio bisa bantu saya? " Tanya Pak Bimo dengan penuh harap
"Bisa, itu mudah saja bagi saya Pak, tapi saya ada satu syarat, jika Pak Bimo mau saya akan membantu melunasi semua hutang anda, dan membantu bisnis anda bangkit lagi" ucap Pak Dio dengan senyum tipis nya
"Apa Syarat nya Pak? saya pasti bisa melakukan nya" Tanya Pak Bimo dengan penasaran
"Kita harus menjadi besan" jawab Pak Dio dengan tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments