Bertemu dengan Jodoh

Aku bergegas kembali ke dapur. Tentu saja aku juga tidak melupakan mie kuah milikku. Aku juga membawanya.

"Loh! Kok balik lagi?!" tanya Andri saat aku kembali masuk ke dapur.

Aku menaruh mangkukku di meja. "Iya. Takutnya kalau makan di kamar nanti kuahnya tumpah!" ucapku berbohong.

"Tisa!!"

Aku terkesiap melihat Mbak Lina di ambang pintu dapur.

Sepertinya dia mengejarku. Mungkin dia ingin menjelaskan kejadian barusan. Tapi urung karena melihat keberadaan Andri.

Aku langsung membuang muka ketika melihat terong di tangannya.

Kenapa dia juga membawa terongnya ke sini?!

"Ehem!" Mbak Lina berdehem. Kakinya melangkah masuk ke dapur.

Mbak Lina berjalan ke arah tong sampah. Dia ingin membuang terong yang dipegangnya.

"Eits! Kenapa terongnya mau dibuang?!"

Tante Sarah tiba-tiba muncul dan meraih terong itu.

Aku terkesiap melihat Tante Sarah memegang terong itu.

Tante Sarah mengendus dan mencium terong itu. "Terongnya masih segar kok, kenapa kamu mau membuangnya?"

Hiihhh! Padahal kan terongnya udah dibuat anu sama Mbak Lina.

"Aku membuangnya karena aku tidak menginginkannya lagi," jawab Mbak Lina.

"Kalau gitu buat aku aja ya. Aku suka terong!" ucapnya lagi.

"Eh, tapi Tante--"

Mbak Lina hendak mencegah, tapi Tante Sarah tidak memperdulikannya.

"Aku suka terong. Jadi aku akan langsung menggorengnya," ucap Tante Sarah sambil langsung mencuci terong itu.

Aku menatap Mbak Lina. Mbak Lina pun juga menatapku.

"Kalian punya minyak goreng kan?" tanya Tante Sarah. "Oh, ini ada! Tante minta minyaknya sedikit ya!" belum kami menjawab dia sudah menemukan minyak gorengnya.

Dia langsung memotong terong itu.

Geli aku melihatnya, mengingat terong itu sudah digunakan sebagai anu oleh Mbak Lina.

Aku mengangkat mangkukku lagi.

"Lho Sa, kamu mau kemana lagi?" tanya Andri saat melihatku berdiri.

"Mm, aku mau makan di kamar aja deh!" ucapku sambil melangkah keluar dari dapur.

________

Baru sekitar jam 20.13 hujan akhirnya reda.

Tring!

Sebuah pesan masuk di hpku. Ketika aku membukanya, itu pesan dari Ayah.

[ Tisa, Ayah minta maaf. Kamu pulang ke rumah ya. Ayah nggak akan menjodohkan kamu lagi. Ayah sekarang lagi di kafe utara alun-alun. Kamu kesini ya. ]

Aku mengernyit membaca pesan dari Ayah.

Ini beneran?! Jadi akhirnya Ayah mengerti aku!!

Aku langsung menyambar jaket hoodie warna hitam.

Aku bergegas keluar. Aku akan menemui Ayah.

Ketika sampai di kafe yang Ayah maksud, aku tak menemukan keberadaan Ayah.

Aku duduk di sebuah kursi dekat pintu keluar.

Tring!

Sebuah pesan masuk lagi.

[ Tapi bohong! Ahaha!! Ayah akan tetap melanjutkan perjodohan kamu!! Sebentar lagi orang yang Ayah jodohkan sama kamu akan sampai ke sana! Kamu tungguin ya!! ]

Aku berdecak kesal membaca pesan dari Ayah. Ternyata dia membohongiku. Dia sudah merencanakan ini semua.

Tring!

Pesan dari Ayah masuk lagi.

[ Oh iya! Selamat berkencan ya ♡♡ ]

Aish!! Bisa-bisanya Ayah membohongiku!!

"Hai! Kamu anaknya Pak Darma kan?"

Aku mendongak menatap cowok yang berdiri di depanku.

Aku mengangguk menjawabnya.

"Aku duduk ya?" ucapnya sambil duduk di kursi di depanku.

Cowok itu memakai kacamata. Dengan kemeja kotak-kotak yang dimasukkan ke dalam celana.

Ada tompel di pipi kirinya. Tidak ketinggalan pula dengan rambut klimis yang dibelah tengah.

Rambutnya sudah seperti bulu kucing yang kecemplung got. Mungkin karena kebanyakan Gatsby.

Apa sebelum kesini dia mandi Gatsby?! Kenapa rambutnya sampai seperti itu?!

Kemudian dia ngupil. Aku terbelalak melihat dia menjilat jari yang barusan dia buat untuk ngupil.

Hihhh!!

Apa yang Ayah suka darinya?! Kenapa Ayah ingin menjodohkan aku dengannya?!

"Gimana rasa upilnya? Asin?!" tanyaku.

Dia hanya nyengir dan mengangguk.

"Anu, karena sudah malam, aku pulang dulu ya," ucapku berdalih.

"Lho, nggak makan dulu nih?!"

"Nggak usah deh! Soal perjodohannya, kalau kamu nggak suka sama aku, jangan terlalu memaksakan diri. Kamu boleh menolak perjodohan ini!!" ucapku buru-buru lalu pergi meninggalkannya.

________

Begitu sampai di kosan, aku langsung merebahkan diriku di kasur.

Tring!

[ Gimana kencannya?! Sukses kan?! Gimana menurut kamu?! Dia ganteng kan?! ]

Aku menutup pesan Ayah tanpa membalasnya.

Kencan apaan?! Orang dia makan upil!!

"Halo Rom? Gimana tadi?"

Samar-samar, aku mendengar Andri berbicara. Sepertinya dia sedang berbicara di telfon.

"Kamu udah buat dia illfeel sama kamu kan?!" ucapnya lagi.

"Oke oke! Bagus!" Andri tertawa girang.

"Nggak, aku nggak pernah ketemuan sama sekali sama dia!"

Aku mengubah posisiku duduk untuk melepas jaket hoodie yang aku pakai.

"Hah? Cantik? Ahaha! Semua cewek yang kamu temui juga kamu bilang cantik!"

Aku menggantungkan jaketku ke dinding.

"Nggak, aku nggak kenal sama dia! Papa yang maksa aku untuk ketemuan sama dia! Tapi makasih ya Rom, udah gantiin aku!"

Setelah itu, Andri tidak berbicara lagi. Sepertinya dia sudah selesai menelfon.

________

Kini, sekarang aku disini. Menonton sebuah drama yang memuakkan.

Aku tak perlu datang ke bioskop untuk menonton sebuah film atau pun drama.

Aku hanya perlu duduk manis di depan pintu kamarku. Menonton Pipit dan pacarnya saling berdialog.

Semua berawal dari beberapa menit yang lalu.

Ketika aku baru pulang kerja. Pipit datang ke kosanku dengan air mata berderai di pipi.

Beberapa menit yang lalu...

Aku membuka pagar kosan.

"Tisa!!" tiba-tiba Pipit datang entah darimana. Dia langsung memelukku dengan sesenggukan.

"Kamu kenapa Pit?! Kenapa nangis?!" Aku melepas pelukannya. "Kita masuk ke kamarku dulu ya."

Pipit mengusap air matanya dan mengangguk.

Setelah masuk kamar, aku kembali bertanya.

"Jadi, kenapa kamu nangis?!"

"Huwaaa!! Tisa!!" Pipit kembali menangis.

Eh, nih anak! Bukannya jelasin malah nangis lagi.

Sepertinya aku bisa menebak alasan dia menangis bombai seperti ini.

"Jangan bilang, kamu nangis gara-gara Virman?!!" tebakku. Dan tebakanku benar karena dia mengangguk.

"Tadi aku lihat dia sama cewek Tis.." ucapnya kemudian lalu kembali menangis.

Aku mengusap kasar wajahku. Heeghh. Gemes kali aku melihatnya.

"Sudah aku katakan berkali-kali! Jangan balikan lagi sama dia!" Aku berteriak ke Pipit. "Tapi apa kamu nurut sama aku?! Enggak kan!"

Pipit hanya menangis mendengar teriakanku.

"Kamu itu bodoh atau gimana sih Pit?!!Laki-laki kayak dia itu nggak pantas dipertahanin!! Hiiighh!! Kesel aku!!"

"Tapi aku masih sayang sama dia Tis! Aku nggak bisa hidup tanpa Virman!!" ucap Pipit di sela-sela tangisnya.

Ya ampun!! Dasar nih anak!!

"Kamu itu nggak bakalan mati walaupun nggak sama Virman Pit! Selagi kamu masih makan dan masih nafas, kamu bakalan tetep hidup!!" teriakku lagi.

"Ya ampun!! Bisa keriting rasanya bibirku nasehatin kamu!!"

"Tis, aku datang ke sini itu untuk minta solusi. Bukan malah dengerin kamu marah-marah!"

Aku melongok menatapnya. "Solusi apa lagi Pit?!! Yang kamu butuhkan itu bukan solusi!! Melainkan sebuah keputusan!! Kamu hanya perlu memutuskan untuk putus dengan Virman!! Udah itu aja!! Setelah itu, kelar semua masalahnya!! Yang jadi penyakit di hubungan kalian itu Virman!!"

Ocehanku berhenti saat hp Pipit berdering.

Pipit menatapku. "Telfon dari Virman Tis!"

"Sini! Berikan hpnya padaku. Aku akan bicara sama dia!!" Aku merebut hp Pipit.

"Jangan Tis! Nanti kamu malah ngomong kasar sama dia!" Pipit menahan hpnya.

"Emang kenapa kalau aku ngomong kasar?! Orang dia emang salah kok!" ucapku dengan masih berusaha merebut hpnya.

"Jangan Tis! Dia pasti mau jelasin tentang cewek tadi. Dia pasti khilaf dan mau minta maaf!!"

"Terus kalau dia minta maaf sama kamu, emangnya kamu bakalan maafin dia?!!"

Pipit mengangguk.

"Astaga Pipit!! Kamu itu bodoh atau gimana sih?!! Cinta boleh, bodoh jangan!!"

Tring!

Sebuah pesan masuk di hp Pipit. Dengan cepat aku langsung menyambar hpnya.

Ternyata pesannya dari Virman. Membacanya saja sudah membuatku sakit mata.

Aku tak akan membacakan pesan itu pada kalian. Telinga kalian akan sakit mendengar pesan yang isinya cuma minta maaf sebatas ketikan huruf dan janji-janji palsu lainnya.

Pipit merampas hpnya dariku. Dia membaca pesan itu.

"Tuh kan, apa aku bilang. Dia pasti minta maaf!" ujarnya setelah membaca pesan dari Virman.

Tring!

Sebuah pesan masuk lagi.

[ Pit, karena kamu nggak mau ngangkat telfon dariku, jadi aku minta maaf lewat pesan. Aku mohon, maafin aku Pit! Aku tahu kamu sekarang ada dimana. Aku akan nyamperin kamu sekarang juga!! ]

Aku terbelalak membaca pesan itu.

"Apa maksudnya dia tahu kamu ada dimana?! Dia juga bilang akan kesini! Jangan bilang hp kamu dipasang aplikasi pelacak?!!" Aku menatap Pipit meminta jawaban.

Dia hanya mengangguk pasrah.

Lagi-lagi aku mengusap kasar wajahku.

Belum jadi suami istri aja udah main lacak-lacakan. Dia bersikap posesif, tapi sendirinya malah selingkuh.

Dan di menit yang sekarang...

Setelah Virman mengucap semua janji dan kawan-kawannya, Pipit mengangguk yang artinya dia memaafkan Virman.

Heeeeeghh!!

Kesel kali aku melihatnya. Ingin aku mencakar wajah Pipit yang terus-terusan mengangguk itu.

Emangnya dia boneka mampang? Kenapa dia hanya ngangguk-ngangguk terus sih?! Nggak ada gunanya tadi dia nangis-nangis!!

Setelah melihat drama ini, satu hal yang aku tahu.

Cinta dan bodoh itu beda tipis. Selangkah kamu ke kanan, itu cinta. Dan selangkah ke kiri, itu bodoh.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

EkaYulianti

EkaYulianti

logat orang medan

2022-10-10

1

Yohana Putri

Yohana Putri

semangat up thor...

2021-11-25

1

Ieka FaZam

Ieka FaZam

next

2021-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 Nggak Bisa Tidur Gara-Gara Suara Aneh
2 Inilah Aku
3 Sol Sepatu Lepas
4 Lagu Pengantar Tidur
5 Dasar Netizen
6 Tamu Tak Diundang
7 Melawan Om Nyeremin
8 Penghuni Baru
9 Kelakuan Iren
10 Kunci Kos Hilang
11 Dijemput
12 Berkunjung Ke Rumah
13 Dicium
14 Iren Menyukaiku
15 Iren Pindah
16 Dikejar Debt Collector
17 Ditampar Lagi
18 Nggak Jadi Dicium
19 PENGUMUMAN
20 Bertemu dengan Jodoh
21 Jalan-jalan Bareng
22 Nggak Jadi Makan di Kafe
23 Mbak Lina Keguguran
24 Dipecat
25 Impian Yang Menjauh
26 Kerja
27 Assisten Direktur?
28 Ternyata Dia Direkturnya
29 Obat
30 Es Krim Untuk Sepasang Kekasih
31 Pertemuan Saat Meeting
32 Tisandra Putri Kusuma
33 Koko
34 Toko Perlengkapan Bayi
35 Satu Minggu
36 Sumpelan
37 Besar Sebelah
38 Lampu
39 Mengganti Lampu
40 Mesin Foto Kopi Baru
41 Ke Rumah Pak Yosua
42 Mendung Tapi Panas
43 Hadiah Untuk Tante Ima
44 Suka Udang
45 Wallpaper
46 Gosip Yang Beredar
47 Jawaban
48 Yosi
49 Pengakuan
50 Di Balik Tembok
51 Makan-makan
52 Pawang
53 Om Andri
54 Jual Bakso
55 Mawar
56 Obrolan Berkuah
57 Ayah Salah Paham
58 Siapa Tiwi?
59 Kepo
60 Tiwi Datang
61 Identitas Tiwi
62 Terjalin Dan Terputus
63 Rumah Andri
64 Bertemu Mantan Calon Mertua
65 Untuk Pembaca Yang Tercinta
66 Kedatangan Seseorang
67 Hareudang
68 Makan Bersama
69 Istri Kedua
70 Gaun Pengantin
71 Jadi Perempuan
72 Ke Rumah Sakit
73 Di Rumah Sakit
74 Ditelfon
75 Dering Yang Bersamaan
76 Bagaimana Dia Bisa Tahu?
77 Kata Sandi
78 Penghuni Baru Lagi
79 Siapa Faiz?
80 Kiriman Gaun pengantin
81 Dress Warna Maroon
82 Bernyanyi Bersama
83 Survei Bercocok Tanam
84 Makan Malam Bersama
85 Makan Malam Bersama 2
86 Tunangan
87 Terkuak
88 Andri Cemburu
89 Kejadian Di Gang Sepi
90 Kejadian Di Gang Sepi 2
91 Kenapa Secepat Ini?
92 TAMAT
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Nggak Bisa Tidur Gara-Gara Suara Aneh
2
Inilah Aku
3
Sol Sepatu Lepas
4
Lagu Pengantar Tidur
5
Dasar Netizen
6
Tamu Tak Diundang
7
Melawan Om Nyeremin
8
Penghuni Baru
9
Kelakuan Iren
10
Kunci Kos Hilang
11
Dijemput
12
Berkunjung Ke Rumah
13
Dicium
14
Iren Menyukaiku
15
Iren Pindah
16
Dikejar Debt Collector
17
Ditampar Lagi
18
Nggak Jadi Dicium
19
PENGUMUMAN
20
Bertemu dengan Jodoh
21
Jalan-jalan Bareng
22
Nggak Jadi Makan di Kafe
23
Mbak Lina Keguguran
24
Dipecat
25
Impian Yang Menjauh
26
Kerja
27
Assisten Direktur?
28
Ternyata Dia Direkturnya
29
Obat
30
Es Krim Untuk Sepasang Kekasih
31
Pertemuan Saat Meeting
32
Tisandra Putri Kusuma
33
Koko
34
Toko Perlengkapan Bayi
35
Satu Minggu
36
Sumpelan
37
Besar Sebelah
38
Lampu
39
Mengganti Lampu
40
Mesin Foto Kopi Baru
41
Ke Rumah Pak Yosua
42
Mendung Tapi Panas
43
Hadiah Untuk Tante Ima
44
Suka Udang
45
Wallpaper
46
Gosip Yang Beredar
47
Jawaban
48
Yosi
49
Pengakuan
50
Di Balik Tembok
51
Makan-makan
52
Pawang
53
Om Andri
54
Jual Bakso
55
Mawar
56
Obrolan Berkuah
57
Ayah Salah Paham
58
Siapa Tiwi?
59
Kepo
60
Tiwi Datang
61
Identitas Tiwi
62
Terjalin Dan Terputus
63
Rumah Andri
64
Bertemu Mantan Calon Mertua
65
Untuk Pembaca Yang Tercinta
66
Kedatangan Seseorang
67
Hareudang
68
Makan Bersama
69
Istri Kedua
70
Gaun Pengantin
71
Jadi Perempuan
72
Ke Rumah Sakit
73
Di Rumah Sakit
74
Ditelfon
75
Dering Yang Bersamaan
76
Bagaimana Dia Bisa Tahu?
77
Kata Sandi
78
Penghuni Baru Lagi
79
Siapa Faiz?
80
Kiriman Gaun pengantin
81
Dress Warna Maroon
82
Bernyanyi Bersama
83
Survei Bercocok Tanam
84
Makan Malam Bersama
85
Makan Malam Bersama 2
86
Tunangan
87
Terkuak
88
Andri Cemburu
89
Kejadian Di Gang Sepi
90
Kejadian Di Gang Sepi 2
91
Kenapa Secepat Ini?
92
TAMAT
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!